KELAS: X AKKL 2
ABSEN: 09
MATERI : HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KERJA
Pasal 5 Pasal 42
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama (1) Setiap pemberi pekerja yg mempekerjakan
tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. tenaga kerja asing wajib memiliki pengesahan
Pasal 6 rencana penggunaan tenaga kerja asing dari
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan Pemerintah Pusat.
yang sama tanpa diskriminasi dari (2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang
pengusaha. mempekerjakan tenaga kerja asing
Pasal 11 (3) Ketentuan sebagaimana maksud pada ayat (1)
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh tidak berlaku bagi :
dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan a. Anggota direksi/dewan komisaris dengan
kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kepemilikan saham sesuai dengan ketentuan
kemampuannya melalui pelatihan kerja. peraturan perudang-undangan;
b. Pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor
perwakilan negara asing; atau
c. Tenaga kerja asing yg dibutuhkan oleh
Pasal 12 Pemberi Kerja pada jenis kegiatan pemeliharaan
(1) bertanggung jawab atas peningkatan mesin produksi untuk kegiatan darurat, vokasi, start-
dan/atau pengembangan kompetensi pekerjanya up, kunjungan bisnis, dan penelitian untuk jangka
melalui pelatihan kerja. waktu tertentu.
(2) Peningkatan dan/atau pengembangan (4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan
diwajibkan bagi pengusaha yang memenuhi tertentu dan waktu tertentu serta memiliki
persyaratan yang diatur dengan Keputusan Menteri. kompetensi sesuai dengan jabatan yg akan diduduki.
(3) Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan (5) Tenaga kerja asing dilarang menduduki
yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai jabatan yg mengurusi personalia.
dengan bidang tugasnya. (6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan
Pasal 18 waktu tertentu sebagai mana maksud pada ayat 4 dan
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh ayat (5) diatur dengan Peraturan Presiden.
pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti
pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga 2. Ketentuan Pasal 45 diubah sehingga berbunyi
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja sebagai berikut:
swasta, atau pelatihan di tempat kerja. Pasal 45
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib:
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui a. menunjuk tenaga kerja warga negara
sertifikasi kompetensi kerja. Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih
dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh keahlian dari tenaga kerja asing;
tenaga kerja yang telah berpengalaman. b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja
(4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana dimaksud
kerja dibentuk badan nasional sertifikasi profesi pada huruf a yang sesuai dengan kualifikasi jabatan
yang independen. yang diduduki oleh tenaga kerja asing; dan
(5) Pembentukan badan nasional sertifikasi c. memulangkan tenaga kerja asing ke negara
profesi yang independen sebagaimana dimaksud asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir.
dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
Pasal 23 (1) huruf
Tenaga kerja yang telah mengikuti program a dan huruf b tidak berlaku bagi tenaga kerja asing
pemagangan berhak atas pengakuan kualifikasi yang menduduki jabatan tertentu.
kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga
sertifikasi. 3. Ketentuan Pasal 47 diubah sehingga berbunyi
Pasal 31 sebagai berikut:
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan Pasal 47
yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau (1) Pemberi kerja wajib membayar kompensasi
pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan atas setiap tenaga kerja asing yang dipekerjakannya.
yang layak di dalam atau di luar negeri. (2) Kewajiban membayar kompensasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
bagi instansi pemerintah, perwakilan negara asing,
badan internasional, lembaga sosial, lembaga
keagamaan, dan jabatan tertentu di lembaga
pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan
kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
4. Ketentuan Pasal 49 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan tenaga
kerja asing diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 67 Pasal 56, Pasal 57,Pasal 58, Pasal 61, Pasal 61A,
Pasal 62 Pasal 66
Pasal 67
(1) Pengusaha yang mempekerjakan tenaga Pasal 56
kerja penyandang cacat wajib memberikan (1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu
perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat atau untuk waktu tidak tertentu.
kecacatannya. (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
(2) Pemberian perlindungan sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas:
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai a. jangka waktu; atau
dengan peraturan perundang-undangan yang b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
berlaku. (3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian
kerja waktu tertentu berdasarkan jangka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 160
(1) Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang
berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan
atas pengaduan pengusaha, maka pengusaha tidak wajib
membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan
kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi
tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan: 25% (dua
puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan: 35% (tiga
puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan: 45% (empat
puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih:
50% (lima puluh perseratus) dari upah.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan takwin
terhitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh
pihak yang berwajib.
(3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang setelah 6
(enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan
sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara
pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara
pidana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) berakhir dan pekerja/buruh
dinyatakan tidak bersalah, maka pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja/buruh kembali.
(5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara
pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
pekerja/buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan.
(6) Pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5) dilakukan tanpa
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
(7) Pengusaha wajib membayar kepada
pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5),
uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
Pasal 18
Pasal 6 Pasal 9
34. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 6
(1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
menyelenggarakan program:
a. jaminan kecelakaan kerja;
b. jaminan hari tua;
c. jaminan pensiun;
d. jaminan kematian; dan
e. jaminan kehilangan pekerjaan.
35. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 9
(1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan
kerja, program jaminan kematian, program jaminan
pensiun, jaminan hari tua dan jaminan kehilangan
pekerjaan. Pasal 92
Pasal 92
(1) Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja,
pemberi kerja berdasarkan Undang-Undang ini
memberikan penghargaan lainnya kepada
pekerja/buruh.
(2) Penghargaan lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan dengan ketentuan:
a. pekerja/buruh yang memiliki masa kerja
kurang dari 3 (tiga) tahun, sebesar 1 (satu) kali upah;
b. pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 3
(tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, sebesar 2 (dua) kali upah;
c. pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 6
(enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, sebesar 3 (tiga) kali upah;
d. pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 9
(sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua
belas) tahun, sebesar 4 (empat) kali upah; atau
e. pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 12
(dua belas) tahun atau lebih, sebesar 5 (lima) kali
upah.
(3) Pemberian penghargaan lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk 1 (satu) kali
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak
Undang-Undang ini mulai berlaku.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja sebelum
berlakunya Undang-Undang ini.
(5) Ketentuan mengenai penghargaan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku
bagi usaha mikro dan kecil.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
penghargaan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.