Anda di halaman 1dari 3

PROSES KONFLIK

Proses konflik terdiri dari lima tahap berikut.


1) Tahap I: potensi oposisi dan ketidakcocokan
Tahap pertama dalam proses konflik adlah adanya kondisi yang menciptakan
kesempurnaan munculnya konflik. Pada tahap ini, kondisi yang memengaruh
timbulnya onflik adalah variable komunikasi, struktur, dan variable individu, seperti
pada penjelasan pada sumber konflik. Variable-variabel tersebut mendorong
terjadinya konflik.
2) Tahap II: kognisi dan ersonalisasi
Tahap kedua merupakan wujud adanya oposisi dan ketidakcocokan pada kondisi
antesedan. Pada tahap ini terdapat dua macam konflik, yaitu konflik yang
dipersepsikan dan konflik yang dirasakan. Kesadaran individu diperlukan untuk
dapat memersepsikan adanya konflik. Menurut robbins (2003), konflik yang
dipersepsikan muncul jika adanya kesadaran salah satu pihak atau lebih atas
adanya kondisi yang menciptakan peluang terjdinya konflik. Konflik yang
dipersepsikan belum tentu konflik tersebut dipersonalisasikan (dirasakan sebagai
kecemasan, ketegangan) karena tidak memengaruhi atau berdampak pada
perasaannya. Konflik yang dirasakan terjadi jika individu-individu menjadi terlibat
secara emosional sampai munculnya kecmasan, ketegangan, frustasi, atau
permusuhan.
3) Tahap III: menentukan maksud
Maksud (keinginan, niat) merupakan keputusan untuk bertindak dalam cara
tertentu guna menangani konflik yang dirasakan. Penanganan konflik yang
dirasakan dan sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya dapat dilakukan
dengan

cara

bersaing,

kerja

sama,

berkompromi,

menghindar,

atau

mengakomodasi.
4) Tahap IV: perilaku
Tahap ini merupakan upaya-upaya nyata dari individu-individu yang mengalami
konflik. Upaya ini dapat berupa pernyataan, tindakan, atau juga reaksi terhadap
terjadinya konflik.
5) Tahap V: hasil
Tahap ini menghasilkan konsekuensi yang telah dibuat oleh pihak yang terlibat
konflik. Hasil yang diperoleh dapat bersifat fungsional (meningkatkan kinerja) atau
disfungsional
(merintangi
kinerja kelompok).
Tahap
ITahap IITahap
IIITahap IVTahap V
Potensi oposisikognisi dan maksudperilakuhasil
Atau personalisasi
ketidakcocokan
Maksud penanganan konflik
Kinerja klompok meningkat
-bersaing
Konflik terbuka
-Kerjasama
-perilaku pihak
-berkompromi
-reaksi orang lain
-menghindari
Kinerja kelompok menurun
dirasakan
-mengakomodasi

Konflik yang dipersepsikan


Kondisi antesdan
-komunikasi

-struktur
Konflik yang
-variabel pribadi

Proses Konflik

Namun menurut Nursalam (2014) Proses konflik dibagi menjadi lima tahapan yaitu :
1. Konflik laten
Tahapan konflik yang terjadi terus-menerus (laten) dalam suatu organisasi.
Misalnya kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yang cepat. Kondisi tersebut
memicu pada ketidakstabilan organisasi dan kualitas produksi, meskipun konflik yang
ada kadang nampak secara nyata atau tidak pernah terjadi.
2. Konflik yang dirasakan (felt conflict)
Konflik yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidak percaya dan marah. Konflik ini disebut juga sebagai konflik
affectiveness. Hal ini penting bagi seseorang untuk menerima konflik dan tidak
merasakan konflik tersebut sebagai suatu masalah/ancaman terhadap keberadaannya.
3. Konflik yang tampak/sengaja dimunculkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang
dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat, atau mencari penyelesaian konflik.
Setiap orang secara tidak sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan dan agresivitas
dalam menyelesaiakan konflik. Sementara itu, penyelesaian konflik dalam suatu
organisasi memerlukan upaya dan strategi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.
4. Rsolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan
semua orang yang terlibat didalamnya dengan prinsip win-win solution.
5. Konflik aftermath
Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat

dari

tiak

terselesaikannya konflik yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah besar dan bias
menjadi penyebab dari konflik yang utama bila tidak segera diatasi atau dikurangi.
Daftar pustaka
Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai