Anda di halaman 1dari 57

DANA ALOKASI KHUSUS NON

FISIK
BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN
TAHUN 2017
ERLINDAWATI, SKM, MPHM
SEKSI KIA DAN GIZI
DINAS KESEHATAN ACEH
1

PENDAHULUAN
2

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
BIDANG KESEHATAN

Konsep SPM
Kinerja Program Kementerian berubah menjadi Kinerja Pemda yang memiliki
konsekuensi rewarddan punishment Pemda diharapkan memastikan tersedianya sumber daya
(sarana, prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang cukup agar proses penerapan SPM
berjalan adekuat.
SPM merupakan salah satu program strategis nasional, memuat ketentuan mengenai jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal
SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka target
SPM harus 100% setiap tahunnya.
Pasal 68 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Kepala Daerah yang tidak
melaksanakan program strategis nasional akan dikenai sanksi yaitu sanksi administratif,
diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan, sampai dengan diberhentikan sebagai kepala
daerah

Strategi pencapaian target-target SPM akan disinkronkan dengan strategi


penguatan perencanaan melalui harmonisasi RPJMN - RPJMD dan penguatan
kapasitas perencanaan Dinkes Provinsi dan Kabupaten/Kota
UU Nomor 23 Tahun 2014 yang merupakan pengganti UU Nomor 32 Tahun 2004
menyatakan
bahwa
kesehatan
adalah
satu
dari
enam
urusan concurrent(bersama) yang bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan
dasar Pendidikan; Kesehatan; Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman; Ketentraman dan ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat, dan Sosial
Kedepan, pengalokasian DAK ke daerah akan berdasar pada kemampuan
daerah untuk pencapaian target-target SPM

JENIS LAYANAN SPM BIDANG KESEHATAN


DI KABUPATEN/KOTA
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
10. Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

KONDISI PERMASALAHAN
KESEHATAN
DI INDONESIA

DAMPAK
YANG
DITIMBULKA
N

TRANSISI
STATUS GIZI
MASYARAKAT

13,37

WARNING !
!!

KURANG
MAKAN
SAYUR DAN
BUAH

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

KELUARGA
YANKES PRIMER
MASYARAKAT
INDIVIDU
TERSIER
SEKUNDER

SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
2012

PERAN
PUSKESMAS

UKM

UKP

KEWENANGAN PUSKESMAS

(Permenkes 75/2014)

FUNGSI

KEWENANGAN PUSKESMAS
SESUAI FUNGSI
(Pasal 7)
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
(UKM)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dasar
secara
KOMPREHEN
SIF,
BERKESINA
MBUNGAN
dan
BERMUTU

Mengutama
kan upaya
PROMOTIF
dan
PREVENTIF
;

Berorientas
i
INDIVIDU,
KELUARG
A,
KELOMPO
K dan
MASYARA
KAT 9

PEMBANGUNAN
KESEHATAN di
PUSKESMAS (Pasal
2) mewujudkan masy :
a. memiliki PERILAKU
SEHAT yang meliputi
kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup
sehat;
b. mampu MENJANGKAU
pelayanan kesehatan
berMUTU
c. hidup dalam
LINGKUNGAN SEHAT;
dan
d. memiliki DERAJAT
KESEHATAN YANG
OPTIMAL, baik
individu, keluarga,

10

KONSEP KESEHATAN
DALAM
LINGKUP KELUARGA
PEMBINAAN

PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN

POLA ASUH

EKONOMI
FUNGSI
DAN PERAN

KELUAR
GA
SEHAT

PARADIGMA
SEHAT
INTERAKSI POSITIF ANTAR
INDIVIDU
ASPEK SOSIOKULTURAL
ANTROPOLOGI

MODAL SOSIAL
KETAHANAN
BANGSA

PEMANTAPAN

MAINTENANCE

MAIN GOAL
KESADARAN DAN
KEMANDIRIAN KELUARGA
DALAM MELAKUKAN
PHBS RUMAH TANGGA

11

PENDEKATAN KELUARGA

ARA KERJA PUSKESMAS


Memberika
n
pelayanan
kesehatan
keluar
gedung
Memanfaatka
Mengunjungi
n data dan
keluargaprofil
keluarga di
kesehatan
wilayah
keluarga
kerjanya
Memadukan
UKM dan UKP
secara
terintegrasi dan
berkesinambun
gan

TUJUAN

Mendayagu
nakan
seluruh
sumberdaya

MENINGKATKAN
AKSES KELUARGA
TERHADAP
PELAYANAN
KESEHATAN YANG
KOMPREHENSIF &
MEMPERCEPAT
KEMANDIRIAN
MASYARAKAT
DALAM BIDANG
KESEHATAN

12

Indikator Keluarga Sehat


A
1

Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:


Keluarga mengikuti KB

Ibu bersalin di faskes

Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan

5
B
6

Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan


Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
Penderita TB Paru berobat sesuai standar

Penderita hipertensi berobat teratur

Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan

Perilaku dan kesehatan lingkungan:

Tidak ada anggota keluarga yang merokok

10

Keluarga memiliki/memakai air bersih

11

Keluarga memiliki/memkai jamban sehat

12

Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes

13

PEMBIAYAAN
DAN KEGIATAN
PROGRAM
KESMAS TA 2017
14

ALUR PEMBIAYAAN PROGRAM


KESMAS
PENDEKATAN KLG

UKBM

PUSAT

PROV

KAB/KOTA

PUSK

UKBM

UKBM

PENDEKATAN INSTITUSI
GERMAS
APBN

APBD, DEKONSENTRASI

M
A
S
Y
A
R
A
K
A
T

APBD, DAK FISIK, DAK NON FISIK,JKN, DANA DESA


15

LINGKUP DAK
TAHUN 2017

Landasan Kebijakan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
3. PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
4. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya
Pembagian Urusan)
5. Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan
APBD TA 2017
6. Prioritas Nasional RPJMN 2015-2019
7. Prioritas Nasional RKP Tahun 2017
16

DAK NON FISIK BOK


BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
TERDIRI DARI :
1. BOK PUSKESMAS
2. BOK DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
3. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)
4. AKREDITASI PUSKESMAS
5. AKREDITASI RUMAH SAKIT
6. DISTRIBUSI OBAT DAN E- LOGISTIK
17

PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN
(PUSKESMAS , DINAS KESEHATAN)
TAHUN 2017

18

KONSEP DASAR JUKNIS BOK


2017
Merupakan kelanjutan dari Juknis tahun 2016
yang tertuang dalam Permenkes No 82 tahun
2015 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidan Kesehatan serta Sarana dan
Prasarana
Penunjang
Subbidang
Sarpras
Kesehatan tahun Anggaran 2016, dengan :
Penyempurnaan
Perluasan ruang lingkup
19

PENYEMPURNAN
JUKNIS TERLAMBAT
JUKNIS TIDAK JELAS
JUKNIS TIDAK SINKRON ANTAR PARAGRAF
PEMANFAATAN DANA TIDAK MAKSIMAL
DLL

20

PERLUASAN
A. ALOKASI ANGGARAN MENINGKAT DARI 2,5 TRILIUN MENJADI
4,6TRILIUN
B. SASARAN BOK
1. PUSKESMAS
2. BALAI KESEHATAN MASYARAKAT KAB/KOTA
3. DINKES KAB/KOTA SEBAGAIFASILITAS RUJUKAN UKM SKUNDER

C. PEMANFAATAN
1.
2.
3.
4.
5.

TAMBAHAN UNTUK PUSK DG NUSANTARA SEHAT


TAMBAHAN UNTUK PUSK DG DESA STBM
RUJUKAN UKM SKUNDER
DISTRIBUSI OBAT
PERTOLONGAN PERSALINAN (JAMPERSAL)
21

DRAFT PETUNJUK
TEKNIS BOK TAHUN
2017
22

LATAR BELAKANG
MENEGASKAN BAHWA BOK TAHUN 2017
DIGUNAKAN
UNTUK
UPAYA
KESEHATAN
MASYARAKAT PRIMER DI PUSKESMAS DAN UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT SKUNDER YAITU DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DAN UPT BALAI
KESEHATAN NMASYARAKAT BILA ADA

23

TUJUAN
1. PENINGKATAN AKSES PROMOTIF DAN
PREVENTIF
2. DUKUNGAN MANAJEMEN
3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
4. KERJASAMA LINTAS SEKTOR
5. PENGUATAN FUNGSI RUJUKAN UKM SKUNDER

24

SASARAN
1. PUSKESMAS
2. BALAI KESEHATAN MASYARAKAT KAB/KOTA
3. DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

25

TUJUAN
1. MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN
PROMOTIF DAN PREVENTIF
2. MENYELENGGARAKAN MANAJEMEN
PUSKESMAS
3. MENYELENGGARAKAN UKBM
4. MENYELENGGARAKAN KERJASAMA LINTAS
SEKTORAL
5. MENYELENGGARAKAN RUJUKAN UKM
26

KEBIJAKAN OPERASIONAL
1. SEBAGAI DANA BANTUAN OPERASIONAL
2. PENINGKATAN KINERJA
3. PENINGKATAN JANGKAUAN
4. MENDUKUNG NUSANTARA SEHAT
5. MENDUKUNG DESA STBM
6. PENDEKATAN KELUARGA
7. SINERGI DENGAN SUMBER DANA LAINNYA
8. KETENTUAN LANJUTAN DAPAT DIATUR DAERAH

27

RUANG LINGKUP
1. BOK PUSKESMAS
2. BOK BALAI KESEHATAN MASYARAKAT
3. BOK FASILITAS RUJUKAN UKM SKUNDER

28

KOMPONEN PEMBIAYAAN BOK


N KAB/KO
O
TA

1
2
3
4
5
6

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)


BOK
BOK
JAMPERSA
OBAT
AKREDITA TOTAL
KAB/KOT PUSK
L
SI
A

A
B
C
D
E
F
29

TAHAPAN
1. BESARAN ALOKASI UNTUK DINAS KESEHATAN KAB/KOTA SEBAGAI
FASILITAS UKM SKUNDER SESUAI LAMPIRAN termasuk ALOKASI
UNTUK BALAI KESEHATAN MASYARAKAT SEBESAR RP 200 JUTA/PER
BALAI/TAHUN (BILA ADA)
2. BESARAN ALOKASI DANA BOK PUSKESMAS SESUAI LAMPIRAN
SEBELUM DIBAGI KE SETIAP PUSKESMAS TERLEBIH DAHULU
DIALOKASIKAN UNTUK :
1) NUSANTARA SEHAT SEBESAR RP 200 JUTA/NS/TH
2) PEMICUAN DESA STBM SEBESAR RP 7,5 JUTA/DESA/TAHUN
3. ALOKASI DANA BOK PUSKESMAS TOTAL SETELAH DIKURANGI UNTUK
NUSANTARA SEHAT DAN DESA STBM DIBAGI UNTUK SEMUA
PUSKESMAS SECARA PROPORSIONAL
31
4. KHUSUS UNTUK PUSKESMAS DENGAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT

CONTOH
NO KAB/KOT
A

KAB A

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)


BOK
KAB/KOTA

BOK KAB
PUSK

JAMPERSAL

OBAT

AKREDITASI

TOTAL

675.000.0 4.500.000.
00
000

Kab A memiliki 1 buah BKKM , 10 Puskesmas dan 1 lokasi Nusantara sehat serta 4 desa
pemicuan STBM di 4 Pusk mendapat alokasi BOK seperti diatas maka distribusinya adalah :
1. Alokasi untuk Dinas Kesehatan Kab A sebesar Rp 675.000.000 termasuk untuk satu balai
yang dialokasikan sebesar Rp 200.000.000/balai/tahun
2. Alokasi BOK Pukskesmas sebesar Rp 4.500.000.000,- peruntukannya untuk
1. Nusantara Sehat 1 lokasi @ Rp 200.000.000,- = Rp 200.000.000,2. Desa STBM 4 desa @ Rp 7.500.000,= Rp 30.000.000,3. Sehingga sisa dana BOK Puskesmas sebesar RP (4.500.000.000 200.000.000
30.000.000) = Rp 4,270.000.000,- yang selanjutnya dibagi secara proporsional
4. Apabila pembagian sama rata maka setiap Puskesmas akan mendapat alokasi Rp
427.000.000,5. Khusus puskesmas dg Nusantara sehat akan ditambah Rp 200.000.000 sehingga menjadi
Rp 647.000.000,32
6. Puskemas dengan desa STBM mendapat tambahan Rp 7.500.000,-/desa

PENGGUNAAN di PUSKESMAS
UKM ESENSIAL DAN UKM PENGEMBANGAN
TERMASUK PENDUKUNGNYA
KEGIATAN TIM NUSANTARA SEHAT
PEMICUAN DESA STBM
MANAJEMEN PUSKESMAS ( P1,P2 DAN P3)
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN
PENGANGKATAN
TENAGA
KONTRAK
PROMOSI KESEHATAN
33

PENGGUNAAN BALAI
KESEHATAN MASYARAKAT
1. PENINGKATAN AKSES PROMOTIF DAN
PREVENTIF DI LUAR GEDUNG
2. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
3. SOSIALISASI, ADVOKASI, KAMPANYE PHBS
4. FUNGSI RUJUKAN UKM DARI DAN KE
PUSKESMAS

34

PENGGUNAAN DINAS
KESEHATAN
1. KOORDINASI LINTAS PROGRAM, LINTAS SEKTOR
TERMASUK DENGAN PUSKESMAS
2. PEMBINAAN PROGRAM UKM KE PUSKESMAS MINIMAL 4
KALI PERTAHUN TERMASUK MENGHADIRI LOKAKARYA
NINI PUSKESMAS
3. RUJUKAN DARI DAN KE PUSKESMAS
4. SOSIALISASI, ADVOKASI DAN KAMPANYE UKM
5. DUKUNGAN MANAJEMEN TATA KELOLA KEUANGAN BOK
35

PEMANFAATAN DAPAT UNTUK


MEMBIAYAI :
1. TRANSPORT LOKAL
2. PERJALANAN DINAS
3. BELANJA BAHAN /MATERIAL (REAGEN)
4. BELANJA BAHAN PAKAI HABIS
5. BELANJA MAKAN DAN MINUM
6. PERTEMUAN, RAPAT, SOSIALISASI
7. BELANJA CETAK DAN PENGGANDAAN
8. HONOR
36

TIDAK BOLEH
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
2. BELANJA MODAL
3. KURATIF DAN REHABILITATIF
4. OBAT, VAKSIN
5. PEMELIHARAAN GEDUNG DAN KENDARAAN

37

KEGIATAN
1. Kesehatan keluarga termasuk Gizi Masyarakat
2. Kesehatan Lingkungan
3. Promosi Kesehatan dan PM
4. Imunisasi
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
7. Pencegahan dan pengendalian kesehatan Jiwa
8. Kesehatan kerja
9. Kesehatan olahraga
10. Kesehatan tradisional
11. UKM lainnya termasuk lokal spesifik
38

KEGIATAN TAMBAHAN
1. NUSANTARA SEHAT
a.AKSES DAERAH SULIT TERPENCIL
b.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
c.INOVASI PELAYANAN

2. PEMICUAN DESA STBM


PEMICUAN, IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH, MONEV,
UPDATE PETA, KAMPANYE CTPS, KAMPANYE HS SEKOLAH,
SURVEI KUALITAS AIR BERSIH DAN VERIFIKASI SBS

39

DUKUNGAN MANAJEMEN
MAKSIMAL 5 % DARI TOTAL ALOKASI BOK DAN JAMPERSAL
UNTUK DUKUNGAN TATA KELOLA SATKER DAK NON FISIK,
DAPAT UNTUK
HONOR
DUKUNGAN ADMINISTRASI
TRANPORT LOKAL
PERJALANAN DINAS
PERTEMUAN(SOSIALISASI, PERENCANAAN, MONITIRING
DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN)
40

JUKNIS JAMPERSAL 2017


(draft)

41

LATAR BELAKANG
Saat ini, kurang lebih 22 % (cakupan Pf : 78%) ibu bersalin belum terlayani
di fasilitas kesehatan disebabkan oleh kendala akses menuju fasilitas
pelayanan kesehatan (kondisi geografis yang sulit), maupun kondisi ekonomi
sosial dan pendidikan masyarakat termasuk tidak memiliki Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Jampersal tahun 2017 : untuk mendekatkan akses dan mencegah
terjadinya keterlambatan penanganan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir yang memiliki hambatan akses ke fasilitas kesehatan dan
tidak memiliki biaya untuk persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
Bentuk pembiayaan : penyediaan biaya transportasi rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, penyediaan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dan
jasa pembiayaan pertolongan persalinan bagi ibu bersalin miskin dan
tidak mampu khususnya yang belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan
Nasional/ Kartu Indonesia Sehat atau jaminan persalinan lainnya
42

OBSGYNS
DI RUMAH SAKIT

Determinan Kematian
Ibu dan Bayi !!!!
DI PUSKESMAS
KLINIK BERSALIN

RTK
1. Sarana Transportasi
2. Tingkat Kesulitan
3. Waktu Tempuh

RTK

DI RUMAH
1. Keputusan Keluarga

Pengetahuan

Ketersediaan Biaya

Kesibukan Keluarga

Sosial Budaya
2. Ketersediaan
Transportasi

PERJALANAN
PERJALANAN

1. Kesiapan Petugas
2. Ketersediaan Bahan &
Alat
3. Sikap Petugas

1. Kesiapan Petugas
2. Ketersediaan
Bahan & Alat
3. Sikap Petugas
4. Biaya

TERLAMBAT

Jampersal 2016

(Permenkes 82 Tahun 2015 ttg Juknis DAK Bid Kesehatan)

Dana Jampersal digunakan untuk mendekatkan

akses dan mencegah terjadinya keterlambatan


penanganan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir terutama di daerah sulit
akses
ke
fasilitas
kesehatan
melalui
penyediaan Rumah Tunggu Kelahiran.

Rumah Tunggu dibuat untuk mengatasi persoalan Tiga


Terlambat :
1. Terlambat untuk mengetahui faktor risiko dan mengambil
keputusan
2. Terlambat merujuk
3. Terlambat penanganan

Paling banyak menyebabkan ibu hamil meninggal dunia

Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)


Suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas
kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes), yang dapat
digunakan sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil
dan pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga)
selama beberapa hari, saat menunggu persalinan tiba
dan beberapa hari setelah bersalin.

Berdasarkan lokasi & fungsinya, RTK dapat


dibedakan menjadi:
a)Rumah Tunggu Poskesdes rumah tunggu yang berada dekat
Poskesdes, digunakan bagi ibu hamil yang non-risiko.
b)Rumah Tunggu Puskesmas rumah tunggu yang berada dekat
Puskesmas, digunakan bagi ibu hamil yang non-risiko atau yang
memiliki risiko yang dapat ditangani sesuai kemampuan
Puskesmas.
c)Rumah Tunggu Rumah Sakit, yaitu rumah tunggu yang berada
dekat rumah sakit, digunakan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi

TUJUAN JAMPERSAL
Tujuan Umum:
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir ke
Fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten
Tujuan Khusus:
Meningkatkan jumlah persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang kompeten
Menurunkan kasus komplikasi pada ibu hamil bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir.
48

Kebijakan Operasional
a. Dana Jampersal merupakan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
mendekatkan akses pelayanan KIA;
b. Dana Jampersal diarahkan untuk memobilisasi persalinan ke
fasilitas kesehatan untuk mencegah secara dini terjadinya
komplikasi baik dalam persalinan ataupun masa nifas;
c. Penyediaan
Rumah
Tunggu
Kelahiran
(RTK)
mempertimbangkan sumber daya kesehatan di daerah dan
kebutuhan lapangan serta menyesuaikan dengan kondisi
setempat.
d. Dana Jampersal dapat digunakan untuk membiayai persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin miskin dan
tidak mampu yang belum mempunyai JKN/KIS atau jaminan
persalinan lainnya
49

Kebijakan Operasional
f.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menghitung kebutuhan


pemanfaatan dana Jampersal untuk masing-masing kegiatan
yang akan dibiayai dari dana Jampersal untuk wilayah
kabupaten/kota
g. Dana Jampersal dapat dimanfaatkan secara fleksibel baik
antar kegiatan dalam Jampersal maupun antar fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan yang diatur dalam
juknis dan alokasi dana Jampersal merupakan pagu maksimal
h. Pembayaran kegiatan Jampersal menggunakan sistim klaim
dari fasilitas pelayanan kesehatan atau penanggung jawab
kegiatan jampersal kepada bendahara yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
50
i. Ketentuan lebih lanjut tentang pengelolaan dan pemanfaatan

Ruang Lingkup Kegiatan


a. Biaya transportasi dan atau rujukan ibu hamil, nifas dan bayi baru
lahir beserta pendamping dari rumah ke RTK maupun RTK ke fasilitas
kesehatan dan sebaliknya terdiri dari :
. Biaya transportasi atau pembelian bahan bakar kendaraan, untuk
pergi pulang dari rumah ke Puskesmas atau Rumah Sakit
yang mampu melakukan pertolongan persalinan;
. Biaya transportasi atau pembelian bahan bakar kendaraan untuk
pergi pulang dari Rumah ke Rumah Tunggu Kelahiran (RTK);
. Biaya transportasi atau pembelian bahan bakar kendaraan untuk
pergi pulang dari Rumah Tunggu Kelahiran ke fasilitas
kesehatan.
51

Ruang Lingkup Kegiatan


b. Sewa dan Operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
termasuk makan dan minum bagi pasien, keluarga,
pendamping, kader kesehatan dan petugas kesehatan
c. pembiayaan pertolongan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin miskin dan tidak
mampu khususnya yang belum memiliki kartu Jaminan
Kesehatan Nasional/ Kartu Indonesia Sehat atau jaminan
persalinan lainnya termasuk pelayanan KB pasca
persalinan dengan alat dan obat kontrasepsi
disediakan BKKBN serta perawatan bayi baru lahir,
dan skrining hipotiroid kongenital.
d. Dukungan manajemen/pengelolaan Jampersal Dinas
52

Pengalokasian Dana Jampersal


Dana Jampersal dialokasikan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
dihitung berdasarkan formula dengan memperhatikan :
Jumlah ibu hamil/ibu bersalin yang mempunyai hambatan akses ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk pertolongan persalinan.
Jumlah ibu hamil yang tidak mempunyai biaya untuk membayar jasa
pertolongan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
kebutuhan sewa rumah tunggu kelahiran dan operasionalnya
sebagai tempat transit sementara mendekati hari kelahiran.
Alokasi dana Jampersal per kabupaten/kota merupakan pagu maksimal
sehingga dalam pemanfaatannya harus diperhitungkan secara cermat
dengan memilih kegiatan berdasar skala prioritas

53

Pemanfaatan Dana Jampersal


1. Sewa mobilitas/sarana transportasi
2. Operasional RTK :
Sewa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
Konsumsi di RTK
Langganan air dan listrik RTK

3.
4.
5.
6.
7.

Jasa pembiayaan pertolongan persalinan


Penyelenggaraan rapat-rapat, pertemuan dan konsinyasi
Belanja alat tulis kantor dan penggandaan
Belanja jasa pengiriman spesimen (SHK)
Transport lokal atau perjalanan dinas petugas kesehatan
termasuk kader
8. Honor pengelola Jampersal
54

DUKUNGAN MANAJEMEN
DAK NON FISIK
Dalam rangka pengelolaan DAK non fisik agar dapat terwujud
pengelolaan keuangan secara akuntabel, transparan, efisien dan
efektif untuk menghasilkan luaran yang maksimal maka alokasi
dana DAK non fisik khususnya BOK dan Jampersal dapat
digunakan untuk dukungan manajemen satuan kerja SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Puskesmas Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dengan besaran maksimal 5 % dari alokasi yang
diterima dengan pemanfaatan disusun oleh daerah dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku didaerah
Dalam rangka pengelolaan Jampersal, untuk sosialisasi,
koordinasi, pembinaan dan monitoring evaluasi di tingkat
Provinsi, dapat dialokasikan kebutuhan anggaran tersebut
55
menggunakan dana dekonsentrasi dengan besaran sesuai

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Bekerja
bersama
untuk
mewujudkan
keluarga
Indonesia
menjadi
keluarga
yang sehat

Anda mungkin juga menyukai