PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam hal ini ialah :
• Pengertian stress
• Jenis-jenis stress
• Faktor-faktor pemicu stress
• Akibat stress
• Cara mengatasi Stress (Mengelola stress)
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengertian stress,jenis-jenis, faktor pemicu, akibat serta
cara mengatasi/mengelola stress tersebut.
Model Stres
Bagi sebagian besar pekerja, pekerjaan dan aktivitas yang berhubungan
dengan pekerjaan seru waktu persiapannya menyita lebih dari sekedar 40 jam per
minggu. Pekerjaan merupakan bagian utama dari kehidupan kita, dan aktivitas
pekerjaan serta nonpekerjaan saling bergantungir. Perbedaan antara stres di
tempat kerja dan stres di rumah selalu menjadi hal yang dibuat-buat. Dengan
melonjaknya pasangan bekerja di akhir abad ke-20, bahkan perbedaan ini menjadi
semakin tidak jelas. Akan tetapi, perhatian utamanya adalah stressor yang
berhubung langsung dengan pekerjaan.
Model yang dirancang untuk membantu mengilustrasikan hubungan antara
Stressor organisasi, stres, dan hasil. Berdasarkan definisinya, stres merupakan
respons terhadap suatu tindakan, situasi, atau peristiwa yang menempatkan
tuntutan khusus pada seseorang. Stressor ini dibagi ke dalam empat kategori
utama: individu. kelompok, organisasi, dan hal-hal di luar pekerjaan. Ketiga
kategori stressor yang pertama berhubungan dengan pekerjaan.
Pengalaman sues yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan menciptakan hasil perilaku, kognitif, dan
fisiologis. Model tersebut menyatakan bahwa hubungan antara stres dan hasil
(individu dun organisasi) tidak selalu secara langsung. demikian juga dengan
hubungan antara stressor dan stres. Hubungan ini mungkin dipengaruhi oleh
moderator stres. Perbedaan individu seperti usia, mekanisme dukungan social, dan
kepribadian diperkenalkan sebagai moderator potensial. Moderator adalah suatu
atribut berharga yang mempengaruhi sifat suatu hubungan. Sementara sejumlah
moderator merupakan hal yang sangat penting kita memusatkan perhatian kepada
tiga moderator yang akan mewakili: Kepribadian, Perilaku Tipe A, dan Dukungan
Sosial.
Model stres menyediakan manajer kerangka kerja untuk berpikir mengenai
stres di tempat kerja. Sebagai akibatnya, intervensi mungkin diperlukan dan dapat
menjadi hal yang efekiif dalam memperbaiki konsekuensi stres yang negatif.
Pencegahan stres dan manajemen stres dapat diawali oleh individu atau
organisasi. Tujuan dari sebagian besar program pencegahan adalah untuk
mengurangi frekuensi kemunculan, intensitas, dan dampak negatif dan stres
Manajemen stres berusaha untuk menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi
negatif dari stres.
Partisipasi
Partisipasi merujuk pada sejauh mana pengetahuan, opini, dan ide
seseorang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan. Bagi beberapa
orang, partisipasi merupakan bagian yang penting dari bekerja dalam organisasi.
Kelompok dan organisasi yang tidak mendorong atau memungkinkan partisipasi
akan menjadi sumber frustrasi kepada mereka yang menghargai partisipasi.
Demikian pula, orang lain akan merasa frustrasi dengan penundaan yang sering
kali dihubungkan dengan pengambilan keputusan partisipatif. Orang lain mungkin
akan memandang pengambilan keputusan bersama sebagai ancaman dari hak
seorang manajer untuk memiliki keputusan akhir. Partisipasi akan bertindak
sebagai stressor bagi orang-orang tersebut.
Politik Organisasi
Tingkat perilaku politik yang tinggi dalam organisasi dapat menjadi
sumber stres bagi banyak karyawan. Politik kantor secara konsisten dinyatakan
sebagai stressor utama dalam organisasi. Aktivitas politik dan pergulatan
kekuasaan dapat menciptakan friksi, meningkatkan persaingan disfungsional
antara individu dan kelompok, dan meningkatkan stres.
Budaya Organisasi
Seperti individu, organisasi memiliki kepribadian yang berbeda.
Kepribadian dari suatu organisasi dibentuk terutama oleh para eksekutif
puncaknya. Suatu tim eksekutif yang bersifat otokratis dan tiran mampu
menciptakan budaya yang dipenuhi dengan rasa takut. Ernest Gallo tercatat
sebagai produsen stres di Gallo Winery karena budaya yang diciptakannya dengan
gayanya yang keras, bersikeras atas kinerja yang unggul setiap waktu, dan
memiliki toleransi yang rendah atas kegagalan.14
Stressor Nonpekerjaan
Stressor di luar pekerjaan disebabkan oleh faktor-faktor di luar organisasi.
Walau penekanan terhadap stressor yang berhubungan dengan pekerjaan, stressor
nonpekerjaan seharusnya tidak diabaikan. Membesarkan anak, merawat orang tua
lanjut usia, bekerja sukarela dalam komunitas, mengambil kuliah, dan
menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan menciptakan situasi yang penuh
stres bagi sejumlah orang. Stres yang dihasilkan di luar tempat kerja mungkin
akan mempengaruhi pekerjaan seseorang, perilakunya secara umum, dan
kinerjanya. Perbedaan antara pekerjaan dan nonpekerjaan tidak jelas dan saling
tumpang tindih, dan oleh karena itu menjadi hal yang signifikan dalam setiap
pembahasan atau analisis dari stres.
Kotak Perilaku Organisasi Global mengilusirasikan sejumlah stres
nonpekerjaan yang disebut sebagai keseimbangan pekerjaan/kehidupan yang
dihadapi oleh para pekerja manajemen di seluruh dunia.
Penilaian Kognitif
Seperti yang disajikan sebelumnya, individu menggunakan pandangan
mereka sendiri mengenai suatu situasi untuk melakukan evaluasi persepsi. Ini
merupakan interpretasi mereka dari situasi atau stressor. Proses persepsi tersebut
menjelaskan mengapa interpretasi seseorang terhadap stressor mungkin berbeda
dari orang yang lain.
Proses penilaian muncul dalam dua langkah: primer dan sekunder.17
Suatu penilaian primer mengkategorikan suatu stressor sebagai positif, negatif,
atau tidak berarti. Penilaian sekunder melibatkan penentuan apakah sesuatu dapat
dilakukan untuk mengurangi stres.18 Ini berarti mencari jawaban apakah terdapat
cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah.
Menghadapi Stres
Melalui penilaian primer dan sekunder, suatu pendekatan untuk
menghadapi stres diterapkan. Terdapat dua jenis cara untuk menghadapi stres:
berfokus pada masalah dan emosi. Problem-focused coping merujuk pada
tindakan yang diambil untuk berhadapan langsung dengan sumber stres. Sebagai
contoh. Pekerja yang memiliki seorang manajer yang kasar mungkin
menghadapinya dengan cara absen dari tempat kerja. Absen ini akan
memungkinkan pekerja tersebut untuk menyingkir, selama beberapa waktu dari
manajer yang kasar tersebut.
Tipe menghadapi stres yang kedua adalah emotion-focused coping. Hal Ini
merujuk pada langkah-langkah yang diambil seseorang untuk berhadapan dengan
perasaan dan emosi yang menekan. Sebagai contoh: karyawan yang sering
berpergian sebagai bagian dari pekerjaannya mungkin dapat memperingan
perasaan dan emosinya yang tertekan dengan berolah raga secara teratur atau
dengan membaca buku fiksi ringan atau puisi yang tidak berkenaan dengan
pekerjaan. Jika aktivitas untuk menghadapi stres ini berhasil perasaan dan emosi
dari karyawan tersebut terkendalikan.
Para peneliti mengilustrasikan bahwa individu menggunakan kedua jenis
pendekatan tersebut untuk menghadapi stressor. Beberapa dari strategi yang lebih
populer yang termasuk ke dalam problem-focused coping mencakup manajemen
waktu bekerja dengan seorang mentor, dan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi. Beberapa strategi populer yang termasuk ke dalam emotion-focused
coping meliputi meditasi, biofeedback, olahraga, bergabung dengan kelompok
pendukung pekerjaan, dan mengambil cuti pribadi.
Hasil Stres
Efek dari stres banyak dan bervariasi, Beberapa efek tentu saja bersifat
positif, seperti motivasi diri dan stimulasi untuk memuaskan tujuan individu.
Akan tetapi beberapa konsekuensi stres bersifat merusak, kontraproduktif, dan
bahkan secara potensial berbahaya. Selain itu, seperti yang telah dibahas
sebelumnya terdapat konsekuensi yang dihubungkan dengan terlalu sedikit stres
dan juga terlalu banyak stres. Tidak semua individu akan mengalami hasil yang
sama. Sebagai contoh: Penelitian menyatakan bahwa salah satu dari banyak faktor
yang mempengaruhi stres adalah jenis pekerjaan. Dalam salah satu studi, yang
dilakukan di Institute for Social Research di University of Michigan, sampel yang
terdiri dari 2.010 karyawan dipilih dari 23 pekerjaan yang berbeda untuk melihat
hubungan antara stres dan konsekuensinya. Pekerjaan tersebut dikombinasikan ke
dalam empat kelompok spesilik-pekerja kerah biru (terampil dan tidak terampil.
dan pekerja kerah putih (profesional dan nonprofesional).
Pekerja kerah biru melaporkan efek subjektif yang paling tinggi, termasuk
ketidakpuasan kerja, sementara pekerja kerah putih melaporkan efek subjektif
yang paling rendah. Pekerja yang tidak terumpil dilaporkan sebagai yang paling
merasa bosan dan apatis dengan kondisi kerja mereka. Mereka secara spesifik
mengidentifikasikan sejumlah stressor utama yang menciptakan keadaan
psikologis mereka: Penggunaan keterampilan dan kemampuan yang di bawah
rata-rata, kesesuaian yang buruk antara pekerjaan dengan jumlah tanggung jawab
yang diinginkan kurangnya partisipasi dan ketidakjelasan mengenai masa depan.
Pekerja kerah biru yang memiliki keterampilan memiliki beberapa stressor
dan konsekucnsi seperti yang dimiliki oleh rekan kerja mereka yang tidak
memiliki keterampilan, tapi tidak semuanya: mereka dilaporkan di atas rata-rata
dalam penggunaan keterampilan dan kemampuan mereka, tetapi ada sedikit
tanggung jawab dan lebih banyak ketidakjelasan. Profesional kerah putih
dilaporkan memiliki konsekuensi negatif yang paling sedikit. Akan tetapi, dalam
semua kelompok, terdapat indikasi bahwa kinerja pekerjaan terpengaruh.
Dalam memeriksa hasil stress perbedaan dalam model antara hasil
individu dan organisasi merupakan sesuatu yang tidak jelas. Sebagai contoh, suatu
penurunan dalam kinerja pekerjaan akibat stres jelas merupakan hasil individu
karena kinerja individulah yang dipengaruhi. Jelas, organisasi mengalami
konsekuensi penting dari penurunan kinerja yang berhubungan dengan stres.
Hasil Individu
Kemunculan atau evolusi dari hasil stres memerlukan waktu untuk
diidentifikasikan. Pada akhirnya, akan tersedia bukti yang akan memberikan
sejumlah kesimpulan. Sebagai contoh. seorang karyawan yang dipromosikan
mengembangkan pola tidak berkarakter berupa absen pada hari Jumat dan Senin.
Seorang tenaga penjual yang mulai kehilangan bisnis secara berulang,
mendapatkan keluhan konsumen yang tidak berubah yaitu dia menjadi tidak
perhatian dan tidak tertarik untuk menghadapi mereka. Seorang perawat yang
sebelumnya bersikap hati-hati lupa untuk melakukan pengobatan, dengan
konsekuensi serius bagi pasien. Seorang pekerja perakitan mengalami kenaikan
persentase hasil produksinya yang ditolak oleh unit pengendalian kualitas.
Seorang perancang piranti lunak tiba-tiba marah tanpa sebab yang jelas. Setiap
individu tersebut mengalami efek, atau konsekuensi. dari stres yang berlebihan.
Stres dapat menghasilkan konsekuensi psikologis. Hal ini dapat berupa
kegelisahan, frustrasi, apatis, percaya diri yang rendah, agresi, dan depresi.
Berkenaan dengan depresi, suatu survei komprehensif terhadap pekerja Amerika
menyimpulkan bahwa sepertiga dari mereka mengalami depresi yang
berhubungan dengan stres pekerjaan.20 Konsekuensi tersebut tidak terbatas pada
para pekerja Amerika saja, seperti yang ditunjukkan oleh kotak Perilaku
Organisasi Global berikut.
Terdapat suatu stigma yang dihubungkan dengan depresi.21 Bagian dari
stigma itu adalah bahwa sebagian besar orang kurang memiliki pemahaman
mengenai depresi dan frekuensinya. Sayangnya, sebagian besar manajer tidak
sadar akan fakta-fakta ini:
Berdasarkan National Mental Health Association, kerugian depresi adalah
$43 miliar per tahun dalam bentuk tagihan medis, produktivitas yang
hilang, dan absen.22
Depresi merupakan penyebab kematian nomor tujuh paling umum pada
orang dewasa.23
Depresi sulit untuk dideteksi, terutama dalam sistem perawatan kesehatan
saat ini.24
Salah satu cara untuk memikirkan dampak psikologis dari stres adalah
membayangkan seseorang dalam suatu situasi traumatic, mobil Anda tertahan di
rel kereta dan Anda mendengar suara peluit dari kereta yang mendekat. Inilah
urutan keadaan yang muncul:
Hormon steroid dan hormon stres dilepaskan melalui signal ke bagian otak
yang disebut sistem hypothalamic pituitary adrenal (HPA). Kortisol
merupakan hal yang sangat penting dalam mengatur sistem di seluruh
tubuh-jantung, paru-paru, sirkulasi, dan sistem kekebalan, ketika
berhadapan dengan mobil yang terjebak dan bahaya yang datang.
HPA melepaskan neurotransmiter (sinyal kimiawi) yang disebut
katekolamin. Katekolamin memicu suatu respons emosional terhadap
situasi yang penuh tekanan biasanya, rasa takut akan bahaya.
Selama krisis, katekolamin menekan bagian dari otak yang berhubungan
dengan memori, konsentrasi, dan akal sehat.
Detak jantung dan tekanan darah meningkat.
Sistem pencernaan terhenti.
Ini hanyalah beberapa efek fisiologis dari stres yang disebabkan oleh
mobil yang terjebak dan kereta yang mendekat. Ketika ancaman lewat dan mobil
dapat bergerak dengan selamat dari rel kereta, hormon stres kembali normal.
System tubuh yang lain juga menjadi normal.
Kondisi kerja yang berhubungan dengan stres yang dapat memproduksi
efek fisiologis serupa dengan kejadian mobil yang terjebak mencakup:
Tekanan dari manajer di depan rekan kerja untuk bekerja lebih keras, lebih
cepat, dan lebih lama.
Hubungan yang buruk dengan rekan kerja.
Kecelakaan atau kekerasan di tempat kerja yang melukai teman atau
karyawan lain.
Diminta untuk menyelesaikan pekerjaan di mana Anda tidak memiliki
keterampilan dan kompetensi yang diperlukan.
Melakukan presentasi yang sangat penting di hadapan suatu kelompok.
Konsekuensi Organisasi
Sejumlah hasil perilaku, kognitif, dan fisiologis yang berhubungan secara
individu juga memiliki konsekuensi organisasi. Sementara terdapat banyak dan
bcragam konsekucnsi organisasi mengenai stres, mereka memiliki satu litur yang
serupa: Stres menyebabkan organisasi mengeluarkan banyak uang. Walau tidak
terdapat angka pasii. berdasarkan berbagai cstimasi dan proyeksi dari pemerintah,
industri, dan kelompok kesehatan, kita menempatkan kerugian dari stres sekitar
$250 miliar setiap tahun. Estimasi ini, yang mungkin merupakan estimasi yang
konservatif (beberapa estimasi mencapai angka $300 miliar per tahun), berusaha
untuk memperhitungkan efek pengurangan efektivitas operasi dalam saman dolar
yang ditimbulkan dari stres. Efek tersebut mencakup pengambilan keputusan yang
semakin buruk dan penurunan kreativitas. Angka yang besar ini juga
merefleksikan kerugian yang dihubungkan dengan masalah kesehatan mental dan
fisik yang muncul dari kondisi stres, termasuk biaya rumah sakit dan medis,
waktu kerja yang hiking, perputaran karyawan, sabotase, dan sumber dan variabel
lain yang mungkin memberikan kontribusi terhadap stres. Ketika Anda
memperhitungkan bahwa pemberi kerja membayar sekitar 80 persen dari semua
premi asuransi kesehatan pribadi dan bahwa hukum kompensasi pekerja secara
meningkat mencakup kewajiban untuk memberikan tunjangan bagi cedera yang
ditimbulkan oleh stres di tempat kerja. jelas bahwa konsekuensi organisasi
merupakan hal yang signifikan.
Stres yang berlebihan meningkatkan kctidakpuasan kerja. Seperti yang kita lihat
di Bab 3, kctidakpuasan kerja dapat dihubungkan dengan sejumlah hasil
disfungsional, termasuk perputaran karyawan, absen yang meningkat, dan kinerja
pekerjaan yang menurun. Jika produktivitas menurun hanya 3 persen, misalnya,
sebuah organisasi yang mempekerjakan 1.000 orang akan perlu memperkerjakan
30 karyawan tambahan untuk mengkompensasi produktivitas yang hilang
tersebut. Jika biaya tahunan karyawan adalah $40,000 per karyawan termasuk gaji
dan tunjangan, stres telah menimbulkan biaya sebesar $1,2 juta hanya untuk
menggantikan produktivitas yang hilang. Hal ini tidak termasuk biaya yang
dihubungkan dengan rekruitmen dan pelatihan. Di samping itu, hal tersebut juga
tidak mempertimbangkar. bahwa penurunan dalam kualitas kinerja mungkin akan
menimbulkan lebih banyak biaya bagi suatu organisasi daripada penurunan
kuantitas. Ketidakpuasan konsumen dengan barang atau jasa berkualitas rendah
dapat memiliki efek yang signifikan terhadap pertumbuhan dar profitabilitas
organisasi.
Contoh lain dari biaya organisasi yang dihubungkan dengan stres meliputi:
• 60 hingga 80 persen kecelakaan di tempat kerja diakibatkan stres.32
Pekerja yang mengalami stres akan merokok lebih banyak. makan lebih sedikit.
dar, memiliki lebih banyak masalah dengan alkohol dan obat terlarang, memiliki
lebih banj masalah keluarga. dan memiliki lebih banyak masalah dengan rekan
kerja.33
Sebanyak 75 hingga 90 persen kunjungan ke dokter berhubungan dengan stres,
menimbulk^r kerugian untuk industri hingga lebih dari $200 milyar per tahun.34
Biaya yang ditimbulkan stres mungkin mengurangi tingkat profit industri A.S.
hingg. persen per tahun.35
Stres mencakup lebih dari 20 persen jumlah klaim kesehatan dan 16 persen dari b
kesehatan.36
Estimasi dan proyeksi seperti itu (termasuk estimasi penulis mengenai biaya yanr
berhubungan dengan stres) seharusnya diperlakukan secara hati-hati. Ada banyak
var
untuk mengukur biaya dengan tepat. Akan tetapi tidak terdapat kcraguan bahwa
konsekuensi dari stres yang berlebihan merupakan hal yang signifikan baik dari
sisi individu maupun dari sisi organisasi.
^ Moderator Stres
Stressor membangkitkan berbagai respons yang berbeda dari orang yang berbeda.
Beberapa orang lebih mampu menghadapi suatu stressor daripada orang lain.
Mereka dapat beradaptasi dengan suatu eara hingga mereka bisa menghadapi
stressor seeara langsung. Di lain pihak. orang lain rentan terhadap stres; ini berarti
mereka tidak mampu beradaptasi dengan stressor.
Model yang disajikan di Gambar 9.1 menyatakan bahwa berbagai faktor dapat
menyeimbangkan hubungan antara stressor, stres, dan konsekuensi. Suatu
moderator adalah suatu kondisi, perilaku, atau karakteristik, yang mempengaruhi
hubungan antara kedua variabel. Efeknya mungkin akan memperkuat atau
memperlemah hubungan. Hubungan antara jumlah galon bahan bakar yang
digunakan dan total jarak yang ditempuh, misalnya, ditentukan oleh kecepatan
mengemudi. Pada kecepatan yang sangat rendah atau sangat tinggi, pemakaian
bahan bakar per mil meningkat; pada kecepatan sedang, pemakaian bahan bakar
per mil menurun. Oleh karena itu, kecepatan mengemudi mempengaruhi
hubungan antara bahan bakar yang digunakan dan jarak yang ditempuh.
Banyak kondisi. perilaku. dan karakteristik mungkin bertindak sebagai moderator
stres. termasuk variabel-variabel seperti usia. jenis kclamin. dan tingkat ketabahan
yang dibahas sebelumnya dalam bab ini. Di bagian ini. akan dibahas secara
singkat tiga tipe moderator: (1) kepribadian. (2) perilaku Tipe A, dan (3)
dukungan sosial.
Kepribadian
Seperti yang telah dibahas dalam Bab 3, istilah kepribadian merujuk pada
serangkaian karakteristik, temperamen, dan kecenderungan yang relatif stabil,
yang membentuk kemiripan dan perbedaan dalam perilaku orang. Jumlah aspek
kepribadian yang dapat berperan sebagai moderator stres cukup besar. Kita akan
memusatkan perhatian kita kepada aspek kepribadian yang sebelumnya
diidentilikasikan dalam Bab 3: Big Five Model, locus of control, dan self-efficacy.
Seperti yang mungkin Anda ingat dari Bab 3, model kepribadian Big Five dibuat
dari lima dimensi: extroversion, emotional stability, agreeableness,
consientiousness, dan openness to experience. Dari semua itu, emotional stability
yang paling jelas berhubungan dengan stres. Mereka yang memiliki nilai tinggi
pada dimensi ini lebih mungkin untuk mengalami mood positif, merasa diri
mereka dan pekerjaan mereka baik. Walau mereka tentu mengalami stres, mereka
cenderung tidak kewalahan oleh stres tersebut dan lebih cepat putih dari stres.
Hingga beberapa tingkatan yang lebih rendah, mereka yang memiliki nilai tinggi
pada dimensi extroversion juga lebih cenderung untuk mengalami keadaan
emosional yang positif. Karena mereka ramah dan mudah bergaul, mereka lebih
mungkin untuk memiliki jaringan pertemanan yang lebih luas daripada orang
yang memiliki nilai tinggi pada dimensi introversion; sebagai akibatnya, mereka
memiliki lebih banyak dukungan pada saat mereka merasa tertekan.
Jika Anda memiliki nilai yang rendah pada dimensi agreeableness, Anda memiliki
kecenderungan untuk bersifat antagonis, tidak simpatik, dan bahkan kasar
terhadap orang lain. Anda mungkin sulit percaya kepada orang lain. Atribut ini
meningkatkan kemungkinan bahwa Anda akan menemukan orang lain sebagai
sumber stres dan karena orang lain mungkin akan menganggap berinteraksi
dengan Anda sebagai hal yang juga penuh tekanan, maka tercipta sebuah
lingkungan hubungan interpersonal yang penuh dengan situasi menekan.
Conscientiousness merupakan dimensi Big Five yang secara konsisten
berhubungan dengan kinerja dan keberhasilan pekerjaan. Sejauh kinerja yang baik
mengarah pada kepuasan dan penghargaan lain, mereka yang memiliki nilai tinggi
dalam conscientiousness cenderung
lidak mengalami stres berkemian dengan aspek ini dalam pekerjaan mereka.
Mereka yang memiliki nilai rendah dalam dimensi mi lebih mungkin'menjadi
karyawan yang berkinerja buruk, menerima lebih sedikit penghargaan, dan pada
umumnya kurang berhasil dalam karir mereka bukan resep untuk tingkat stres
yang rendah! Terakhir. mereka yang memiliki nilai tinggi dalam keterbukaan
terhadap pengalaman (openness.to experience) lebih siap untuk berhadapan
dengan stressor yang dihubungkan dengan perubahan karena mereka lebih
mungkin untuk mcmandang perubahan sebagai suatu tantangan, dan bukan
ancaman.
Pola Perilaku Tipe A
Pada tahun 1950-an, dua ahli kardiologi dan pcneliti, Meyer Friedman dan Ray
Roscnman. menemukan apa yang mereka sebut sebagai pola perilaku Tipe A
(Type A behavior pattern)." Mereka mencari literatur medis dan menemukan
bahwa faktor risiko koroncr tradisional seperti kolesterol, tekanan darah, dan
keturunan tidak dapat sepenuhnya menjelaskan atau meramalkan penyakit jantung
koroner. Penyakit jantung koroncr adalah istilah yang diberikan pada penyakit
kardiovaskular yang memiliki ciri tidak cukupnya pasokan oksigen ke jantung.
Kedua pcneliti tersebut merasa bahwa faktor lain tampak memainkan peran utama
dalam penyakit jantung koroner. Melalui wawancara dengan pasien dan
pengamatan terhadap pasien, mereka mulai menemukan pola perilaku, atau sikap.
Mereka pada akhirnya menyebut hal ini sebagai pola perilaku Tipe A.
Seseorang dengan pola perilaku Tipe A menunjukkan berbagai karakteristik
berikut:
Secara kronik berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal dalam
periode waktu yang sangat singkat.
Agresif, ambisius. kompetitif, dan penuh energi.
Berbicara dengan meledak-ledak, mendorong orang lain untuk menyelesaikan apa
yang mereka katakan.
Tidak sabar. tidak suka menunggu, dan mcnganggap menunggu sebagai
membuang waktu yang berharga.
Sibuk dengan tenggat waktu dan berorientasi pada pekerjaan. Selalu berjuang
dengan orang, hal, dan peristiwa.
Sebaliknya, seseorang yang menunjukkan pola perilaku Tipe B bebas dari
karakteristik pola perilaku tipe A dan pada umumnya tidak merasakan konflik
yang menekan dengan waktu maupun orang. Orang Tipe B mungkin memiliki
dorongan yang kuat, ingin mencapai berbagai hal, dan bekerja keras, tapi dia
memiliki gaya penuh percaya diri yang memungkinkan dia untuk bekerja dengan
kecepatan yang tetap dan tidak bertanding melawan waktu. Orang Tipe -sering
kali diumpamakan seperti kuda pacu; sementara orang Tipe B sering kali
diumpamakan seperti seekor kura-kura.
Dua komponen utama dari pola perilaku Tipe A adalah ketidaksabaran dan
ketidakramahan Studi terhadap 3.308 pria dan wanita kulit putih didukung oleh
National Institutes of Hen ■ mempelajari efek dari Tipe A, depresi, dan
kegclisahan terhadap risiko fisik jangka pan:;.: . Komponen Tipe A diukur pada
periode tahun dasar dan diukur kembali 15 tahun kemudian Setelah 15 tahun,
partisipan yang berada dalam kuartil kekerasan tertinggi memiliki 84 perse risiko
lebih tinggi menderita hipertensi.™ Tidak ada hubungan yang signifikan yang
ditemukar. pada faktor lain. Hasilnya serupa antara partisipan kulit putih dan kulit
hitam.
Studi pasien yang mengalami diagnostik arteriography coronary untuk penyakit
jantung koroner menunjukkan adanya keterlibatan dalam ketidakramahan.
Analisis menunjukkan b;: ketidakramahan berhubungan lebih erat dengan
kehadiran artcriosklerosis daripada dim pola perilaku Tipe B.
Dukungan Sosial
Baik kuantitas maupun kualilas hubungan sosial yang dimiliki individu dengan
orang lain lampaknya memiliki efek penting yang potensial terhadap jumlah stres
yang mereka alami, dan juga kemungkinan sires akan memiliki efek terbalik
terhadap kesehatan tisik dan menial mereka. Dukungan sosial dapal didetinisikan
sebagai rasa nyaman, bantuan, atau informasi yang diterima seseorang melalui
kontak formal atau informal dengan individu atau kelompok. Sejumlah studi telah
menganalisis hubungan antara dukungan sosial dengan aspek kesehatan. penyakit,
dan stres.4"
Dukungan sosial bisa berbenluk benluk dukungan emosi (mengekspresikan
kekhawatiran, mengindikasikan kepercayaan, meningkatkan harga diri.
mendengarkan); dukungan penilaian (menyediakan urnpan-balik dan alirmasi);
atau dukungan informasi (memberikan nasihat, memberikan saran, menyediakan
pengarahan). Orang yang dapat berperan sebagai sumber dari dukungan sosial di
tempat kerja dapat mencakup supervisor, rekan kerja, bawahan, dan konsumen,
atau seseorang di luar tempat kerja yang dikenal oleh karyawan. Sumber
dukungan di luar ruang lingkup pekerjaan dapat mencakup anggota keluarga
(dekat maupun berkaitan), tcman, tetangga. pemberi nasihat (pendcta misalnya),
profesional kesehatan (dokter, psikolog, konsclor). dan kelompok self-help
(Alcoholics Anonymous, Weight Watchers).
Seorang rekan kerja yang mendengarkan seorang lemannya yang gagal menerima
promosi yang diinginkan, sekelompok pekerja yang baru-baru ini diberhentikan
saling membantu menemukan pekerjaan baru, atau seorang karyawan yang
berpengalaman membantu seorang trainee untuk mempelajari pekerjaan baru
merupakan contoh dari penyediaan dukungan. Dukungan sosial merupakan hal
yang efektif sebagai moderator stres karena dukungan sosial menyangga dampak
negatif dari stressor dengan menyediakan tingkat pcrkiraan, tujuan, serta harapan
dalam situasi yang menyedihkan dan mengancam.
Sejumlah studi mcmpcrkuat apa yang penulis sebut sebagai bentuk nyata dari
pengalaman kami sendiri. Dukungan sosial telah terbukti mengurangi stres di
antara individu yang bekerja. dari pekerja yang tidak terampil hingga profesional
yang sangat terlatih; hal tersebut secara konsisten dianggap sebagai teknik efektif
dalam menghadapi stres dan dikaitkan dengan keluhan kesehatan yang lebih
sedikit selama periode stres yang tinggi.41
PrograrnPenceg^an danjfl^^ 1
Sebagai tambahan terhadap beragam aktivitas yang mungkin diambil untuk
memperbaiki kesesuaian orang-lingkungan. beberapa organisasi. vang jumlahnya
semakin banyak, telah_. mengembangkan program manajemen dan/atau
pencegahan stres yang sangat spesihk. Beberapa
dari program ini berfokus pada pcrsoalan atau masalah vanu spestlik. seperti
penyalahgunuan_ alkohol__atau obat terlarang, konsclilTg~Taulr7 relokasi
pekerjaan. atau burnout The United
Suites Postal Service, misalnya, telah mengembangkan suatu program pencegahan
kekerasan di tempat kerja. Program ini, yang merupakan program yang paling
lengkap sang pernah ada, menyajikan usaha untuk mengurangi jenis kekerasan
terhadap karyawan yang telah menjadi ciri organisasi tersebut di masa lalu.
Akan telapi prjjgnuttJiun munjjiui_menaryctkan suatu kelompok spesilik dalam
organisasi. Suatu contoh adalah Resident Assistance Program yang ditempatkan di
Has lor College of Medicine. Program ini dirancang untuk membantu tenaga
medis mengatasi beragam stressor
yang mereka hadapt. Beberapa program mungkin berfokus pada suatu teknik
tertentu, seperti mengeiiibangkan k"eteranirnUarij^^ (Scbagai contoh dari fokus
yang tidak biasa. lihat kotak Masalah Organisasi bcrikutnya). Program lain lebih
bersifat alami dan menggunakan beragam pendekatan yang diarahkan kepada
karyawan di semua bagian, seperti Employee Assistance Program di B. F.
Goodrich, Coors Brewing Company Wellness Program, dan Emotional Health
Program di Equitable Life. DujLUBg program organisasi yang spesitik meniadi
sangiUjxmting selama dua dekade terakhir: program bantuan karyawan dan
program kesehatan.
<-*Pf6grain_Kesehatan
Program kesehatan, sering kali disebut program promosi kesehatan, berfokus pada
keseluruhan
kesehatan meiiutklan lisik karyawaiiTSecara singkat. setiap aktivitas organisasi
yang dirancang
ujduj<_jrjer^dcntifikasikan dan rnembantu metitcgali atau ITiernperbaiki masalah
kesehatan
jjjc^uJjkTrKu^^ kesehatanjangnegatjf, Hal ini tidak hanya mencakup^
identifikasi penyakit tapi juga modifikasi gaya liidup. Di antara contoh yang
paling umum dari.
•^-program semaTttTn ini adalaTr-pCTgidenTTITkasian danpengendalian
hipertensi, pemberhentian peTrhusu merokok. kebugaran dan latihan fisik, nutrisi
dan pengendalian pola makan sprt-T" manajemen stres prtbitdj_diUTjjekerjaan.
Mungkin akan tampak aneh bahwa kami memasukkan program kesehatan dalam
pem-
bahasan mengenai manajemen stres. Terdapat beberapa alasan mengapa kami
melakukan hal ini.
Pertama. pencegahan dan manajejrjeji_stre.s merupakan bagian yang penting dari
kesehatan, dan.
.s^rjcrjlLyjinj^e^^ singgung sebelumnya. hal tersebuTsenng kali merupakan
komponen
jjarJ4irijgntm kciseliatan, ivedua. banyak masalah dalam program kesehatan,
setidaknya sebagian,
bxrhiihim.Rttit^deiTgainstje^^ dianggap sebagaipenyebab"lerbesar keblasaan
kesehatan_
yang buruk.47 dan kebiijTimnJs^sehai^^ adalah~yang diusahakan untuk
diubah^
oJeh_prograni kesehatanf Kctiga. alasan utama mengapa organisasi tertarik
dengan manajemen stres adalah karena hal tersebut menghasilkan karyawan yang
lebih sehat. lebih produktif, lebih efektif—dan pada akhirnya organisasi yang
lebih sehat. lebih produktif. dan lebih efektif. Program kesehatan perusahaan akan
memberikan hasil ini. Keempat, tidak mungkin untuk memisahkan stres dengan
kesehatan. Dalam satu hal, program kesehatan mpmn£HWi pandangan akan
program jenanggulangan stres yang lebih luas; fokusnya adalah kesehatan
karyawan dan persoalan kualitns kehidupan
Contoh mengenai program kesehatan yang terbentuk dengan baik (mencakup juga
komponen penurun stres) termasuk Wellness Partnership dari Mass Mutual,
program Lifestyle 2000 milik 3M, program LifeWise dari Warner-Lambert, dan
program Stay Well dari Control Data. Stay Wei I sangat berhasil sehingga saat ini
program tersebut ditawarkan ke perusahaan lain. Akan tetapi.
program kesehatan tidak akan terbatas pada perusahaan-perusahaan besar seperti'
yang baru saja disebutkan. Lebih dari W) persen perusahaan dengan karyawan
kurang dari 250 orang menyediakan bentuk program kesehatan yang sama bagi
para pekerja mereka.4"
Perusahaan Roche Pharmaceutical di Nutley, New Jersey hanya menghabiskan 3
persen
dari tunjangan medis dalam pengukuran pencegahan kesehatan. Pengeluaran yang
kecil ini
di luar fakta bahwa 39 persen klaim kesehatan yang diajukan merupakan hasil dari
kondisi
yang dapat dicegah. Manajemen Roche menyimpulkan bahwa berfokus pada
pencegahan dapat
menghasjJjkjuxJLar-y^Hv^^ Ichih protTuktif. lebih kreatil, tahap tefTiadap stres.
dan iarang absen. Rochc^mcnamakan prograirj_kxsehatannya "Cjioosing
Health.'"4
Choosing Health dimulai pada tingkatan individu dengan mengukur risiko
kesehatan karyawan melalui survei terhadap kuesioncr bcrisi 76 pcrtanyaan. l-
'ormulir tersebut memerlukan waktu 15 menit untuk diisi. Suatu profil kesehatan
disediakan dan dikirimkan langsung ke rumah karyawan, Semua respons dan
profit karyawan dirahasiakan serta tidak diperlihatkan pada pihak ketiga.
Perusahaan juga menyediakan screening di tempat untuk penyakit seperti tekanan
darah tinggi. kolcsterol tinggi, serta kanker payudara dan kulit. Kelompok
manajemen sumber daya manusia Roche menerima data agregat yang
menunjukkan risiko kesehatan dari populasi umum. Manajemen sumber daya
manusin kemudian membuat pola program pencejLahan kj^djilLi^i«;suai dengan
risiko kesehatan dan kebutuhan pendidikan dari karyawannya. Hampir
I(Kj_£crseri dan karyawan Roche rKrrpartisipasi dalam ClibosjnjLiferrltb^
Program Roche~metiyediakan inSenTit $100 untuk menyelesaikan 100 sesi di
fasilitas kebugaran atau dalam program latihan kelompok. Di tahun kedua
program, 23 persen partisipan Choosing Health telah menurunkan risiko
kesehatan mereka.
Sebagian dari Choosing Health merupakan proses yang mengevaluasi dampak
dari program. Dalam waktu dua tahun, nilai gaya hidup rata-rata telah meningkat
dari 63 menjadi 68 (100 merupakan skor optimal). Roche secara konstan bekerja
untuk menyejajarkan pencegahan. intervensi, kesehatan karyawan, dan
produktivitas.
Hanya merijiwarkjuTjprogram kesehatan saja tidak akan menjaminhasid_ positif,
baik
untukpemberi kerja maupun organisasi yang merriberri>pons"or.
SemneTrRmTbanyaJ^^
mejiejiUy^ar^^ program tertentu, maka sejumlah rekomendasi, jika
dijkutj, mungkin mencajjajjiasij_yang menguntungkan. Di antara hal yang penting
adalah:
1. Dukungan manajemen puncak, termasuk dukungan filosofis dan dukungan
dalam hal staf dan fasilitas. diperlukan.
^"2. Serikat kerja seharusnya mendukung program yang baik dan ikut
berpartisipasi di dalamnya. Hal ini dapat menjadi hal yang cukup sulit untuk
dicapai. Banyak serikat kerja lebih memilih untuk tidak ikut eampur daripada
membantu karyawan mengatasi stres. Manajemen sejak awal seharusnya berfokus
dalam menghilangkan kondisi yang
memberikan kontribusi pada stres.
3. Hasil terbesar yang dapat diterima dari pencegahan dan manajemen stres tidak
tercipta secara seketika, tapi dari usaha yang terus-menerus, dan oleh karena itu
komitmen jangka panjang merupakan hal yang penting.
s-^4. Keterlibatan karyawan yang luas dan terus menerus seharusnya tidak hanya
dalam perencanaan awal, tapi juga dalam implementasi dan pemeliharaan. Ini
merupakan salah satu dari faktor yang paling penting untuk memastikan
partisipasi karyawan. ^stf. Dengan jelas menyatakan tujuan dari program
memberikan fondasi yang kokoh untul program. Program yang tidak memiliki
atau dengan objektif yang didefinisikan secara buruk tidak akan mungkin menjadi
efektif atau mencapai partisipasi yang mencukup. untuk membuat program
tersebut penting. \y6. Karyawan harus mampu berpartisipasi dengan bebas tanpa
tekanan maupun stigma.
-^7. Kerahasiaan harus dijaga. Karyawan tidak boleh memiliki kekhawatiran
bahwa partisi; dalam cara apapun akan mempengaruhi keberadaan mereka di
dalam organisasi.
^P^ndekatan Individual terhadap Pencegahan dan Manajemen Stres
Anggota organisasi tidak harus — bergantung pada program organisasi formal
untuk membantu pencegahan dan manajemen stres. Terdapat banyak pendekatan
individual untuk menghadapi stressor dan stres. Untuk mclihat hal ini Anda dapat
mengunjungi toko buku yang ada atau secara online (VVvVw.amazdn.com,
www.fatbrain.com) dan melihat di bagian pcrhaikan-diri Bagian tersebut akan
berisi sejumlah buku mengenai penanggulangan stres. Dalam pemhahasan
selanjutnya, kita akan memeriksa dengan singkat beberapa pendekatan yang
populer dan sering kali digunakan dalam pencegahan dan manajemen stres
individu. Pendekatan ini tidak umuin disertakan dalam hertypiii pi'ihan yang
tersedia di program kesehatan atau program manajemen stres organisasi
Seharusnya dipcrhatikan bahwa ada banyak variasi dalam clektivitas dari teknik
ini. Apa yang menurut satu orang bermanl'aat. mungkin tidak bagi orang lain.
Terdapat hanvak cara untuk berhadapan dengan apa yang kita tidak tahu
berkenaan dengan efek dari perbedaan individual dalam hasd manajemen stres.'"
^^TekniLJiosn it if
Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam manajemen stres,
dikenal scbagai teknik jcpgnilif. adalahrel^^ons seseorang terhadap stressor
menggunakan sarana proses-kognitif, atau pemikiran. Asumsi dasar dari teknik ini
adalah bahwa pikiran orang, dalam bentuk ekspektasi, keyakinan, dan asumsi,
merupakan label yang mereka terapkan pada situasi. dan label ini menimbulkan
respons emosional terhadap situasi. Oleh karena itu, jika seorang individu
rrjienganggap hilangnya promosi sebagai sebuah bencana, respons stres ialah pada
labelnya, bukan situasinya. Teknik kognitif dari manajemen stres berfokus pada
mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut menilai situasi secara
berbeda. Penilaian ulang ini pada umumnya berpusat pada menyingkirkan distorsi
kognitif seperti membesar-besarkan (tidak memperoleh promosi merupakan akhir
segalanya bagi saya), mengeneralisasi secara berlebihan (tidak memperoleh
promosi maka berarti karir saya sudah tamat, saya tidak akan dipromosikan di
pekerjaan lain, di manapun), dan personalisasi (karena saya tidak memperoleh
promosi jelas saya adalah orang yang sangat bodoh). Semua teknik kognitif
memiliki tujuan yang serupa: untuk membantu orang memperoleh lebih banyak
kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi rasionalisasi
mereka.
Penelitian evaluatif dari teknik kognitif terhadap manajemen stres tidak banyak.
walaupun laporan studi pada umumnya positif. Kelompok pekerjaan yang
menunjukan hasil yang positif dengan penggunaan pendekatan kognitif mencakup
perawat, gum, atlet, dan air traffic controller.51 Penelitian positif, dipasangkan
dengan kisaran dan lingkup situasi dan stressor yang luas sesuai dengan
pendekatan semacam ini. membuat teknik kognitif sangat menarik sebagai strategi
manajemen stres individual.
^££latjfiqn_ Relaksasi
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menurunkan tingkat rangsangan
seseorang dan lyva suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis
maupun hsiologisT
psikologis, relaksasi yang berhasil menghasilkan perasaan yang sehat, tenang, dan
damai, suatu perasaan berada dalam kendali, serta penurunan dalam ketegangan
dan kegelisahan; secara fisiologis, penurunan dalam tekanan darah, pernafasan,
dan detak jantung seharusnya muncul. Teknik relaksasi termasuk latihan bernafas;
relaksasi otot; dan beragam strategi relaksasi mental, termasuk khayalan dan
visualisasi.
Kondisi yang kondusif untuk mencapai tingkat yang relaks seperti lingkungan
yang tenang. posisi fisik yang nyaman, dan mata tertutup. Hanya mengambil
beberapa saat melakukan "istirahat mental" dari aktivitas pekerjaan dapat menjadi
aktivitas relaksasi yang efektif. Istirahat yang singkat namun, lebih sering, lebih
menenangkan daripada istirahat panjang, tapi sedikit.5"
Banyak bentuk meditasi populer di Amerika berasal dari filosofi Timur. Termasuk
dalam
kategori ini adalah Mcditusi Zen dan Nam Sumran, atau meditasi Sikh. Mungkin
yang paling luas dipraktikkan di Amerika Serikat adalah meditasi transendenlal.
Pelopornya. Maharishi Mahesh Yogi, mendelinisikan meditasi transendental
sebagai mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga
masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari
pemikiran. Prosedur dasar yang digunakan dalam mediiasi transendental adalah
sederhana. tapi efek yang diraihnya sangat dalam Seseorang hanya
peijijdutjuj<jjj^ngan nyaman dengan mala tertulup dan mendengar
pengulangalTsuara khusus (suatu mantra) selama sekitar 2() nienit. dua kali
sehari. Studi menunjukkan bahwa praktik meditasi transendenlal diasosiasikan
dengan detak jantung yang menurun, konsumsi oksigen yang lebih rendah. dan
penurunan tekanan darah.4
Biofeedback
Individu dapat diajarkan
menggunakan suatu teknik yang disebut biofeedback. Dalam biofeedback,
perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak didcteksi. dipcrkuat. dan
ditunjukkan kepada orang tersebut. Pcncatatan dan teknologi canggih telah
memungkinkan seseorang untuk melihat perubahan kecil dalam detak jantung.
tekanan darah. temperatur, dan pola gelombang otak yang pada umumnya lidak
dapat diamati. Sebagian besar dari proses ini dipengaruhi oleh sires.
Peran potensial dari biofeedback sebagai teknik manajemen stres individu dapat
dilihat dari fungsi tubuh yang dapat. hingga tingkatan tertentu, dikendalikan
secara sukarela atau sadar. Fjmgsj tubuh tcrsebut_meliputi^gelombang otak. detak
jantung. ketegangan otot, Jemperajur tubuh, keasaman lambung, dim tekanan
darah. Sebagian. jika tidak semua. dari proses ini
jjmengaruhi oleh stres. PoiQm±biofeedback adalah kemampuannya untuk
membantu relaksasi
dan mempertahahkan fungsi tubuh pada keadaan nonstres. Salah satu keunggulan
teknik
biofeedback dibandingkan dengan teknik nonbiofeedback adalah bahwa teknik ini
memberikan
data yang tepat mengenai fungsi tubuh. Dengan menginterpretasikan
/<:vi//;>a<:A- tersebut, individu
tahu. misalnya, seberapa tinggi tekanan darah mereka. dan menemukan, melalui
praktik. cara
untuk merendahkannya. Ketika mereka berhasil. feedback tersebut memberikan
informasi
secara iasta° - efek tersebut.
ick telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan, menurunkan I oleh karena
itu mengurangi kemungkinan maag), mengendalikan secara umum, mengurangi
manifestasi fisiologis negatif dari stres. rang yang beralih ke biofeedback untuk
mengendalikan stres perlu asilan memerlukan pelatihan dan peralatan yang
mungkin sangat
IS adaptif yang dimoderasi oleh perbedaan individu; ini berarti stres ' dari setiap
tindakan. situasi, atau peristiwa yang menempatkan o seseorang.