Anda di halaman 1dari 23

PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN

“OUTSOURCING”
Dr. Willy Farianto,S.H.,M.Hum

Pertemuan Keempat - UPN VJ, 14 Sept 2018


HUBUNGAN KERJA
Berdasarkan UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

PENGUSAHA PEKERJA
PERJANJIAN KERJA
Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

PEKERJAAN UPAH PERINTAH

Perseorangan Partnership Badan Hukum


Orang yang bekerja
Persekutuan
• UD
Perdata, CV,
• Koperasi dengan menerima
• PD
Firma, BOB,
• PT upah/imbalan
• UMKM • BUT
UMKM
DASAR HUKUM

 Pasal 64,65 dan 66 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


 Putusan Mahkamah Konstitusi No.27/PUU-IX/2011
 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 7/PUU-XII/2014
 Permenakertrans No. 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada perusahaan Lain.
 SE Menakertrans No.SE.04/MEN/VIII/2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Permenakertrans No. 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada perusahaan Lain
Transfer of
Jenis: Undertaking
Pemborongan Protection of
& Penyedia Employment Putusan MK 27/2011
Jasa Pekerja (TUPE)

Pasal 64 UU 13/2003

OUTSOURCING

Penyedia Pasal 66 & UU 13/2003


Pemborongan Permenaker 19/2012
Pasal 65 UU 13/2003 &
Jasa Pekerja
Permenaker 19/2012 (PJP)
PERJANJIAN OUTSOURCING
Penempatan pekerja

Perjanjian
PPJP/Pemborongan PKWTT

PERUSAHAAN PERUSAHAAN Pekerja


PKWT
(TUPE)

Hasil / pekerjaan

Pasal 64, 65, 66 UU 13/2003; Putusan MK No. 27/PUU-IX/2011; Permenaker 19/2012; SE No. 04/2013
PEKERJAAN YANG DAPAT
DI ALIHKAN

ALUR BISNIS
PERUSAHAAN

CORE BUSINESS NON CORE BUSINESS

OUTSOURCING
PEMBORONGAN
Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan penunjang (non core) dari
perusahaan pemberi kerja kepada perusahaan penerima pekerjaan
melalui perjanjian pemborongan

PENYEDIA JASA PEKERJA


Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan penunjang (non core) dari
perusahaan pemberi kerja kepada perusahaan penerima pekerjaan
untuk menempatkan pekerjanya melalui perjanjian penyedia jasa
pekerja
PERJANJIAN PEMBORONGAN
Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah perjanjian antara
perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penerima
pemborongan yang memuat hak dan kewajiban para pihak.

PERJANJIAN PENYEDIA JASA PEKERJA


Perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh adalah perjanjian antara
perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh yang memuat hak dan kewajiban para pihak.
 Terpisah dari pekerjaan utama
 Dengan perintah langsung atau tidak langsung
PEKERJAAN  Kegiatan penunjang secara keseluruhan
 Tidak menghambat proses produksi secara
langsung
PEMBORONGAN

 Perjanjian Penyediaan Jasa Pekerja


 Kegiatan Penunjang:
• Cleaning Service
• Catering
MENEMPATKAN • Security
PENYEDIA
PEKERJA • Jasa penunjang di perminyakan &
JASA pertambangan
PEKERJA • Angkutan bagi pekerja
PART # 1

PEMBORONGAN
ASOSIASI SEKTOR USAHA

Asosiasi sektor usaha, yaitu


asosiasi yang:
• Disahkan oleh Kementerian
Hukum & HAM, atau
• Terdaftar di Kemendagri &
berada di bawah binaan
Kementerian/ Lembaga
ALUR KEGIATAN USAHA
Pembina Sektor terkait atau  Asosiasi sektor usaha membuat alur kegiatan proses
instansi teknis terkait di pelaksanaan pekerjaan sesuai bidang usahanya yang digunakan
Pemda, atau
sebagai dasar dalam melakukan pekerjaan
• Terdaftar di Kamar Dagang &
Industri tingkat nasional Perusahaan pemberi pekerjaan memberitahukan jenis
/daerah pekerjaan penunjang yang akan diserahkan, kepada instansi
Ketenagakerjaan Kab/Kota tempat pemborongan pekerjaan
dilaksanakan
Instansi Ketenagakerjaan Kab/Kota mengeluarkan bukti
pemberitahuan paling lambat 5 hari kerja sejak berkas diterima.
PERSYARATAN PERUSAHAAN KEWAJIBAN MELAPOR KE
PENERIMA PEMBORONGAN INSTANSI KETENAGAKERJAAN
o Berbentuk badan hukum (PT atau
 Pemberi kerja melaporkan jenis pekerjaan
Koperasi)
penunjang yang akan diserahkan kepada
o Memiliki tanda daftar perusahaan penerima pekerjaan.

o Memiliki izin usaha  Penerima Pekerjaan wajib mendaftarakan

o Memiliki bukti wajib lapor perjanjian pemborongan antara

ketenagakerjaan yang dikeluaraka perusahaan pemberi pekerjaan dengan

oleh Instasi yang bertanggung jaw penerima pekerjaan.

di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
PERJANJIAN PEMBORONGAN
ANTARA PEMBERI KERJA DENGAN PENERIMA PEMBORONGAN

Perusahaan Perusahaan

Instansi Ketenagakerjaan
 Tertulis
Kab/ Kota menerbitkan
 Memuat hak & kewajiban para pihak
bukti Pendaftaran
 Menjamin terpenuhinya perlindungan
kerja & syarat-syarat kerja bagi pekerja
 Memiliki tenaga kerja yang mempunyai
kompetensi dibidangnya Pendaftaran perjanjian pemborongan oleh penerima
pemborongan ke instansi ketenagakerjaan Kab/Kota
tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan.
(Waktunya 30 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan)
PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAN PENERIMA
PEMBORONGAN DENGAN PEKERJA

o Tertulis

o Memuat ketentuan yang menjamin terpenuhinya hak-hak pekerja dalam hubungan kerja

o Hubungan kerja dapat didasarkan dengan PKWT atau PKWTT


AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PEMBORONGAN

“Pasal 65 ayat (8) UU Ketenagakerjaan, menyatakan: Dalam hal


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak
terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja pekerja/buruh
dengan perusahaan penerima pemborongan beralih menjadi hubungan
kerja pekerja/buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan.”

Makna demi hukum berdasarkan putusan MK adalah:


1. Telah dilaksanakan perundingan bipartit namun perundingan bipartit tersebut tidak
mencapai kesepakatan atau salah satu pihak menolak untuk berunding, dan
2. Telah dilakukan pemeriksaan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan
PART # 2

PENYEDIA JASA PEKERJA


PERSYARATAN PENYEDIAAN KEWAJIBAN MELAPOR KE
JASA PEKERJA INSTANSI KETENAGAKERJAAN

 Perusahaan pemberi kerja membuat  Ijin Oprasional Perusahaan PJP dimohonkan ke


perjanjian PJP secara tertulis, dengan Instansi Ketenagakerjaan Propinsi tempat
Perusahaan PJP pekalsanaan pekerjaan.
 Pekerjaan merupakan kegiatan jasa  Perjanjian PJP antara perusahaan pemberi
penunjang pekerjaan dengan perusahaan PJP didaftarkan ke
 Kegiatan Jasa Penunjang : Instansi Ketenagakerjaan Kab/kota tempat
pekerjaan dilaksanakan. (paling lambat 30 hari
 Cleaning Service kerja sejak ditandangani dengan melampirkan ijin
 Catering operasional perusahan PJP & draft perjanjian
 Security kerja antara pekerja dengan perusahaan PJP)
 Kegiatan penunjang di Perjanjian Kerja PJP antara pekerja dengan
pertambangan dan permin perusahaan PJP di catatakan ke Instansi
 Transportasi bagi pekerja Ketenagakerjaan kab/kota tempat pekerjaan
dilaksanakan.
PERSYARATAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA
 Berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
 Memiliki tanda daftar perusahaan
 Memiliki izin usaha
 Memiliki wajib lapor ketenagakerjaan
 Memiliki izin operasional: (berlaku 3 tahun dan perpanjang 3 tahun)
 copy anggaran dasar yang didalamnya memuat kegiatan
usahapenyediaan jasa pekerja/buruh
 copy pengesahan sebagai badan hukum Perseroan Terbatas (PT);
 copy surat ijin usaha penyediaan jasa pekerja/buruh
 copy tanda daftar perusahaan;
 copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan;
 copy pernyataan kepemilikan kantor atau bukti penyewaan
kantor yang ditandatangani oleh pimpinan perusahaan; dan
 copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
perusahaan

Memiliki NPWPkantor & alamat tetap
Mempunyai
PERJANJIAN PJP
ANTARA PEMBERI KERJA DENGAN PERUSAHAAN PJP

Perusahaan Perusahaan

 Perjanjian penyediaan jasa pekerja dibuat tertulis.  Di larang menyerahkan pelaksanaan sebagian atau
 Hubungan kerja perusahaan PJP dengan Pekerja dapat seluruh pekerjaan yang diperjanjikannya kepada
PKWT atau PKWTT. perusahaan penyedia jasa pekerja lain.
 Pekerjaan yang diserahkan harus merupakan kegiatan jasa  Memuat jenis pekerjaan memuat jenis pekerjaan yang
penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan akan dilakukan & penegasan bahwa perusahaan PJP
proses produksi, meliputi: bersedia menerima pekerja dari perusahaan PJP
• usaha pelayanan kebersihan sebelumnya untuk jenis pekerjaan yang terus menerus
• usaha penyediaan makanan bagi pekerja (TUPE)
• usaha tenaga pengaman  Bersedia menerima pekerja dari perusahaan PJP
• usaha jasa penunjang di pertambangan & perminyakan sebelumnya untuk jenis pekerjaan tetap/terus menerus
• usaha penyediaan angkutan bagi pekerja  Mencantumkan hubungan kerja PJP dengan Pekerja :
PKWT/PKWTT
PERJANJIAN KERJA ANTARA Tertulis
PERUSAHAAN PJP DENGAN PKWT untuk pekerjaan yang tetap ada:
PEKERJA  Memuat jaminan kelangsungan bekerja
 Jaminan terpenuhinya hak-hak pekerja sesuai peraturan
perundangan dan yang diperjanjikan:
a. hak atas Cuti jika telah memenuhi syarat masa kerja
b. Jaminan sosial
c. THR
d. Hak Istirahat 1 hari dalam satu minggu
e. Hak menerima ganti rugi dalam hal hubungan kerja diakhiri
oleh perusahaan PJP sebelum PKWT berakhir bukan karena
kesalahan pekerja
f. Hak atas penyesuaian upah yang diperhitungkan dari
akumulasi masa kerj yang dilalui
g. Hak-hak yang telah diatur dalam peraturan perusahaan
Note: dan/ atau perjanjian kerja sebelumnya
Apabila hak-hak tidak dipenuhi oleh
perusahaan PJP maka hubungan kerja • Jaminan perhitungan masa kerja apabila terjadi pergantian
berubah menjadi PKWTT, terhitung perusahaan PJP untuk menetapkan upah
sejak ditandatanganinya PKWT.
AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PERJANJIAN
PENYEDIAAN JASA PEKERJA
“Pasal 66 ayat (4) UU Ketenagakerjaan, dinyatakan: Dalam hal ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d,
serta ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara
pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh beralih menjadi
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan pemberi pekerjaan.”

Makna demi hukum berdasarkan putusan MK adalah:


1. Telah dilaksanakan perundingan bipartit namun perundingan bipartit tersebut tidak mencapai
kesepakatan atau salah satu pihak menolak untuk berunding, dan
2. Telah dilakukan pemeriksaan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan

NB: Pasal 30 Permenaker 19/2012 menyatakan bahwa Pasal 28 & 29 (TUPE) dilanggar, maka status hubungan kerja pekerja
dengan perusahaan PJP berubah menjadi PKWTT
Diskusi
Bagaimana implementasi TUPE yang dimaksud oleh Putusan Mahkamah
Konstitusi No.27/PUU-IX/2011 dalam Permenaker 19/2012 & apa bentuk
TUPE yang dimaksud?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai