id
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh
FARIED MUHAMMAD YAMIN
NIM. E0008340
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Segala hal yang sulit akan terasa lebih mudah jika sebelumnya ditata dengan baik
(Kristiyadi, S.H., M.Hum.)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya
mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
1. Dzat yang Maha Agung, Allah SWT, penguasa alam semesta & pemilik
hidupku
2. Nabi Muhammad SAW, teladan bagi umat yang senantiasa kita nantikan
safaatnya di akhirat kelak
3. Keluargaku tercinta (ayahanda Drs. Dwi Isunaryono M.M., ibunda
Dra. Nurhasanah Latief S.H., M.M., M.Kn.) terima kasih atas cinta yang tak
pernah padam, atas kepercayaan & harapan yang diberikan untukku.
4. Nenekku tercinta Hj. Asroriah Latief, terima kasih atas doa yang selama ini
telah dipanjatkan untuk kesuksesanku.
5. Kakakku tercinta Drajat Muhammad Nur S.H., S.E., M.Kn., Rizka Dian
Rachmawati S.E., M.Si., dan Kenfitria Diah Wijayanti, S.S., M.Hum.
6. Pamanku H. Muhammad Nasir Latief, S.S., MA., terima kasih atas
dukungannya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya
7. Yang tersayang Dian Wahyuningtiyas, S.Ked, makasih atas doa dan
dukungannya selama ini.
8. Untuk kakak angkatku Elfa Roza, S.H., yang selalu memberikan inspirasi serta
mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Erwan Adi, Nur Saefodin, Ananda Mega W, Adhiputro Pangarso, Tabah Ikrar,
Mahendra Hengki, Eric Mustika W, Enggar Santoso, Hengki Rama, Teuku
Agam Gifari, Heri Susanto, Triyono, Shoffa Salsabila Al Fafa dan Olvita
Winastesia, terima kasih sobat-sobatku semua atas dukungannya hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Aku bangga dengan kalian,
semoga tetap dijaga persahabatan kita.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsiku yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan bapak, ibu dan
teman-teman semua menjadi amalan kebaikan dan mendapat balasan pahala
dari Allah SWT. Amin...
11. Almamater tercinta Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
area (in this case criminal law enforcer). Police officer, by constitution, was given
legal foundation, particularly in enforcing the criminal procedural laws based on
the provisions of Act Number 8 of 1981 about Code of Criminal Procedure,
particularly the statement in Article 7, on the other hand advocate, based on the
Act Number 18 of 2003 particularly Articles 16 as well as 18, both of them were on
the same position. Secondly, to deal with such norm conflict, the judge could take
such measures as reinterpretation in this case reinterpretation on advocate
immunity that was not interpreted absolutely, but to the right is inherent the
obligation that should be obeyed.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Bapak Kristiyadi, S.H., M.Hum. yang telah memberikan segala ilmu dan
dengan penuh kesabaran membimbing serta mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) ini dengan baik.
3. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Acara yang
telah membantu menyelesaikan penulisan hukum ini.
4. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum. selaku dosen bagian Hukum Acara
yang telah memberikan banyak ilmu selama saya menjadi mahasiswa di FH
UNS.
5. Bapak Dr. M. Hudi Asrori S, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan selama penulis belajar
di kampus Fakultas Hukum UNS.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
dengan keikhlasan dan kemuliaan hati telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama penulis belajar di kampus Fakultas Hukum UNS.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Drs. Dwi Isunaryono M.M., dan Dra.
Nurhasanah Latief S.H., M.M., M.Kn.) serta kakakku tersayang Drajat
Muhammad Nur S.H., S.E., M.Kn., Rizka Dian Rachmawati S.E., M.Si., dan
Kenfitria Diah Wijayanti, S.S., M.Hum. yang senantiasa memberikan
dukungan baik secara moril maupun materiil.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsiku yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan bapak, ibu dan
teman-teman semua mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Amin.
Demikian, semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................... 5
E. Metode Penelitian..................................................... 6
F. Sistematika Penelitian .............................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 10
A. Kerangka Teori ......................................................... 10
1. Tinjauan Umum tentang Hukum Acara Pidana 10
2. Tinjauan Umum tentang Penyitaan ................... 12
3. Tinjauan Umum tentang Norma ....................... 22
4. Tinjauan tentang Antinomy Normen.................. 23
5. Tinjauan tentang Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2003 ....................................................... 23
commit
B. Kerangka Pemikiran to user
................................................. 30
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skematik Kerangka Pemikiran .......................................... 30
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah terjadinya pertentangan norma antara Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dengan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2003 tentang Advokat terkait masalah penyitaan dengan kewajiban
menyimpan kerahasiaan bagi klien advokat ?
2. Bagaimanakah langkah yang ditempuh oleh hakim manakala terjadi
pertentangan norma sebagaimana tersebut di atas ?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian sudah barang tentu memiliki tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh peneliti. Tujuan tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang
telah dirumuskan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui terjadinya pertentangan norma antara Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat terkait
masalah penyitaan dengan kewajiban memegang kerahasiaan bagi klien.
b. Untuk mengetahui penyelesaian yang ditempuh oleh hakim manakala
terjadi pertentangan norma antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana dengan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokad terkait masalah penyitaan dengan
kewajiban menjaga kerahasiaan bagi klien.
2. Tujuan Subjektif
a. Sebagai wahana bagi penulis untuk melatih ketajaman khususnya dalam
menelaah permasalahan hukum yang timbul dalam praktek penerapan
hukum pada umumnya, serta Hukum Acara Pidana pada khususnya.
b. Untuk menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis
ketahui agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
D. Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan memberikan manfaat yang diperoleh
terutama bagi bidang ilmu yang diteluiti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak khususnya
para penegak hukum apabila menghadapi permasalahan yang berkaitan
dengan pertentangan norma.
b. Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat menambah bahan referensi di
perpustakaan khususnya yang terkait dengan masalah Hukum Acara
Pidana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis
sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh.
b. Memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu hukum pada
umumnya dan hukum acara pidana pada khususnya, yang berkaitan
dengan pertentangan norma.
E. Metode Penelitian
Setiap kegiatan penelitian dilakukan dengan mendasarkan metode-metode
tertentu, maksud penggunaan metode penelitian sudah barang tentu agar penelitian
yang dilakukan dapat terarah dan terukur. Adapun metode yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Menurut pendapat Peter Mahmud Marzuki yang dimaksudkan
dengan penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan
suatu aturan hukum, prinsip-pripsip hukum, doktrin-doktrin hukum untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan pendapat Peter Mahmud Marzuki tersebut, maka
penulis menetapkan penelitian hukum yang akan penulis lakukan adalah
penelitian hukum normatif dalam hal ini penulis berupaya untuk menemukan
aturan, prinsip-prinsip hukum, serta doktrin-doktrin dalam hal terjadinya
pertentangan norma, dalam hal ini norma dalam hukum acara pidana dengan
norma tentang advokat..
2. Sifat Penelitian
Setiap penelitian dilihat dari sifatnya memiliki sifat yang berbeda-
beda, dalam menentukan sifat penelitian penulis mengikuti pendapat Peter
Mahmud Marzuki yang mengatakan bahwa penelitian hukum ditinjau dari
sifatnya merupakan penelitian yang bersifat perskriptif atau terapan.
Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari
commit
nilai-nilai keadilan, validitas aturanto hukum,
user konsep-konsep hukum, dan
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Hukum Acara Pidana
a. Pengertian Hukum Acara Pidana.
Hukum Acara Pidana diberikan definisi oleh beberapa sarjana
dengan berbagai pengertian, adapun definisi-definisi tersebut
sebagaimana dikutip oleh R. Atang Ranoemihardja sebagai berikut :
1) De Bos Kemper
Sejumlah asas-asas dan peraturan-peraturan Undang-Undang yang
mengatur bilamana Undang-Undang Hukum pidana dilanggar,
negara menggunakan haknya untuk menghukum.
2) Simons
Mengatur bilamana negara dengan alat-alat perlengkapannya
mempergunakan haknya untuk menghukum dan menjatuhkan
hukuman.
3) R. Atang Ranoemihardja
Hukum Acara Pidana adalah merupakan suatu peraturan yang
mengatur tentang acara peradilan (R. Atang Ranoemihardja,
1984: 9).
Sedangkan Moch. Faisal Salam mengemukakan ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang mengatur prosedur agar pelaku
pelanggaran dan kejahatan dapat dihadapkan kemuka sidang pengadilan
dinamakan hukum pidana formil. Dengan kata lain bahwa hukum
pidana formil adalah kumpulan peraturan-peraturan hukum yang
memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur hal-hal sebagai berikut :
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
alat yang lain yang ada ancaman pidananya, sehingga dengan demikian
setiap peraturan atau Undang-Undang yang ada saksi pidananya dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya (R. Atang Ranoemihardja,
1984 : 15).
c. Garis Besar Materi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Sebagaimana diketahui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) merupakan sumber utama bagi
pedoman pelaksanaan Hukum Acara Pidana di Indonesia.
Secara garis besar materi peraturan dalam Hukum Acara
Pidana di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Ketentuan Umum.
2) Ketentuan Tentang Penyidikan.
3) Ketentuan Tentang Penuntutan.
4) Ketentuan Tentang Bidang Pengadilan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam skripsi ini penulis
memandang perlu untuk sedikit mengemukakan pengertian penyidikan.
Menurut ketentuan Pasal 1 butir 2 (KUHAP) penyidikan adalah
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam Undang-Undang untuk mencari sesuatu mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Selanjutnya atas dasar pengertian dari penyidikan tersebut,
dapat dikatakan bahwa dalam rangka penyidikan ini, terdapat satu
proses yang merupakan rangkaian dalam penyidikan yaitu penyitaan.
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa diluar 5 (lima) macam alat bukti
yang sah tersebut tidak ada lagi alat bukti yang sah. Ketentuan tersebut dalam
praktek hukum bukan saja dapat membingungkan, tetapi kadang-kadang
dapat menimbulkan kekaburan pengertian dan permasalahan. Dalam praktik
peradilan tidak jarang terjadi hakim menunda persidangan disebabkan barang
bukti/benda sitaan oleh penuntut umum belum /tidak dapat diajukan dimuka
persidangan atau yang diajukan hanya sebagian kecil dari barang bukti
sebagai contoh (sample).
Selain itu dalam praktek hukum ada kalanya berkas perkara hasil
penyidikan oleh Penuntut Umum dikembalikan kepada penyidik disertai
petunjuk agar benda/barang tertentu disita (misalnya pisau/pedang/pistol yang
digunakan untuk melakukan pembunuhan) guna diajukan sebagai barang
bukti di depan persidangan. Dalam praktek penegakan hukum dan dikalangan
masyarakat sebutan barang bukti ternyata lebih populer daripada sebutan
benda sitaan. Dan dalam pemberitaan media massa penyebutan alat bukti dan
barang bukti sering kali dikacaukan.
a. Fungsi Benda Sitaan/Barang Bukti Dalam Pembuktian.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP dapat diketahui secara
jelas bahwa benda sitaan/barang bukti tidak termasuk sebagai alat bukti
yang sah.
Oleh karena dalam perumusan Pasal 1 butir 16 KUHAP secara
jelas dinyatakan bahwa tindakan penyitaan yang dilakukan oleh
Penyidik terhadap suatu benda adalah dimaksudkan untuk kepentingan
“pembuktian” maka pertanyaan tersebut dapat dijawab bahwa barang
bukti mempunyai manfaat/fungsi dan nilai dalam upaya pembuktian,
walaupun benda sitaan tersebut dapat berbicara. Akan tetapi dalam
praktik penegakan hukum/peradilan barang barang bukti tersebut
commit dan
ternyata dapat dikembangkan to user
dapat memberikan keterangan yang
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
penegak hukum, peran dan fungsi para penegak hukum ini berbeda satu
sama lain.
Menurut Brigid Coleman. A, Advokat diartikan sebagai
berikut :
Lawyer is a representative of clients, an officer of the legal
system and a public citizen having special responsibility for
the quality of justice.”A lawyer’s varied roles include advisor,
advocate, negotiator, intermediary, and evaluator. Lawyers
are generally concerned only with legal issues and conditions
that directly affect a specific case.9 In addition, the legal
profession commonly reflects an individualistic and
noncollaborative view. Finally, social justice is not an explicit
goal of the legal profession. Lawyers see justice as the
efficient result of an adversarial system; as long as they serve
their clients well, justice is served in that process (Pengacara
adalah wakil dari klien yang memiliki tanggung jawab khusus
untuk menegakkan keadilan. Pengacara mempunyai peran
yang bervariasi, termasuk advokat, perunding, perantara dan
penilai. Pengacara pada umumnya hanya peduli dengan
masalah hukum dan kondisi yang secara langsung
mempengaruhi kasus tertentu. Selain itu, profesi hukum
umumnya mencerminkan pandangan individualis dan non-
kolaborasi. Akhirnya, keadilan sosial bukanlah tujuan eksplisit
dari profesi hukum. Pengacara melihat keadilan sebagai hasil
yang efisien dari sistem bermusuhan, selama mereka melayani
klien mereka dengan baik, keadilan dilayani dalam proses itu)
(Brigid Coleman, 2001: 134).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Menolak Penyitaan
Kewajiban untuk
merahasiakan segala
sesuatu yang
Penasehat Hukum Tersangka diketahui atau
diperoleh dari
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 Tentang
Kliennya termasuk
Advokat perlindungan. atas
berkas dan
dokumennya
terhadap penyitaan.
Terjadi Pertentangan
Norma
commitKerangka
Gambar 1. Skematik to user Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kasus Posisi
Dalam perkara ini ada 2 (dua) orang terdakwa yaitu I. H. Moch.
Ansori Alias H. As’ari yang mengaku sebagai pemilik sertifikat Hak Milik
No. 94/Kel.Sebani, Kota Pasuruan a.n. Subakti yang menolak untuk disita
penyidik dari Polresta Pasuruan, dengan membawa Surat Perintah Penyitaan
Barang Bukti No. Pol. SP.Ta/97/XI/2005/Reskrim tanggal 21 Nopember,
2005 dan Penetapan Penyitaan dari Pengadilan Negeri Pasuruan
Nomor.W.10.25P1.03.07/61/PN Psr, pihak Penyidik yang menanyai perkara
pidana penggelapan yang dilakukan tersangka Moch. Munip dengan alasan
terdakwa I telah membeli tanah tersebut dari tersangka Moch Munip,
sedangkan pihak Penyidik berkeyakinan bahwa sebelumnya tanah tersebut
telah dijual oleh tersangka Moch Munip kepada Rudi Harsono.
Terdakwa I kemudian meminta bantuan hukum kepada terdakwa II
Sugiarto, SH, seorang advokat untuk membela hak-haknya, dan kemudian
sertifikat dimaksud diserahkan terdakwa I kepada terdakwa II, ternyata
terdakwa II tidak mau menyerahkan sertifikat tersebut dengan alasan hal itu
bertentangan dengan Pasal 5, 16 dan 18 ayat (2) Undang-undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat.
Atas hal tersebut, penyidik Polresta Pasuruan kemudian menetapkan
terdakwa I dan terdakwa II melanggar Pasal 216 KUHP jo Pasal 55 ayat (1)
ke -1 KUHP, yaitu kedua terdakwa telah melakukan yang menyuruh lakukan
atau turut melakukan perbuatan itu, dengan sengaja, mencegah, merintangi
atau menggagalkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh salah seorang
pegawai negeri.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
2. Identitas Terdakwa
a. Terdakwa I
Nama lengkap : H. Moch. Ansori alias H. As’ari
Tempat lahir : Pasuruan
Umur/tanggal lahir : 54 tahun / 30 Juni 1953
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Raya Mendalam, Ds. Mendalan, Kec.
Winogan, Kabupaten Pasuruan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
b. Terdakwa II
Nama lengkap : Sugianto, SH
Tempat lahir : Bangli
Umur/tanggal lahir : 42 tahun / 2 Nopember 1964
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Perum Permata Asri Blok M No. 14 RT. 01
RW.05 Kel. Gerpeng, Kec. Bangli, Kab.
Pasuruan
Agama : Islam
Pekerjaan : Advokat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
j. Bahwa saat itu terdakwa I H. Ansori tidak akta di rumah dan hanya
ditemui oleh dua orang anak H. Ansori, yang setelah saksi perlihatkan
surat penyitaan dan penetapan Pengadilan Negeri Pasuruan tersebut,
kedua anak terdakwa I H. Ansori tidak mengizinkan sertifikat tanah itu
disita dengan alasan khawatir nantinya akan jatuh ke tangan saksi
pelapor Rudi Harsono;
k. Bahwa pada tanggal 6 Desember 2005, saksi bersama dua rekannya
tersebut kembali mendatangi terdakwa I H. Ansori di rumahnya di
Winongan, dengan memperlihatkan surat penyitaan dan penetapan dari
Pengadilan Negeri untuk melakukan penyitaan sertifikat tanah tersebut,
tetapi terdakwa I H. Anshori mengatakan bahwa sertifikat tanah tersebut
telah diserahkan kepada Kuasa Hukumnya, yaitu Sugianto (terdakwa
II);
l. Bahwa surat perintah penyitaan dibuat 2 (dua) kali oleh saksi sendiri
karena upaya penyitaan dilakukan dua kali, yaitu pada tanggal 3 dan 6
Desember 2005, dan batas waktu surat penyitaan tersebut 1 x 24 jam;
m. Bahwa kemudian dibuatkan surat panggilan untuk menghadap ke
Polresta Pasuruan untuk terdakwa I, dan selanjutnya pada tanggal 8
Desember 2005, terdakwa II sebagai Kuasa Hukum terdakwa I, datang
menghadap penyidik dan juga Kasat Reskrim, tetapi terdakwa II tetap
tidak mau menyerahkan sertifikat tanah tersebut kepada penyidik
dengan dasar hukum Undang-Undang Advokat, walaupun telah
ditunjukkan surat penyitaan dan penetapan izin khusus penyitaan dari
Pengadilan Negeri oleh Kasat Reskrim;
n. Bahwa pada tanggal 14 Desember 2005, setelah dibuatkan panggilan
untuk terdakwa I, yang datang kepada penyidik adalah terdakwa II
sebagai Kuasa Hukum terdakwa I, dan saat itu dihadapkan saksi dan
beberapa anggota penyidik Polresta Pasuruan serta Kasat Reskrim,
terdakwa II tetap tidak mau menyerahkan sertifikat tanah dengan dasar
Undang-undang Advokat, sehingga dibuatkan berita acara penolakan
untuk menyerahkan commit to user
sertifikat tanah yang ditandatangani oleh
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
terdakwa II,
o. Bahwa atas penolakan tersebut, maka oleh Kasat Reskrim Polresta
Pasuruan dibuatkan surat laporan politi atas tindakan terdakwa I dan II
yang menghalangi proses penyitaan pada tanggal 14 Desember 2005;
p. Bahwa terdakwa I dalam tingkat penyidik menjadi saksi dalam perkara
penggelapan a.n tersangka Moch. Munip, yang kemudian diadili dan
dinyatakan bersalah serta dijatuhi pidana penjara oleh Pengadilan
Negeri Pasuruan.
q. Bahwa saksi tidak membaca surat kuasa dari terdakwa I kepada
terdakwa II tetapi saksi melihatnya saat dipegang oleh Kasat Reskrim;
r. Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang ditunjukkan terhadapnya
di persidangan oleh Majelis Hakim;
Atas keterangan saksi yang kedua ini, terdakwa I tidak keberatan,
sedangkan terdakwa II akan menanggapinya dalam pembelaan:
Saksi III: Sunardi Riyono.S.H.
a. Bahwa sebagai Kasa Reskrim Polresta Pasuruan saksi mendapat
laporandar saksi pelapor Rudi Harsono mengenai penggelapan/penipuan
atas sertifikat tanah No. 04, atas nama Subakti yang dilakukan oleh
Moch. Kunip;
b. Bahwa kemudian dilakukan penyidikan dengan tersangka Moch. Munip
dan ternyata sertifikat tersebut telah digadaikan Moch. Munip kepada
terdakwa/ H. Ansori sehingga untuk kepentingan pembuktian perkara
maka dilakukan upaya penyitaan sertifikat tanah tersebut dari H. Ansori.
c. Babwa pada tanggal 3 Desember 2005.dilakukan upaya penyitaan
sertifikat oleh bawahan saksi, yaitu Siswanto sebagai Kanit dengan dua
orang anggotanya, yaitu Denny Wahyu, Hendra Trio Wijaya yang
datang ke rumah terdakwa I H. Ansori di Gentong, tetapi tidak berhasil;
d. Bahwa pada tanggal 6 Desember 2005, dilakukan upaya penyitaan yang
kedua oleh 3 (tiga) orang bawahan saksi tersebut, di rumah terdakwa I
di Winongan, tetapi juga tidak berhasil;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
k. Bahwa setahu saksi, saat ini sertifikat tanah ada pada pengacaranya H.
Ansori;
l. Bahwa saksi tidak tahu barang, bukti dalam perkara ini;
Atas keterangan saksi yang keempat ini, baik terdakwa I tidak
keberatan sedangkan terdakwa II akan menanggapinya dalam pembelaan;
Saksi V: Moch Munip
a. Bahwa saksi diberi tanah dari ayahnya saksi yang saat tanah itu dibeli
oleh ayah saksi, diatasnamakan kakaknya saksi, yaitu Subakti,
kemudian tanah tersebut diberikan oleh ayahnya saksi kepada saksi;
b. Bahwa karena saksi punya utang kepada Rudi Harsono sebesar Rp12
juta lebih, maka tanah.itu kemudian dijual kepada Rudi Harsono dengan
harga Rp17.500.000,- (tujuh juta lima ratus rupiah);
c. Bahwa jual beli hanya di bawah tangan dan ada kwitansinya di mana
kemudian sertifikat tanah itu diserahkan kepada Rudi Harsono;
d. Bahwa satu minggu setelah jual beli itu, Rudi Harsono datang lagi ke
saksi dan meminta tolong agar sertifikat tanah itu dibalik nama menjadi
namanya Rudi Harsono, tetapi Rudi Harsono tidak memberikan biaya
untuk pengurusan balik nama sertifikat tersebut;
e. Bahwa karena memerlukan uang, sertifikat tanah tersebut kemudian
saksi gadaikan kepada H. Anshori seharga Rp7.000.000,- (tujuh juta
rupiah) di mana sebelumya saksi pernah punya utang kepada H. Ansori
sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah);
f. Bahwa harga pasaran tanah tersebut saat itu adalah Rp15.000.000,(lima
belas juta rupiah):
g. Bahwa saksi tidak pernah menjual tanah itu kepada H. Ansori hanya
mengadaikan saja, dan pada kertas segel yang ditulis oleh saksi di
rumah H Ansori di Gentong, ditulis, ditulis jual beli karena atas
keinginan H. Ansori dan terdakwa menulisnya karena butuh uang dan
yang menjadi saksi adalah Pak Umar;
h. Bahwa uang gadai itu, saksi gunakan untuk usaha mebel, tetapi tidak
commit
berkembang, sehingga saksi to user
tidak bisa membayar kepada H. Ansori;
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
6. Pertimbangan Hakim
Menimbang, bahwa untuk menentukan alasan apakah yang diajukan
oleh terdakwa II tersebut, yaitu sertifikat akan jatuh ke tangan saksi pelapor
Rudi Harsono dan alasan Pasal 43 KUHAP dan Pasal 18 Undang-undang No.
18 Tahun 2003 tentang Advokat itu beralasan menurut hukum ataukah tidak,
maka Majelis hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa menurut Pasal 17 KUHAP bahwa dalam rangka
penyidikan suatu perkara pidana, penyidik dapat melakukan tindakan
penangkapan, penggeledahan, dan penyitaan;
Menimbang, bahwa selanjutnya dalam Pasal 39 KUHAP dinyatakan
bahwa benda yang dapat disita tersebut adalah:
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana;
b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan
tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak
pidana’
d. Benda yang khusus dibuat dan diperuntukkan melakukan tindak pidana;
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan;
f. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena
pailit untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan mengadili perkara
pidana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
atau hukum acara yang mengatur tata cara untuk mempertahankan hukum
pidana materiil, termasuk salah satunya adalah KUHP di samping banyak
ketentuan perundang-undangan hukum pidana yang lainnya, sehingga
menurut pandangan Majelis Hakim ketentuan-ketentuan mengenai penyitaan
sebagaimana yang terdapat dalam KUHAP merupakan ketentuan pokok atau
hukum acara yang harus menjadi pedoman aparat penegak hukum secara
keseluruhan. Sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang merupakan
salah satu hukum pidana materiil;
Menimbang, bahwa selain itu dalam Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat tidak terdapat tindak pidana yang mengatur
mengenai perbuatan mencegah, merintangi, atau menggagalkan suatu proses
penyidikan suatu perkara yang dilakukan oleh Polisi, maka sudah tepat dan
benar Penuntut Umum mengajukan dakwaan terhadap terdakwa II secara
bersama-sama dengan terdakwa I dengan Pasal 216 KUHP, karena ketentuan
pidana dalam Bab XI, Pasal 31 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003
hanyalah mengatur mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang
bukan advokat menjalankan pekerjaan profesi Advokat dengan bertindak
seolah-olah sebagai Advokat;
Menimbang, bahwa selain itu, dalam Asas-Asas Hukum yang
menyatakan bahwa kepentingan hukum publik lebih diutamakan daripada
kepentingan hukum privaat, artinya tindakan yang dilakukan untuk
kepentingan yang berkaitan dengan publik akan lebih didahulukan daripada
tindakan tindakan yang dilakukan untuk kepentingan yang berkaitan dengan
pribadi/privaat. Oleh akrena itu, tindakan Penyidik Polresta Pasuruan dalam
melakukan penyidikan suatu perkara yang dilaporkan kepadanya, sehingga
memerlukan tindakan hukum berupa penyitaan untuk kepentingan proses
pembuktian perkara pidana merupakan suatu tindakan untuk kepentingan
publik, yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat, haruslah didahulukan
dan tidak dalam penegakan hukum dan keadilan, sedangkan apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
7. Putusan Hakim
MENGADILI:
Dalam Eksepsi:
Menolak Ekspesi terdakwa II.
Dalam Pokok Perkara :
a. Menyatakan terdakwa I H. Mochamad Ansori alias H. As’ari dan
terdakwa II Sugianto, S.H., telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja secara bersama-
sama mencegah, merintangi atau menggagalkan proses penyidikan
suatu perkara”;
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I dan terdakwa II oleh karena
itu dengan pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) bulan;
c. Menetapkan pidana tersebut tidak akan dijalankan, kecuali jika
dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim, oleh karena
terdakwa I dan terdakwa II dipersilahkan melakukan suatu tindak
pidana sebelum masa percobaan selama 5 (lima) bulan terakhir;
d. Memerintahkan barang bukti berupa:
1) 1 (satu) lembar berita acara penolakan penyerahan barang bukti
untuk dilakukan penyitaan, tertinggal 14 Desember 2005;
2) 3 (tiga) lembar fotocopy Penetapan Penyitaan Nomor: W.10.
D.25.Pi.03.07. 161/PN.Psr, tanggal 29 November 2005 yang telah
dilegalisir;
3) Putusan Pengadilan Negeri Pasuruan, No. 05/Pid.B/2006/PN.Psr.,
tertinggal 15 Maret 2006, atas nama terdakwa Moch. Munip bin
As’ari;
Tempat terlampir dalam berkas perkara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan, maka penulis
dapat memberikan simpulan atas hasil penelitian yang penulis lakukan dikaitkan
dengan landasan teori yang ada hal-hal sebagai berikut :
1. Timbulnya pertentangan norma (antinomy normen) disebabkan oleh karena
adanya bidang pekerjaan yang sama (dalam penelitian ini adalah penegak
hukum pidana). Kepolisian oleh Undang-Undang diberikan landasan hukum
khususnya dalam penegakan hukum pidana atas dasar ketentuan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, lebih khusus
pernyataan yaitu dalam Pasal 7, disisi lain advokat atas dasar Undang-
Undang Nomor 18 tahun 2003 khususnya Pasal 16 serta Pasal 18, kedua
Undang-Undang tersebut berada dalam kedudukan yang sama.
2. Untuk mengatasi adanya pertentangan norma yang dapat dilakukan oleh
hakim adalah melalui reinterpretasi (penafsiran kembali) dalam hal ini
reinterpretasi terhadap hak imunitas advokat, tidak ditafsirkan secara mutlak,
tetapi hendaknya di balik hak melekat kewajiban yang harus di taati.
B. Saran-Saran
Berdasarkan simpulan tersebut saran yang penulis kemukakan adalah :
1. Perlunya bagi para penegak hukum, khususnya hakim untuk selalu
meningkatkan, dan mengasah ketajaman analisis hukum, mengingat hakim
adalah merupakan penegak hukum yang merupakan gerbang akhir bagi
masyarakat untuk mendambakan keadilan hukum yang di peroleh melalui
putusan yang dijatuhkan.
2. Khususnya bagi pembentuk undang-undang untuk senantiasa berpikir dan
bersikap terarah sehingga produk undang-undang yang dihasilkan tidak
menimbulkan adanya permasalahan dalam praktek.
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Lili Rasjidi. 2004. Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Ahmad Rivai. 2010. Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum
Progresif. Jakarta: Sinar Grafika.
Peter Mahmud Marzuki. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Moch. Faisal Salam. 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek.
Bandung: Mandar Maju
Riduan Syahrani. 1999. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Jurnal
Brigid Coleman. A. 2001. “Lawyers Who Are Also Social Workers: How to
Effectively Combine Two Different Disciplines to Better Serve Clients
Brigid Coleman”. Journal of Law & Policy. Vol. 7 No. 131.
Nur Hidayat. 2008. “Tanggung Jawab Yuridis Benda Sitaan dalam Perkara
Pidana”. Jurnal Yustitia. Volume 8, No.1.
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
Pustaka Maya
file:///D:/01.%20data%20new/urgensi-pembentukan-dewan-etika-profesi-advokat-
nasional-broleh--dr-frans-h-winarta-sh--mh.htm>(Diakses, Rabu 20 Juni 2012
pukul 11.55 WIB.
Peraturan Perundang-Undangan
Putusan Pengadilan
commit to user