Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN

PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
Jalan MT Haryono No.169, Malang 65145 Indonesia
Telp. +62-341-553898; Fax. +62-341-566505
E-mail: hukum@ub.ac.id http://www.

Tanggal : 12 Oktober 2021


Waktu : 09.00-10.15
Kelas :F

Instruksi:
a) Kerjakan sesuai dengan urutan nomor soal.
b) Upload di Google Classroom.
c) Jangan terlambat Uploadnya, kalau terlambat dikurangi nilainya.

Soal:
1. Setelah pemberlakuan UU Cipta Kerja yang mengubah dan menghapus beberapa pasal yang
mengatur tentang alih daya sehingga terjadi perubahan yang signifikan dalam
perlindungan terhadap pekerjanya.
a. Jelaskan perubahan yang dimaksud, berikan dasar hukumnya
UU Ketenagakerjaan UU Cipta Kerja
Pasal 64 Pasal 64 UU Ketenagakerjaan dihapus
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan
jasa pekerja/buruh yang dibuat secara
tertulis
Pasal 65 ayat (1) Pasal 65 UU Ketenagakerjaan dihapus
Penyerahan sebagian pelaksanaan Pasal 65 ayat (1)-(9) merupakan pasal
pekerjaan kepada perusahaan lain yang ayat-ayatnya mayoritas
dilaksanakan melalui perjanjian pem melindungi pekerja:
borongan pekerjaan yang dibuat secara (1) harus tertulis, yang merupakan
tertulis. kemudahan dalam pembuktian
Pasal 65 ayat (2) (2) persyaratan pekerjaan yang dapat
Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada diserahkan
perusahaan lain dalam ayat (1) harus (3) perusahaan yang diserahi wajib
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: berbadan hukum
a. dilakukan secara terpisah dari (4) perlindungan dan syarat-syarat kerja
kegiatan utama; sama dengan pekerja di tempat kerja
b. dilakukan dengan perintah (5) penambahan persyaratan diatur
langsung atau tidak langsung dari dengan Keputusan Menteri
pemberi pekerjaan;
c. merupakan kegiatan penunjang
perusahaan secara keseluruhan;
dan
d. tidak menghambat proses
produksi secara langsung.
Pasal 65 ayat (3)
Perusahaan lain dalam ayat (1) harus
berbentuk badan hukum
Pasal 65 ayat (4)
Perlindungan kerja dan syarat-syarat
kerja bagi pekerja/ buruh pada
perusahaan lain dalam ayat (2) sekurang-
kurangnya sama dengan perlindungan
kerja dan syarat-syarat kerja pada
perusahaan pemberi pekerjaan atau
sesuai dengan peraturan perundang-
ndangan yang berlaku
Pasal 65 ayat (5)
Perubahan dan/atau penambahan syarat-
syarat dalam ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 65 ayat (6)
Hubungan kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan dalam ayat (1) diatur dalam
perjanjian kerja secara tertulis antara
perusahaan lain dan pekerja/buruh yang
dipekerjakannya
Pasal 65 ayat (7)
Hubungan kerja dalam ayat (6) dapat
didasarkan atas perjanjian kerja waktu
tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu
tertentu apabila memenuhi persyaratan
dalam Pasal 59.
Pasal 65 ayat (8)
Dalam hal ketentuan dalam ayat (2) dan
ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi
hukum status hubungan kerja
pekerja/buruh dengan perusahaan
penerima pemborongan beralih menjadi
hubungan kerja pekerja/buruh dengan
perusahaan pemberi pekerjaan
Pasal 65 ayat (9)
Dalam hal hubungan kerja beralih ke
perusahaan pemberi pekerjaan dalam
ayat (8), maka hubungan kerja
pekerja/buruh dengan pemberi pekerjaan
sesuai dengan hubungan kerja dalam
ayat (7).
Pasal 66 ayat (1) Pasal 66 ayat (1)
Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia Hubungan kerja antara perusahaan alih
jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan daya dengan pekerja/buruh yang
oleh pemberi kerja untuk melaksanakan dipekerjakannya didasarkan pada
kegiatan pokok atau kegiatan yang perjanjian kerja yang dibuat secara
berhubungan langsung dengan proses tertulis, baik perjanjian kerja waktu
produksi, kecuali untuk kegiatan jasa tertentu maupun perjanjian kerja waktu
penunjang atau kegiatan yang tidak tidak tertentu
berhubungan langsung dengan proses
produksi.
Pasal 66 ayat (2) Pasal 66 ayat (2)
Penyedia jasa pekerja/buruh untuk Pelindungan pekerja/buruh, upah dan
kegiatan jasa penunjang atau kegiatan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
yang tidak berhubungan lang-sung perselisihan yang timbul dilaksanakan
dengan proses produksi harus memenuhi sekurang-kurangnya sesuai dengan
syarat sebagai berikut: ketentuan peraturan perundang-
a. adanya hubungan kerja antara undangan dan menjadi tanggung jawab
pekerja/buruh dan perusahaan perusahaan alih daya.
penyedia jasa pekerja/buruh;
b. perjanjian kerja yang berlaku
dalam hubungan kerja pada huruf
a adalah perjanjian kerja untuk
waktu tertentu yang memenuhi
persyaratan dalam Pasal 59
dan/atau perjanjian kerja waktu
tidak tertentu yang dibuat secara
tertulis dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak;
c. perlindungan upah dan
kesejahteraan, syarat-syarat kerja,
serta perselisihan yang timbul
menjadi tanggung jawab
perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh; dan
d. perjanjian antara perusahaan
pengguna jasa pekerja/buruh dan
perusahaan lain yang bertindak
sebagai perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh dibuat secara
tertulis dan wajib memuat pasal-
pasal dalam Undang-Undang ini
Pasal 66 ayat (3) Pasal 66 ayat (3)
Penyedia jasa pekerja/buruh merupakan Dalam hal perusahaan alih daya
bentuk usaha yang berbadan hukum dan mempekerjakan pekerja/buruh
memiliki izin dari instansi yang berdasarkan perjanjian kerja waktu
bertanggung jawab di bidang tertentu sebagaimana dimaksud pada
ketenagakerjaan. ayat (1), perjanjian kerja tersebut harus
mensyaratkan pengalihan pelindungan
hak-hak bagi pekerja/buruh apabila
terjadi pergantian perusahaan alih daya
dan sepanjang objek pekerjaannya tetap
ada.
Pasal 66 ayat (4) Pasal 66 ayat (4)
Dalam hal ketentuan dalam ayat (1), ayat Perusahaan alih daya pada ayat (1)
(2) huruf a, huruf b, dan huruf d serta berbentuk badan hukum dan wajib
ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi memenuhi Perizinan Berusaha yang
hukum status hubungan kerja antara diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
pekerja/buruh dan perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh beralih menjadi
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan
perusahaan pemberi pekerjaan.
Pasal 66 ayat (5)
Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) harus
memenuhi norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Pasal 66 ayat (6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelindungan pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud pada ayat (21
dan Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

b. Apabila pekerja tersebut mengalami kecelakaan kerja, perusahaan mana yang


melindungi? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya!
Jika sudah terdapat suatu kerja sama, maka perusahaan yang melindungi pekerja
tersebut adalah perusahaan alih daya, sesuai dengan Pasal 66 ayat (3) yaitu
perlindungan pekerja/buruh, upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
perselisihan yang timbul dilaksanakan sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan menjadi tanggung jawab perusahaan alih daya.

2. Perusahaan dapat merekrut sendiri pekerjanya, dapat pula melalui perusahaan lain.
a. Jelaskan larangan dan sanksinya kepada perusahaan lain tersebut!

b. Dalam UU Cipta Kerja terdapat perubahan pada Penempatan Tenaga Kerja, jelaskan
perubahan yang dimaksudkan, berikan dasar hukumnya!

3. Pasal 11 UU No.8 Th.2016 tentang Penyandang Disabilitas mengatur tentang hak atas
pekerjaan, kewirausahaan dan koperasi.
a. Hak dalam Pasal 11 UU tentang Penyandang Disabilitas tersebut lebih rinci dari pada
Pasal 67 UU Ketenagakerjaan; ketika terjadi kasus phk pada pekerja disabilitas yang
bekerja di suatu perusahaan, apakah pasal 11 dapat dijadikan dasar dalam pemutusan
hubungan kerja tersebut, jelaskan jawaban anda!
Pasal tersebut tidak bisa menjadi dasar dikarenakan dalam kasus tersebut pekerja itu
tidaklah di PHK karena alasan disabilitas. Apabila pekerja tersebut di PHK karena
alasan disabilitas, baru Pasal 11 tersebut dapat dijadikan dasar.
b. Sebut dan jelaskan hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak pada penyandang
disabilitas dalam UU Ketenagakerjaan! Berikan dasar hukumnya!
Hak-hak penyandang disabilitas di dalam Pasal 11 UU Penyandang Disabilitas
adalah:
1. memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, atau swasta tanpa diskriminasi;
2. memperoleh upah yang sama dengan tenaga kerja yang bukan penyandang
disabilitas dalam jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang sama;
3. memperoleh akomodasi yang layak dalam pekerjaan;
4. tidak diberhentikan karena alasan disabilitas;
5. mendapatkan program kembali bekerja;
6. penempatan kerja yang adil, proporsional, dan bermartabat;
7. memperoleh kesempatan dalam mengembangkan jenjang karier serta segala
hak normatif yang melekat di dalamnya; dan
8. memajukan usaha, memiliki pekerjaan sendiri, wiraswasta, pengembangan
koperasi, memulai usaha sendiri.

4. Hak reproduksi perempuan pengaturannya tidak diubah oleh UU Cipta Kerja, kecuali
dalam hal waktu kerja dan pengupahan.
a. Hak reproduksi apa saja yang dilindungi, jelaskan perlindungan yang dimaksud
disertai dasar hukumnya!
 Pasal 76 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003
1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan
belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 07.00.
2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil
yang menurut keterangandokter berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
3) (3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
4) (Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

 Pasal 81 UU No. 13 Tahun 2003


1) Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua pada waktu haid.
 Pasal 82 UU No. 13 Tahun 2003
1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5
(satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan.
2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan
berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai
dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

b. Dalam praktik, jelaskan hambatan perempuan untuk mengakses perlindungan hak


reproduksi tersebut beserta jalan keluarnya!
Pekerja/Buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus
diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan
selama waktu kerja, dikarenakan biaya transportasi mahal maka kementrian PPPA
memberikan program penyediaan freezer.

5. Dalam UU Cipta Kerja, pasal-pasal yang mengatur PKWT juga diubah.


a. Pasal-pasal mana yang diubah dan jelaskan bagaimana perubahannya!
 Pasal 56 menjadi:
1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak
tertentu.
2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didasarkan atas:
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu pada ayat (2)
ditentukan berdasarkan perjanjian kerja.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja waktu tertentu
berdasarkan jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
 Pasal 57 menjadi:
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tertulis serta harus
menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin.
2) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu dibuat dalam bahasa
Indonesia dan bahasa asing, apabila kemudian terdapat perbedaan
penafsiran antara keduanya, maka yang berlaku perjanjian kerja waktu
tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
 Pasal 58 menjadi:
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya
masa percobaan kerja.
2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja pada ayat (1), masa
percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal demi hukum dan masa
kerja tetap dihitung.
 Pasal 59 menjadi:
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu
yang tidak terlalu lama;
c. pekerjaan yang bersifat musiman;
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan; atau
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak
tetap.
2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang bersifat tetap.
3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan
pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu
tidak tertentu.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu perpanjangan perjanjian
kerja waktu tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.

b. Perubahan tersebut ada yang menguntungkan, tetapi lebih banyak yang merugikan.
Jelaskan dan berikan contohnya dalam praktik!

Di dalam Pasal 58 ayat (2) masa percobaan dihitung sebagai masa kerja, batal demi
hukum apabila dipersyaratkan sama. Tentu hal tersebut akan merugikan pekerja
karena hal yang beliau lakukan dapat batal demi hukum akan tetapi masa percobaan
tetap dihitung sebagai masa kerja.

Anda mungkin juga menyukai