Anda di halaman 1dari 18

KONFLIK DAN NEGOSIASI

Kelompok 5 Prilaku Organisasi :


Nama : Rio Saputra
NIM : 18220093
Kelas : Manajemen 2 18
Definisi Konflik
Konflik  berasal  dari  kata kerja latin configere  yang  berarti  
saling  memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan  sebagai  suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok)  dimana  salah satu pihak  berusaha  menyingkirkan  pihak
lain dengan menghancurkannya  atau  membuatnya  tidak  berdaya.
Kita mendefinisikan Konflik secara luas sebagai sebuah proses yang
dimulai ketika salah satu pihak memandang pihak lainnya telah
memengaruhi secara negatif atas sesuatu hal yang dipedulikan oleh
pihak pertama.
Konflik menggambarkan poin dimana aktivitas yang sedang
berlangsung ketika interaksi menjadi ketidakpastian antar pihak.
salah satu ilmu menyatakan bahwa konflik harus dihindari yang
mana mengindikasikan kegagalan fungsi didalam kelompok. Kita
menyebut ini sebagai pandangan tradisional .
Pandangan Tradisional atas Konflik
konflik dipandang sebagai hasil atas disfungsional (kegagalan fungsi)
akibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan
diantara orang-orang, serta kegagalan dari manajer untuk menjadi
respontif terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan mereka. Konflik
dipadankan denganistilah kekerasan, penghancuran, dan
ketidaharmonisan.
Pandangan Interaksionis atas Konflik
Pandangan interaksionistidak berpendapat bahwa seluruh konflik baik.
Konflik Fungsional akan mendukung tujuan kelompok, meningkatkan
kinerjanya, dan bahkan merupakan bentuk konflik yang bersifat konstruksi
(membangun) atau konflik yang merintangi kinerja kelompok bersifat
destruktif (menghancurkan) atau Disfungsional.
Pandangan hubungan manusia
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu
peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik
dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam
kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat
antar anggota.
Jenis- Jenis Konflik
a. konflik tugas yaitu konflik yang berhubungan dengan isi dan sasaran
pekerjaan
b. konflik proses yaitu konflik yang berhubungan dengan cara melakukan
pekerjaan
c. konflik hubungan yaitu konflik yang didasarkan atas hub personal

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam:


a)  Konflik  antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
b)  Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c)  Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan
massa).
d) Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e)  Konflik antar politik.
Locus Konflik
Cara lain untuk memahami konflik adalah dengan mempertimbangkan
locus, atau dimana konflik terjadi. Disini ada tiga tipe dasar yaitu :
1. Konflik Dyadic, adalah konflik diantara dua orang
2. Konflik Intragrup, adalah konflik yang terjadi didalam sebuah
kelompok atau tim
3. Konflik Antarkelompok, adalah konflik yang terjadi antara kelompok
atau tim
Hampir semua literatur mengenai konflik tugas, hubungan, dan
proses mempertimbangkan konflik intragrup. Hal yang masuk akal
bahwa kelompok dan tim sering kali dibentuk hanya untuk
melaksanakan tugas tertentu saja. Namun, tidak serta merta
menyampaikan kepada kita ruang konflik lainnya.
Proses Konflik
TAHAP I : POTENSI OPOSISI ATAU KETIDAK COCOKAN
Langkah pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi (syarat) yang
menciptakan kesempatan untuk kemunculan konflik itu. Kondisi itu tidak selalu
mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu agar konflik itu muncul.
Kondisi ini (yang dapat dipandang juga sebagai penyebab atau sumber
konflik) juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik kedalam tiga
kategori umum : variabel, komunikasi, struktur, dan pribadi.

Komunikasi: komunikasi yang kurang baik dalam organisasi sebagai


menimbulkan ketidaknyamanan antar kelompok
Struktur: tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota
organisasi
Variable pribadi: ketidak sukaan pribadi atau individu lain.
Konflik ini ada dua ada fungsional dan disfungsional,kalo fungsional itu konflik
yang mendukung sasaran kelompok dan memperbaiki kinerjanya,dan
disfungsional itu adalah konflik yang menghambat kinerja kelompok
TAHAP II : KOGNISI DAN PERSONALISASI
Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik
didefinisikan. Pada tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang
apa. Konflik yang dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan
adanya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang munculnya konflik.
Konflik yang dirasakan adalah keterlibatan dalam sebuah konflik yang
menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan. Jadi
definisi konflik itu penting, karena lazimnya definisi itu menggambarkan
perangkat penyelesaian yang mungkin.

TAHAP III : MAKSUD


Maksud (niat) adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu.
Banyak konflik semakin rumit karena salah satu pihak salah dalam
memahami maksud pihak lain. Di sisi lain, biasanya ada perbedaan yang
besar antara maksud dan perilaku, sehingga perilaku tidak selalu
mencerminkan secara akurat maksud seseorang.
TAHAP IV : PERILAKU
Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi
pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Perilaku konflik ini biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan
maksud dari masing-masing pihak.
Apabila konflik disfungsional terjadi harus diredakan dengan manajemen
konflik. Manajemen Konflik adalah penggunaan teknik – teknik resolusi
dan stimulasi untuk memperoleh level konflik yg diinginkan.

TAHAP V : HASIL
Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan
konsekuensi.  Konsekuensi atau akibat ini bisa saja bersifat fungsional atau
disfungsional. Dikatakan bersifat fungsional ketika konflik tersebut justru
menghasilkan perbaikan kinerja kelompok, sedangkan disfungsional adalah
ketika konflik tersebut menjadi penghambat kinerja kelompok.
Akibat Konflik
1. meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
2. keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
3. perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,-
benci, saling curiga dll.
4. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
5. dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam
konflik.

 Langkah-Langkah Menangani Konflik


1. Menjadi Pendamai.
2. Tetap netral.
3. Dengarkan kedua (atau lebih) pihak.
4. Mau membujuk pihak-pihak untuk bertanggung jawab.
5. Satukan pihak-pihak yang berselisih paham.
6. Beri semua pihak kesempatan berbicara.
7. Dorong mereka untuk memaafkan dan melupakan yang lalu.
Definisi Negosiasi
Negosiasi merupakan proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih
bertukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama
tersebut bagi mereka.perundingan atau negosiasi mewarnai interaksi hampir
semua orang dalam kelompok dan organisasi. Contoh yang jelas antara lain
adalah: tawar-menawar serikat buruh dengan manajemen. Contoh yang
kurang jelas: manajer berunding dengan bawahan , rekan sekerja dan
atasan.Kita mendefinisikan negosiasi sebagai proses dimana dua pihak atau
lebih berukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai barang atau
jasa tersebut.
Defenisi Negosiasi menurut Robbins (2008) menyimpulkan bahwa
negosiasi ialah sebuah proses dimana dua belah pihak atau lebih melakukan
pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya.
Dari defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa negosiasi adalah suatu
upaya yang di lakukan antara pihak-pihak yang berkonflik dengan maksud
mencari jalan keluar untuk menyelesaikan pertentangan yang sesuai
kesepakatan bersama.
Pendekatan Negosiasi
Tawar-menawar distributif  ialah negosiasi yang berupaya membagi
sumber daya yang jumlahnya tetap;. Contoh taktik itu  adalah
meyakinkan lawan anda mengenai mustahilnya mencapai titik
sasaran dia dan keuntungan dari menerima penyelesaian di titik
sasaran anda.

Tawar menawar integratif merupakan perundingan yang mencari satu


penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan penyelesaian
menang-menang. Kontras dengan tawar menawar distributif,
pemecahan masalah integratif berjalan dengan asumsi bahwa
terdapat satu atau lebih penyelesaian yang akan menciptakan solusi
menang-menang.
Proses Negosiasi
1. Persiapan dan Perencanaan
Sebelum anda mulai berunding, anda perlu menyelesaikan pekerjaan
rumah, apakah sifat dasar dari konflik itu,
2. Defenisi dan aturan-aturan dasar
Setelah anda menyelesaikan perencanaan anda dan menyusun suatu
strategi  anda siap menetapkan aturan-aturan dasar dan prosedur dengan
pihak lain mengenai perundingan itu sendiri.
3. Penjelasan dan pembenaran
Bila pendirian awal telah di pertukarkan, anda dan pihak lain akan
menerangkan, menegaskan, memperjelas, memperkuat, dan membenarkan
permintaan asli anda. Ini tidak selalu bersifat konfrontasional.sebaliknya
ini merupakan kesempatan saling mendidik dan memberi informasi
mengenai persoalan, mengapa persoalan itu penting dan bagaimana cara
masing-masing pihak menghasilkan permintaan awal mereka. Inilah titik
dimana anda mungkin berkeinginan memberikan pihak lain setiap catatan
yang membantu mendukung posisi anda.
4. Tawar-menawar dan pemecahan masalah
Hakikat proses negosiasi ialah proses aktual memberi dan menerima
sebagai upaya memperbincangkan persetujuan, tidak di ragukan disinilah
kompromi perlu di buat oleh kedua belah pihak
5. Penutupan dan implementasi
Langkah terakhir dalam proses negosiasi ialah memformalkan
persetujuan yang telah di wujudkan dan menyusun setiap prosedur yang di
perlukan untuk pelaksanaan dan negosiasi serikat buruh-manajemen, tawar
menawar mengenai persyaratan sewa,sampai pembelian sebidang real astat,
sampai ke negosiasi tawaran pekrjaan untuk posisi menajemen senior
negosiasi ini akan memerlukan pengesahan hal-hal spesifik ke dalam
kontrak formal. Tetapi untuk sebagian besar kasus, penutupan proses
perundingan tidak lebih formal daripada jabat tangan.
Peran ciri kepribadain dalam
negosiasi
Penilaian keseluruhan atas hubungan antara  kepribadian negosiasi
menemukan bahwa ciri dari kepribadian tidak mempunyai dampak langsung yang
mencolok baik pada proses tawar menawar maupun pada hasil negosiasi.
Kesimpulan ini penting, kesimpulan ini mengemukakan bahwa anda harus
berkonsentrasi pada persoalan dan faktor situasi dalam setiap episode tawar
menawar dan bukan pada kepribadian lawan anda.
*Perbedaan jenis kelamin dalam perundingan/negosiasi
Bukti mengemukakan bahwa sikap wanita terhadap perundingan dan terhadap
diri mereka sendiri sebagai juru runding tampak nya agak berbeda dari sikap
seorang pria. Wanita manajerial menunjukan kepercayaan diri lebih rndah dalam
antisipasi perundingan dan kurang puas dengan kinerja mereka sesudah proses itu
rampung, meskipun sesungguh nya kenerja dan hasil yang mereka capai sama
dengan apa yang telah di capai oleh pria.kesimpulan terakhir ini mengungkapkan
bahwa wanita mungkin terlalu menghukum dirinya sendiri jika tidak bisa
bergabung dalam perundingan-perundingan ketika tindakan tersebut merupakan
kepentingan terbaik mereka.
Negosiasi Pihak Ketiga
1.Mediator ialah pihak ketiga netral yang mengasilitasi penyelesaian
perundingan dengan menggunakan penalaran dan persuasi, menyarankan
alternatif dan semacamnya.mediator secara luas digunakan dalam
perundingan serikat buruh manajemen dan dalam pertikaian pengadilan
perdata.
2. Arbitator merupakan pihak ketiga yang mempunyai wewenang
memaksakan kesepakatan. Abitrasi dapat bersifat sukarela (diminta) atau
wajib (dipaksakan pada pihak-pihak oleh undang-undang atau kontrak).
3. Otoritas atas wewenang arbitrator itu beraneka ragam merurut aturan yang
di tentukan olah para peruding. Misalnya arbitrator mungkin terbatas pada
memilih tawaran terakhir atas salah satu perundingan atau pada
menyarankan titik persejuan yang tidak mengikat atau bebas memilih dan
membuat setiap pertimbangan yang dia inginkan. Kelebihan dari abitrasi
bila di bandingkan dengan mediasi ialah bahwa abitrasi selalu menghasilkan
penyelesaian, dll
Kesimpulan
Konflik  berasal  dari  kata kerja latin configere  yang  berarti  saling  memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan  sebagai  suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok)  dimana  salah satu pihak  berusaha  menyingkirkan  pihak lain dengan
menghancurkannya  atau  membuatnya  tidak  berdaya. Konflik yaitu proses yang bermula
ketika satu pihak mengganggap pihak lain secara negative mempengaruhi atau akan secara
negative mempengaruh.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Ø  Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik.
Ø  Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Ø  Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Negosiasi merupakan proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang atau
jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi mereka.perundingan atau
negosiasi mewarnai interaksi hampir semua orang dalam kelompok dan organisasi
Negosiasi pihak ketiga
Sampai titik inikita telah membahas tawar menawar dalam perundingan langsung. tetapi kadang-
kadang individu atau wakil kelompok mencapai jalan buntu dan tidak mampu menyelesaikan
perbedaan mereka melalui perundingan langsung. Dalam kasus semacam itu mereka mungkin
berpaling ke pihak ketiga untuk membantu mereka menemukan penyelesaian.
Daftar Pustaka
Donnelly  Invencevich Gibson.organisasi.halm 271

Liliweri alo.sosiologi komuniasi dan organisasi.hlm (327-350)

Karyoto.Dasar-Dasar manajemen.2015.Andi.yogyakarta.hlm51-61

P. Robbins, Stephen dan Timothy A. Judge, 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta


Selatan : Salemba Empat

Sastromatmodjo, Sudijono. “Komunikasi Bisnis”, Semarang : IKIP


Semarang, 1995

https://simba-corp.blogspot.com
I H
A S
K
A
IM
E R
T

Anda mungkin juga menyukai