Anda di halaman 1dari 4

Nama: Margaretha Wahyudianti

NIM: 202011018
Jurusan: Manajemen

1. a. Berikan definisi hukum dagang!


Hukum dagang adalah hukum yang mengatur tingkah laku yang turut melakukan perdagangan
untuk memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur hubungan hukum antara manusia dan
badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan perdagangan.

b. Mengapa istilah pedagang dihapus dalam KUHD diganti pengusaha, jelaskan!


Karena azas hukum dagang bagi pedagang tidak dapat dipertahankan lagi. Oleh sebab itu
pembentuk Undang-Undang telah mengadakan perubahan dalam hukum dagang dengan
dikeluarkannya S. 1938-276 yang mulai berlaku tanggal 17 Juli 1938. Perubahan ini memuat 2
hal, yaitu:
1. Penghapusan pasal 2 sampai dengan pasal 5 pada bab 1, Buku 1 KUHD: Pasal-pasal
tersebut mengenai pengertian pedagang dan pengertian perbuatan perniagaan. Jadi mulai tanggal
17 Juli 1938 itu pengertian pedagang sebagai yang ditentukan dalam pasal-pasal 2 sampai
dengan 5 (lama) KUHD dihapus dan diganti dengan pengertian perusahaan.
2. Memasukkan istilah “perusahaan” dalam hukum dagang, diantara mana yang tercantum
dalam pasal 6, 16, 36 dan lain-lain.

2. a. Mengapa perusahaan wajib melakukan pendaftaran dan pembukuan berikan penjelasannya.


Karena, menurut UU 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan menerangkan bahwa Tujuan
dan Sifat Wajib Daftar Perusahaan adalah untuk mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat
secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak
yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang
tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.

b. Apakah ada sanksi jika tidak melakukan ke-2 hal diatas, uraikan dengan merujuk dasar
hukumnya.

1. Sanksi pembatalan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dapat saja dibatalkan apabila
diperoleh bukti bahwa data pendaftaran badan usaha memberikan dan menjalankan usaha
tidak sesuai dengan izin usaha maka Proses pembatalan pun dilakukan berupa peringatan
sebanyak 3 kali apabila perusahaan tersebut tetap tidak melakukan pembenaran data
maka KPP akan menindak lanjuti dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembatalan TDP.
2. Sanksi berikutnya, perusahaan yang tidak mendaftarkan perusahaannya yang sengaja atau
lalai tidak memenuhi kewajiban maka akan diancam pidana seperti yang telah disebutkan
sebelumnya
3. Sanksi pidana pelanggaran baik pengusaha yang tidak memenuhi kewajiban untuk
menghadap atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan
untuk pendaftaran dalam daftar perusahaan dengan ancaman pidana penjara maksimum 2
bulan atau pidana denda sebanyak 1.000.000,- sebagaimana tercantum dalam pasal 34
UUD terkait Tentang Wajib Daftar Perusahaan.
4. Apabila tindak pidana dalam Pasal 32, 33 dan 34 Undang-undang dilakukan oleh suatu
badan hukum, penuntutan pidana akan dikenakan dan pidana dijatuhkan terhadap
pengurus atau pemegang kuasa dari badan hukum tersebut.

3. Dalam setiap perusahaan ada hubungan koordinasi dan sub ordinasi, jelaskan perbedaan dan
simulasikan dalam contoh.
Hubungan koordinasi itu sangat doniman di kehidupan oraganisasi yang efesien untuk
mencapai tujuan. Sedangkan sub ordinasi yaitu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang
dilakukan oleh suatu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Kalau hubungan koordinasi
contohnya desentralisasi yang bertujuan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam
negara, sedangkan sub ordinasi contohnya ketidakadilan dominasi yaitu kedatangan orang putih
pada benua Asia, Afrika, dan Amerika sehingga orang kulit hitam di remehkan.

4. Berikan 3 aturan dalam UU Cipta Kerja yang mengatur/merubah/menghilangkan aturan


tentang perusahaan (sebutkan pasal dan jelaskan mengatur,merubah,menghilangkan aturan
tentang apa)
1. Pasal 77 tentang pengaturan waktu kerja
Pasal 77 dalam UU Cipta Kerja berbunyi:

(1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1(satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha
atau pekerjaan
tertentu.

(4) Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Batasan waktu kerja dalam Pasal 77 ayat (2) masih dikecualikan untuk sektor tertentu. Detail
skema masa kerja dan sektor tertentu yang dimaksud akan dijabarkan lebih lanjut melalui
peraturan pemerintah (PP).

Ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya perbedaan batas waktu kerja bagi sektor tertentu dan
kompensasinya akan dapat merugikan pekerja di sektor-sektor tertentu, karena mereka dapat
diminta untuk bekerja lebih lama dan menerima pembayaran untuk lembur yang lebih rendah
dibandingkan pekerja di sektor lain.
2. Penghapusan Pasal 91 di UU Ketenagakerjaan

Pasal 91 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 berbunyi:

(1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan
pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum,
dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan
yang
berlaku.

Pasal tersebut mewajibkan upah yang disetujui oleh pengusaha dan pekerja tidak boleh lebih
rendah daripada upah minimum sesuai peraturan perundang-undangan.

Apabila persetujuan upah tersebut lebih rendah daripada upah minimum dalam peraturan
perundang-undangan, maka pengusaha diwajibkan untuk membayar para pekerja sesuai dengan
standar upah minimum dalam peraturan perundang-undangan. Jika dilanggar pengusaha akan
mendapat sanksi.

Menghapus Pasal 91 UU Ketenagakerjaan ini akan berujung pada kurangnya kepatuhan


pengusaha terhadap upah minimum menurut undang-undang.
Dengan kata lain, kemungkinan besar pengusaha akan memberikan upah yang lebih rendah
kepada pekerja dan tidak melakukan apa-apa karena tidak ada lagi sanksi yang mengharuskan
mereka melakukannya.

3. Tentang memperkerjakan orang asing

Revisi UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pasal 42 menjadi:

1. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki rencana
penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat.

2. Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi:


a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan saham tertentu atau pemegang saham sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor perwakilan negara asing, atau

c. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh Pemberi Kerja pada jenis kegiatan produksi yang
terhenti karena keadaan darurat, vokasi, perusahaan rintisan (start-up), kunjungan bisnis, dan
penelitian untuk jangka waktu tertentu.

4. Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk
jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan
diduduki.

5. Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia.

6. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah

5. Apakah Anda setuju dengan pengaturan, penghapusan, penambahan diatas dalam bentuk
omnibus law, jelaskan singkat.
Saya saya setuju dengan penambahan Pasal 77 tentang pengaturan waktu kerja karena menurut
saya dengan adanya pembatasan kerja seseorang akan memiliki waktu istirahat yang cukup dan
dapat mengendalikan emosi dan mampu bekerja dengan baik.
Saya setuju penghapusan Pasal 91 di UU Ketenagakerjaan. Karena dengan perbaikan aturan
tersebut seorang pekerja bisa mendapatkan gaji atau upah yang lebih layak.
Saya setuju dengan Revisi UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pasal 42. Karena
dengan ada mengubahan aturan tersebut suatu perusahaan akan terjaga data-data rahasianya.

Anda mungkin juga menyukai