Anda di halaman 1dari 10

Mohammad Haekal Fikri Firdaus

C1B015121
Komunikasi Bisnis

Resume Wawancara Kerja

A. Pengertian Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah percakapan yang terjadi antara
2 orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan informasi melalui percakapan
berupa pertanyaan yang diajukan pihak pewawancara.
Sedangkan wawancara kerja (interview) biasa dilakukan pihak perusahaan terhadap
calon karyawannya, dalam usaha untuk mengumpulkan atau mengetahui informasi dari calon
karyawan terkait kemampuan, keterampilan maupun kepribadian para calon karyawannya
sehingga perusahaan dapat menemukan karyawan yang tepat dalam posisi yang dibutuhkan.
Hasil wawancara akan sangat menentukan seorang calon karyawan bisa diterima atau
tidaknya bekerja diperusahaan tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pewawancara secara umum tidak jauh dari catatan para calon karyawan seperti yang tertera
dalam surat lamaran (daftar riwayat hidup) atau pengalaman kerja.

B. Tujuan Wawancara Kerja


Tujuan wawancara kerja secara umum yang biasa dilakukan pihak perusahaan untuk
mengetahui potensi atau kemampuan karyawan sesuai bidang atau posisi pekerjaan sesuai
yang dinginkan.
Sebaiknya sebelum wawancara atau menjawab pertanyaan pewawancara mengetahui
terlebih dahulu serta mengenal lebih banyak posisi atau bidang pekerjaan yang kita inginkan,
dengan demikian akan memudahkan anda menjawap pertanyaan yang diajukan dengan benar.
Berikut ini beberapa tujuan Wawancara Kerja yang perlu dikertahui :
1. Kemampuan Dan Keterampilan
Kemampuan dan keterampilan seorang karyawan sangat menentukan
keberhasilan dalam mengemban tugas sesuai bidang yang dibebenkan perusahaan.
Dalam melakukan seleksi karyawan baru banyak perusahaan menerapkan
kebijakan melalui serangkaian tes awal yang mencakup kompetensi sesuai kebutuhan
perusahaan, termasuk sesi wawancara, hal itu dilakukan untuk mengetahui potensi
dan kemampuan calon karyawan sesuai bidang yang dibutuhkan.
Bahkan, seorang calon karyawan yang sudah dinyatakan diterima dan mulai
bekerja sekalipun, masih belum lepas dari serangkai tes, misalnya setelah dianggap
lulus wawancara karyawan masih harus melalui proses magang (taraining) dalam
jangka waktu sesuai ketentuan perusahaan.
Hal itu dilakukan perusahaan sebagai langkah menggali sebanyak mungkin
potensi para calon karyawannya dalam melakukan tugas sehingga perusahaan dapat
menemukan orang yang benar-benar tepat untuk posisi yang dibetuhkan.
2. Motivasi Kerja
Pada umumnya, tujuan utama bagi pencari kerja atau karyawan karena ingin
mendapatkan penghasilan, walaupun hal itu tidak ada yang salah sebagai dorongan
untuk meningkatkan semangat, namun pada saat wawancara sebaiknya perlu berhati-
hati saat pewawancara bertanya seputar motivasi anda ingin bekerja pada perusahaan
tersebut.
Beberapa pertanyaan yang sering kita jumpai dalam wawancara, misalnya,
Apa motivasi anda ingin bekerja diperusahaan kami? Kenapa anda berhenti bekerja di
perusahaan yang lama, Pendapat anda kenapa kami harus mempekerjakan anda dalam
posisi ini?
Dari beberapa pertanyaan tersebut terlihat ada keterkaitan pertanyaan satu
dengan yang lainnya dan seperti menuntut jawaban bahwa anda bekerja jangan hanya
sekedar untuk mendapatkan penghasilan atau gaji tapi anda harus memberikan
kontribusi kepada perusahaan dengan demikian perusahaan akan memberikan apa
yang anda inginkan
3. Kesesuain Dan Etika Kerja
Selain untuk mengetahui kemampuan dan motivasi calon karyawan,
perusahaan juga perlu mengetahui kepribadian pelamar apakah punya kepribadian
yang sesuai dengan budaya kerja yang berlaku di perusahaan tersebut misalnya
kemampuan bekerja dalam team dan sebagainya

C. Persiapan Wawancara
A. Berkut merupakan berbagai hal yang perlu diperhatikan saat melakukan wawancara
kerja:
1. Datanng tepat pada waktunya
2. Bersikap yakin
3. Siapkan sertifikat diploma, dan surat surat penghargaan
4. Berpakaian yang rapi dan sopan
5. Bersikap tenang
6. Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali jika ada yang mengantar
7. Tersenyumlah, tetapi jangan tersenyum terus
8. Tunggu sampai dipersilakanduduk, atau mintalah izin untuk duduk
9. Ingat nama pewawancara dengan benar
10. Tataplah pewawancara saat berbicara
11. Tunjukkan kemampuan diri tetapi jangan berlebihan
12. Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik
13. Berbicaralah dengan jelas
14. Atur nada suara
15. Tunjukkan minat dan kesungguhan
16. Bersikap jujur

B. Berikut hal hal yang juga perlu diperhatikan saat melakukan wawancara kerja:
1. Jangan datang terlambat
2. Jangan kelihatan kesal karena sudahmenunggu lama
3. Jangan datang untuk wawancara tanpa persiapan
4. Jangan berpenampilan berlebihan
5. Jangan membawa tas belanja atau yang sejenisnya
6. Jangan membawa teman atau keluar saat wawancara
7. Jangan duduk sebelum dipersilakan
8. Janagn meletakkan tas diatas meja wawancara
9. Janagn membungkuk atau menundukkan kepala
10. Jangan bertopang dagu
11. Jangan merokok atau mengulum permen
12. Jangan membuka percakapan
13. Jangan memotong pewawancara di tengah kalimat
14. Jangan melebih lebihkan diri
15. Jangan melipat tangan dimuka dada
16. Jangan mengatakan kepada perusahaan hal hal yang seharusnya dilakukan mereka
kepada anda
17. Jangan membual
18. Jangan mengkritik diri sendiri
19. Jangan mengkritik atau menjelek jelekkan calon atasan atau mantan atasan
20. Jangan memberikan informasi yang tidak relevan
21. Jangan memberikan kesan sangat membutuhkan pekerjaan
22. Jangan berlama lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan
23. Jangan mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot
24. Jangan emosional
25. Jangan membuka rahasia perusahaan tempat kerja sebelumnya, atau tempat kerja
sekarang
26. Jangan memberikan kesan tidak sadar

D. Cara Mengenali Pekerjaan dan Perusahaan


Sebelum melakukan wawancara, perlu dicari berbagai informasi yang berkaitan
dengan pekerjaan yang dilamar dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi
dapat diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, baik
yang berbentuk jurnal, majalah, atau buletin. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah
merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar untuk menanyakan secara langsung berbagai
hal mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara.
Pertanyaan pertanyaan yang diajukan pelamat dalam wawancara sangat penting
artinya bagi pewawancara, khususnya untuk mengetahui tingkat keseriusan pelamar dalam
melamar posisi kerja tersebut. Jika sudah diberi kesempatan untuk menanyakan berbagai hal
yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan, tetapi tidak dimanfaatkan, pewawancara
akan menilai bahwa pelamar tidak serius.

E. Pertanyaan Penting dalam Wawancara


Dalam wawancara, berbagai pertanyaan akan diajukan kepada pelamar sehingga
pelamar harus benar benar mempersiapkan diri agar bisa menjawab semua pertanyaan yang
diajukan dengan bbaik dan benar.
Berbagai contoh pertanyaan yang sering dilakukan dalam wawancara kerja:
a. Pekerjaan yang dilamar
i. Mengapa anda ingin bekerja diperusahaan ini?
ii. Apakah pengalaman kerja relevan dengan posisi kerja yang anda
lamar?
iii. Mengapa anda tertarik dengan posisi kerja yang anda lamar?
iv. Apa yang anda ketahui tentang perusahaanini?
b. Pendidikan dan pelatihan
i. Mata kuliah apa yang paling menarik?
ii. Apakah kuliah atau pelatihan membantu anda dalam pengembangan
karier?
iii. Apakah anda berencana menjutkan studi?
c. Latar belakang keluarga
i. Apakah pekerjaan orang tua anda?
ii. Apakah pendidikan terakhir orang tua anda?
d. Kepriadian
i. Bagaimana anda menilai diri anda sendiri?
ii. Apa kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri?
e. Penilaian pribadi
i. Faktor faktor apa yang paling mendudkung pengembangan pribadi
anda?
ii. Bagaimana cara anada menghadapi rasa kesal diri?
f. Tujuan karier
i. Apa tujuan jangka panjang karier anda?
ii. Apa posisi atau kedudukan yang anda harapkan dimasa yang akan
datang?
iii. Mengapa anda merasa cocok dengan posisi tersebut?
g. Hobi dan lain lain
i. Hobi apa yang anda sukai?
ii. Apakah suatu perusahaan perlu melakukan penilitian pasar?
iii. Apa yang dilakukan bila konsumen mengajukan keluhan?

F. Arti Penting Wawancara


Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan
untuk menjaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar pada umumnya jauh lebih banyak
dari pada posisi atau lowongan yang tersedia. Oleh karena itu, dibutuhkan alat penyaring atau
alat seleksi yang dapat menemukan orang orangyang paling cocok untuk menemempati posisi
tersebut. Mengingat ketatnya seleksi dari perusahaan, seorang pelamar mungkin saja
diwawancarai lebih dari satu kali.
Berbagai aspek, khususnya aspek kepribadian, baik secara verbal maupun nonverbal,
sejak memasuki ruang wawancara akan diperhatikan oleh pewawancara. Aspek aspek
kepribadian yang akan dinilai mencakup:
1. Penampilan secara fisik
2. Gerak gerik dan sopan santun
3. Rasa percaya diri
4. Inisiatif
5. Kebijakan
6. Tanggup dan kerjasama
7. Ekspresi wajah
8. Kemampuan berkomunikasi
9. Sikap terhadap pekerjaan
10. Selera humor

Penilaian terhadap aspek diatas akan membantu pewawancara untuk memprediksi


keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu didalam perusahaan.jika pelamar lemah
dalam suatu aspek penting yang sangat dituntut pada jabatan yang diinginkan, atau yang
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam menduduki jabatan tersebut, tentunya pelamar
tidak akan diterima.
Dalam proses wawancara, berikanlah informasi yang padat dan akurat dengan jelas
dan tidak berbelit belit. Jawablah semua pertanyaan yang diminta dengan baik, dan janganlah
memberikan informasi yang tidak ditanyakan atau tidak relevan dengan pertanyaan
pewawancara.

G. Tindak Lanjut Wawancara


1. Ucapan Terimakasih
Setelah wawancara usai, berikan ucapan terima kasih kepada pewawancara meskipun
kecil kemungkinan bekerja di perusahaan tersebut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan
penghargaan atas waktu yang telah disediakan untuk wawancara.
2. Surat Penerimaan Kerja
Diterima bekerja dengan jabatan serta diperusahaan yang diinginkan merupakan harapan
setiap orang. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa membuat surat pemberitahuan dengan
baik, dan mengirimkannya sesegera mungkin.Surat peberitahuan penerimaan kerja dibuat
oleh perusahaan menggunakan pendekatan langsung. Pada pendekatan ini, bagian pembuka
diawali dengan informasi yang menyenangkan, diikuti dengan informasi konfirmasi dan
paragraf penutup.
Setelah menerima surat penerimaan kerja, sebaiknya pelamar menulis surat balasan.
Rencana organisasional untuk surat balasan sama dengan surat pemberitahuan penerimaan
kerja. Setidaknya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menulis surat balasan
(menerima tawaran kerja) yaitu:
a. Nyatakan dengan antusias kegembiraan terhadap tawaran tersebut
b. Konfirmasikan kedatangan kepada bagian personalia
c. Tunjukkan antisipasi terhadap penerimaan tawaran kerja tersebut
Resume Presentasi Bisnis

A. Tujuan Presentasi Bisnis


Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap kegiatan
bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens tentunya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas tentu dibutuhkan
kesiapan mental dan pemahaman materi yang ingin disampaikan, alat bantu yang digunakan
serta pemahaman yang baik terhadap audiens.

Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri, tergantung pada


kondisi serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari suatu
presentasi bisnis antara lain:
1. Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik, sederhana ,mudah
dipahami ,dan enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu dihindari adalah
melakukan presentasi yang sifatnya membosankan , monoton, tidak jelas dan
penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
2. Menghibur audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk
menghibur audiens. Dalam art bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis,
seseorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor yang segar yang mampu
menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana yang sebenarnay perlu tetap dijaga
agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang sebenarnya tidak tercapai. Seorang
pembicara yang ahli dan berpengalaman tentunya tahu kapan ia harus berlaku serius
dalam menyampaikan presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan humor-humor
kecil yang dapat membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan.
3. Menyentuh emosi audiens
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta mampu menghibur para
audiens, prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan perasaan audiens dalam
memahami materi atau isi dari presentasi. dibutuhkan suatu keahlian tersendiri dalam
penyampaiannya. Biasanya pada saat menyampaikan presentasi pembicara
mengkombinasikan kemampuan ekspresi, intonasi suara, sikap sehingga mampu
membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
4. Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara
eksplisit dan bukan menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang diinginkan
pembicara harus secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.

B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena
dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita sampaikan.
Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting
dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pada
kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung
dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan
akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image
yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan
tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian
presentasi dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika
pada saat presentasi pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai
penunjang presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio
visual.
3. Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa
sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka
pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud.
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau
tempat dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun
tempat akn sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi,
penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian presentasi.

C. Tahap-Tahap Presentasi Lisan Dalam Komunikasi Bisnis


Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara sistematis.
Hal ini untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari topik
utama pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujua, analisis audiens,
perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokokpresentasi, penutup,
tanya jawab dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atu pidato.

D. Presentasi Lisan Yang Baik


Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang atau ditentukan
oleh kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan presentasinya. Kepiawaian
pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimilik oleh
pembicara tersebut antara lain :
1. Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng ada
pada dirinya.
2. Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat pihak yang telah
memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan menunjukkan
kepedulian kepada mereka.
3. Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap dapat memenuhi
alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan
informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5. Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi. Menyadari bahwa ia
harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend terhadap materi yang
sisampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak selalu konsisten.
6. Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai berbagai hal
berkenaan dengan presentasinya.
Sedangkan syarat untuk menjadi seorang pembicara yang handal meliputi :
1. Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi
2. Menguasai subjek presentasi
3. Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat bagi pendengarnya
4. Mengetahu latar belakang audiens
5. Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens
6. Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri
7. Mengusai teknik dasar berkomunikasi bisnis yang efektif

E. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh
seorang pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki
muatan tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian
informasi memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.

Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara,
nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan
tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian badan
yang dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan posisi
badan selama presentasi.
3. Kondisi ruangan presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens dirasakan
nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi
adalah penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.

F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu,
sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang
mendengar atau menyimak presentasi tersebut.

Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi
mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian
dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat
diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi
berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa, dengan menekankan struktur atau
fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua halatau
kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan yang
membenarkan penerimaan proposal. Makasud utama tidak memiliki hubungan yang logis
selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola ini dapat digunakan pada hampir
setiap persoalan, tujuan atau khalayak, pola topikal ini merupakan metode yang berguna
untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu masalah dan
mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat membaliknya dengancara
memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan kemudian memberikan penjelasan
mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara yang paling
sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan atau
mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu cara.

G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan
pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi
disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan
rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan hal-hal utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu
membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya pokok-
pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu yang
menyimpang dari pokok bahasan utama serta hal-hal yang hanya aakan membuang waktu
saja.
2. Memusatkan tema dan tujuan anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa
yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah
disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah
pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.
3. Mengingatkan kembali para penyimak tentang desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para
penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat
maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh karena
itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang menuntut
keseriusan penyimak untuk mampu menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang
kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan jalan tindakan yang jelas kepada para penyimak
Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para
penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam presentasi
yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk
menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan
pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam presentasi
tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas tadi dapat
ditemukan solusi atau jalan keluarnya.

Anda mungkin juga menyukai