NPM : 192030055
Pendahuluan
Meyer (2019) berpendapat bahwa semua individu memiliki 2 perspektif mengenai
konflik. Mereka percaya bahwa konflik merupakan sesuatu yang natural, diperlukan
bahkan dianggap sebagai sesuatu yang normal, berbagai kontradiksi yang beragam masuk
sehingga semua orang percaya bahwa konflik adalah proses alami yang normal dalam
interaksi manusia. Perspektif kedua adalah sementara orang berpendapat bahwa konflik
itu wajar mereka enggan mengakui apabila mereka berada di tengah konflik. Mereka
berpendapat bahwa mengakui sedang berkonflik sama saja dengan mengakui sebuah
kegagalan.
Nature of Conflict
Perspektif-perspektif individu mengenai konflik menenttukan sikap serta pendekatan
dalam manajemen konflik. Dalam memahami konflik, diperlukan 3 dimensi yang dapat
membantu untuk memahami kompleksitas serta dinamika dari konflik itu sendiri, 3
dimensi itu terdiri dari dimensi cognitive (perception), emotional (feeling), dan
behavioral (action).
- Konflik sebagai persepsi
Konflik merupakan keyakinan atau pemahaman bahwa kebutuhan, kepentingan,
keinginan, perspektif, atau nilai seseorang tidak sesuai dengan kebutuhan orang lain.
Konflik ada di sini saja pada dasarnya didasarkan pada fakta bahwa satu orang
percaya itu ada sehingga seseorang dapat berkonflik dengan orang lain tanpa orang
lain bahkan mengetahui bahwa konflik itu ada hanya karena individu tersebut merasa
atau berpikir bahwa mereka memiliki perspektif yang tidak sesuai dengan yang lain.
- Konflik sebagai perasaan
Konflik sebagai reaksi emosional terhadap situasi atau individu yang menandakan
ketidaksetujuan. Emosi ini bisa saja sebuah ketakutan, kesedihan, kepahitan,
kemarahan, keputusasaan, maupun kombinasi dari semuanya.
- Konflik sebagai tindakan
Konflik yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang kita ambil dengan tujuan
mengekspresikan serta mengartikulasikan perasaan yang kita rasakan atau untuk
memenuhi kebutuhan kita dengan baik dan kita mengambil tindakan ini sedemikian
rupa
sifat konflik di salah satu dimensi tentu saja mempengaruhi yang lain sifat melengkapi
dimensi lain maksudnya adalah jika seseorang memiliki perasaan sedih, perasaan sedih
seperti itu dapat menyebabkan orang tersebut bertindak sedemikian rupa sehingga
mengganggu kemampuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sifat konflik
dalam satu dimensi bisa mempengaruhi sifat konflik di dimensi lain sehingga konflik
sebagai perasaan dapat mempengaruhi konflik sebagai persepsi dapat mempengaruhi
konflik sebagai tindakan jadi konflik ini tidak hanya statis atau monolitik tetapi mereka
dapat mempengaruhi satu sama lain.