Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN PERUSAHAAN

TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

M. Y. Dedi Haryanto
STIE Musi, Palembang
mydediharyanto@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to know the inÀuence of the liqudity, growth, pro¿tability
and ef¿ciency to dividend policy. The population of this research are companies listed
on the Indonesia stock exchange and the sample frame use the list of the 50 leading
companies in market capitalization in 2012. The sampling methode is purposive
sampling technique with two criteria and ¿nal sample are 36 listed company. Data
was collected from the Indonesian Capital Market in 2012 with research period 2008-
2010. This research use multiple regression to analysis data. There are one dependent
variables and four independent variables. The results showed that at the level of 95%,
ROE, DER, and OPM inÀuence dividend policy while net income growth does not
affect the dividend policy. But with 90% con¿dence, results showed that net income
growth (GROW) affect dividend policy. So it can be concluded that corporate ¿nancial
factors inÀuence the dividend policy.
Keywords: dividend policy, DER, net income growth, ROE, and OPM.

krisis 1998, jumlah perusahaan untung yang


  membagikan dividen ternyata hanya 40% dengan
Pembagian dividen dapat digunakan rasio payout sebesar 20%. Angka ini turun dari
oleh manajemen untuk meningkatkan harga periode sebelum krisis dengan 80% emiten
sahamnya. Deitiana (2011) menyebutkan bahwa penghasil laba membayar dividen 35% dari laba
kebijakan dividen merupakan keputusan yang bersih. Tidak semua perusahaan yang mendapat
diambil perusahaan untuk menentukan berapa laba membagikan dividen seperti PT Hero
besar bagian dari laba bersih yang diperoleh Supermarket yang tidak pernah membagikan
untuk dibagikan sebagai dividen atau laba dividen 10 tahun terakhir dan PT. Bakrie Brothers
ditahan. Pembagian dividen ternyata juga (BNBR) selama 12 tahun meskipun sering
mampu menyampaikan informasi mengenai mengalami keuntungan.
prospek perusahaan. Abbe (2001) menyebutkan Secara konsep, dividen adalah laba yang
bahwa informasi perubahan dividen memiliki dibagikan. Hanya perusahaan mendapat laba
kandungan perubahan laba masa depan. yang dapat membagikan dividen dan perusahaan
Analisis dividen pada emiten non- yang rugi tidak mempunyai kewajiban untuk
keuangan di Bursa Efek Indonesia pada periode ini. Perusahaan rugi yang memaksakan diri
1991-2006 menunjukkan bahwa 60% korporasi membagikan dividen dapat mengubur dirinya
penghasil laba membagi dividen dengan rasio melalui likuidasi namun ada juga yang
25% dari laba bersih. Jika dilihat setelah periode tetap membagikan dividen karena dianggap

95
memiliki sentimen positif. Beberapa penelitian perusahaan, dalam contoh ini adalah Indofood.
mengenai dividen menguji reaksi pasar terhadap Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba
pengumuman dividen. Bandi dan Jogiyanto (2000) bersih (net income) dan tingkat cash Àows pada
menunjukkan bahwa ada reaksi pasar disekitar suatu periode tertentu, manajemen dihadapkan
pengumuman dividen yang dilihat dari reaksi pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Dua
harga dan volume. Penelitian reaksi ini kemudian alternatif penggunaan utama laba adalah: (1)
berkembang dengan melihat reaksi terhadap dibagikan sebagai dividen atau (2) ditahan sebagai
kebijakan dividen pada waktu ex-dividend day. laba ditahan (retained arnings). Keputusan inilah
Pujiono (2992), Sularso (2003) dan Siaputra yang dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu
dan Adwin (2006) membuktikan pengaruh menentukan seberapa besar atau proporsi laba
pengumuman dividen disekitar tanggal ex- yang akan dibagikan sebagai dividen.
dividen date. Kemudian Apriani (2005) meneliti Dalam mendesain dan mengimplemen-
mengenai pola kebijakan dividen. Ia meneliti tasikan kebijakan tersebut, terdapat trade-
reaksi pasar terhadap pengumuam dividen naik off yang harus diperhatikan. Jika perusahaan
atau turun. Penelitiannya menyimpulkan bahwa meningkatkan dividen, pemegang saham atau
pasar bereaksi kuat terhadap pengumuman pemilik perusahaan akan memperoleh cash Àows
kenaikan atau penurunan dividen. Semua hasil namun pertumbuhan perusahaan berpotensi
penelitian ini menunjukkan bahwa dividen menurun karena cash Àows tersebut semestinya
merupakan aksi korporasi perusahaan yang dapat digunakan untuk reinvestasi. Di sisi lain, jika
penting yang mampu mempengaruhi ekspektasi perusahaan mengurangi dividen, pertumbuhan
investor. perusahaan mungkin akan meningkat namun
PT Indofood Sukses Makmur (INDF) pemegang saham akan menerima cash Àows yang
memutuskan untuk membagikan dividen 2005 lebih sedikit sehingga secara sekilas kemakmuran
sebesar Rp5 per saham atau setara dengan 39% pemegang saham juga terpengaruh. Setyawan
dari perolehan laba bersih 2005 yang mencapai (2009) menunjukkan bahwa memang terjadi
Rp124 miliar. Dibandingkan tahun sebelumnya, interaksi antara keputusan dividen dan struktur
dividen yang dibagikan tersebut turun drastis. modal untuk meminimumkan biaya keagenan.
Untuk tahun buku 2004, INDF membagikan Hal ini menunjukkan bahwa keputusan
dividen sebesar Rp17,5 per saham atau setara kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh
dengan 39% dari laba bersih 2004 yang mencapai kondisi keuangan perusahaan. Kemampuan
Rp 386,9 miliar. Dengan demikian, rasio perusahaan membagikan dividen tergantung dari
pembayaran dividen tidak berubah meskipun faktor-faktor keuangan perusahaan. Hery (2009)
nilai nominal dividen mengalami penurunan. membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
Penurunan laba bersih dan dividen yang dibagikan signi¿kan antara laba bersih dengan dividen kas.
tersebut sebagai dampak dari meningkatnya beban Ia juga membuktikan bahwa arus kas operasi
usaha, beban bunga, dan masih tingginya rugi mempengaruhi dividen kas. Sedangkan Putra dan
selisih kurs. Meski penjualan Indofood sepanjang Yunia (2009) meneliti tentang faktor-faktor yang
2005 naik 4,7 % menjadi Rp18,76 triliun, namun mempengaruhi keputusan pembagian dividen.
hal itu tidak dapat menutupi peningkatan beban Hasilnya menunjukkan bahwa volatilitas ROE
usaha, beban bunga, dan rugi kurs. (http://www. dan kebijakan dividen tahun lalu menentukan
investorindonesia.com) keputusan pembagian dividen sedangkan
Cuplikan berita di atas merupakan variabel earning, retain earning, ROE, ukuran
suatu informasi mengenai kebijakan dividen perusahaan, utang dan struktur kepemilikan tidak
berpengaruh signi¿kan.
96
Kondisi keuangan perusahaan saat ini Dalam dunia keuangan, terdapat lima
dan masa mendatang memang menjadi dasar konsep tentang kebijakan dividen, yaitu:
pertimbangan manajemen dalam memutuskan x Irrelevance theory. Teori ini menganggap
kebijakan dividen. Pembagian dividen memiliki bahwa kebijakan dividen tidak membawa
dampak keuangan bagi perusahaan. Penelitian dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi,
ini ingin menguji faktor-faktor keuangan yang peningkatan atau penurunan dividen oleh
digunakan manajemen dalam menentukan perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai
kebijakan dividen. Faktor keuangan yang diteliti perusahaan.
meliputi faktor likuiditas, e¿siensi, pro¿tabilitas, x Agency theory. Teori ini berpendapat bahwa
dan pertumbuhan. dividen dapat digunakan untuk mengurangi
agency cost. Jika perusahaan membagikan
 

 
dividennya maka manajemen akan memenuhi
Dividen dan Kepentingan Pemegang Saham kebutuhan pendanaan dari pihak luar. Jadi
Dividen sebagai apresiasi perusahaan kreditorlah yang kemudian akan mengawasi
kepada pemegang saham. Pada dasarnya tujuan kondisi dan kinerja perusahaan.
perusahaan adalah memaksimumkan nilai x Bird-in-the-hand theory. Teori ini berpendapat
pemegang saham. Dalam teori keagenan, terdapat bahwa investor menyukai dividen karena kas
dua pihak utama dalam sebuah perusahaan yaitu di tangan lebih bernilai daripada kekayaan
pemilik dan manajemen. Demi mencapai tujuan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga
perusahaan, manajemen sebagai pihak yang saham perusahaan akan sangat ditentukan
diberi amanat mengelola perusahaan, melakukan oleh besarnya dividen yang dibagikan.
serangkaian keputusan baik yang bersifat strategis Dengan demikian, semakin tinggi dividen
maupaun taktis operasional. Efekti¿tas keputusan yang dibagikan, semakin tinggi pula nilai
yang diambil manajemen akan menentukan perusahaan.
sejauh mana tujuan perusahaan dapat dicapai. x Residual Dividend Theory. Teori ini
Prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan menganggap bahwa laba yang dibagikan
dipertanggungjawabkan kepada para pemilik merupakan sisa laba yang sudah digunakan
atau pemegang saham. Dengan demikian, maka terlebih dahulu untuk capital investement.
kepentingan pemegang saham merupakan fokus Dengan demikian investasi yang dilakukan
manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. tersebut akan dapat meningkatkan nilai saham
(Basir dan Hendy, 2005: hal. 75) dimasa depan.
Dividen merupakan hak pemegang x Tax preference theory. Menurut teori ini,
saham. Namun pembagian dividen bukan investor tidak terlalu menyukai dividen
merupakan kewajiban tetapi bersifat kebijakan karena dividen tidaklah tax deductible.
manajemen yang disebut kebijakan dividen., Meskipun lima konsep tersebut dianggap
Seandainya perusahaan mengalami kerugian sebagai teori-teori utama mengenai kebijakan
maka ia boleh tidak membagikan dividen. dividen, perkembangan ilmu keuangan modern
Namun ada perusahaan yang tetap membagikan memunculkan pendekatan baru yang lebih
dividen walaupaun tidak memperoleh laba. relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu
mempunyai arti penting dalam kelangsungan signalling theory. Pengumuman dividen diyakini
hidup perusahaan. mempunyai informasi dan membawa sinyal
tentang laba bersih saat ini dan potensi perusahaan

97
di masa mendatang. Model signalling dividen tahun anggaran. Kebiasaan semacam itu pula yang
mulai berkembang pada akhir tahun 1970-an kemudian menjadi terminologi sendiri di pasar
di Amerika. Ide dasar dalam model ini adalah modal, yaitu dengan dikotomi “dividen interim”
bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dan “dividen ¿nal”. Dividen interim biasanya
dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek diputuskan oleh Rapat Direksi di tengah-tengah
perusahaan. Yang membuat metode ini menjadi perjalanan tahun anggaran, setelah melihat
kompleks adalah kenyataan bahwa dividen kinerja perseroan selama semester pertama tahun
yang meningkat oleh suatu perusahaan dapat anggaran.
diterjemahkan sebagai sinyal positif, namun Mayoritas anggaran dasar perusahaan
dapat pula diartikan sebagai sinyal negatif. publik yang tahun anggarannya berakhir 31
Pola Kebijakan Dividen dan Mekanisme Desember menetapkan bahwa RUPS Tahunan
Pembagian Dividen wajib diselenggarakan sebelum akhir Juni tahun
Dividen memang bukan kewajiban suatu berikutnya. Otoritas Pasar Modal mewajibkan
perseroan, walaupun merupakan hak pemegang perseroan terbuka itu menyampaikan laporan
saham. Ia baru menjadi kewajiban atau hutang keuangan yang telah diaudit paling lambat 31
setelah diputuskan dan diumumkan. Kebijakan Maret tahun berikutnya, setelah tahun buku
dividen adalah budaya perusahaan. Di Indonesia, perseroan berakhir. Itu sebabnya, dividen ¿nal
perusahaan publik memang diwajibkan Otoritas pada umumnya diputuskan pada RUPS Tahunan
Pasar Modal untuk menjelaskan Kebijakan Dasar yang diselenggarakan pada bulan-bulan April -
Dividen (KDD) dalam prospektus yang mereka Mei - Juni setiap tahun.
terbitkan dalam rangka initial public offering. Pengambilan keputusan pembagian di-
Ada perusahaan yang menetapkan KDD stabil viden oleh manajemen dapat menyebabkan
dalam rupiah, ada pula yang menetapkan KDD perubahan nilai saham perusahaan. Dalam kondisi
stabil pay out ratio (Constant payout ratio perekonomian normal, tindakan manajemen yang
divident policy) dan ada segelintir yang dengan menyebabkan pendapatan dividen meningkat
berani menetapkan KDD dengan pertumbuhan (changes in expected return) akan meningkatkan
stabil dalam rupiah (regular dividen policy) atau nilai saham. Sebaliknya, tindakan manajemen
kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran yang dapat meningkatkan risiko (changes in risk)
dividen rendah yang teratur, ditambah dengan akan meningkatkan return yang diharapkan dan
dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan (Low- menurunkan nilai saham dan sebaliknya. Karena
Regular-an-Extra Dividend Policy). Sebagian keputusan manajemen, terutama yang berkaitan
perusahaan tbk di Indonesia menggunakan KDD dengan masalah ¿nansial perusahaan, seringkali
stabil pay out ratio). Otoritas hanya mewajibkan mempengaruhi baik risiko maupun return
perseroan menjelaskan KDD, teknis bagaimana secara bersamaan, maka dampak terhadap nilai
proses pengambilan keputusan, besarnya, dan saham tergantung kepada ukuran besar-kecilnya
cara pembayarannya, diserahkan untuk diatur perubahan variabel-variabel tersebut.
dalam Anggaran Dasar Perseroan dan atau Dampak lain yang ditimbulkan oleh
kebijakan perseroan lainnya. kebijakan dividen adalah bahwa kebijakan
Sampai di sini, kebijakan dividen masih tersebut secara langsung akan berpengaruh
merupakan bagian dari budaya perusahaan. negatif dengan leverage keuangan perusahaan
Karena itu perusahaan publik di Indonesia, pada (Pujiono, 2002). Artinya, debt to equity ratio akan
umumnya mengumumkan dividen dua kali setiap meningkat sesuai dengan proporsi dividen yang
akan dibagikan. Meningkatnya nilai leverage

98
maka penilaian terhadap perusahaan menjadi adalah untuk menghindari akuisisi oleh
buruk yang selanjutnya akan mempengaruhi perusahaan lain.
harga saham di pasar. c. Akses ke Pasar Keuangan, Jika perusahaan
Faktor-Faktor Keuangan Penentuan Kebija- mempunyai akses ke pasar keuangan
kan Dividen yang baik, perusahaan bisa membayar
Dalam mengelola bisnis manajemen dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa
seringkali memerlukan data-data yang berasal membantu perusahaan memenuhi kebutuhan
dari laporan operasi internal, harian surat kabar, likuiditasnya.
majalah bisnis dan banyak sumber yang lain. d. Stabilitas Pendapatan, Jika pendapatan
Walsh (2003: hal 7) menyatakan bahwa kondisi perusahaan relatif stabil, aliran kas di
perusahaan menjadi salah satu sumber penting masa mendatang bisa diperkirakan dengan
bagi manajemen mengelola bisnisnya. Ada lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa
beberapa isu penting dalam bisnis yaitu aktiva, membayar dividen yang lebih tinggi. Hal
laba, pertumbuhan dan arus kas. Keempat yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan
variabel ini saling berhubungan. Terdapat yang mempunyai pendapatan yang tidak
keseimbangan yang dapat dipertahankan diantara stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa
keempat variabel itu dan dari keseimbangan ini mendatang membatasai kemampuan
akan dihasilkan nilai perusahaan (corporate perusahaan membayar dividen yang tinggi.
value). Nilai perusahaan inilah yang menjadi Pada praktiknya, ada beberapa faktor
alasan sebagian aktivitas bisnis atau stakeholder lain yang mempengaruhi manajemen dalam
menfokuskan perhatian pada rasio-rasio bisnis menentukan pembagian dividen seperti perjan-
yang menentukan nilai perusahaan. Rasio-rasio jian hutang. Pada umumnya perjanjian hutang
inilah yang menjadi perhatian manajemen dalam antara perusahaan dengan kreditor membatasi
menentukan kebijakan dividen. pembayaran dividen. Misalnya, dividen hanya
Dividen merupakan kas keluar bagi dapat diberikan jika kewajiban hutang telah
perusahaan yang dapat mempengaruhi kondisi dipenuhi perusahaan dan/atau rasio–rasio
keuangan perusahaan di masa mendatang. keuangan menunjukkan perusahaan dalam kon-
Dalam membagikan dividen, perusahaan harus disi sehat. Faktor lainnya adalah tersedianya kas.
memperhatikan beberapa faktor, antara lain: Dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar
a. Kesempatan Investasi, Kebijakan dividen jika tersedianya uang tunai yang cukup. Jika
perusahaan jangan sampai mengorbankan likuiditas baik, perusahaan dapat membayar
proyek yang dapat meningkatkan value dividen.
pemegang saham di masa yang akan datang. Pembagian dividen oleh manajemen
Semakin besar kesempatan investasi maka kadangkali bermotif pengendalian. Jika ma-
dividen yang bisa dibagikan akan semakin najemen ingin mempertahankan kontrol terhadap
sedikit. perusahaan, ia cenderung untuk segan menjual
b. Pro¿tabilitas dan Likuiditas, Kebijakan saham baru sehingga lebih suka menahan
dividen perusahaan sebaiknya memperhi- laba guna memenuhi kebutuhan dana/baru.
tungkan pro¿tabilitas dan likuiditas peru- Akibatkanya dividen yang dibayar menjadi kecil.
sahaan. Aliran kas atau pro¿tabilitas yang baik Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang
bisa membayar dividen atau meningkatkan relatif kecil. Selain itu pembagian dividen juga
dividen. Alasan lain pembagian dividen ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dana untuk
investasi. Perusahaan yang berkembang selalu

99
membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan manajemen akan menggunakan laba tersebut
pada proyek–proyek yang menguntungkan. untuk kepentingan pengembangan perusahaan.
Sumber dana baru yang merupakan modal Akibatnya manajemen akan menahan laba
sendiri (equity) dapat berupa penjualan saham tersebut untuk digunakan pada capital investment.
baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung Konsekuensinya laba ditahan menjadi besar dan
memanfaatkan laba ditahan karena penjualan dividen mengecil. Hal ini menunjukkan bahwa
saham baru menimbulkan biaya peluncuran pertumbuhan laba mempengaruhi kebijakan
saham (Àotation cost). Oleh karena itu semakin dividen.
besar kebutuhan dana investasi, semakin kecil H2 : Pertumbuhan laba mempengaruhi
dividen payout ratio. kebijakan dividen
Keputusan pembagian dividen merupakan 3. Pengaruh Rasio Pro¿tabilitas Terhadap Kebi-
keputusan jangka panjang karena besarnya jakan Dividen
tergantung dari Àuktuasi laba. Jika laba konstan Pada umumnya membagi dividen ter-
maka perusahaan dapat membagikan dividen yang gantung dari keberhasilan perusahaan meng-
relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen hasilkan laba. Dividen merupakan janji pengelola
jika laba tiba–tiba merosot. Sebaliknya jika laba terhadap pemilik yang dianalogikan dengan
perusahaan berÀuktuasi, dividen sebaiknya kecil kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
agar kestabilannya terjaga. Selain itu, perusahaan sumber modal sendiri. Laba yang dibagikan
dengan laba yang berÀuktuasi sebaiknya tidak tergantung pada kemampuan perusahaan me-
banyak menggunakan hutang guna mengurangi ngelola dana pemilik untuk menghasilkan laba.
risiko kebangkrutan. Konsekuensinya laba H3 : Return on equity mempengaruhi
ditahan menjadi besar dan dividen mengecil. kebijakan dividen
Pengembangan Hipotesis 4. Pengaruh Rasio E¿siensi Terhadap Kebijakan
1. Pengaruh rasio utang Terhadap Kebijakan Dividen
Dividen Besar tidaknya pembagian dividen
Perusahaan yang memiliki perjanjian dilihat dari besar kecilnya laba yang dihasilkan.
utang akan membatasi perusahaan membagikan Perusahaan dapat menghasilkan laba jika ia
dividen. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh mampu melaksanakan proses bisnis yang e¿sien
perusahaan yang memiliki utang agar perusahaan sehingga proses ini mampu menghasilkan sisa
dapat selalu berada pada kondisi sehat. Hal dari penjualan yang dapat dikembalikan kepada
ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan manajemen. Kebijakan dividen merupakan
perusahaan memiliki pengaruh terhadap pem- cerminan e¿siensi yang dilakukan oleh mana-
bagian dividen perusahaan. jemen dalam mengelola perusahaannya.
H1 : Debt equity ratio mempengaruhi H4 : Operating pro¿t margin mempengaruhi
kebijakan dividen kebijakan dividen
2. Pengaruh Pertumbuhan Laba Terhadap Kebi- Penelitian Terdahulu
jakan Dividen Hery (2009) meneliti tentang hubungan
Dividen dibagikan dari laba yang antara laba bersih dan arus kas operasi terhadap
dihasilkan perusahaan. Laba yang menignkat dividen kas. Penelitian tersebut menggunakan data
menunjukkan kondisi kesempatan investasi yang dari data base OSIRIS (public listed companies
besar yang dimiliki perusahaan. Hal inimembuat worldwide) dengan data laporan keuangan dan

100
laporan arus kas tahun 2007. Pemilihan sampel harga saham. Hasil menunjukkan bahwa ROE
menggunakan teknik convenience sampling dan dan harga saham mempengaruhi DPR dengan
terpilih 25 perusahaan sampel. Teknik analisis tanda positif sedangkan DER memiliki arah
data menggunakan analisis deskriptif Pearson,s hubungan yang negatif namun tidak signi¿kan
correlation dengan variabel independen laba mempengaruhi DPR.
bersih dan arus kas operasi dan variabel Khazanah (2009) meneliti tentang
dependennya adalah dividen kas. Hasil penelitian pengaruh investasi, likuiditas, pro¿tabilitas dan
menunjukkan hubungan yang positif signi¿kan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.
antara laba bersih dan dividen kas. Begitu juga Sampel penelitian ini sebanyak 30 perusahaan
hasil penelitian yang lain didukung yaitu arus dengan menggunakan teknik purposive sampling.
kas operasi memliki hubungan positif signi¿kan Analisis menggunakan metode regresi linier
dengan dividen kas. berganda. Data menggunakan periode waktu
Putra dan Yunia (2011) meneliti tentang 2000– 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan variabel pro¿tabilitas mempengaruhi secara
pembagian dividen. Penelitian ini menggunakan signi¿kan DPR, sedangkan variabel independen
perusahaan yang terdaftar di bursa efek kecuali lainnya tidak signi¿kan mempengaruhi DPR.
sektor keuangan. Sampel dipilih dengan Namun jika dilihat dari nilai F maka dapat
menggunakan teknik simple random sampling disimpulkan bahwa semua variabel independen
sebanyak 152 perusahaan atau 51,18% dari tersebut secara bersaman-sama mempengaruhi
populasi. Data dikumpulkan dari laporan DPR.
keuangan tahun 2009 yang berasal dari IDX. Hidayat (2006) tentang pengaruh ROI,
Metode analisis data menggunakan analisis cash ratio, current ratio, debt to total asset,
regresi logistik dengan variabel independen EPS dan size terhadap dividen kas. Penelitian
dengan 1 untuk perusahaan yang membagi ini menggunakan teknik purposive sampling
dividen dan 0 untuk perusahaan yang tidak dan sampelnya adalah 21 emiten. Sumber
membagi. Hasil menunjukkan bahwa volatilitas data menggunakan Indonesian Capital Market
ROE dan keputusan pembagian dividen tahun Directory 2004 dan 2005. Teknik analisis yang
lalu menentukan secara signi¿kan kebijakan digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil
pembagian dividen. Variabel lainnya seperti menunjukkan ada dua variabel yaitu current ratio
Laba ditahan, ROE, ukura perusahaan, DER, dan EPS yang mempengaruhi secara signi¿kan
dan struktur kepemilikan tidak mempengaruhi dividen kas. Sedangkan variabel lain tidak
pembagian dividen. signi¿kan mempengaruhi dividen kas.
Suharli (2006) meneliti tentang pengaruh
pro¿tabilitas, leverage dan harga saham terhadap  

dividen kas. Penelitian ini menggunakan
perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2002- Populasi penelitian ini adalah perusahaan
2003. Teknik pemilihan sampel menggunakan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
purposive sampling dan mendapatkan dengan kerangka sampel daftar 50 leading
62 perusahaan sampel. Data penelitian companies in market capitalization dari buku
menggunakan laporankeuangan tahun 2002– fact book Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
2003. Teknik analisis data menggunakan analisis Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
regresi dengan variabel dependen DPR dan sampling dengan kriteria pertama, emiten
variabel independennya adalah ROE, DER dan tersebut minimal pernah dua kali membagikan

101
dividen selama periode pengamatan dari tahun lebih kecil dari 5% maka hipotesis nol ditolak
2009 sampai dengan 2011. Kriteria kedua adalah sedangkan jika signi¿kansi lebih besar dari
emiten tersebut menerbitkan saham perdana atau 5% maka hipotesis nol yang diterima. Semua
IPO sebelum tahun 2010. Jadi jumlah sampel pengolahan data pada penelitian ini menggunakan
yang digunakan dalam proses pengolahan data software SPSS versi 16.
sebanyak 36 emiten yang dapat dilihat pada
lampiran 1. Semua data diperoleh dari dua sumber 
 
 
 

yaitu Indonesian Capital Market Directory


(ICMD) tahun 2012 dan www.idx.co.id. Periode Statistik Deskriptif
data yang dikumpulkan sama dengan periode Perusahaan sampel memiliki dividen
penelitian yaitu 3 tahun yang meliputi tahun 2008 payout rat-rata 41,89% yang berarti 41% laba
sampai dengan 2010. dibagikan kepada pemegang saham. Payout
Penelitian ini memiliki lima variabel yang ini relatif tinggi karena hampir mencapai 50%.
terdiri dari satu variabel dependen dan empat Rata-rata perusahaan sampel memilik struktur
variabel independen. Variabel dependennya modal yang menggunakan utang sebagai sumber
adalah kebijakan dividen (DPR) yang diukur pendanaan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
dengan menggunakan proporsi laba bersih DER sebesar 2,2107. Ini menunjukkan bahwa
tahunan yang dibagikan kepada pemegang komposisi utang besarnya 2 kali nilai ekuitas.
saham perusahaan. Variabel independennya Kemudian pertumbuhan rata-rata perusahaan
adalah likuiditas (DER), pertumbuhan (GROW), sampel cukup baik yaitu sebesar 52, 7227%.
pro¿tabilitas (ROE), dan e¿siensi (OPM). Variable Untuk kinerja, statistik menunjukkan perusahaan
likuiditas diukur dengan menggunakan rasio debt sampel memiliki kinerja yang baik. Rata-rata
to equity dan variabel pertumbuhan dihitung ROE perusahaan sampel relatif tinggi yaitu
dengan rumus selisih laba tahun ini dengan tahun sebesar 35,9042% dengan rata-rata e¿siensinya
lalu dibagi laba tahun lalu. Pengukuran variabel sebesar 26,8961%. Hasil statistik deskriptif dapat
pro¿tabilitas menggunakan rasio return on equity dilihat pada tabel 1
sedangkan e¿siensi diukur dengan menggunakan Tabel 1
rasio operating pro¿t margin. Statistik Deskriptif
Analisis data penelitian menggunakan Variabel Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar
Divien payout ratio 0,00 121,38 41,8988 28,28096
metode regresi berganda. Model persamaan Debt equity ratio 0,15 10,88 2,2107 2,94045
regresi pada penelitian ini adalah DPR = a + b1 Pertumbuhan laba -74,58 882,72 52,7227 113,60080
Return on equity 4,49 151,45 35,9042 23,86821
DER+ b2 GROW + b3 ROE + b4 OPM + u Operating pro¿t
margin
6,74 54,12 26,8961 11,28266

Untuk memastikan bahwa model Sumber: hasil olah data


regresi yang dibuat dapat digunakan untuk
menguji hipotesis maka dilakukan pengujian Hasil Pengujian Asumsi Klasik
model. Sebelum pengujian hipotesis terlebih Pengujian normalitas menggunakan
dahulu dilakukan maka persamaan regresi yang uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian terhadap
digunakan harus terbebas dari permasalahan residual persamaan regresi ini menghasilkan
normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, nilai Z sebesar 0,893 dengan p-value 0,402.
dan autokorelasi. Permasalahan tersebut sering Nilai p-value ini lebih besar dari alpha 0,05
disebut dengan asumsi klasik. Pengujian hipotesis sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi
penelitian ini menggunakan signi¿kansi dari residual tidak berbeda dengan distribusi normal.
nilai t dari persamaan regresi. Jika sigini¿kansi Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi

102
ini memenuhi asumsi normalitas. Pengujian negatif yang berarti semakin besar pertumbuhan
multikolineritas menggunakan nilai VIF. Angka laba maka semakin rendah nilai DPR.
VIF dari variable independen berkisar antara Tabel 2
1,036 sampai dengan 1,058 yang berarti lebih Hasil Pengolahan Data Persamaan Regresi
kecil dari 10. Dari hasil ini dapat disimpulkan Variabel Koe¿sien t Sign
bahwa dalam persamaan regresi ini variable Konstanta 23,112 3,3467 0,001***
Debt equity ratio -3,326 -4267 0,000***
independen tidak saling berkorelasi atau dapat Pertumbuhan laba -0,035 -1,739 0,085**
dikatakan persamaan regresi ini memenuhi Return on equity 0,473 4,882 0,000***
Operating pro¿t margin 0,420 2,062 0,042***
asumsi mulikolinieritas. Sumber : hasil olah data
Langkah selanjutnya adalah menguji *** signi¿kan pada 95%, ** signi¿kan pada 90%
autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin-
Watson. Nilai Durbin-Watson dari model regresi Variabel yang memiliki koe¿sien postitif
ini sebesar 1,453 yang artinya mendekati angka 2 adalah ROE dan OPM. Dari tabel 3.4 dapat
sehingga dikatakan model regresi ini tidak terjadi dilihat bahwa koe¿sien ROE dan OPM sebesar
autokorelasi. Pengujian asumsi klasik yang 0,473 dan 0,42. Koe¿sen positif menunjukkan
terakhir adalah heteroskedastisitas. Pengujian bahwa semakin tinggi angka ROE maka semakin
heteroskedastisiatas menggunakan uji Glesjer. besar nilai DPR dan semakin tinggi OPM maka
Uji Glesjer merupakan pengujian regresi antara semakin tinggi nilai DPR.
semua variabel independen dengan nilai absolute Tabel 3
residual. Hasil uji Glesjer menunjukkan bahwa Ringkasan Model Regresi
nilai p-value tertinggi berasal dari variabel ROE Keterangan Nilai
sebesar 0,926 dan yang terendah dari variabel R square 0,342
Nilai F 13,244
DER sebesar 0,118. Hal ini berarti p-value (sign) Sign. Nilai F 0,000
dari setiap koe¿sien persamaan lebih besar dari Sumber: hasil olah data
alpha 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa model
regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengolahan data pada tabel 3
menunjukkan bahwa nilai R2 untuk model
Hasil Persamaan Regresi regresi yang digunakan sebesar 0,342. Hal ini
Hasil analisis regresi dapat dilihat pada berarti variabel-variabel independen mampu
tabel 2 dengan model persamaan regresinya menjelaskan variabel dependen sebesar 34,2%.
adalah: DPR = 23,112 – 3,326 DER -0,35 GROW Jadi hasil ini menunjukkan bahwa sebesar
+ 0,473 ROE +0,42 OPM 34,2% variabel DPR dapat dijelaskan oleh DER,
Model persamaan regresi ini menunjukkan pertumbuhan laba, ROE dan OPM. Nilai F dari
bahwa jika semua variabel independen konstan model regresi ini sebesar 13,244 dengan p-value
maka besar nilai DPR adalah 23,112%. Dari (sign) 0,00. Angka p-value yang lebih kecil
persamaan tersebut terlihat bahwa ada dua dari alpha 0,05 menunjukkan bahwa variabel
variabel indepeden yang nilai koe¿siennya dependen secara bersama-sama mempengaruhi
negatif dan dua variabel lainnya bernilai positif. variabel dependen. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Koe¿sien variabel DER menunjukkan variabel DER, pertumbuhan laba, ROE dan OPM
tanda negatif sehingga dapat dapat dikatakan secara bersama-sama mempengaruhi DPR.
bahwa semakin tinggi angka DER maka semakin
rendah nilai DPR. Begitu juga dengan variabel Hasil Pengujian Hipotesis
pertumbuhan laba yang mempunyai nilai koe¿sien Penelitian ini menguji 4 hipotesis. Hasil
pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 2.

103
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa kepada pemegangan saham itulah yang disebut
nilai t pada pengujian hipotesis pertama sebesar kebijakan dividen.
-4,267 dengan p-value (sign) 0,000. Hal ini berarti Hasil pengolahan data menunjukkan
hipotesis satu diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel ROE,
bahwa dengan tingkat keyakinan 95% variabel pertumbuhan laba, ROE dan OPM mempengaruhi
DER mempengaruhi kebijakan dividen secara kebijakan dividen. Penelitian ini mengenai
signi¿kan. konsisten dengan penelitian Uswatun Khazanah
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan (2006) dan Michell Suherli (2006) dan berbeda
bahwa nilai t sebesar -1,739 dengan p-value dengan Chandra dan Yunia (2011). Hal ini
(sign) 0,085. Nilai p-value variabel ini lebih besar menunjukkan bahwa pertimbangan manajemen
dari alpha 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa dalam menentukan besar laba yang dibagikan
hipotesis dua ditolak. Jadi dapat disimpulkan dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan
bahwa dengan tingkat keyakinan 95% variabel yang meliputi likuiditas, potensi pertumbuhan,
pertumbuhan laba secara signi¿kan tidak pro¿tabilitas dan e¿siensi. Kesalahan memahami
mempengaruhi kebijakan dividen. Namun jika kondisi keuangan perusahaan akan menghasilkan
tingkat keyakinan yang digunakan adalah 90% kebijakan dividen yang kurang menguntungkan
maka hasil hipotesis kedua dapat diterima. untuk perkembangan perusahaan kedepan.
Hipotesis tiga dan empat menunjukkan Laba merupakan sumber pendanaan internal
hasil yang sama. Nilai t untuk hipotesis ketiga perusahaan atau bisa dikatakan sumber dana
dan keempat sebesar 4,882 dan 2,063, sedangkan mandiri. Oleh sebab itu penggunaan laba
p-valuenya (sign) sebesar 0,000 dan 0,42. untuk dikembalikan ke pemegang saham atau
Berdasarkan angka p-value (sign) yang lebih direinvestasikan ke perusahaan sangat tergantung
kecil dari alpha 0,05 maka dapat dikatakan dari kondisi likuiditas, pro¿tabiltas dan e¿siensi
hipotesis tiga dan empat diterima. Jadi dapat bisnis perusahaan.
disimpulkan untuk hipotesis ketiga bahwa dengan Variabel DER mempengaruhi kebijakan
tingkat keyakinan 95% variabel ROE secara dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan
signi¿kan mempengaruhi kebijakan dividen, penelitian Chandra dan Yunia (2011). Hasil
sedangkan hasil hipotesis keempat menunjukkan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar
bahwa dengan tingkat keyakinan 95% variabel nilai DER semakin rendah kebijakan dividen.
OPM mempengaruhi kebijakan dividen secara Manajemen dalam membuat kebijakan dividen
signi¿kan. mempertimbangkan tingkat likuiditas atau struktur
Dividen merupakan bentuk imbal jasa modal perusahaan. Jika perusahaan memiliki
yang diberikan perusahaan kepada pemegang utang yang relatif tinggi maka perusahaan harus
saham yang menginvestasikan uangnya di- memiliki jaminan aktiva yang cukup. Oleh sebab
dalam bisnis perusahaan. Pembagian dividen itu bagi perusahaan yang memiliki keadaan
merupakan indikator keberhasilan manajemen yang seperti itu maka tidak semua laba akan
mengelola perusahaan. Namun disisi lain jika dibagikan ke pemengang saham. Hal ini akan
semua laba bersih perusahaan dibagikan maka mempengaruhi keputusan manajemen dalam
potensi perusahan untuk berkembang juga akan menentukan kebijakan dividen.
berkurang. Oleh sebab itu manajemen harus Pertumbuhan laba pada tingkat keyakinan
memiliki pertimbangan yang tepat berapa dari 90% dapat disimpulkan mempengaruhi kebijakan
laba yang dihasilkan itu dibagikan kepada dividen. Dari tanda koe¿sien yang negatif
pemegang saham. Besarnya laba yang dibagikan maka kita dapat dikatakan bahwa pengaruh

104
pertumbuhan laba terhadap kebijakan dividen perusahaan, semakin tinggi struktur modal
adalah berlawanan arah. Pertumbuhan laba yang dan pertumbuhan laba maka kebijakan dividen
besar menunjukkan potensi bisnis perusahaan akan semakin rendah. Namun dari sisi kinerja
yang besar. Artinya kondisi bisnis perusahaan perusahaan terlihat bahwa semakin tinggi
baik sehingga peluang untuk mengembangkan pro¿tabilitas dan e¿siensi perusahaan maka
perusahaan juga tinggi. Untuk mengembangkan manajemen akan menetapkan kebijakan dividen
perusahaan dibutuhkan dana. Salah satu sumber yang semakin tinggi.
pendanaan internal adalah laba. Kondisi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan laba akan mempengaruhi keputusan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan
manajemen untuk membagikan dividen karena mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan.
jika kondisi seperti itu maka dana laba tersebut Bagi perusahaan dividen bisa menjadi daya
akan lebih bermanfaat jika direeinvestasikan tarik untuk menarik investor baru berinvestasi
kembali ke dalam kegiatan operasi perusahaan pada bisnis perusahaan tersebut. Dividen
dari pada dibagikan ke pemegang saham. juga dapat menjadi sumber dana yang efektif
Pro¿tabilitas dan e¿siensi juga bagi perusahaan untuk mengembangkan atau
mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. menambah nilai perusahaan di kemudian hari.
Pro¿tabilitas berkaitan dengan keputusan Jadi besar kecilnya pembagian dividen tergantung
pendanaan dan kegiatan operasi perusahaan. dari perkembangan kegiatan bisnis dan rencana
Keputusan pendanaan adalah seberapa besar jangka panjang perusahaan.
komposisi penggunaan dana dari pihak luar dan Saran
pihak pemilik. Kebijakan dividen merupakan Penelitian dapat dilanjutkan dengan
daya tarik bagi pemegangan saham untuk mencoba mencari variabel-variabel keuangan
berinvestasi di perusahaan tersebut. Kemampuan mana yang dapat digunakan untuk memprediksi
perusahaan menghasilkan laba dari sumber dana perubahan kebijakan dividen. Kebijakan
pemegang saham memberikan tanda kemampuan dividen dapat dijadikan sinyal yang efektif
perusahaan untuk memberikan imbalan kepada bagi perusahaankepada para investor sehingga
pemegang saham. Kemudian kemampuan perubahan kebijakan dividen dapat mengubah
perusahaan melakukan e¿sien yang dilihat dari ekspektasi investor terhadap perusahaan.
rasio OPM maka sisa pendapatan yang dibagikan Selain itu penelitian ini dapat
kepada pemegang saham juga akan semakin dikembangkan dengan mengaitkan kebijakan
besar. dividen dengan beberapa variabel non keuangan.




Kebijakan dividen diputuskan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham. Ini berarti besar dividen
Simpulan bukan hanya ditentukan oleh pihak manajemen
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tetapi juga oleh pemegang saham. Komposisi
DER, ROE dan OPM mempengaruhi kebijakan pemegang saham juga mempengaruhi kebijakan
dividen. Sedangkan untuk pertumbuhan laba dividen. Selain itu kebijakan dividen juga
dapat disimpulkan juga bahwa dengan tingkat berdampak pada rasio-rasio keuangan sehingga
keyakinan yang sedikit lebih rendah dapat ada kemungkinan digunakan oleh manajemen
dikatakan pertumbuhan laba mempengaruhi untuk melakukan manajemen laba.
kebijakan divi den. Jika dilihat dari kondisi

105
yang Terdaftar di Jakarta Islamic

  Index Tahun 2000 – 2004. Skripsi.
Apriani, Lisia. 2005. Reaksi Pasar Terhadap Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga.
Pengumuman Kenaikan/Penurunan Yogyakarta.
Dividen (Studi Empiris Pada Perusahaan Pujiono. 2002. Dampak Kebijakan Dividen
Utilitas Publik dan Perusahaan dalam Terhadap Harga Saham pada Waktu Ex-
Industri Tidak Diregulasi). Procceding Dividen Day. Jurnal Riset Akuntansi
Simposium Nasional Akuntansi VIII. Indonesia. Vol. 5, No. 2, Mei 2002. Hal
Solo, 15 – 16 September 2005. Hal 75 148 – 161.
– 86. Putra, Chandra Dwi dan Yunia Panjaitan.
Bandi dan Jogiyanto Hartono. 2000. Perilaku 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Mempengaruhi Keputusan Pembagian
Saham Terhadap Pengumuman Dividen. Dividen Pada Perusahaan yang
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
3, No. 2. Juli 2000. Hal 203 – 213. 2009. Telaah Manajemen. Vol. 6, No.2,
Basir, Saleh dan Hendy M. Fakhruddin 2005. Aksi November 2011. Hal 104 – 124
Korporasi: Strategi untuk Meningkatkan Setyawan, Ignatius Roni. 2009. Interaksi
Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi. Keputusan Dividen dan Struktur Modal:
Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Deteksi Pelaksanaan Efekti¿tas GCG
Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan Saham LQ45. Akuntabilitas. Vol. 9, No.
Pertumbuhan Penjualan dan Dividen 1, September 2009. Hal 63 – 72.
Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis Siaputra, Leni dan Adwin Surja Atmadja. 2006.
dan Akuntansi. Vol. 13, No 1, April Pengaruh Pengumuman Dividen
2011. Hal 57 – 66. Terhadap Perubahan Harga Saham
Habbe, Abd. Hamid. 2003. Tambahan Kandungan Sebelum dan Sesudah Ex-Dividen Date
Informasi Perubahan Dividen Tentang di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal
Pro¿tabilitas Perusahaan Dimasa yang Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8, No. 1,
Akan Datang. Procceding Simposium Mei 2006. Hal 71 – 77.
Nasional Akuntansi. Surabaya, 16 – 17 Suharli, Michell. 2006. Pengaruh Pro¿tabilitas,
Oktober 2003. Hal 473 – 486. Leverage Dan Harga Saham Terhadap
Hery. 2009. Hubungan Antara Laba Bersih Dan Dividen Kas. Jurnal Maksi. Vol. 6, No.
Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas. 2, Agustus 2006. Hal 224 – 242.
Akuntabilitas. Vol. 9 No. 1, September Sularso, R. Andi. 2003. Pengaruh Pengumuman
2009. Hal 10 – 16. Dividen Terhadap Perubahan Harga
Hidayat, Nur. 2006. Analisis Faktor-Faktor Saham (Return) Sebelum dan Sesudah
yang Mempengaruhi Dividen Kas di Ex-Dividen di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5,
Ekonomi Universitas Islam Indonesia. No. 1, Mei 2003. Hal 1 – 17.
Yogyakarta. Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratios:
Khazanah, Uswatun. 2009. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Manajemen Penting
Investasi. Likuiditas, Pro¿tabilitas dan Penggerak dan Pengendali Bisnis. Edisi
Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan ke-3. Penerjemah: Shalahuddin Haikal.
Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Erlangga. Jakarta.

106
LAMPIRAN
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Sampel
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk.
2 ADRO PT. Adaro Energi, Tbk.
3 ANTM PT. Aneka Tambang, Tbk.
4 ASII PT. Astra Internasional, Tbk.
5 BUMI PT. Bumi Resources, Tbk.
6 CPIN PT. Charoen Pokpahand Indonesia, Tbk.
7 EXCL PT. XL Axiata, Tbk.
8 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk.
9 INCO PT. Vale Indonesia, Tbk.
10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
11 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
12 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk.
13 JSMR PT. Jasa Marga (Persero), Tbk.
14 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk.
15 LSIP PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk.
16 MNCN PT. Media Nusantara Citra, Tbk.
17 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk.
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero),
18 PTBA
Tbk.
19 SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.
20 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.
21 UNTR PT. United Tractors, Tbk.
22 UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk.
23 BMTR PT. Global Mediacom, Tbk.
24 HMSP PT. HM Sampoerna, Tbk.
25 ISAT PT. Indosat, Tbk.
26 SCMA PT. Surya Citra Media, Tbk.
27 SMAR PT. SMART, Tbk.
28 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk.
29 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
30 BBRI PT. Bank Rakyat Indoensia (Persero), Tbk.
31 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
32 BMRI PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
33 BSDE PT. Bumi Serpong Damai, Tbk.
34 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
35 BNGA PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
36 SMMA PT.Sinar Mas Multiartha, Tbk.

107

Anda mungkin juga menyukai