Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


a. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Sebagaimana penelitian awal,
penelitian ini telah mengadakan penelitian kepustakaan atau membaca
berbagai literatur penelitian untuk membantu pelaksanaan penelitian
lapangan ini. Penelitian yang dilakukan Misbahul Jannah ( 2012 ) jurusan
komunikasi dan penyiaran islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
peneilitian ini berjudul Strategi Komunikasi Tokoh Masyarakat dalam Proses
Resolusi Konflik Rumah Tangga, penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tokoh
masyarakat Gampong Meugit Sagoe, Gampong Adan dan Gampong Meuko
Dayah menggunakan strategi komunikasi persuasif, musyawarah antar
sesama tokoh masyarakat terhadap konflik yang terjadi, memanggil kedua
belah pihak yang bersangkutan dan meminta bantuan keluarga kedua belah
pihak tersebut. Adapun faktor pendukungnya adalah adanya dukungan dan
bantuan dari kaur-kaur Gampong masyarakat dan pihak keluarga yang
bersangkutan, serta ketegasan dari tokoh masyarakat dalam menyelesaikan
konflik. Sedangkan faktor penghambat antara lain :

Ada orang ketiga, menyebarkan isu-isu yang tidak jelas, sulit mendapat
pengakuan karena tidak adanya bukti kuat, pemikiran masyarakat yang
minim,banyak kasus yang tidak terselesaikan Karena pihak keluarga tidak
mau ikut tata cara masyarakat, dan juga karna tidak adanya tokoh masyarakat
ketika pertikaian terjadi.
b. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sadri SIP 141784 Mahasiswa
Pemerintahan/ Manajemen Pembangunan fakultas Syariah STS Jambi di tahun

6Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


2019 dengan judul penelitian tentang Strategi Pemerintah Desa dalam
Mengatasi Konflik Antara Pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan
Kemuning dengan tujuan untuk mengetahui factor-faktor terjadinya
konflik,Untuk Mengetahui dampak dari adanya perkelahian,serta mengetahui
Strategi Pemerintah Desa Dalam Mengatasi Konflik di Desa Batu Ampar
dengan menggunakan pendekatan Kualitatif dan memperoleh hasil
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara umum telah berjalan
dengan baik, melalui berbagai langkah dalam penyelesaian Konflik
diantaranya :
1. Melakukan mediasi dimana kedua belapihak yang bertikai yang bersepakat
untuk mengakhiri konflik mereka.
2. Melakukan kompromi dimana pemerintah desa menjadi fasilitator yang
menunjang berdamainya pemuda di Desa Batu Ampar dengan melakukan
pemenuhan kebutuhan yang telah disepakati bersama
2.2. Kajian Teoritis
a. Teori konflink menurut lewis A Coser Memandang sistem sosial bersifat
fungsional menurut coser konflik tidak selalu memiliki sifat negatif konflik
juga dapat mempererat hubungan antar individu dalam suatu kelompok.Coser
meyakini keberadaan konflik tidak harus bersifat disfungsional oleh karena itu
keberadaan konflik dapat memicu suatu bentuk interaksi dan memicu
konsekuensi yang bersifat positif selain itu dengan adanya konflik juga
menggerakkan anggota kelompok yang terisolasi menjadi berperan aktif
dalam aktifitas kelompoknya,Selain itu coser mengelompokkan konflik sosial
menjadi dua jenis yaitu konflik realistis dan konflik non realistis,konflik
realistis adalah konflik yang berdasar dari kekecewaan individu maupun
kelompok atas hubungan sosial,sementara konflik non realistis lahir karena
adanya kebutuhan melepaskan ketegangan dari salah satu atau dua pihak yang
berkonflik.
b. Pokok pemikiran

7Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Konflik bisa merupakan bagian yang bersifat instrumental dalam
pembentukan,penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial konflik bisa meletak
dan menjaga garis ketentuan yang tidak boleh dilampaui selang dua atau lebih
kelompokkan,konflik dengan kelompok lain bisa memperkuat kembali
identitas kelompokkan dan melindunginya supaya tidak lebur kedalam dunia
sosial sekelilingnya.
Seluruh fungsi positif konflik tersebut bisa diamati dalam ilustrasi suatu
kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain misalnya
1
perang yang terjadi bertahun-tahun yang terjadi ditimur tengah telah
memperkuat kelompok negara arab dan israel,Coser melihat katub penyelamat
berfungsi sebagai perlintasan keluar yang meredakan permusuhan yang tanpa
itu hubungan-hubungan diselang pihak-pihak yang bertentangan akan lebih
menajam,katub penyelamat (savety-value)ialah aib satu mekanisme khusus
yang bisa dipakai kepada mempertahankan kelompoknya dari kemungkinan
konflik sosial katub penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan
rasa tidak puas atas sebuah sistem atau struktur.

Menurut Coser terdapat suatu kemungkinan seseorang terlibat dalam konflik


realistis tanpa sikap permusuhan atau serangan Akan tetapi,apabila konflik
berkembang dalam hubungan-hubungan yang intim,karenaya pemisah (antara
konflik realistis dan non relistis) akan lebih sulit kepada dipertahankan.coser
menyatakan bahwa,lebih dekat suatu hubungan lebih luhur rasa kasih sayang
yang sudah tertanam,sehingga lebih luhur juga kecendurungan kepada
menekan ketimbang mengungkapkan rasa permusuhan.sedang pada
hubungan-hubungan sekunder,seperti misalnya dengan rekan kerja usaha
dagang/jasa rasa permusuhan bisa relatif bebas sama sekali diungkapkan.hal
ini tidak selalu bisa terjadi dalam hubungan primer dimana keterlibatan total
1
Teori konflink menurut lewis A Coser “Tirto id.penulis muhammad ibnu azzulfa diakses minggu 22
agustus 2021”akses 17Agustus 2021

8Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


para partisipan membuat pengungkapan perasaan yang demikian merupakan
bahaya untuk hubungan tersebut.apabila konflik tersebut benar berlaku
melampaui ketentuan yang tidak boleh dilampaui sehingga mengakibatkan
ledakan yang membahayakan hubungan tersebut.

Coser.mengutip hasil pengamatan simmel yang meredakan ketegangan dalam


suatu kelompok,beliau menjelaskan yang bermula dari hasil pengamatan pada
masyarakat yahudi bahwa peningkatan konflik kelompok bisa dihubungkan
dengan peningkatan interaksi dengan masyarakat secara keseluruhan.jika
konflik dalam kelompok kecil konflik in-grup merupakan indikator keadan
suatu hubungan yang sehat.coser paling menentang para pakar sosiologi yang
selalu melihat konflik hanya dalam pandangan negatif saja.perbedaan
merupakan peristiwa normal yang sebenarnya bisa memperkuat struktur
sosial,dengan demikian coser menolak pandangan bahwa ketiadan konflik
sebagai idikator dari dalam kestabilan suatu hubungan.

2.3.1. Defenisi Konseptual


1. Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan
dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan
dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang
lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan
ke dua katatersebut.
Strategi komunikasi adalah pada hakikatnya perencanaan dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula strategi komunikasi merupakan

9Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


panduan dari perecanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasional secara taktis
yang harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Seperti halnya strategi
dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori. Karena
teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji
sebenarnya.
2. Defenisi Komunikasi
Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan
pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan,
data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang
dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.

Selain itu Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ dikatakan bahwa
Carl I. Hovland mendefinikan komunikasi sebagai sebuah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) untuk dapat menyampaikan
rangsangan, dengan tujuan untuk dapat mengubah prilaku orang lain
(komunikan)

Pengertian Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan


berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar dan dalam
masyarakat di mana manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi.

3. Fungsi Komunikasi

10Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Effendy (1993:3) menjelaskan fungsi komunikasi tidak hanya berkisar pada
masalah how communication works (das sein), tetapi juga dan ini yang lebih
penting how to communication (das sollen dan das wollen) agar terjadi
perubahan sikap (attitude), pandangan (opinion), dan perilaku (behavior),
pada pihak sasaran komunikasi, apakah sasaran itu seorang individu (micro),
kelompok (meto), atau masyarakat keseluruhan. Dilihat dalam kelompok
sosial komunikasi berfungsi, Susanto (1985 : 3), menyebutkan sebagai
berikut:

a) menyadarkan masyarakat akan gejala-gejala sampingan yang terjadi sekaligus


dalam proses pembangunan, tetapi dapat dihindari bila manusianya
menginginkan peniadaannya;
b) mengadakan cara berkehidupan negara kepada warga negara suatu negara,
khususnya untuk mengadakan infrastruktur sosial budaya yang menunjang
dan dapat memecahkan akibat-akibat negatif dari proses pembangunan;
c) 2mengadakan suatu sistem nilai, keterampilan, dan sikap modern kepada
masyarakat untuk ditaati. Berdasarkan fungsi komunikasi tersebut, dapat
dipahami bahwa pesan akan berpengaruh di masyarakat, karena melalui
komunikasi manusia dapat mengikat hubungan sesama dan sebaliknya dapat
menimbulkan kesenjangan dan konflik yang berkepanjangan. Karena konflik
sosial dalam proses komunikasi sering ditimbukan oleh akibat pesan yang
disampaikan dalam setiap aktivitas pertukaran pesan, baik dalam komunikasi
interpesonal, antarpersona, kelompok, media maupun dalam bentuk
komunikasi massa.

4. Bentuk Komunikasi

2
Eep Saefullah Fattah. 1994. Manajemen Konflik Politik dan Demokrasi: Sebuah Penjajagan
Teoritis. Jurnal Prisma https://www.coursehero.com/file/86050526/3-BAB-IIpdf/( akses tanggal 11
september 2021).

11Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Menurut Hafied Cangara, para pakar komunikasi berbeda pendapat mengenai
bentuk-bentuk komunikasi. Sebuah kelompok sarjana komunikasi Amerika
membagi bentuk komunikasi menjadi lima macam tipe yaitu :

a. komunikasi antarpribadi (interpersonal communication),


b. komunikasi kelompok kecil (small group communication),
c. komunikasi organisasi (organisation communication),
d. komunikasi massa (mass communication),
e. komunikasi publik (public communication).

5. Managemen
Managemen adalah proses perencanan pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya- sumberdaya lain agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan , Defenisi
lain menyebutkan bahwa managemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lain secara efektif dan
efesien untuk mencapai satu tujuan tertentu
6. Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan
orang-orang atau kelompok kelompok yang saling menentang dengan
ancaman kekerasan.

2.3.2. Faktor Penyebab Konflik

Faktor penyebab konflik adalah perbedaan individu yang meliputi perbedaan


pendirian maupun persepsi, Perbedaan pendirian maupun persepsi akan suatu
hal atau lingkungan yang nyata dapat menjadi faktor-faktor penyebab konflik
sosial,karena dalam menjalani hubungan sosial orang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya, selain itu juga adanya perbedaan latar belakang
kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda, yang dapat

12Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


menimbulkan pemikiran dan pendirian yang berbeda kemudian menghasilkan
perbedaan individu yang dapat memicu konflik.( Robert H. Lauer, 2001,
hal.102)

Faktor penyebab konflik atau akar-akar pertentangan suatu konflik (Soerjono


Soekanto, 2006: 91-92), antara lain:
a. Perbedaan antara individu-individu. Perbedaan pendirian dan perasaan
mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka, terutama perbedaan
pendirian dan perasasaan. Sehingga, hal ini lantas menjadi faktor penyebab
konflik yang signifikan.
b. Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf yang
tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat biasanya disebabkan
adanya kesalahan yang mungkin nyata-nyata atau mungkin juga. Pada saat
marah ada perasaan ingin menyerang, meninju atau melempar sesuatu dan
biasanya timbul pikiran kejam
c. Lingkungan
Adanya pengaruh lingkungan seperti : a. Kemiskinan, bila seorang anak besar
dalam lingkungan yang miskin maka perilaku agresif mereka secara alami
mengalami penguatan, b. Anonimitas, kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Surabaya dan kota besar lainya menyajikan berbagai sarana hiburan, suara,
cahaya dan bermacam informasi yang besarnya sangat luar biasa. Orang
secara otomatis cenderung berusaha adaptasi dengan melakukan penyesuaian
diri terhadap rangsangan yang berlebihan tersebut. Terlalu banyak rangsangan
indera dan kognitif membuat dunia sangat impersonal, artinya antara satu
orang dengan orang lain tidak saling kenal mengenal atau mengetahui secara
baik. Lebih jauh lagi seorang cenderung anonim (tidak mempunyai identitas
diri). Bila orang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri,

13Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


karena ia merasa tidak terikat lagi dengan norma-norma masyarakat dan
kurang bersimpati pada orang lain. c. Suhu udara yang panas, terdapat
pandangan bahwa suhu udara yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah
laku sosial berupa peningkatan agresifitas. Pada tahun 1986 US Riot
Comission pernah melaporkan bahwa dalam musim panas rangkaian
kerusuhan dan agresifitas massa di Amerika lebih banyak terjadi dibanding
dengan musim-musim lainya.
d. Kesenjangan Generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan
orangtuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin
minimal dan seringkali tidak nyambung.Kegagalan komunikasi orang tua dan
anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresif.
e. Peran Belajar Model Kekerasan,
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak
belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui TV dan juga games atau
mainan yang bertema kekerasan. Pendapat ini sesuai yang diutarakan yang
mengatakan bahwa melihat perkelahian dan pembunuhan meski sedikit pasti
akan menimbulkan rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model
kekerasan tersebut. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa anak-anak
yang memiliki kadar agresif di atas normal akan lebih cenderung bertindak
keras terhadap anak lain setelah menyaksikan adegan kekerasan dan
meningkatkan agresif dalam kehidupan sehari-hari dan adanya kemungkinan
efek ini sifatnya menetap.
f. Frustasi
Frustasi ialah suatu keadaan, dimana kebutuhan tidak bisa terpenuhi, dan
tujuan tidak bisa tercapai.frustasi terjadi bila sesorang terhalang oleh suatu hal
dalam mencapai tujuan, kebutuhan, keinginan, harapan, atau tindakan tertentu.
Agresif merupakan salah satu respon atau reaksi negatif frustasi
g. Ekonomi

14Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Persaingan individu-individu di bidang ekonomi, persaingan memang salah
satu bentuk konflik antar orang, tetapi kalau dilihat dalam keseluruhan
interaksi yang membentuk masyarakat, persaingan merupakan relasi yang
memainkan peranan positif bagi seluruh group.Konflik bukan atas modal dan
kerja, melainkan antara businnes 3yang mencapai keuntungan dan industri,
yaitu produksi maksimal barang dan jasa, bahkan di zaman primitif pihak
saingan atau musuh dibunuh saja oleh pihak lebih yang kuat. Faktor ekonomi
sangat mempengaruhi timbulnya kenakalan atau tindakan yang bertentangan
dengan norma.
h. Usia
Usia muda rentan terhadap konflik, karena keadaan emosi yang masih tinggi.
Terjadinya konflikdapat mengakibatkan munculnya suatu perubahan
struktural atau perubahan sosial khususnya yang berkaitan dengan struktur
otoritas.Dahrendorf yang melihat hubungan erat antara konflik dan perubahan.
Ia menyatakan seluruh kreatifitas, inovasi dan perkembangan dalam
kehidupan individu kelompoknya dan masyarakatnya, disebabkan terjadinya
antara kelompok dengan kelompok, individudan individu serta antara emosi
dan emosi di dalam diri individu.

2.3.3. Dampak Dari Perkelahian Antar Warga Desa


Dampak adalah sesuatu yang dimungkinkan sangat mendatangkan akibat atau
sebab yang membuat terjadinya sesuatu, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Dampak negatif dari konflik adalah banyak dan bervariasi. Konflik
dapat menyebabkan kesengsaraan jiwa yang mendalam. Suatu hubungan yang
menawarkan peluang yang cerah bagi kedua belah pihak dapat saja berubah
menjadi buruk karena konflik tidak dikendalikan secara efektif. Keluarga
dapat menjadi hancur, perkawinan retak, dan kondisi kejiawaan anak-anak

3
Dahrendorf yang melihat hubungan erat antara konflik dan perubahan https://tirto.id/mengenal-
teori-teori-konflik-sosial-menurut-para-ahli-sosiologi-f92Jdiakses (5/03/21)

15Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


menjadi terancam. Pada tingkat yang lebih mendalam, konflik dapat
memperburuk suatu hubungan dan menyebabkan keretakan hubungan seperti
halnya Sering terjadinya tawuran antara anak muda di kedua desa,Desa
Toseho dengan desa tului walau tidak menimbulkan korban jiwa, melainkan
hanya luka-luka kecil, atau serius terbukti menimbulkan keresahan bagi
seluruh warga masyarakat.tidaksedikit penduduk desa yang berani
berkunjung. Ini karena seringnya mereka mengalami kenyataan ‘Palang’
(dimintai uang dengan kekerasan) oleh sejumlah pemuda desanya sendiri. Itu
artinya konflik dapat ditujukan pada kebaikan maupun keburukan. Konflik itu
sendiri mungkin sangat diharapkan. Arah konflik itu dapat bersifat destruktif.
Lebih mudah untuk menyatakan aspek negatif dari suatu konflik. Menurut
Wijono di Dedi Kurniawan dan Abdul Syani pola kehidupan sosial itulah
yang dapat dengan mudah kita ketahui akan keberadaan konflik itu. Karena
hal ini bisa kita lihat dampaknyadalam kehidupan, baik itu berupa dampak
positif atau dampak negatif dari konflik bagi kehidupan sosial, adapun
dampak-dampaknya adalah sebagai berikut:

a. Dampak Positif konflik


1. Membawa masalah-masalah yang diabaikan secara terbuka
2. Memotivasi orang lain untuk memahami setiap posisi oranng lain
3. Mendorong ide-ide baru memfasilitasi perubahan dan perbaikan
4. Dapat meningkatkan kualitas dengan keputusan dengan cara mendorong orang
untuk membuat asumsi melakukan perbuatan.

dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa terdapat beberapa faktor


penyebab terjadinya konflik. Maka penulis menggunakan teori ini untuk
menjawab faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda
di Desa Toseho dengan Desa Tului Kecamatan Oba Kota tidore kepulauan.

16Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


b. Dampak Negatif Konflik
1. Dampak menimbulkan emosi dan stres
2. 4Berkurangnya komunikasi yang digunakan sebagai persaratan untuk
kordinasi
3. Munculnya pertukaran gaya partisipasi menjadi gaya otoritatif
4. Dapat menimbulkan prasangka-prasangka negatif
5. Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa


dampak dari perkelahian yang ditimbulkan oleh konflik di desa. Untuk itu
penulis menggunakan teori ini untuk menemukan dampak dari adanya
perkelahian antar pemuda di Desa toseho dengan desa tului kecamatan oba
kota tidore kepulauan.

2.3.4. Upaya-upaya untuk menanggulangi perkelahian antar warga desa


Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang akan senantiasa melekat di
dalam kehidupan masyarakat dan oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan.
Oleh karena itu perkelahian antar warga desa hanya bisa dikendalikan agar
konflik yang terjadi di antara berbagai kekuatan sosial. Menurut Muhammad
Jalil bentuk-bentuk pengendalian konflik ada tiga yaitu:

1. Konsiliasi
Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang
memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-

4
Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda desastudi kasus di desa batu ampar
kecamatan kumuning kabupaten indra giri provinsi riau (Hal.29)

17Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


keputusan di antara pihak-pihak yang berlawananan mengenai persoalan-
persoalan yang mereka pertentangkan
2. Mediasi (mediation)
Bentuk pengendalian ini dilakukan dimana kedua belah pihak yang
bersengketa bersama-sama bersepakat untuk menunjuk pihak ke tiga yang
akan memberikan nasihat-nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya
menyelesaikan pertentangan mereka.
3. Perwasitan (artibration)
Di dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk
menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan
tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.

Menurut Toto Suharto ada lima pendekatan pada manajemen konflik


yang sudah umum diterima. Tidak ada satu pendekatan pun yang efektif untuk
semua situasi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan setiap gaya sesuai dengan situasi. Lima gaya manajemen
konflik yaitu:
1. Kolaborasi (kerjasama)
Kolaborasi ialah gaya menangani konflik sama-sama menang. Gaya ini
mencoba mengadakan pertukaran informasi.Ada kenginan untuk melihat
sedalam mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan yang
disepakati semua pihak.Gaya ini erat kaitanya dengan metode memcahkan
persoalan dan paling efektif untuk persoalan yang kompleks.Gaya ini
mendorong orang berpikir kreatif. Salah satu kelebihan dari gaya ini adalah
orang berusaha mencari berbagai alternatif. Semua pihak terdorong untuk
mempertimbangkan semua informasi dari berbagai nara sumber dan
perspektif. Namun, gaya ini tidak efektif bila pihak-pihak yang terlibat konflik
tidak punya niat untuk menyelesaikan masalah atau bila waktu terbatas.
Kerjasama butuh waktu,Gaya ini bila diaplikasikan pada tahap konflik lebih

18Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


tinggi dapat menimbulkan kekecewaan karena logika dan pertimbangan
rasional sering dikalahkan oleh emosi yang terkait dengan suatu pendirian
atau sikap. Gaya kolaborasi menyatukan langkah semua pihak pada upaya
mencari pemecahan yang kompleks. Gaya ini tepat digunakan bila orang dan
masalah jalas terpisah satu dari yang lain, dan biasanya tidak efektif bilapihak-
pihak yang bertikai memang ingin beretengkar. Gaya ini dapat menjadi
motivator positif dalam sesi brainstromingatauproblem-solving
2. Mengikuti Kemauan Orang Lain
Mengikuti Kemauan Orang lain atau disebut placating (memuji) ialah gaya
lain untuk mengatasi konflik dengan menilai orang lain lebih tinggi dan
memberikan nilai lebih rendah pada diri sendiri barangkali mencerminkan
rasa rendah diri orang tersebut. Gaya ini juga digunakan untuk menyanjung-
nyanjung orang lain, sehingga membuatnya merasa lebih tenang dalam
mengahadapi persoalan bersangkutan. Gaya ini mengikuti kemauan orang lain
berusaha menyembunyikan sejauh mungkin perbedaan yang ada antara pihak-
pihak terlibat dan mencari titik persamaan.
3. Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri)
Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri) ialah kebalikan dari gaya
mengikuti kemauan orang lain. Gaya ini menekankan kepentingan diri sendiri.
Pada gayamendominasi, kepentingan orang lain tidak digubris sama sekali.
Gaya mendominasi bisa efektif bila ada perbedaan besar dalam tingkat
pengetahuan yang dimiliki. Kemampuan menyajikan fakta, menimbang
berbagai persoalan, berbagai persoalan, memberikan nasehat yang jitu dan
menggerakan langkah nyata selam konflik, akan sangat berguna.
4. Menghindari
Menghindari adalah gaya menangani konflik yang tidak memberikan nilai
yang tinggi pada dirinya atau orang lain. Ini adalah gaya “jangan merusak
suasana”. Aspek negatif dari gaya ini adalah melemparkan masalah pada
orang lain atau mengesampingkan masalah. Orang yang menggunakan gaya

19Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


ini menarik diri dari situasi yang ada dan membiarkan orang lain untuk
menyelesaikannya. Bila persolaan yang dihadapi tidak penting, mengulur-
ngulur waktu dapat mendinginkan suasana. Di sisi lain gaya ini
menjengkelkan bagi pihak lain karena harus menunggu lama untuk
mendapatkan jawaban dan tidak banyak memberikan kepuasaan, sehingga
konflik akan terus berlanjut.

5. Kompromi
Gaya ini berorientasi jalan tengah, karena setiap orang punya sesuatu untuk
ditawarkan dan sesuatu untuk diterima.Gaya ini sangat efektif bila kedua
belah pihak sama-sama benar, tetapi menghasilkan penyelesaian keliru bila
salah satu pihak salah.Gaya kompromi paling efektif bila persoalan yang
dihadapi kompleks atau bila kekuasan berimbang.Kompromi dapat berarti
membagi perbedaan atau bertukar konsensi.Semua pihak jelas harus bersedia
mengorbankan sesuatu agar tercapainya penyelesaian.

2.3.5. Jenis- jenis konflik


Menurut robert H lauwer jenis- jenis konflik dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan kedalam dalam beberapa bentuk konflik berikut ini,
Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktif dan
konflik konstruktif:
a. Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok- kelompok dalam
menghadapi permaslahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu sensus dari
berbagai pendapat tersebut dan menghasikan perbaikan,Berdasakan posisi
pelaku yang berkonflik.
b. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konflik
yang terjadi antara organisasi massa. Konflik sumberdaya alam yang bersifat

20Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


struktural, yang melibatkan unsur- unsur lainya. Adapun faktor- faktor lainya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
c. Masalah struktural.Yang dimaksut masalah struktural disini adalah sebab-
sebab konflik yang berkaitan dengan kekuasaan, wewenang formal, kebijkan
umum ( baik dalam bentuk peraturan perundangan maupun kebijakan formal
lainya ), dan juga persoalan geografis dan faktor sejarah.
d. Faktor geografis merupakn dua aspek diantara aspek lainya yang sering
menjadi alasan klaim suatu wilayah. Geografi merupakn klaim klasik
berdasarkan batas alam, sedangkan sejarah merupakan klaim berdasarkan
penentuan sejarah

21Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Anda mungkin juga menyukai