Anda di halaman 1dari 15

Resume Perbandingan UU 13/2003 Sebelumnya dengan

UU Cipta Kerja – Bagian Ketenagakerjaan


Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020

RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
KLUSTER KETENAGAKERJAAN
Dalam Kluster Ketenagakerjaan ini direncanakan akan mengubah, menghapus, atau
menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam:
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial; dan
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia.

SUBJEK PASAL DALAM RUU CIPTA KERJA - KETENAGAKERJAAN

TENAGA KERJA ASING (TKA) PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)


Lanjutan...

2 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
SUBJEK PASAL DALAM RUU CIPTA KERJA – KETENAGAKERJAAN (2)

ALIH DAYA (OUTSOURCING) JAMSOSTEK

WAKTU KERJA & WAKTU ISTIRAHAT PELATIHAN KERJA

PENGUPAHAN SANKSI

PHK & PESANGON PEKERJA MIGRAN

3 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
TENAGA KERJA ASING
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan TKA,  Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan TKA, wajib
(sebelum Perpres 20/2018 tentang Penggunaan TKA) memiliki pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga
wajib mengurus Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Kerja Asing (RPTKA) oleh Pemerintah Pusat. (tidak perlu
Asing (IMTA) dan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja IMTA lagi)
Asing (RPTKA)
 Terdapat perluasan tidak berlakunya RPTKA. Selain
 Pengecualian izin TKA hanya bagi perwakilan negara perwakilan negara asing , juga tidak berlaku untuk:
asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan
pegawai diplomatik dan konsuler. saham tertentu atau pemegang saham sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
b. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh Pemberi
Kerja pada jenis kegiatan produksi yang terhenti
karena keadaan darurat, vokasi, start-up
berbasis teknologi, kunjungan bisnis, dan
penelitian untuk jangka waktu tertentu.

4 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu  PKWT tetap dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu. akan selesai dalam waktu tertentu.

 Jangka Waktu PKWT terbatas, untuk PKWT pertama  Akan terdapat Peraturan Pemerintah sebagai
maksimal 2 tahun, perpanjangan maksimal 1 tahun pengaturan lebih lanjut mengenai jenis, sifat, kegiatan
atau Pembaruan maksimal 2 tahun setelah jeda lebih dan waktu dalam PKWT.
dari 30 hari.

 Berakhirnya PKWT tidak adanya kewajiban pemberian  Adanya kewajiban pemberian uang kompensasi setiap
uang kompensasi. berakhirnya PKWT sesuai dengan masa kerja
pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.
Besarannya akan diatur lebih lanjut dalam PP.

5 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
OUTSOURCING
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan  Pengaturan Outsourcing selain terkait ketenagakerjaan
lain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : tidak lagi diatur dalam UU 13/2003. Hal terkait
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama/ hubungan bisnis antara pemberi kerja dengan vendor
pokok dan bersifat penunjang; (B2B) diatur dalam KUH Perdata.
b. tidak menghambat dan berhubungan dengan
proses produksi secara langsung; dan  Mengenai Outsourcing, hanya diatur:
c. dilakukan dengan perintah langsung atau tidak 1. Hubungan kerja pekerja dan vendor: PKWT/PKWTT
langsung dari pemberi pekerjaan. 2. Untuk PKWT, harus mensyaratkan pengalihan
pelindungan hak-hak bagi pekerja apabila terjadi
 Terdapat sanksi bila pelaksanaan Outsourcing tidak pergantian vendor dan sepanjang objek
sesuai normatif, maka hubungan kerja para pekerja pekerjaannya tetap ada.
vendor beralih menjadi hubungan kerja dengan 3. Perusahaan Outsourcing wajib berbentuk badan
pemberi kerja. hukum dan memiliki izin berusaha.
4. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat
kerja serta perselisihan yang timbul menjadi
tanggung jawab perusahaan alih daya minimal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
WAKTU KERJA & WAKTU ISTIRAHAT
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Waktu Kerja, meliputi:  Waktu Kerja tetap sama, meliputi:


a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam
jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
dalam 1 (satu) minggu; atau (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)
jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
1 (satu) minggu. (satu) minggu.
 Jumlah waktu kerja lembur paling banyak 3 (tiga) jam  Jumlah waktu kerja lembur meningkat menjadi paling
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 banyak 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan 18
(satu) minggu. (delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
 Istirahat/Cuti panjang teknisnya diatur dalam Undang-  Istirahat/Cuti Panjang diatur di Perjanjian
Undang. Kerja/Peraturan Perusahaan/PKB.

7 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PENGUPAHAN
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)
 Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur terdiri dari:  Penetapan upah minimum oleh Gubernur:
a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi a. Upah Minimum Provinsi (UMP) bersifat wajib; dan
atau kabupaten/kota; b. Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK) dapat
b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah ditetapkan bila memenuhi syarat (pertumbuhan
provinsi atau kabupaten/kota. ekonomi dan inflasi di Kab/Kota ybs)

 Tidak ada pengaturan mengenai upah di atas upah  Tidak ada lagi upah minimum berdasarkan sektor,
minimum. upah di atas upah minimum ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
di perusahaan.

 Upah Minimum berlaku untuk semua Pengusaha.  Upah minimum tidak berlaku bagi usaha mikro dan
kecil.

 Formula penghitungan upah minimum dalam PP  Formula penghitungan upah minimum diatur dalam PP
turunan (78/2015), dengan penghitungan berdasarkan turunan, memuat variabel pertumbuhan ekonomi atau
inflasi dan PDB Nasional. inflasi.

8 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PENGUPAHAN (2)
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Struktur skala upah dalam aturan turunan UU 13/2003  Struktur skala upah dalam Undang-Undang wajib
(Permenaker 1/2017) wajib disusun oleh Pengusaha. disusun oleh Pengusaha

 Terdapat pengaturan detail mengenai upah tetap  Pengaturan mengenai upah tetap dibayar meskipun
dibayar meskipun pekerja tidak melakukan pekerjaan, pekerja tidak melakukan pekerjaan, seperti: sakit, haid,
seperti: sakit, haid, tugas negara, ibadah, urusan tugas negara, ibadah, urusan keluarga, tugas serikat,
keluarga, tugas serikat, dan pendidikan dari dan pendidikan dari perusahaan) tidak diubah dalam
perusahaan) UU Ciptaker (berlaku pengaturan seperti sebelumnya).

 untuk pertama kali sejak berlakunya UU ini, upah


minimum yang berlaku yaitu upah minimum yang
telah ditetapkan berdasarkan PP 78/2015.

9 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PHK & PESANGON
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Alasan PHK diatur dengan detail dalam UU, dan untuk  UU hanya mengatur hal-hal pokok terkait alasan PHK.
setiap alasan PHK mendapatkan uang kompensasi yang Sedangkan hal-hal teknis, termasuk tata cara PHK dan
berbeda-beda. besaran kompensasi PHK diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
 Nilai Kompensasi dasar PHK:
a. Pesangon 9x upah;  Nilai Kompensasi PHK dasar:
b. Penghargaan masa kerja maksimal 10x upah; a. Pesangon 9x upah;
dan b. Penghargaan masa kerja maksimal 10x upah; dan
c. uang penggantian hak diatur detail dalam UU. c. uang penggantian hak tetap diatur detail dalam
berbeda jenis PHK, berbeda besaran kelipatan UU (namun dihapus uang penggantian
kompensasi PHK-nya (maks. 2x lipat). perumahan serta pengobatan dan perawatan
yang besarnya 15% dari kompensasi PHK)
tidak diatur berapa kali lipat kompensasi PHK-nya.

10 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
JAMSOSTEK
Sebelumnya (UU SJSN dan UU BPJS) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Tidak adanya Jaminan Kehilangan Pekerjaan, hanya  Terdapat penambahan program baru yang
terdapat: diselenggarakan oleh BP Jamsostek dan Pemerintah,
a. Jaminan Kesehatan yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
b. Jaminan Kecelakaan Kerja;
 JKP diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial
c. Jaminan Kematian;
dengan tujuan untuk mempertahankan derajat
d. Jaminan Hari Tua; dan
kehidupan yang layak pada saat pekerja/buruh
e. Jaminan Pensiun
kehilangan pekerjaan.
 Sumber pendanaan JKP berasal dari:
a. modal awal pemerintah;
b. rekomposisi iuran program jaminan sosial; dan/atau
c. dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.
 Manfaat jaminan kehilangan pekerjaan berupa uang
tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja.

11 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PELATIHAN KERJA
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:  Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:


a. lembaga pelatihan kerja pemerintah; dan/atau a. lembaga pelatihan kerja pemerintah;
b. lembaga pelatihan kerja swasta. b. lembaga pelatihan kerja swasta; atau
c. lembaga pelatihan kerja perusahaan.

 Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk  Lembaga pelatihan kerja swasta wajib memenuhi
badan hukum Indonesia atau perorangan. Wajib Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah
memperoleh izin atau mendaftar ke instansi yang Daerah Kabupaten/Kota. Untuk yang terdapat
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di penyertaan modal asing, Perizinan Berusaha diterbitkan
kabupaten/kota. oleh Pemerintah Pusat.

 Penempatan tenaga kerja oleh pelaksana dilakukan  Pelaksana penempatan tenaga kerja terdiri atas:
dengan memberikan pelayanan penempatan tenaga a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di
kerja (tidak spesifik pemerintah atau swasta). bidang ketenagakerjaan; dan
b. lembaga penempatan tenaga kerja swasta
(memperoleh izin usaha dari Poemerintah Pusat).

12 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
SANKSI
Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Terdapat pelanggaran yang bersifat administratif,  Untuk pelanggaran yang bersifat administratif, diubah
namun dikenakan sanksi Pidana, misalnya: dari dikenakan sanksi pidana menjadi dikenakan sanksi
a. pelaksana penempatan tenaga kerja administratif, seperti:
b. pelaksana penempatan tenaga kerja a. pelaksana penempatan tenaga kerja
c. Pembuatan surat pengangkatan karyawan tetap b. pelaksana penempatan tenaga kerja
d. pemberitahuan dan penjelasan isi serta c. Pembuatan surat pengangkatan karyawan tetap
pemberian naskah peraturan Perusahaan; d. pemberitahuan dan penjelasan isi serta
e. dsb. pemberian naskah peraturan Perusahaan;
e. dsb.

13 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
PEKERJA MIGRAN
Sebelumnya (UU No. 18 Tahun 2017) UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

 Surat Izin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran  SIP3MI dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
Indonesia (SIP3MI) mengacu pada Undang-Undang tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja menyesuaikan dengan ketentuan mengenai Perizinan
Migran Indonesia. Berusaha.

 Perusahaan yang akan menjadi Perusahaan  Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia
Penempatan Pekerja Migran Indonesia wajib mendapat wajib memiliki izin yang memenuhi Perizinan Berusaha
izin tertulis berupa SIP3MI dari Menteri. dan diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

 Kantor cabang Perusahaan Penempatan Pekerja  Kantor cabang Perusahaan Penempatan Pekerja Migran
Migran Indonesia wajib terdaftar di Pemerintah Indonesia wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang
Daerah provinsi. diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

14 RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)
TERIMA KASIH

RUU Cipta Kerja Bagian Ketenagakerjaan (Draft Rapat Paripurna 05 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai