Anda di halaman 1dari 2

 SANKSI UPAH DIBAYAR DIBAWAH UMR regulasi mengenai penggajian sudah jelas,

maka bagi perusahaan yang membayarkan gaji di bawah UMR akan mendapatkan sanksi
pidana dengan denda. Hal ini telah dijelaskan dalam Pasal 81 ayat (63) UU Cipta Kerja,
bahwa perusahaan yang membayar upah di bawah UMR, maka akan dikenai sanksi pidana
minimal 1 tahun kurungan penjara, dan maksimal 4 tahun kurungan penjara,  dan/atau denda
minimal Rp100 juta dan maksimal Rp400 juta.
 Untuk PKWT yang berakhir sesuai dengan jangka waktu, sebelum adanya UU Cipta Kerja,
tidak ada kewajiban dari perusahaan untuk memberikan kompensasi. Ketentuan ini kemudian
diubah dalam UU Cipta Kerja, sebagaimana diatur pada Pasal 15 dan Pasal 16 PP 35/2021
 uang kompensasi diberikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PKWT selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus, diberikan sebesar 1 (satu)
bulan Upah;
b. PKWT selama 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, dihitung
secara proporsional dengan perhitungan : masa kerja (dalam bulan) / 12 x 1 (satu) bulan
Upah;
c. PKWT selama lebih dari 12 (dua belas) bulan, dihitung secara proporsional dengan
perhitungan: masa keria (dalam bulan) / 12 x 1 (satu) bulan Upah.
 Majelis Hakim Konstitusi menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) cacat secara formil. Untuk itu, Mahkamah menyatakan
bahwa UU Cipta Kerja inkonstitusionalitas bersyarat. pembentukan UU Cipta Kerja
bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara
bersyarat sepanjang tidak dimaknai ‘tidak dilakukan perbaikan dalam waktu 2 (dua) tahun
sejak putusan ini diucapkan’. UU Cipta Kerja masih tetap berlaku sampai dengan dilakukan
perbaikan pembentukan sesuai dengan tenggang waktu sebagaimana yang telah ditentukan

Sebelum UU Cipta Kerja dan PP 35/2021 Setelah UU Cipta Kerja dan PP 35/2021
Syarat pekerjaan yang diserahkan/dialih Syarat alih daya (beban ada pada perusahaan
dayakan alih daya):
1.      Pemborongan pekerjaan: a. Hubungan kerja antara perusahaan alih
daya dengan pekerja/buruh yang
a. Dilakukan secara terpisah dari
dipekerjakan, didasarkan pada PKWT
kegiatan utama; atau PKWTT secara tertulis;
b. Dilakukan dengan perintah langsung b. Perlindungan pekerja/buruh, upah,
atau tidak langsung dari pemberi kesejahteraan, syarat kerja, dan
pekerjaan; perselisihan yang timbul dilaksanakan
c. Merupakan kegiatan penunjang sesuai dengan ketentuan peraturan
perusahaan secara keseluruhan; dan perundang-undangan dan menjadi
tanggung jawab perusahaan alih daya
d. Tidak menghambat proses produksi
(diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
secara langsung; Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
2.      Penyedia jasa pekerja/buruh: Bersama); dan
a. Dilarang untuk melaksanakan c. Apabila PKWT, maka perusahaan alih
kegiatan pokok atau kegiatan yang daya dalam perjanjiannya dengan
berhubungan langsung dengan proses pekerja/buruh wajib mencantumkan
produksi
b. Adanya hubungan kerja antara
pekerja/buruh dan perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh;
c. Perjanjian kerja adalah PKWT yg
memenuhi syarat pada UU
Ketenagakerjaan (sebelum  diubah
dalam UU Cipta Kerja) atau PKWTT syarat pengalihan perlindungan hak-hak
yang dibuat secara tertulis; bagi buruh ketika terjadi penggantian
d. Syarat perlindungan upah, perusahaan alih daya sepanjang obyek
kesejahteraan, syarat-syarat kerja, pekerjaannya masih ada.
serta tanggung jawab atas perselisihan
yang timbul pada perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh; dan
e. Perjanjian antara perusahaan pemberi
pekerjaan dan perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh dibuat secara
tertulis.
Izin diberikan oleh instansi yang bertanggung Perizinan berusaha diterbitkan oleh
jawab di bidang ketenagakerjaan Pemerintah Pusat
 PERSELISIHAN pengaturan mengenai penyelesaian perselisihan ketenagakerjaan diatur
dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (“UU PPHI”). , untuk menyelesaikan perselisihan antara pekerja dan pemberi
kerja yaitu perundingan bipartit, tripartit, arbitrase proses tripartit mencakup mediasi dan
konsiliasi. Pihak ketiga dalam mediasi dan konsiliasi ini pada umumnya disediakan oleh
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).

Anda mungkin juga menyukai