“Negara mengembangkan
sistim Jaminan Sosial bagi
seluruh rakyat dan
memberdayakan
masyarakat yang lemah
dan tidak mampu dengan
martabat kemanusiaan”
7
LANDASAN HUKUM SJSN
1. Pasal 28H dan pasal 34 UUD 1945;
2. UU. No. 40 th 2004 ttg SJSN;
3. UU. No. 24 th 2011 ttg BPJS;
4. UU. No. 13 th 2003 ttg Ketenagakerjaan;
5. PP No. 44 th 2015 dan Perubahannya (PP 82 th 2019) ttg
Penyelenggaraan Program JKK dan JKm;
6. PP No. 45 th 2015 ttg Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun;
7. PP No. 46 th 2015 dan Perubahannya (PP No 60 th 2015) ttg
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua (JHT);
8. PP. No. 70 Th 2015 ttg JKK dan JKM untuk ASN;
9. PP. No. 86 Th 2013 ttg Tata cara Sanksi Administratif;
10. Perpres No. 64 Th 2020 ttg Perubahan Kedua Perpres 82 Th 2018 ttg
Jaminan Kesehatan;
11. Perpres No. 7 Th 2019 ttg PAK;
12. Permenaker No. 25 th 2008 ttg Pedoman Diagnosis & Penilaian
Cacat karena KK & PAK;
13. Kepmenaker No. 609 th 2012 ttg Penentapan KK & PAK;
8
LANDASAN HUKUM SJJN
14. Permenaker No. 29 th 2015 ttg Tata Cara Pendaftaran
Kepesertaan, Pembayaran dan Penghentian Manfaat Jaminan
Pensiun;
15. Permenaker No. 44 th 2015 ttg Penyelenggaraan
Program JKK dan JKm bagi PHL, Borongan, dan PKWT
pada Sektor Usaha Jasa Konstruksi;
16. Permenaker No. 10 th 2016 ttg Tata Cara Pemberian Program Kembali
Kerja serta Kegiatan Promotif dan Kegiatan Preventif Kecelakaan
kerja dan Penyakit Akibat Kerja;
Permenaker No. 35 th 2016 ttg Tata Cara Pemberian, Persyaratan,
dan Jenis Manfaat Layanan Tambahan dalam Program JHT;
17. Permenaker No.26 Th 2015 ttg Tata Cara Penyelenggaraan
18. Program JKK, JKm, dan JHT bagi Peserta Penerima Upah
19. Permenaker No.21 Th.2017 tentang perubahan permenaker
1
No.1 tahun 2016 ttg Tata Cara Penyelenggaraan Program
JKK, JKm, dan JHT bagi Peserta Bukan Penerima Upah;
9
UUD 45 TAHUN 1945
PROGRAM JKN PEMENUHAN
AMANAT UUD 1945 dan UNDANG-UNDANG
1 2
11
JENIS PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
( SJSN )
12
LANDASAN FILOSOFI UU SJJN
Jaminan Sosial = Hak atau Kewajiban?
13
JAMINAN SOSIAL = PERLINDUNGAN
SEUMUR HIDUP
14
TUJUAN JAMINAN SOSIAL
15
RESIKO DAN PERLINDUNGAN SOSIAL
Perawatan
Meninggal Berhenti kesehatan Perawatan
Sakit bekerja Kesehatan
Penggantian pendapatan
Hari Tua Tidak mampu bekerja Lump Sum
Santunan
Kecelakaan sementara Pensiun Berkala
akibat kerja Tidak bekerja
seumur hidup
sementara
Rehabilitasi (TK, pasangan, anak)
16
ASAS, PRINSIP, DAN PROGRAM
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
.................................................................................................................
9 PRINSIP
1. Kegotongroyongan
2. Nirlaba
✔ Jaminan Kesehatan
5 PROGRAM
3 ASAS
3. Keterbukaan
✔ Kemanusiaan
4. Kehati-hatian
✔ Jaminan
Kecelakaan Kerja 5. Akuntabilitas
✔ Manfaat 6. Portabilitas
✔ Jaminan Hari Tua 7. Kepesertaan Wajib
✔ Keadilan Sosial 8. Dana Amanat
Bagi Seluruh ✔ Jaminan Pensiun 9. Hasil Pengelolaan
Rakyat Indonesia Dana Digunakan
Seluruhnya untuk
✔ Jaminan Kematian
Pengembangan
Program dan
Sebesar-besarnya
untuk Kepentingan
(Sumber: pasal 2, pasal 4, dan pasal 18 Undang-undang No. 40 Tahun 2004)
Peserta
17
KEGOTONG ROYONGAN
(Kebersamaan antara peserta dalam menanggung biaya )
KEADILAN BAGI
SELURUH RAKYAT
INDONESI
18
CONTOH PRINSIP GOTONG ROYONG
DALAM PROGRAM JKN-KIS
19
KEPESERTAAN PROGRAM JAMSOS
20
UU.NO.40 TH . 2004
UU.24 TH 2011
BPJS PP 86
Th.2015 BPJS KESEHATAN
KETENAGAKERJAAN
1. PP
Perpres
2. Permenaker
21
UU No.24 th 2011
PASAL 5
(1) Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk BPJS.
(2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. BPJS Kesehatan; dan
b. BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 7
(1)BPJS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
adalah badan hukum publik berdasarkan Undang-Undang ini.
(2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung
jawab kepada Presiden.
22
PENYELENGGARA SJSN
23
KEPESERTAAN
24
a. melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta;
b. memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja;
c. menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;
d. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta
e. mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan Sosial;
f. membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanankesehatan
sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial; dan
g. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan
Sosial kepada Peserta dan masyarakat.
25
WEWENANG BPJS
WEWENANG BPJS
1. Menagih pembayaran
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan
Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Pemerintah;
26
WEWENANG BPJS
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
27
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN BPJS
1. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
2. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan asetBPJS untuk
sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
3. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik
mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil
pengembangannya;
4. Memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan Undang-
Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
5. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban
untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;
6. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk
mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya;
28
KEWAJIBAN BPJS
7. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldojaminan hari
tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
8. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai besar hak pensiun
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
9. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria
yang lazim dan berlaku umum;
10. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansiyang
berlaku dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial; dan
11. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan,
secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan
kepada DJSN.
29
OBYEK PENGAWASAN
• Kewajiban Pendaftaran
• Kewajiban Penyampaian /
Perubahan Data
• Kewajiban Pembayaran Iuran
30
SIAPA YANG WAJIB MENDAFTAR BPJS
31
Kewajiban Pemberi Kerja
menurut UU No 24 tahun 2011 tentang BPJS
32
PEMBERI KERJA
2. JENIS :
FORMAL
INFORMAL
33
KEWAJIBAN SETIAP ORANG
34
JAMINAN KESEHATAN
35
JAMINAN
KESEHATAN
Penyelenggara BPJS KESEHATAN
36
UU NO. 40 TAHUN 2004
Jaminan Kesehatan (JK)
1. Diselenggarakan secara nasional
2. Berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas (kepemilikan dalam bentuk nilai uang)
3. Komprehensif, sesuai dengan kebutuhan medis
4. Iuran biaya, mencegah abuse (penyalagunaan)
5. Standar pelayanan ditetapkan dengan PP
6. Bantuan iuran dibayar pemerintah
37
Jaminan Kesehatan
No. 82 tahun 2018 - Definisi
Bukan Pekerja (BP) adalah setiap orang yang bukan termasuk kelompok
PPU, PBPU, PBI,
38
KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN OLEH
PEKERJA PENERIMA UPAH /PPU
41
HAK DAN KEWAJIBAN PPU
( psl 13 pepres 82/2018)
42
PENDAFTARAN KEPESERTAAN
43
PERPINDAHAN
KEPESERTAAN
Tunggakan harus
lunas
NON
PBI PBI
44
PERPINDAHAN
KEPESERTAAN
Tunggakan harus
lunas
MAN PPU
DIRI
45
JKN-KIS UNTUK PPU YANG TERPHK
(psl.27 Perpres 82/2020)
(1) Peserta PPU yang mengalami PHK tetap memperoleh hak
Manfaat Jaminan Kesehatan paling lama 6 (enam) bulan sejak
di PHK, tanpa membayar Iuran dikelas III (tiga)
(2) PHK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) harus memenuhi
kriteria:
a. PHK yang sudah ada putusan Putusan PHI dibuktikan dengan
putusan / akta pengadilan Hubungan Industrial
b. PHK karena penggabungan perusahaan, dibuktikan
dengan akta notaris;
c. PHK karena perusahaan pailit atau mengalami kerugian,
dibuktikan dengan putusan kepailitan dari pengadilan;
atau PHK karena Pekerja mengalami sakit yang
berkepanjangan dan tidak mampu bekerja, dibuktikan
dengan surat dokter.
(3).Setelah 6 bulan bisa beralih ke mandiri, PPU atau PBI
46
KOORDINANSI BPJS KESEHATAN BPJS KETENAGAKERJAAN , TASPEN
DAN JASA RAHARJA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN MANFAAT
BAGI PESERTA PASAL
53 Perpres 82 th.2018
KECELAKAAN LALU
TJASA RAHARJA LINTAS
47
PERTANYAAN
1. Bag. Kalo Calon pekerja punya tunggakan
mandiri ?
2. Bag Kalo Peserta Mandiri mempunyai
tunggakan dan memerlukan perawatan
3.Bagaimana dengan Pemberi kerja yang
menunggak iuran sehingga pekerja tidak
mendapatkan pelayanan ?
48
SIAPA SAJA PESERTA JKN-KIS ?
49
BAGAIMANA CARA MENDAFTAR PESERTA
JKN-KIS?
PBI - APBN • Pendaftaran dilakukan melalui pendataan oleh Kementerian Sosial/Dinas Sosial
sesuai kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Sosial dan didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan
PPU
• Didaftarkan oleh perusahaan/ kantor tempat bekerja
• Menanggung istri/suami dan 3 orang anak (usia sekolah, belum menikah,
belum bekerja.
50
PERPRES Putusan Hakim Mahkamah Agung No.
7P/HUM/2020 membatalkan Pasal 34
ayat
64/2020 (1) dan ayat (2) Peraturan Presiden No.
75
tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan
Presiden No. 82 Tahun 2018 tentang
Pemerintah telah menerbitkan: Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020
Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres
Nomor Pemerintah sangat menghargai keputusan MA
82 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan
Dalam pertimbangannya MA mendorong pemerintah
memperhatikan ekosistem JKN secara menyeluruh agar
program JKN dapat berkesinambungan
51
52
Kebijakan Iuran BPJS Perpres 64 Tahun 2020
tentang Perubahan kedua Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan
53
Jaminan Kesehatan
Perpres No 82 tahun 2018 – Ruang Lingkup Manfaat
3. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil
golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;
4. Peserta PPU selain angka 1 sampai dengan angka 5, kades dan perangkat desa, dan
pekerja/pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf h, dengan gaji
atau upah sampai dengan Rp 4.000.000,-
5. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk
Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II
54
Jaminan Kesehatan
Perpres No 82 tahun 2018 – Ruang Lingkup Manfaat
55
INPRES No. 8 TAHUN 2017
Tentang optimalisasi pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan ( 11 Kelembagaan )
MENTERI KETENAGAKERJAAN
1. Meningkatkan pengawasan Dan pemeriksaan kepatuhan Pemberi
Kerja selain Penyelenggara Negara terhadap Program Jaminan
Kesehatan Nasional , ( telah terjadi kesepakatan baik dari Pusat
Dan Prov.)
2. Waspadu
JAKSA AGUNG
1. Melakukan penegakan kepatuhan Dan penegakan hukum terhadap
BU,BUMN,BUMD Dan Pemda dalam mengoptimalisasi Pelaksanaan
Program JKN (telah terjadi kesepakatan )
2. Forum Koord Kepatuhan
56
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
• Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial.
• Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan
dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pelayanan kesehatan
dan santunan uang tunai apabila seorang
pekerja mengalami kecelakaan kerja atau
menderita penyakit akibat kerja.
57
FILOSOFI DAN RUANG LINGKUP
JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
RUANG LINGKUP
diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan • Kecelakaan kerja adalah
dasar hidup yang layak kecelakaan yang terjadi
apabila pekerja dalam hubungan kerja,
mengalami cacat atau termasuk kecelakaan
meninggal dunia karena yang terjadi dalam
kecelakaan kerja atau perjalanan dari rumah
mengidap penyakit akibat menuju tempat kerja atau
hubungan kerja/yang sebaliknya dan penyakit
disebabkan oleh yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. lingkungan kerja.
| 58
58
JKK diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang
pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja (KK-
PAK). JKK
Saat dinas
Sumber : UU Nomor 24 Tahun 2011 dan UU Nomor 3 Tahun 1992 pasal 1 ayat 6
Sosialization- Program– April 2016
59
Ruang Lingkup
Kecelakaan Kerja
• Berangkat dan pulang kerja
I. Pada Hari Kerja
• semua aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan
seperintah Perusahaan baik didalam perusahaan atau diluar
perusahaan
II. Diluar Waktu/Jam Kerja • Melaksanakan aktivitas kegiatan yang berhubungan dengan
Perusahaan atas perintah Perusahaan diluar waktu/jam kerja
seperintah perusahaan baik diperusahaan atau diluar perusahaan
III. Kecelakaan yg. Terjadi dlm. Perjalanan ke dan dari Kecelakaan lalu lintas dengan surat
base camp/anjungan menuju tempat tinggal untuk keterangan polisi
menjalani istirahat ; ada surat keterangan
perusahaan
60
BESAR IURAN
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
61
JAMINAN KEMATIAN
• Jaminan kematian diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
62
FILOSOFI DAN MANFAAT
FILOSOFI JAMINAN KEMATIAN (JKM)
MANFAAT
• Melalui program JKm,
setiap penerima Ahli waris peserta yang meninggal
manfaat diharapkan dunia bukan karena kecelakaan
dapat memenuhi kerja akan mendapatkan
kebutuhan dasar hidup • santunan kematian sebesar Rp
yang layak apabila 20 juta,
pekerja meninggal
dunia bukan karena • santunan berkala Rp. 12 Juta,
kecelakaan kerja dan • biaya pemakaman Rp.10 Juta
bukan karena penyakit • dan bea siswa 174 juta untuk
akibat hubungan kerja dua anak hingga perguruan
pada saat masih aktif tinggi. ( kepesertaan min.5 th)
bekerja.
63
JAMINAN HARI TUA
• Jaminan hari tua diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial
atau tabungan wajib.
• Jaminan hari tua diselenggarakan dengan
tujuan untuk menjamin agar peserta
menerima uang tunai apabila memasuki
masa pensiun, mengalami cacat total tetap,
atau meninggal dunia.
64
FILOSOFI DAN MANFAAT JAMINAN HARI TUA (JHT)
(Sebagaimana diatur dalam PP Nomor 60 Tahun 2015)
FILOSOFI
MANFAAT
Besarnya manfaat JHT
adalah berupa uang tunai
yang dibayarkan apabila :
Jaminan Hari Tua
merupakan bekal pekerja • Peserta berusia 56
ketika: (lima puluh enam)
tahun,
Memasuki usia
pensiun; • meninggal dunia atau
Mengalami mengalami • mengalami cacat total
cacat total tetap; tetap
Meninggal dunia; • PHK
Peserta berhenti sebesar nilai akumulasi
bekerja atau terkena seluruh iuran yang telah
PHK. disetor ditambah hasil
pengembangannya yang
tercatat dalam rekening
perseorangan Peserta.
65
JAMINAN PENSIUN
• Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan
wajib.
• Jaminan pensiun diselenggarakan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak
pada saat peserta kehilangan atau berkurang
penghasilannya karena memasuki usia pensiun
atau mengalami cacat total tetap.
• Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan
manfaat pasti.
• Usia pensiun ditetapkan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
66
FILOSOFI JAMINAN PENSIUN (JP)
67
FILOSOFI JAMINAN PENSIUN (JP)
68
MANFAAT JAMINAN PENSIUN (JP)
Manfaat Jaminan Pensiun terdiri atas:
Manfaat Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta
lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
69
Contoh Simulasi Iuran PPU BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan
Program Besaran Iuran Jumlah Iuran
Jaminan Kesehatan
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 3.000.000 x 4 % Rp 120.000,-
Ditanggung Tenaga Kerja Rp 3.000.000 x 1 % Rp 30.000,-
Jaminan Kecelakaan Kerja
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 3.000.000 x 0,24 % Rp 7.200,-
Jaminan Hari Tua
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 3.000.000 x 3,7 % Rp 111.000,-
Ditanggung Tenaga Kerja Rp 3.000.000 x 2 % Rp 60.000,-
Jaminan Pensiun
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 3.000.000 x 2 % Rp 60.000,-
Ditanggung Tenaga Kerja Rp 3.000.000 x 1 % Rp 30.000,-
Jaminan Kematian
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 3.000.000 x 0,30 % Rp 9.000,-
Total Iuran Rp 150.000 + Rp 277.200
= Rp 427.200,-
Ditanggung Pemberi Kerja Rp 307.200,-
Ditanggung Tenaga Kerja Rp 120.000,- 45
70
Potensi Pelanggaran
Norma SJSN di Tempat Kerja
71
Sanksi Administrasi Bagi
Pelanggar /Pemberi kerja
72
Sanksi Administrasi Bagi Peserta selain
Pemberi Kerja
73
Potensi Pelanggaran
Norma SJSN di Tempat Kerja
74
Pengawasan Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013, Pasal 13 ayat (5), (6) dan (7)
PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKm, Pasal 61 & pasal 62
PP No. 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program JP, Pasal 36 & pasal 37
PP No. 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program JHT, Pasal 35
Perpres No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan, Pasal 46c
• Dalam hal Pemberi Kerja selain penyelenggara negara telah dikenai sanksi administratif tetapi
tetap tidak patuh dalam membayar iuran dan kewajiban lainnya, BPJS wajib melaporkan
ketidakpatuhan tersebut kepada Pengawas Ketenagakerjaan pada instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.
• Pengawas Ketenagakerjaan pada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan setempat berdasarkan laporan BPJS melakukan pemeriksaan
terhadap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Selain berdasarkan laporan BPJS, Pengawas Ketenagakerjaan pada instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dapat melakukan
pemeriksaan terhadap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
75
PENYELESAIAN PERBEDAAN PENDAPAT
DALAM PROGRAM JKK
76
• Bila penetapan Pengawas Ketenagakerjaan tidak diterima para
pihak, maka dapat meminta penetapan kepada Menteri
• Penetapan Menteri didasarkan pada hasil riksa Pengawas
Ketenagakerjaan dan bila diperlukan dapat meminta Pertimbangan
Medis DP
• Menteri menetapkan KK, besarnya prosentase cacat dan besarnya
manfaat, maka BPJS Ketenagakerjaan wajib membayar JKK
sesuai ketentuan
• Menteri menetapkan Bukan KK, BPJS Ketenagakerjaan
berkoordinasi dg BPJS Kesehatan terkait dg yankes pekerja
sesuai dg ketentuan
• Penetapan Menteri merupakan penetapan akhir yg wajib
dilaksanakan
77
PERTIMBANGAN MEDIS DAN MEKANISME
KERJA DOKTER PENASEHAT
79
PENYAMPAIAN DAN PENANGANAN
PENGADUAN
• Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yg
diberikan oleh faskes yg bekerjasama dg BPJS
Ketenagakerjaan dpt mengadukan kepada BPJS
Ketenagakerjaan melalui Kantor BPJS Ketenagakerjaan
setempat atau media elektronik
• Bila pekerja tidak puas terhadap pelayanan BPJS
Ketenagakerjaan, pemberi kerja/pekerja dapat mengadukan
kepada instansi yg membidangi ketenagakerjaan
setempat/Kemnaker
• Instansi yg bertggjwb di bidang ketenagakerjaan
menugaskan Pengawas Ketenagakerjaan meneliti
kebenaran pengaduan tsb
80
• Bila pengaduan tersebut terbukti kebenarannya, instansi yg
bertggjwb di bidang ketenagakerjaan menegur BPJS
Ketenagakerjaan agar melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan ketentuan
• Bila pengaduan tsb tidak terbukti kebenarannya, instansi yg
bertggjwb dibidang ketenagakerjaan memberikan jawaban
tertulis kepada Pemberi Kerja/Pekerja atas ketidakbenaran
pengaduan tersebut
• Bila Pemberi kerja/Pekerja tidak puas terhdp pelayanan BPJS
Ketenagakerjaan dpt menyampaikan pengaduan kpd DJSN
• DJSN menyampaikan pengaduan tsb kepada Direksi BPJS
Ketenagakerjaan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan
81
• Bila pengaduan tersebut terbukti kebenarannya, instansi yg
bertggjwb di bidang ketenagakerjaan menegur BPJS
Ketenagakerjaan agar melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan ketentuan
• Bila pengaduan tsb tidak terbukti kebenarannya, instansi yg
bertggjwb dibidang ketenagakerjaan memberikan jawaban
tertulis kepada Pemberi Kerja/Pekerja atas ketidakbenaran
pengaduan tersebut
• Bila Pemberi kerja/Pekerja tidak puas terhdp pelayanan
BPJS Ketenagakerjaan dpt menyampaikan pengaduan kpd
DJSN
• DJSN menyampaikan pengaduan tsb kepada Direksi BPJS
Ketenagakerjaan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan
82
83