Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Konflik Dalam Keperawatan

By. Kelompok 2 TK II-A


Nama Kelompok II
1. Ilham Penita Sari
2. Sindi Mega S
3. Ajeng Rizka R
4. Rizky Amelia
5. Anindita Yudistya P
6. Rachmaningrum
7. Eva Dwi Indah
8. Maulani Puspita Dewi
9. Idlil Fitriyani
10. Pratika Widya Septiara
A. Teori Konflik
Konflik..????

Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih
yang timbul karena fakta bahwa mereka harus membagi dalam
mendapatkan sumber daya yang langka atau aktivitas pekerjaan atau
karena fakta bahwa mereka memiliki status – status, tujuan –
tujuan,nilai – nilai, atau persepsi yang berbeda. (Menurut James,A.F
stroner, dan Charles Wanker)
Penyebab Terjadinya Konflik

1. Masalah fundamental dalam sebuah organisasi (kekuatan,saran,uang


dan penghargaan).
2. Keharusan berbagai sumber daya
3. Alasan fakta atau bukti tidak sesuai dengan sumber daya yang di
dapatkan
4. Tujuan utama organisasi tidak tercapai atau ada indikasi gagal
5. Perbedaan nilai – nilai tujuan dan persepsi
Kategori Konflik

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis
konflik yaitu:
1. konflik intrapersonal
2. konflik interpersonal
3. konflik antar individu dan kelompok
4. konflik antar kelompok
5. konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
c. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan tujuan.
d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuan-tujuan yang diinginkan.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang
lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi
yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Contoh: seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya
karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasi-organisasi.
Contoh: Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen
merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
5. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-
negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata
telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru,
teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan
sumber daya secara lebih efisien.
Tahapan Konflik

1. Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidak cocokan


Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut
tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan
oleh :
a. Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg
menimbulkanketidaknyamanan antar anggota organisasi.
b. Struktur Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan
antar anggota organisasi
c. Variabel Pribadi Ketidaksukaan pribadi atas individu lain
2. Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini
kondisi tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
a. Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas
adanya konflik yang menciptakan peluang terjadinya konflik
b. Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang
menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
3. Tahap III Maksud
Keputusan untuk bertindak dgn cara tertentu.
a. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak
mempedulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tsb.
b. Kolaborasi : situasi yg di dalamnya pihak2 yg berkonflik sepenuhnya saling
memuaskan kepentingan semua pihak.
c. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
d. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik u/ memperlakukan kepentingan
pesaing di atas kepentingannya sendiri.
e. Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak yg
f. berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
4. Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan
dan reaksi yg dibuat pihak2 yg berkonflik.

5. Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik
Fungsional atau Konflik Disfungsional.
Metode Penyelesaian Konflik

a. Accomodation (akomodasi)
Sikap mengikuti keinginan pihak lain dan meratakan perbedaan –
perbedaab agar konflik lebih cepat selesai demi memperhatikan kerja
sama.
b. Pressing (menekan)
Sikap tidak memiliki kecenderungan pada salah satu pihak.
c. Avoidance (menghindari)
Sikap menghindari terlebih dahulu dan kemudian masalah yang
timbul di selesaikan dengan efektif pada saat setelah pihak yang terlibat
menjadi tenang.
d. Konfrontasi
Pihak yang berkonflik menyatukan pandangan mereka masing–
masing secara langsung kepada pihak lain.
e. Konsensus
Pihak yang berkonflik bertemu untuk menemukan solusi
f. Penetapan tujuan – tujuan super ordinat
Jika tujuan tingkat yang lebih tinggi di setujui semua pihak juga
mencakup tujuan yang lebih rendah dari pihak yang bertentangan tidak
hanya menyelesaikan konflik,tetapi juga mebantu emperluat kerja sama
kelompok.
Peran Pimpinan Dalam Penyelesaian Konflik

1. Pemimpin perlu menganalisa jumlah dan tipe konflik yang terjadi


dalam organisasi sehingga bisa fokus mengatasinya.
2. Manajer kesehatan seharusnya mengevaluasi setiap level konflik yang
terjadi dan melihat apakah organisasinya kuat dalam mengahdapi
konflik.
3. Ketika manajer terlibat konflik seharusnya berfikir eksplisit tentang
sejauh mana perhatian mereka terhadap organisasi.Ini menjadi salah
satu kunci untuk menentukan strategi pengelolaan konflik.
4. Dalam negosiasi,manajer perlu menentukan dan mengidentifikasi isu
yang pasti akan dinegosiasikan.
5. Manajer seharusnya hati-hati menentukan apakah sikap dalam
negosiasi telah memenuhi standar norma sebelum bernegosiasi.
6. Manajer seharusnya tidak terlalu tertekan dalam mempersiapkan
sebuah negosiasi.
7. Jika seorang manajer melibatkan pihak ketiga dalam penanganan
konflik mereka harus mengontrol proses dan hasil dari
perdebatan/diskusi.
B. Resolusi Konflik
Pengertian

Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan


cara memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan
prinsip “win-win solution” .
Pendekatan Untuk Resolusi Konflik
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain.
3. Kompetisi
Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan
metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang
bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan
kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama dalam penyelesain masalahnya.
Strategi Untuk Resolusi Konflik

1. Kompromi atau Negosiasi


Suatu srtategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari
dan sepakat tentang keinginan bersama.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose” penyelesaian konflik. Penyelesaian
ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah.
3. Akomodasi
Istilah yang lain sering digunakan adalah ”cooprative”. Konflik ini berlawanan
dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha mengakomodasi
permasalahan-permasalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk menang.
Masalah utama pada strategi sebenarnya tidak terselesaikan.
4. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada
strategi ini individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan
dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah
yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan
masalahnya. Strategi ini dipilih bila ketidaksepakatan adalah membahayakan kedua
pihak.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” pada koloaborasi kedua unsur
terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.
Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan,
masing-masing meyakininya.
TERIMAKASIH,ADA YANG INGIN BERTANYA?
Devia
Cara menyelesaikan konflik interpersonal dengan baik

Dariroh
Contoh konflik fungsional dan disfungsional

Dwi fatima
Bagaimana jika konflik terjadi pada pimpinan itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai