C1B015121
Komunikasi Bisnis
A. Pengertian Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah percakapan yang terjadi antara
2 orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan informasi melalui percakapan
berupa pertanyaan yang diajukan pihak pewawancara.
Sedangkan wawancara kerja (interview) biasa dilakukan pihak perusahaan terhadap
calon karyawannya, dalam usaha untuk mengumpulkan atau mengetahui informasi dari calon
karyawan terkait kemampuan, keterampilan maupun kepribadian para calon karyawannya
sehingga perusahaan dapat menemukan karyawan yang tepat dalam posisi yang dibutuhkan.
Hasil wawancara akan sangat menentukan seorang calon karyawan bisa diterima atau
tidaknya bekerja diperusahaan tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pewawancara secara umum tidak jauh dari catatan para calon karyawan seperti yang tertera
dalam surat lamaran (daftar riwayat hidup) atau pengalaman kerja.
C. Persiapan Wawancara
A. Berkut merupakan berbagai hal yang perlu diperhatikan saat melakukan wawancara
kerja:
1. Datanng tepat pada waktunya
2. Bersikap yakin
3. Siapkan sertifikat diploma, dan surat surat penghargaan
4. Berpakaian yang rapi dan sopan
5. Bersikap tenang
6. Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali jika ada yang mengantar
7. Tersenyumlah, tetapi jangan tersenyum terus
8. Tunggu sampai dipersilakanduduk, atau mintalah izin untuk duduk
9. Ingat nama pewawancara dengan benar
10. Tataplah pewawancara saat berbicara
11. Tunjukkan kemampuan diri tetapi jangan berlebihan
12. Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik
13. Berbicaralah dengan jelas
14. Atur nada suara
15. Tunjukkan minat dan kesungguhan
16. Bersikap jujur
B. Berikut hal hal yang juga perlu diperhatikan saat melakukan wawancara kerja:
1. Jangan datang terlambat
2. Jangan kelihatan kesal karena sudahmenunggu lama
3. Jangan datang untuk wawancara tanpa persiapan
4. Jangan berpenampilan berlebihan
5. Jangan membawa tas belanja atau yang sejenisnya
6. Jangan membawa teman atau keluar saat wawancara
7. Jangan duduk sebelum dipersilakan
8. Janagn meletakkan tas diatas meja wawancara
9. Janagn membungkuk atau menundukkan kepala
10. Jangan bertopang dagu
11. Jangan merokok atau mengulum permen
12. Jangan membuka percakapan
13. Jangan memotong pewawancara di tengah kalimat
14. Jangan melebih lebihkan diri
15. Jangan melipat tangan dimuka dada
16. Jangan mengatakan kepada perusahaan hal hal yang seharusnya dilakukan mereka
kepada anda
17. Jangan membual
18. Jangan mengkritik diri sendiri
19. Jangan mengkritik atau menjelek jelekkan calon atasan atau mantan atasan
20. Jangan memberikan informasi yang tidak relevan
21. Jangan memberikan kesan sangat membutuhkan pekerjaan
22. Jangan berlama lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan
23. Jangan mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot
24. Jangan emosional
25. Jangan membuka rahasia perusahaan tempat kerja sebelumnya, atau tempat kerja
sekarang
26. Jangan memberikan kesan tidak sadar
B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena
dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita sampaikan.
Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting
dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pada
kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung
dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan
akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image
yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan
tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian
presentasi dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika
pada saat presentasi pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai
penunjang presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio
visual.
3. Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa
sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka
pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud.
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau
tempat dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun
tempat akn sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi,
penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian presentasi.
E. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh
seorang pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki
muatan tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian
informasi memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara,
nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan
tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian badan
yang dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan posisi
badan selama presentasi.
3. Kondisi ruangan presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens dirasakan
nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi
adalah penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.
F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu,
sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang
mendengar atau menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi
mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian
dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat
diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi
berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa, dengan menekankan struktur atau
fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua halatau
kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan yang
membenarkan penerimaan proposal. Makasud utama tidak memiliki hubungan yang logis
selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola ini dapat digunakan pada hampir
setiap persoalan, tujuan atau khalayak, pola topikal ini merupakan metode yang berguna
untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu masalah dan
mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat membaliknya dengancara
memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan kemudian memberikan penjelasan
mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara yang paling
sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan atau
mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu cara.
G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan
pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi
disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan
rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan hal-hal utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu
membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya pokok-
pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu yang
menyimpang dari pokok bahasan utama serta hal-hal yang hanya aakan membuang waktu
saja.
2. Memusatkan tema dan tujuan anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa
yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah
disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah
pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.
3. Mengingatkan kembali para penyimak tentang desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para
penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat
maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh karena
itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang menuntut
keseriusan penyimak untuk mampu menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang
kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan jalan tindakan yang jelas kepada para penyimak
Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para
penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam presentasi
yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk
menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan
pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam presentasi
tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas tadi dapat
ditemukan solusi atau jalan keluarnya.