Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN KERJA

Disampaikan oleh :
Dwi Maryoso, SH
Mediator Hubungan Industrial

HP. 0811279887
dwi.maryoso@yahoo.co.id

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


PROVINSI JAWA TENGAH
HUBUNGAN KERJA
(Pasal 1 angka 15 UU No. 13 Tahun 2003)
Hubungan kerja adalah hubungan antara
pengusaha dengan pekerja/ buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
HUBUNGAN KERJA

Pengusaha PERJANJIAN Pekerja


u
KERJA
N
u
n
s
u
r

 PEKERJAAN
 PERINTAH
 UPAH
PERJANJIAN KERJA

(Pasal 1 angka 14 UU No. 13 Tahun 2003)


Perjanjian kerja adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-
syarat kerja, hak, dan kewajiban para
pihak.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN KERJA

 Syarat sahnya Perjanjian Kerja :


a. Kesepakatan kedua belah pihak;
b. Kemampuan atau kecakapan melakukan
perbuatan hukum;
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak pertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• bertentangan dengan huruf a dan b dapat dibatalkan.

• bertentangan dengan huruf c dan d batal demi hukum.


AZAS-AZAS PERJANJIAN DALAM
PEMBUATAN PERJANJIAN KERJA
 Azas Kebebasan Berkontrak (freedom of
contract)
 Azas Kepastian Hukum (pacta sunt servanda)
 Asas Konsensualisme (concensualism)
 Azas Itikad Baik (good faith)
 Azas Kepribadian (Porsonality)
Perjanjian menurut jangka waktu

Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu Waktu Tidak tertentu


(PKWT) (PKWTT)

Sekali selesai/ Produk Baru/


Musiman Kegiatan Baru Harian Lepas
sementara
PEKERJAAN YANG DAPAT DI PKWT

1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara


sifatnya. pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan paling lama 3 (tiga) tahun;
2. Pekerjaan yang bersifat musiman;
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih
dalam percobaan atau penjajakan.
4. Perjanjian kerja harian lepas
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

 Dibuat secara tertulis serta harus


 Menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin.
 Tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan
kerja.
 Apabila mensyaratkan masa percobaan maka batal
demi hukum.
 Harus didaftarkan ke dinas yang membidangi
ketenagakerjaan kabupaten/ kota
PERPANJANGAN DAN PEMBAHARUAN
PKWT
PERPANJANGAN
• Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diadakan untuk
paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun.
PEMBAHARUAN
• Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya
dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang
waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian
kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian
kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu)
kali dan paling lama 2 (dua) tahun.
Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis
sekurang-kurangnya memuat :
• Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
• Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
• Jabatan atau jenis pekerjaan;
• Tempat pekerjaan;
• Besarnya upah dan cara pembayarannya;
• Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan
kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh;
• Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
• Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
• Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain

Dasar Hukum :
 Pasal 64 s/d 66 UU No. 13 Tahun 2003
 Putusan MK No. 27/PUU-IX/2011
 Permenakertrans No 19 Tahun 2012
 SE Menakertrans No 04/MEN/VIII/2013
HUBUNGAN KERJA BIASA

Pengusaha

PKWT/ PKWTT

Pekerja
Hubungan Hukum Pada Outsourcing

Perj. Penyediaan
Pemberi Kerja Penyedia

Perj. Pemborongan

PKWT/ PKWTT

Pekerja
Bentuk Outsourcing
Terpisah

Perintah
Langsung
Pemborongan
Pekerjaan Kegiatan
Penunjang

Tidak
menghambat
Produksi
Outsourcing
Cleaning Serice

Catering

Security
Penydiaan Jasa
tenaga Kerja
Penunjang di
Pertambangan

Angkutan Buruh
PERATURAN PERUSAHAAN (PP) DAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan
• Pasal 108 – 115 Peraturan Perusahan (PP)
• Pasal 116 – 135 Perjanjian Kerja Bersama
(PKB)
2. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 115/PUU-
VII/2009
3. Permenaker No. 28 Tahun 2014
PERATURAN PERUSAHAAN (PP)

• Peraturan perusahaan adalah peraturan yang


dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan.
• Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib
membuat peraturan perusahaan. (sanksi denda
paling sedikit 5 juta paling banyak 50 juta)
• Kewajiban membuat peraturan perusahaan
tidak berlaku bagi perusahaan yang telah
memiliki perjanjian kerja bersama.
Syarat Kerja memuat :

• Hal-hal yang belum diatur dalam


peraturan perundang-undangan.
• Ketentuan yang lebih baik dari peraturan
perundang-undangan.
• Rincian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya
memuat :
a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban pekerja/buruh;
c. syarat kerja;
d. tata tertib perusahaan; dan
e. jangka waktu berlakunya peraturan
perusahaan.
KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG
PERATURAN PERUSAHAAN

• Masa berlaku PP paling lama 2 (dua) tahun dan


wajib diperbaharui setelah habis masa
berlakunya.
• PP disusun dengan memperhatikan saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di
perusahaan yang bersangkutan.
• Dalam hal PP mengatur materi lebih baik atau
minimal sama dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan.
• PP harus disyahkan oleh Kepala Disnaker Kab/
Kota/ Provinsi
Manfaat Peraturan Perusahaan
• Sebagai pedoman hak dan kewajiban bagi
pengusaha dan pekerja
• Sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan
bekerja
• Sebagai sumber data untuk menyusun labour
cost
• Sebagi tahap permulaan terwujudnya PKB
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

• Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian


yang merupakan hasil perundingan antara
serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa
serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada
instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua belah pihak.
• Pengusaha wajib melayani permintaan
perundingan PKB.
• Masa berlaku PKB paling lama 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang masa
berlakunya paling lama 1 (satu) tahun.
• Perundingan paling cepat 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya PKB yang sedang
berlaku.
PKB sekurang-kurangnya harus memuat:

a. Nama, tempat kedudukan serta alamat serikat


pekerja/serikat buruh;
b. Nama, tempat kedudukan serta alamat
perusahaan;
c. Nomor serta tanggal pencatatan serikat
pekerja/serikat buruh pada SKPD bidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota;
d. Hak dan kewajiban pengusaha;
e. Hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh
serta pekerja/buruh;
f. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB;
dan
g. Tanda tangan para pihak pembuat PKB.
Dalam hal perundingan pembuatan PKB
masih belum selesai dalam waktu yang disepakati
para pihak harus membuat pernyataan secara
tertulis bahwa perundingan tidak dapat
diselesaikan pada waktunya, yang memuat:
a. Materi PKB yang belum dicapai kesepakatan;
b. Pendirian para pihak;
c. Risalah perundingan; dan
d. Tempat, tanggal, dan tanda tangan para pihak
Cara Menemukan Hukum Apabila Terjadi
Perselisihan Antara Pekerja Dan Pengusaha

1. Peraturan perundang-undangan yang memaksa


2. Peraturan Perusahaan (PP)/ Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)
3. Perjanjian Kerja
4. Azas-asas Hukum
5. Yurisprudensi
6. Pendapat ahli
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai