Anda di halaman 1dari 18

DINAMIKA

ALIH DAYA
(OUTSOURCING)

OLEH: SUGENG PRAYITNO


Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha


dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,
yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
PENGERTIAN
UMUM Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh
dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Perjanjian Kerja dapat dibuat tertulis atau lisan.


PKWTT (Tetap).
STATUS PKWT (Kontrak).
HUBUNGAN
KERJA Alih Daya (Outsourcing).

Perjanjian Kerja Harian (PHL).


Perusahaan pemberi pekerjaan adalah perusahaan yang
PERMENAKER menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaannya kepada
NO. 19 TAHUN perusahaan penerima pemborongan atau perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh.
2012 TENTANG
Perusahaan penerima pemborongan adalah perusahaan yang
SYARAT-SYARAT berbentuk badan hukum yang memenuhi syarat untuk
PENYERAHAN menerima pelaksanaan sebagian pekerjaan dari perusahaan
pemberi pekerjaan.
SEBAGIAN
Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh adalah perusahaan
PELAKSANAAN yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang
memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan jasa penunjang
PEKERJAAN perusahaan pemberi pekerjaan.
KEPADA
Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
PERUSAHAAN perusahaan lain dapat dilakukan melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau perjanjian penyediaan jasa
LAIN pekerja/buruh (Pasal 2).
 Terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan.
 Kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan
utama sesuai dengan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan yang
SYARAT ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan
perundang-undangan.

PEMBORONGAN  Kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan


pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan
sebagaimana mestinya.
 Jenis pekerjaan penunjang yang akan diserahkan kepada perusahaan
penerima
 Pemborongan harus dilaporkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan
kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan

(Pasal 3 dan Pasal 5)


Berbentuk badan hukum.

memiliki tanda daftar perusahaan.

PERUSAHAAN Memiliki izin usaha; dan


PEMBORONGAN
Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di
perusahaan.

(Pasal 12)
 Perjanjian pemborongan pekerjaan dibuat secara
tertulis.
 Perjanjian pemborongan pekerjaan harus didaftarkan
oleh perusahaan penerima pemborongan kepada instansi
PERJANJIAN yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan
PEMBORONGAN dilaksanakan.
 Pendaftaran perjanjian pemborongan pekerjaan
dilakukan setelah perjanjian tersebut ditandatangani oleh
perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan
penerima pemborongan, paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sebelum pekerjaan dilaksanakan.

(Pasal 9 dan Pasal 10)


 Perusahaan pemberi pekerjaan dilarang
menyerahkan Sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan penerima
pemborongan apabila belum memiliki bukti
pelaporan.
 Apabila perusahaan pemberi pekerjaan
menyerahkan sebagianpelaksanaan pekerjaan
AKIBAT HUKUM kepada perusahaan penerima pemborongan
sebelum memiliki bukti pelaporan, maka
hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan
perusahaan penerima pemborongan beralih
kepada perusahaan pemberi pekerjaan.

(Pasal 7)
SYARAT PENYEDIAAN JASA
PEKERJA/BURUH
 Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus merupakan
kegiatan jasa penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.
 Kegiatan jasa penunjang meliputi:
a. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service).
b. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering).
c. Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan).
c. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan; dan
d. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh.
 PPJP dilarang menyerahkan pekerjaan kepada PPJP lain.

(Pasal 17 dan Pasal 18)


 Berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang
didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
 Memiliki tanda daftar perusahaan.
PERUSAHAAN  Memiliki izin usaha.
PENYEDIA JASA  Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di
PEKERJA/BURUH perusahaan.
 Memiliki izin operasional.
 Mempunyai kantor dan alamat tetap; dan
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
perusahaan.

(Pasal 24)
PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA
PEKERJA/BURUH
 Perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh antara perusahaan pemberi pekerjaan
dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus didaftarkan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
tempat pekerjaan dilaksanakan.
 Pendaftaran perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh dilakukan paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja sejak ditandatangani dengan melampirkan: izin operasional
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang masih berlaku; dan draft perjanjian
kerja antara perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruh yang
dipekerjakannya.

(Pasal 20)
 Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak
dapat melakukan operasional pekerjaannya
sebelum mendapatkan bukti pendaftaran
perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh dari
instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat
pekerjaan dilaksanakan.
 Dalam hal perjanjian penyediaan jasa
pekerja/buruh tidak didaftarkan dan
AKIBAT HUKUM perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tetap
melaksanakan pekerjaan, maka instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
provinsi mencabut izin operasional
berdasarkan rekomendasi dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.

(Pasal 22 dan Pasal 23)


PERBANDINGAN
ALIH DAYA
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang UU No. 11 Tahun 2020 Tentang
UUK dan peraturan pelaksana UUCK dan peraturan pelaksana
 Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis (Pasal 64 UUK). Pasal 64 UUK dihapus.
 Perusahaan alih daya berbentuk badan hukum.
 Perjanjian pemborongan pekerjaan secara tertulis.
 Jenis kegiatan penunjang produksi (bukan inti produksi).  Pasal 65 UUK dihapus.
 Dapat dilakukan dengan PKWTT atau PKWT.
 dilakukan terpisah dari kegiatan utama.
 Pelanggaran terhadap menjadi tanggung jawab user
(perusahaan pengguna).
PERBANDINGAN

Pasal 66 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Pasal 66 UU No. 11 Tahun


UUK 2020 Tentang UUCK
 PPJP berbadan hukum dan memiliki izin dari  PWTT atau PKWT.
instansi ketenagakerjaan.  Tanggung jawab penuh perusahaan alih daya.
 Jenis jasa penunjang.  Jaminan kerja selama pekerjaan masih ada,
 Tidak berhubungan langsung dengan meskipun berganti perusahaan alih daya.
produksi.  Berbadan hukum dan wajib memenuhi
 PKWTT atau PKWT. Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat.
 Perjanjian PPJP secara tertulis.
 Pelanggaran terhadap menjadi tanggung  Perizinan Berusaha harus memenuhi norma,
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
jawab user (perusahaan pengguna).
oleh Pemerintah Pusat.
 Hak pekerja PPJP sama dengan pekerja di
perusahaan pengguna.
PP NO. 35
TAHUN 2021
TENTANG  PKWTT atau PKWT yang dibuat secara tertulis.
 Jaminan kerja selama obyek pekerjaan tetap ada.
PKWT, ALIH  Perusahaan Alih Daya harus berbentuk badan hukum
DAYA, WAKTU dan wajib memenuhi perizinan berusaha yang
diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
KERJA DAN
 Syarat dan tata cara memperoleh perizinan
WAKTU berusaha dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai norma,
ISTIRAHAT, standar, prosedur, dan kriteria perrzinan berusaha
DAN PHK yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
 Tanggung jawab perusahaan alih daya.
Pasal 64 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tenang
Ketenagakerjaan, telah dihapus.

MASALAH Permenaker Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Pencabutan


Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Sebagai Akibat

HUKUM
Diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja Beserta Peraturan Pelaksanaan.

Bagaimana mekanisme alih daya?


 Pasal I aturan peralihan UUD NRI 1945 menyatakan, Segala peraturan perundang-
undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini.
 Pasal 191 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyatakan,
PENAFSIRAN Semua peraturan pelaksanaan yang mengatur ketenagakerjaan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru
SISTEMATIS berdasarkan Undang-undang ini.
 Penjelasan Pasal 191 UUK menyatakan,
Yang dimaksud peraturan pelaksanaan yang mengatur ketenagakerjaan dalam
undang-undang ini adalah peraturan pelaksanaan dari berbagai undang-undang di
bidang ketenagakerjaan baik yang sudah dicabut maupun yang masih berlaku. Dalam
hal peraturan pelaksanaan belum dicabut atau diganti berdasarkan undang-undang
ini, agar tidak terjadi kekosongan hukum, maka dalam Pasal ini tetap diberlakukan
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini.
Demikian pula, apabila terjadi suatu peristiwa atau kasus ketenagakerjaan sebelum
undang-undang ini berlaku dan masih dalam proses penyelesaian pada lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, maka sesuai dengan azas legalitas,
terhadap peristiwa atau kasus ketenagakerjaan tersebut diselesaikan berdasarkan
peraturan pelaksanaan yang ada sebelum ditetapkannya undang-undang ini.
TERIMA KASIH

SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai