Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1. Pengertian konflik & timbulnya konflik


2. Memperbaiki hubungan konflik antar pribadi
3. Manajemen konflik pribadi
11 april 2020
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK CANDRADIMUKA PALEMBANG
Komunikasi reguler siang

NAMA : HUDA YANTI PUTRI


NPM : 01.19.132
DOSEN PENGAMPU : MARLENI M.I.KOM
A. KONFLIK & FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki
perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa,
suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya.
Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan
konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan
dan selalu akan terjadi.1Lembaga sebagai bagian dari proses perkembangan
manusia juga tidak terlepas dari berbagai macam konflik. Banyak yang
beranggapan bahwa konflik itu selalu menimbulkan dampak negatif, padahal
dalam kondisi tertentu konflik justru sangat diperlukan untuk kepentingan
perubahan dan pengembangan keperibadian seseorang.
Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-
kelompok dan antara organisasi-organisasi. Apabila dua orang individu
masing-masing berpegang pada pandangan yang sama sekali bertentangan
tanpa ada kompromi kemudian menarik kesimpulan yang berbeda dan
cenderung bersifat tidak toleran, maka dapat dipastikan akan timbul konflik
tertentu.
Ada dua macam konflik yang terjadi, yaitu konflik substantif dan
konflik emosional. Konflik subtantif (subtantive conflicts) meliputi ketidak
sesuaian paham tentang hal-hal seperti:
a. tujuan-tujuan,
b. alokasi sumber daya
c. kebijakan-kebijakan,
d. serta penugasan- penugasan.
`Sedangkan konflik emosional (emotional conflicts) timbul karena
perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap
menentang, maupun bentrokan-bentrokan kepribadian. Kedua macam konflik
ini akan selalu muncul pada setiap organisasi.Meskipun demikian, konflik
tidak perlu dihindari apalagi ditakuti. Konflik hanya butuh penyelesaian yang
baik, karena konflik apabila dikelola dengan benar justru berubah menjadi
kekuatan baru yang sangat besar dalam berinovasi serta sangat potensial untuk
pengembangan sebuah organisasi..
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara
pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk
pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada
bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar
dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan intrepretasi.
Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini
karena komunikasi efektif antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan
terhadap pihak ketiga. Menurut Ross (1993),
manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal
positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan
bantuan diri sendiri, kerja sama dalam memecahkan masalah (dengan atau
tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk
pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik. Beberapa strategi
mengatasi konflik antara lain
1.Contending(bertanding);
2 Yielding (mengalah);
3 Problem Solving (pemecahan masalah)
4 With Drawing (menarik diri); dan
4. Inaction (diam) tidak melakukan apapun, dimana masing-masing pihak
saling menunggu langkah berikut dari pihak lain.

A.1 .Faktor penyebab terjadinya konflik


Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik
sosial dalam kehidupan masyarakat. Berikut faktor-faktor penyebabnya:

1. Perbedaan antar perorangan

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan perasaan,
pendirian, atau pendapat, Konflik Sosial Karena setiap manusia pastinya
tidak pernah ada kesamaan yang baku antara orang yang satu dengan
yang lain. Perbedaan kebiasaan dan perasaan dapat menimbulkan
kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik.

2. Perbedaan kebudayaan

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, seperti


perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan tata sikap
dan perilaku sosialnya. Jika tidak ada titik temu atau kesepakatan akan
konflik akan meluas. Perbedaan kebudayaan identik dengan daerah yang
berbeda. Tidak menutup kemungkinan mereka yang berasal dari daerah
yang sama memiliki kebudayaan yang berbeda karena kebudayaan
lingkungan keluarga yang membesarkannya tidaklah sama. Adanya
perbedaan latar belakang kebudayaan bisa membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik bahkan
kekerasaan sosial.

3. Perbedaan kepentingan

Adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi munculnya konflik


sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup
itu sendiri. Ketika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka
akan merasakan kepuasan. Sebaliknya ketika mengalami kegagalan
dalam memenuhi kepentingannya maka akan menimbulkan masalah baik
bagi dirinya maupun lingkungannya. Perubahan sosial yang terlalu cepat
Konflik sosial bisa terjadi dampak dari revolusi atau perubahan sosial
yang terlalu cepat di masyarakat.
Konflik adalah salah satu penyebab perubahan sosial yang cepat di
atas. Bila kasus revolusi dijadikan acuan, konflik adalah faktor penggerak
revolusi. Sebuah revolusi biasanya diawali oleh rentetan atau gelombang
aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan
membuat keguncangan di masyarakat. Bahkan bisa terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap
mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.

2. MEMPERBAIKI HUBUNGAN KONFLIK ANTAR PRIBADI

Lima kualitas umum yang harus diperhatikan dalam komunikasi antar


personal (devito), keterbukaan. Kualitas keterbukaan mengacu kepada tiga
aspek, yaitu :

1. harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi


2. kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus
yang dating
3. menyangkut kepemilikan dan pikiran/

Empat kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami


orang lain, suatu tempat tertentu dari sudut pandang orang itu melalui
kacamata orang lain (Henry Black Rack)

Sikap mensukung

1. deskriptif bukan evaluatif


2. spontan bukan strategi
3. professional bukan sangat yakin

Sikap positif
1. komunikasi antar personal terbina jika memiliki sikap positif terhadap
diri mereka sendiri.

2. perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting


untuk interaksi yang efektif.

Kesetaraan

Dalam setiap situasi barangkali terjadi keridak setaraan salah seorang


mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan/cantik atau atletis ketimbang
orang lain. Tidak pernah ada orang yang benar-benar setara dalam segala hal.
Terlepas dari ketidak setaraan ini, komunikasi antar personal akan lebih
efektif bila suasananya setara, artinya harus ada pengakuan secara diam-diam,
bahasa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga dan masing-
masing mempunyai sesuatu yamh penting untuk dikembangkan.

Rancangan pragmatis (model kompetensi) komunikasi antar personal:

1. kebersatuan

Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan


pendengar, terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan, kebersatuan
dikomunikasikan secara verbal dengan cara:

1. menyebut nama lawan bicara


2. menggunakan kata ganti yang mencakup, baik pembicara atau
pendengar
3. memberi umpan balik yang relevan
4. menunjukan pada lawan bicara bahwa kita memusatkan perhatian
pada lawan bicara
5. menyatakan referensi diri kedalam pernyataan yang bersifat
evaluatif.

2. manajemen interaksi

Dalam manajemen interaksi yang efektif tidak seorangpun merasa


diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting, masing-masing pihak
berkontrabusi dalam keseluruhan berkomunikasi.

Menjaga peran sebagai pembicara dan pendengar dengan melalui


gerakan mata, ekspresi vocal, serta gerakan tubuh dan wajah sesuai saling
memberikan kesempatan untuk berbicara merupakan keterampilan
manajemen interaksi.

1. pemantauan diri

Manipulasi citra yang kita tampilkan kepada pihak lain, pemantauab diri
yang cermat selalu menyesuaikan perilaku mereka menurut umpan balik
dari pihak lain, guna mendapatkan efek yang paling menyenangkan,
mereka memanipulasi kedalam arti yang positif, interaksi untuk
menciptakan kesan yang terbaik dan paling efektif.

Manajemen yang paling efektif:

1. berkelahi dengan sportif


2. bertengkar secara aktif
3. bertanggung jawab atas pikiran dan perasaan
4. langsung dan spesifik
5. menggunakan humor untuk meredakan ketegangan
2. MANAJEMEN KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

manajemen konflik sendiri menjadi salah satu serangkaian reaksi


kemudian aksi dari berbagai pelaku baik itu dari pihak luar ataupun dalam
sebuah konflik. Jadi manajemen konflik sendiri bisa jadi sebuah pendekatan
dengan tujuan orientasi sebuah proses untuk memperlihatkan komunikasi baik
dari perilaku sampai komunikasi. Nantinya beberapa pihak seperti dari luar
akan memberikan informasi akurat hingga terciptanya sebuah komunikasi
lebih efektif.

Cara Mengatasi Konflik Memanfaatkan Manajemen Konflik

Sudah jelas dari berbagai macam konflik internal ataupun eksternal


perusahaan bisa saja diatasi menggunakan berbagai metode menarik. Maka
dari itu akan kita ulas secara mendalam seperti apa cara-cara mengatasi
konflik di dalam internal seperti karyawan terhadap pimpinan ataupun lainnya.

 Metode Rujuk

Pertama ada metode rujuk dimana dilakukan oleh pihak bersengketa kemudian
bisa jadi sebuah pendekatan dan hasrat untuk kembali bekerja sama hingga
menjalankan sebuah hubungan baik demi kepentingan bersama. Dari metode
rujuk ini biasanya diperlukan mediasi hingga manajemen konflik bisa
diterapkan dan mengurangi unsur ketegangan di beberapa pihak.

 Persuasi

Metode persuasi juga bisa dilakukan untuk memberi perubahan posisi dari
pihak lainnya. Tujuan dari persuasi ini sangat baik yakni mengurangi kerugian
yang bisa muncul dengan adanya berbagai bukti faktual hingga bisa
memperlihatkan bahwa dari pendapat beberap orang akan memberikan
keuntungan serta konsistensi dalam penerapan norma hingga standar keadilan
yang sekarang masih berlaku.

 Metode Pemecahan Masalah Terpadu

Ada solusi lainnya bisa dengan mudah diterapkan untuk memberi sistem
manajemen konflik lebih baik, yakni menggunakan metode pemecahan
masalah terpadu. Nantinya terdapat usaha untuk menyelesaikan masalah
dengan menggabungkan berbagai kebutuhan kedua belah pihak. Bahkan
beberapa proses masih bisa terjadi seperti bertukar informasi, fakta, perasaan,
kemudian masih memperlihatkan berbagai macam solusi untuk menimbulkan
rasa saling percaya kemudian dapat menghadirkan berbagai alternatif
pemecahan masalah dengan keuntungan berimbang di kedua belah pihak.

 Tawar Menawar

Metode tawar menawar juga masih saja jadi solusi terbaik untuk meredakan
konflik internal ataupun eksternal di sebuah perusahaan. Metode tawar
menawar ini akan menghadirkan penyelesaian yang nanti bisa diterima oleh
kedua pihak. Bahkan dari kedua pihak tersebut akan mempertukarkan konsesi
yang mana tanpa mengemukakan sebuah janji secara eksplisit.

 Penarikan Diri

Salah satu manajemen konflik yang sekarang kerap dilakukan adalah salah
satu atau kedua pihak saling menarik diri dari hubungan. Untuk cara satu ini
memang terlihat efektif jika keduanya tidak terlalu aktif berinteraksi kemudian
sanggup mengerti seperti apa tugas satu sama lainnya yang masih bergantung.

 Pemaksaan dan Penekanan

Masih ada solusi untuk mengatasi berbagai macam konflik salah satunya
penekanan dan pemaksaan. Sampai sekarang cara satu ini bisa digunakan
dengan menekan pihak lain agar cepat menyerah. Akan tetapi cara satu ini
bisa menggunakan bentuk ancaman ataupun bentuk intimidasi sehingga
kurang efektif karena dari salah satu pihak harus bisa menyerah atau mengalah
secara terpaksa.

 Konsultasi

Solusi lain agar sebuah konflik di dalam perusahaan bisa teratasi adalah
konsultasi dimana tujuannya sendiri digunakan untuk memperbaiki hubungan
antar kedua belah pihak. Tidak hanya itu karena bisa juga ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan hingga dapat menyelesaikan konflik. Dari
konsultasi ini dibutuhkan seorang konsultan hingga dapat memberi solusi
berupa teknik untuk meningkatkan aspek persepsi dan kesadaran seputar
tingkat laku.

 Mediasi
Metode mediasi atau pertengahan juga masuk dalam manajemen konflik
yang sangat baik untuk menjadi solusi mengurangi tingkat ketegangan di
sebuah sengketa. Mediasi ini membutuhkan peran mediator yang secara
langsung diundang untuk membantu memberi solusi hingga mengumpulkan
fakta ditambah lagi bisa memperjelas masalah yang sedang terjadi hingga
akhirnya diberikan solusi terbaik. Namun mediasi ini sepenuhnya bisa berjalan
lancar tergantung dari kepiawaian seorang madiator itu sendiri.

 Arbitrase

Biasanya pihak ketiga juga memiliki andil untuk campur tangan dalam sebuah
sengketa. Kini pihak bersengketa tidak bersedia berunding terutama dari usaha
kedua pihak dalam menyelesaikan masalah. Maka dari itu dibutuhkan pihak
ketiga yakni dalam metode arbitrase. Nantinya pihak ketiga akan
mendengarkan keluhan dari kedua pihak hingga nantinya berfungsi sebagi
hakim. Pencarian masalah menjadi titik fokus hingga cara ini tidak
memberikan keuntungan kepada dua pihak bersengketa, akan tetapi mampu
memberikan solusi terbaik bagi banyak pihak.

Dari solusi manajemen konflik tersebut masih diperlukan beberapa hal


penting yang harus diperhatikan dalam mengatasi sebuah masalah. Berikut
beberapa hal penting yang wajib Anda perhatikan di dalam mengatasi banyak
konflik.

1. Mencegah Konflik Destruktif

Berbagai pencegahan bisa dilakukan sebelum terjadi konflik destruktif dengan


sifat merusak berbagai macam fasilitas ataupun terjadinya konflik
berkepanjangan.

2. Menghadirkan Komunikasi Efektif

Pastinya dari komunikasi efektif menjadi salah satu tujuan utama kenapa
dilakukan upaya mediasi hingga berbagai macam metode dalam menyelsaikan
konflik.

3. Memberikan Penerapan Aturan Baku

Ketiga ada aspek penting untuk bisa menerapkan aturan baku terhadap
karyawan di sebuah perusahaan baik dari sisi internal ataupun eksternalnya.

4. Menciptakan Iklim Kerja Harmonis


Sudah jelas dari iklim kerja yang lebih harmonis jadi hal menarik dalam
manajemen konflik ini. Maka dari itu tujuannya harus bisa jelas hingga bisa
memberikan banyak keuntungan utamanya.

Setiap konflik dalam ruang lingkup perusahaan besar ataupun kecil harus bisa
memperlihatkan banyak manfaat terbaik. Maka dari itu siapa saja yang
berhasil menyelesaikan berbagai konflik di dalam perusahaan akan terus
mendapatkan kinerja karyawan lebih optimal dibandingkan sebuah perusahaan
yang tak pernah memperhitungkan semua aspek. Jadi bisa kita lihat bahwa
semua akses dalam manajemen konflik sendiri dapat memperlihatkan banyak
peluang, hingga akhirnya soerang karyawan merasakan kenyamanan bisa
bekerja secara penuh. Ditambah lagi dari ruang lingkup kerja juga lebih
optimal.

Anda mungkin juga menyukai