Anda di halaman 1dari 3

Materi Manajemen Konflik Negosiasi (Kelompok 7)

DEFINISI KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Faktor penyebab konflik ada bermacam-macam. Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :

 Saling bergantungan. Saling bergantungan dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok
organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama lain guna menyelesaikan tugas.
 Perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan yang terdapat diantara satu bagian dengan bagian
yang lain yang tidak sepaham bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik.
 Perbedaan persepsi atau pendapat. Dalam hal menghadapi suatu masalah, perbedaan
persepsi yang ditimbulkan inilah yang menyebabkan munculnya konflik.

Ciri-Ciri Konflik : Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :


1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam
suatu interaksi yang saling bertentangan.
2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma
yang saling berlawanan.
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai dengan gejala-gejala perilaku yang
direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar
dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai
macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan
tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa
aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang
berlarut-larut.
5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan
kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan
sebagainya
Manajemen Konflik

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena setiap jenis
perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Perubahan institusional
yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada perubahan struktur
dan personalia, tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional
yang berpotensi menimbulkan konflik. Di samping itu, jika konflik tidak ditangani secara
baik dan tuntas, maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan
hubungan antara orang-orang yang terlibat.Untuk itulah diperlukan metode untuk
menyelesaikan konflik secara serius agar keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu.

Model penanganan konflik yang disampaikan oleh Sondang, yaitu dengan cara tidak
menghilangkan konflik, namundikelola dengan cara :

 bersaing
 kolaborasi
 negosiasi
 akomodatif
 kompromi

Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak – pihak yang terlibat berusaha
untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Negosiasi merupakan
suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak
yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi.
Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, yaitu antara lain :

 Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan


persepsi, saling pengertian dan persetujuan.
 Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari
masalah yang dihadapi bersama.
 Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-
masing pihak merasa menang (win-win solution).

Proses negosiasi

Pihak pertama menyampaikan maksud dengan kalimat santun, jelas, dan terinci.
b. Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud
pihak pertama.
c. Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan
mitra bicara disertai dengan alasan yang logis.
d. terjadi pembahasan dan keseapkatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.

Anda mungkin juga menyukai