Anda di halaman 1dari 4

TAHAP TIMBULNYA KONFLIK

Konflik tidak terjadi secara mendadak tanpa sebab dan proses, akan tetapi melalui
tahapan tertentu. Hendricks, W. (1992) mengidentifikasi proses terjadinya konflik terdiri dari
tiga tahap.

1) Peristiwa sehari-hari; ditandai adanya individu tidak puas dan jengkel terhadap


lingkungan kerja. Perasaan tidak puas kadang-kadang berlalu begitu saja dan muncul
kembali saat individu merasakan gangguan.
2) Adanya tantangan; apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan pendapat
dan menyalahkan pihak lain. Tiap anggota menganggap perbuatan yang dilakukan
sesuai dengan standar dan aturan organisasi. Kepentingan individu maupun kelompok
lebih menonjol daripada kepentingan organisasi.
3) Timbulnya pertentangan; masing- individu atau kelompok bertujuan untuk menang
dan mengalahkan kelompok lain.

Robbins (2003) menjelaskan konflik terjadi melalui lima tahap, yaitu tahap oposisi
atau ketidakcocokan potensial, tahap kognisi dan personalisasi, tahap maksud, tahap perilaku
dan tahap hasil.

Tahap I: Oposisi atau Ketidakcocokan Potensial


Oposisi atau Ketidakcocokan Potensial adalah kondisi yang menciptakan kesempatan
untuk memunculkan sebuah konflik. Kondisi tersebut tidak perlu mengarah ke konflik,
namun salah satu kondisi tersebut perlu apabila konflik harus muncul. Kondise tersebut
dikelompokan dalam 3 kategori yaitu komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi
yang tidak baik atau buruk adalah alasan utama terjadinya konfli, Selkain itu masalah yang
terjadi dalam komunikasi berperan dalam mencegah kolaborasi dan merangasang
kesalahpahaman.
Struktur juga dapat merangsang terjadinya konflik. Struktur-struktur tersebut meliputi
ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan pada anggota kelompok, kejelasan
jurisdiksi, kecocokan anggota, tujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan dan derajat
ketergantungan antara kelompok. Variabel pribadi juga dapat menjadi titik, awal konflik. Kita
pasti pernah mengalami situasi saat bertemu dengan orang langsung tidak menyukainya.
Apakah dari kumisnya, suatanya, pakaiannya atau yang lainnya. Karakter pribadi yang
mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta perbedaan
individual dapat menjadi titik awal konflik.

Tahap II: Kognisi dan Personalisasi

Kognisi dan personalisasi adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing
pihak terhadap konflik yang sering dihadapi. Kesadaran oleh salah satu pihak atau lebih akan
eksistensi kondisi-kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Jika hal
ini terjadi dan berlanjut pada tingkat terasakan yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik
yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi dan permusuhan.

Kognisi dan personalisasi adalah tahap di mana isu-isu konflik biasanya didefinisikan
dan akan menentukan jalan untuk penyelesaian konflik. Misalnya, perasaan yang negatif
dapat mengakibatkan peremehan persoalan, menurunnya tingkat kepercayaan dan
interprestasi negatif atas perilaku pihak lain. Sebaliknya, perasaan positif dapat meningkatkan
kemampuan untuk melihat potensi hubungan di antara elemen-elemen suatu masalah,
memandang secara lebih luas suatu situasi dan mengembangkan berbagai solusi yang lebih
inovatif. Konflik disyaratkan adanya persepsi dengan kata lain bahwa tidak berarti konflik
bersifat personalisasi. Selanjutnya, konflik pada tingkatan perasaan yaitu saat orang mulai
terlibat secara emosional.

Tahap III: Maksud

Maksud adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak
yang berkonflik. Maksud dari pihak yang berkonflik ini akan tercermin atau terwujud dalam
perilaku, meskipun tidak selalu konsisten. Maksud dalam penanganan suatu konflik ada lima
yaitu:
 Bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yakni suatu hasrat untuk memuaskan
kepentingan seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknyapada pihak lain dalam
suatu episode konflik.
 Berkolaborasi, apabila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing memiliki hasrat
untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencarian
hasil yang bermanfaat bagi semua pihak.
 Menghindar, apabila salah satu dari pihak yang berkonflik memiliki hasrat untuk
menarik diri, mengabaikan dari atau menekan sebuah konflik.
 Mengakomodasi, apabila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau
kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan
lawannya di atas kepentingannya.
 Berkompromi, yakni sebuah situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu
konflik bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing.

Tahap IV: Perilaku

Perilaku mencakup pernyataan tindakan dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan
pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum serangan verbal yang tegas,
pertanyaan atau tantangan terang-terangan pada pihak lain dan ketidaksepakatan atau salah
paham kecil. Perilaku konflik ini biasanya secara terang-terangan berupaya untuk
melaksanakan maksud- maksud setiap pihak. Tetapi perilaku-perilaku ini mempunyai suatu
kualitas rangsangan yang terpisah dari maksud. Sebagai hasil perhitungan atau tindakan yang
tidak terampil, kadangkala perilaku terang-terangan menyimpang dari maksud-nmaksud yang
orsinil.

Tahap V: Hasil

Hasil adalah hubungan aksi reaksi antar pihak yang berkonflik dan menghasilkan
konsekuensi. Hasil dapat bersifat fungsional yang artinya konflik menghasilkan suatu
perbaikan kinerja kelompok ataupun disfungsional yang artinya merintangi kinerja kelompok
oleh pihak yang berkonflik. Perilaku meliputi upaya terang-terangan untuk menghancurkan
pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum, serangan verbal yang tegas,
pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain dan ketidaksepakatan atau
salah paham kecil.
Daftar Pustaka

Bibliography
Dalimunthe, S. F. (2016). Manajemen Konflik Dalam Organisasi. jurnal unimed, 14.

Manis, S. (2017, April 20). Pengertian dan Tahapan atau Proses Terjadinya Konflik Menurut Para Ahli
Lengkap. Retrieved Desember 12, 2020, from Pelajaran.co.id:
https://www.pelajaran.co.id/2017/20/pengertian-dan-tahapan-atau-proses-terjadinya-
konflik.html

Anda mungkin juga menyukai