Oleh
Suripto
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail: ojunsuprit@gmail.com
ABSTRACT
aBSTRAK
S engketa atau konflik merupakan fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan berpolitik, karena
sengketa atau konflik politik merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan dinamika politik.
Dalam kehidupan berpolitik sengketa atau konflik politik bisa dijadikan proses pendewasaan politik,
karena di dalam sengketa atau konflik politik ada proses komunikasi untuk menyelesaikan konflik atau
sengketa politik. Agar sengketa atau konflik politik dapat diselesaikan dengan baik, maka perlu menge-
tahui sebab-sebab terjadinya sengketa atau konflik politik, dengan mengetahui sebab-sebab terjadinya
konflik atau sengketa, maka akan mempermudah proses penyelesaian sengketa atau konflik politik.
Kata kunci: sengketa politik/konflik politik
81
JURNAL POLITIKOLOGI Vol. 3 \ No. 1 \ Oktober 2016 \ 81 – 88
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan Metode tersebut kami pilih sesuai dengan
harus berpedoman pada hukum acara yang pendapat Sukmadinata (2009:72) yang menyatakn
mengatur persyaratan harus dipenuhi agar bahwa: “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
sengketa dapat diajukan serta upaya-upaya penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk
yang dapat dilakukan. Sedangkan penyelesaian menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
sengketa yang berdasarkan kesepakatan para baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
pihak dan prosedur atas suatu sengketa diserahkan rekayasa manusia”.
sepenuhnya kepada para pihak yang bersengketa. Sedangkan menurut Nazir (2005:54), bahwa
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dapat Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya meneliti status kelompok manusia, suatu obyek,
negoisasi, mediasi, konsultasi dan arbitrase. suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
Penyelesaian sengketa politik melalui jalur suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan meneliti
pengadilan ataupun jalur di luar pengadilan adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
masing-masing yang dapat dipertimbangkan oleh fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
para pihak yang bersengketa dalam menyelesaian fenomena yang diselidiki. Pendekatan analisis
sengketa. yaitu pemaknaan-pemaknaan terhadap suatu
Konflik atau sengketa politik bisa terjadi kondisi yang ada. Hal ini seiring dengan apa
dimana saja dan kapan saja, serta sering terjadi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:1) yang
konflik atau sengketa politik tidak bisa dihindari, merumuskan tentang metode penelitian kualitatif
namun demikian jika terjadi konflik atau sengketa sebagai berikut:
politik jangan sampai menjadi masalah yang Metode penelitian kualitatif metode penelitian
lebih besar yang justru merugikan semua pihak. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
Agar penyelesaian konflik atau sengketa politik obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
tidak merugikan salah satu pihak, maka dalam sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
penyelesaian konflik/sengketa politik harus data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
dilaksanakan sesuai dengan norma atau aturan analisis bersifat induktif dan hasil penelitian
yang berlaku, oleh karena itu penulis ingin kualitatif lebih menekankan pada makna daripada
memberikan gambaran tentang bagaimana cara- generalisasi.
cara menyelesesaikan konflik/sengketa politik
Ndraha (2003:631) mengemukakan bahwa
sehingga apabila terjadi konflik/sengketa politik
“Melalui metode kualitatif peneliti mampu
dapat diselesaiakan dengan tanpa ada pihak yang
mendengar dan melihat narasumber berbicara
dirugikan sehingga konflik/sengketa politik tidak
sebenarnya tentang diri mereka sendiri seusai
menimbulkan masalah yang lebih besar.
dengan perpektif masing-masing, dan mengamati
mereka berperilaku seadanya terhadap
lingkungannya sesuai dengan posisi peran di
METODE PENELITIAN dalam sistem sosial masing-masing”.
Desain Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini di desain dengan menggunakan
metode deskriptif, yaitu penelitian yang berupaya
Sengketa/Konflik Politik
melukiskan, memaparkan dan melaporkan
suatu keadaan atau peristiwa yang sebenarnya, Setiap manusia maupun kelompok
khususnya menyangkut sengketa/konflik politik. mempunyai tujuan hidup. Dalam mencapai
Jadi dalam penulisan ini hanya akan dibahas tujuan hidup selalu berusaha keras untuk dapat
sebab-sebab terjadinya konflik politik. memenuhi kehidupannya terlebih dahulu.
82
Analisis Penyelesaian Sengketa ... (Suripto)
Kebutuhan hidup manusia bersifat mutlak harus oleh para pihak sehingga menimbulkan konflik/
dipenuhi karena jika tidak terpenuhi kebutuhan sengketa.
hidupnya tidak akan dapat melakukan kegiatan Konflik merupakan salah satu konsep dasar
atau aktivitasnya, karena tidak terpenuhinya akan ilmu politik, sebagai makhluk sosial manusia
kebutuhan sandang, pangan dan perumahan. tidak bisa terlepas dari interaksi dengan orang
Kebutuhan setiap manusia berbeda dan lain terutama dalam mencapai tujuan hidupnya.
berjenjang, dalam arti setelah satu kebutuhan Manusia yang secara kodrati dilengkapi dengan
terpenuhi, manusia akan berusaha semaksimal nafsu, emosi dalam melakukan hubungan dengan
mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia lainnya, sering terjadi pertentangan,
lainnya. Hal ini sudah menjadi kodrat manusia kesalahpahaman antara individu dengan individu,
yang tidak pernah merasa puas terhadap apa yang antara individu dengan kelompok maupun
telah didapatkannya. Menurut Maslow, hirarki individu dengan kelompok dan pemerintah.
kebutuhan manusia sebagai berikut: Teori konflik adalah teori yang memandang
1. Physiological need, yaitu kebutuhan bahwa perubahan sosial terjadi tidak melalui
badaniah, meliputi sandang, pangan dan proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa
pemuasaan seksual. perubahan, terjadi karena adanya konflik yang
2. Safety needs, yaitu kebutuhan keamanan, menghasilkan kompromi-kompromi yang
meliputi kebutuhan keamanan jiwa maupun berbeda dengan kondisi semula. Konflik terjadi
kemanan harta karena adanya hubungan sosial atau komunikasi,
3. Social needs, yaitu kebutuhan sosial, meliputi apabila kita ingin mengetahui konflik maka harus
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang memahami pola dan perilaku koomunikasi, dan
lain, kebutuhan akan perasaan dihormati, konflik tidak selalu disebabkan oleh komunikasi
kebutuhan akan perasaaan maju atau yang buruk.
berprestasi dan kebutuhan akan perasaaan
diikutsertakan (sence of partisipation). Definisi Konflik Politik
4. Estcem needs, yaitu kebutuan akan Konflik politik merupakan suatu gejala
penghargaan berupa kebutuhan akan harga yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
diri dan pandangan baik dari orang lain berpolitik. Fenomena konflik politik tersebut
terhadap kita. mendapat perhatian bagi manusia, sehingga
5. Self Actualization needs, yaitu kebutuhan muncul penelitian-penelitian yang menciptakan
akan kepuasan diri, kebutuhan untuk dan mengembangkan berbagai pendapat atau
mewujudkan diri, kebutuhan mengenai nilai pandangan tentang konflik politik. Charles
dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan. Watkins berpendapat bahwa konflik terjadi bila
Setiap orang tentu akan berusaha memenuhi terdapat beberapa hal. Pertama, konflik bisa terjadi
kelima kebutuhan tersebut. Dalam memenuhi bila sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang
kelima kebutuhan tersebut manusia akan saling secara potensial dan praktis/operasional dapat
bersaing untuk memenuhi kebutuhan, karena saling menghambat secara potensial, artinya
terjadi persaingan dalam mendapatkan kebutuhan mereka memiliki kemampuan untuk menghambat.
hidup maka sering terjadi pergesekan yang Konflik politik merupakan suatu perselisihan
mengakibatkan terjadinya konflik atau sengketa yang terjadi antara dua pihak, ketika keduanya
antar manusia atau kelompok dengan manusia menginginkan suatu kebutuhan yang sama dan
atau kelompok lainnya. Konflik bisa terjadi kapan ketika adanya hambatan dari kedua belah pihak
saja dan dimana saja, dan sering terjadi tidak (Habicbahmadz.blogspot.co.id/22012/10).
dapat dihindari. Konflik terjadi karena adanya Istilah konflik dalam ilmu politik sering
terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dikaitkan dengan kekerasan seperti kerusuhan,
83
JURNAL POLITIKOLOGI Vol. 3 \ No. 1 \ Oktober 2016 \ 81 – 88
kudeta, terorisme, dan revolusii konflik pekerjaan dan tempat tinggal tersebut memiliki
mengandung pengertian “benturan” seperti kebutuhan dan kepentingan yang berbeda bahkan
perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan saling bertentangan.
antar indiviidu dengan individu, individu dan Kemajemukan vertikal adalah struktur
kelompok dan kelompok dengan kelompok masyarakat yang berlawanan menurut pemilikan
dan individu dan kelompok atau pemerintah. kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan, konflik
dengan demikian konflik merupakan perbedaan dapat ditimbulkan oleh kemajemukan vertikal,
pendapat, persaingan, dan pertentangan diantara karena adanya perbedaan bahkan pertentangan
sejumlah individu, kelompok maupun organisasi kepentingan kelompok mayoritas yang tidak
dalam upaya mendapatkan atau mempertahankan memiliki atau sedikit memiliki kekayaan,
sumber-sumber dari keputusan yang dibuat pengetahuan dan kekuasaan dengan kelompok
dan dilaksanakan oleh pemerintah (Lembaga minoritas yang mendominasi kekayaan,
Edukatif, Legisltaiff, Yudikatif) secara sempit pengetahuan dan kekuasaan. Jadi kekayaan,
konflik politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan pengetahuan dan kekuasaan bisa menjadi
kolektif warga masyarakat yang diarahkan untuk penyebab utama timbulnya konflik. Akan
menentang kebijakan umum dan pelaksanaannya, tetapi kenyataan menunjukkan perbedaan
juga perilaku penguasa, beserta segenap aturan kepentingan karena kemajemukan horizontal dan
struktur dan prosedur yang mengatur hubungan kemajemukan vertikal tidak dengan sendirinya
diantara partisipan politik. menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan
Sebab-Sebab Terjadinya Konflik kenyataan adanya masyarakat yang menerima
perbedaan-perbedaan tersebut. Perbedaan-
Politik
perbedaan akan menimbulkan konflik jika individu
Pada dasarnya konflik politik disebabkan atau kelompook memperebutkan sumber-sumber
oleh dua hal yaitu konflik yang disebabkan oleh yang sama seperti kekuasaan, kesempatan dan
kemajemukan horizontal dan konflik politik sebagainya.
yang disebabkan oleh kemajemukan vertikal. Konflik terjadi manakala terdapat benturan
Yang dimaksud dengan kemajemukan horizontal kepentingan. Dalam rumusan lain dapat
adalah struktur masyarakat majemuk secara dikemukakan konflik bisa terjadi apabila ada
kultural, seperti suku bangsa, daerah, agama, dan pihak yang merasa diperlakukan tidak adil atau
ras. Kemajemukan kultural dapat menimbulkan adanya pihak yang berperilaku menyentuh
gesekan-gesekan yang berakibat timbulnya “titik kemarahan” pihak lain. dengan kata lain
konflik karena pada dasarnya setiap kultur akan perbedaan kepentingan karena kemajemukan
mempertahankan identitas dan karakteristik horizontal dan verikal merupakan situasi dan
budaya. Apalagi pada era sekarang dimana sistim kondisi yang harus ada dalam konflik, tetapi
informasi sudah begitu maju sehingga proses perbedaan kepentingan itu bukan kondisi yang
masuk dan keluarnya informasi sangat mudah dan memadai untuk menimbulkan konflik.
hal ini bisa mengancam eksistensi suatu kultur.
Dalam kehidupan masyarakat untuk
Tujuan Konflik Politik
menghindari terjadinya konflik politik yang
diakibatkan kemajemukan horizontal perlu adanya Adapun tujuan konflik politik adalah pihak-
konsensus nilai-nilai yang menjadi pegangan pihak yang terlibat dalam konflik memiliki tujuan
bersama. dengan demikian konflik politik yang yang sama yaitu sama-sama berusaha untuk
disebabkan oleh benturan budaya dapat dihindari. mendapatkan kekuasaan, kekayaan, kesempatan
Konflik juga bisa disebabkan oleh faktor dan kehormatan disatu pihak berusaha untuk
kemajemukan horizontal sosial karena masing- mendapatkan dipihak lain berusaha keras untuk
masing kelompok yang berdasarkan pada profesi, mempertahankan.
84
Analisis Penyelesaian Sengketa ... (Suripto)
85
JURNAL POLITIKOLOGI Vol. 3 \ No. 1 \ Oktober 2016 \ 81 – 88
karena yang terjadi pola “menang mediator dalam proses mediasi tidak memeiliki
kalah” dan melahirkan kesepakatan yang kewenangan untuk memaksa para pihak yang
bersifat semu. bersengketa. pada proses konsiliasi mediator,
4. Teknik Negosiasi Keras mediator memiliki kewenangan untuk memaksa
– Negosiator lawan dipandang sebagai para pihak untuk mengikuti aturan yang telah
musuh diputuskan oleh pihak ketiga.
86
Analisis Penyelesaian Sengketa ... (Suripto)
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Miriam, Pengantar Ilmu Politik
Harahap, M.Yahya, 2004, Arbitrase, Sinargrafika: Jakarta
Sembiring, Jimmy Joses, 2011, Cara Menyelesaikan Sengketa di luar Pengadilan, Visimedia: Jakarta
Usman, Rachmadi, 2003, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Citra Aditya Bakti: Bandung
Wahyudi, 2008, Manajemen Konflik: Pedoman Praktek Bagi Pemimpin Visioner, Alfabeta: Bandung
Habiebahmadz.blogspot.co.id/22012/co
http//id.answers.yahoo.com/
Teori-politik.blogspot.co.id/2015
87
JURNAL POLITIKOLOGI Vol. 3 \ No. 1 \ Oktober 2016 \ 81 – 88
88