Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mutiara Maharani

NIM : E0020319

Kelas : Hukum Ketenagakerjaan I

Tugas Analisis

Beberapa ketentuan dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang diubah


dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja:

Pelatihan Kerja

UU Ketenagakerjaan mengatur lembaga pelatihan kerja swasta wajib memperoleh izin


atau mendaftar ke instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
kabupaten/kota. UU Cipta Kerja tak banyak mengubah ketentuan ini, hanya menambah
kewajiban untuk memenuhi perizinan berusaha yang diterbitkan pemerintah pusat jika
terdapat penyertaan modal asing.

Bunyi pasal pada UU No 13 Tahun 2003 :


Pasal 13
(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah dan/atau
lembaga pelatihan kerja swasta.
(2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat pelatihan atau tempat kerja.
(3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam
menyelenggarakan pe-latihan kerja dapat bekerja sama dengan swasta.

Perubahan Pasal 13 dalam UU No 11 Tahun 2020 yaitu sebagai berikut:

Pasal 13
(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:
a lembaga pelatihan kerja pemerintah;
b. lembaga pelatihan kerja swasta; atau
c. lembaga pelatihan kerja perusahaan.
(4) Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan lembaga pelatihan kerja perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di kabupaten/kota.

Bunyi pasal pada UU No 13 Tahun 2003 :


Pasal 14
(1) Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk badan hukum Indonesia atau
perorangan.
(2) Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
memperoleh izin atau men daftar ke instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
(3) Lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah
mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
(4) Ketentuan mengenai tata cara perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

Perubahan Pasal 14 dalam UU No 11 Tahun 2020 yaitu sebagai berikut:

Pasal 14
(1) Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf b wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
(2) Bagi lembaga pelatihan kerja swasta yang terdapat penyertaan modal asing,
Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Pemerintah
Pusat.
(3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus
memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
Penempatan Tenaga Kerja

UU Ketenagakerjaan mengatur pelaksanaan penempatan tenaga kerja terdiri dari


instansi pemerintah bidang ketenagakerjaan dan lembaga swasta berbadan hukum yang
memiliki izin dari menteri ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk. UU Cipta Kerja
memperjelas lembaga penempatan tenaga kerja swasta harus memenuhi perizinan
berusaha dengan memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat.

Bunyi pasal pada UU No 13 Tahun 2003:


Pasal 37
(1) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
terdiri dari : a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenaga-kerjaan;
dan
b. lembaga swasta berbadan hukum.
(2) Lembaga penempatan tenaga kerja swasta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf b dalam melak sanakan pelayanan penempatan tenaga kerja wajib memiliki izin
tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Perubahan Pasal 37 dalam UU No 11 Tahun 2020 yaitu sebagai berikut:

Pasal 37
(1) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
terdiri atas:
a instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan; dan
b. lembaga penempatan tenaga kerja swasta.
(2)Lembaga penempatan tenaga kerja swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dalam melaksanakan pelayanan penempatan tenaga kerja wajib memenuhi
Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
(3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi norma,
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA)

UU Ketenagakerjaan mewajibkan pemberi kerja yang memperkerjakan TKA


untuk memiliki izin tertulis. UU Cipta Kerja mengubah kewajiban itu dan
sekarang pemberi kerja yang mempekerjakan TKA wajib memiliki rencana
penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang disahkan pemerintah pusat.

Bunyi pasal pada UU No 13 Tahun 2003:


Pasal 42
(1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki
izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing.
(3) Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku
bagi perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai
pegawai diplomatik dan konsuler.
(4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan
kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.
(5) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
(6) Tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) yang masa
kerjanya habis dan tidak dapat di perpanjang dapat digantikan oleh tenaga kerja
asing lainnya.

Perubahan Pasal 42 dalam UU No 11 Tahun 2020 yaitu sebagai berikut:


Pasal 42
(1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki
rencana penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat.
(2)Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja
asing.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi:
a direksi atau komisaris dengan kepemilikan saham tertentu atau pemegang
saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor perwakilan negara asing; atau
c. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh pemberi kerja pada jenis kegiatan
produksi yang terhenti karena keadaan darurat, vokasi, perusahaan rintisan (start-
up) berbasis teknologi, kunjungan bisnis, dan penelitian untuk jangka waktu
tertentu.
(4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan
kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki kompetensi sesuai
dengan jabatan yang akan diduduki.
(5) Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia.
(6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

UU Cipta Kerja menghilangkan frasa “paling lama 3 (tiga) tahun”. Pada UU Cipta Kerja
juga menghapuskan ketentuan mengenai PKWT atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) yang sudah melewati jangka waktu maksimal 2 tahun ditambah 1 tahun yang
akan berubah menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu secara hukum (perjanjian
kerja tetap). Hal ini akan berimplikasi pada hilangnya kesempatan pekerja kontrak
untuk merubah status dari pekerja kontrak menjadi pekerja tetap.

Bunyi pasal pada UU No 13 Tahun 2003:


Pasal 59
((1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali
untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Perubahan Pasal 59 dalam UU No 11 Tahun 2020 yaitu sebagai berikut:


Pasal 59
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama;
c. pekerjaan yang bersifat musiman;
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak
tertentu..
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka
waktu, dan batas waktu perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Beberapa Pasal dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dihapus
dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja:

Pasal 43 dihapus.
Pasal 44 dihapus.
Pasal 46 dihapus.
Pasal 48 dihapus.
Pasal 64 dihapus.
Pasal 65 dihapus.
Pasal 89 dihapus.
Pasal 90 dihapus.
Pasal 91 dihapus.
Pasal 96 dihapus.
Pasal 97 dihapus.
Pasal 152 dihapus.
Pasal 154 dihapus.
Pasal 155 dihapus.
Pasal 158 dihapus.
Pasal 159 dihapus.

Anda mungkin juga menyukai