Kelompok 4:
- Dewi Lingga Rani (1202120259)
- Fibriyanti Adhyaksa (1202135303)
- Rila Nur Octaviani (1202112801)
lanjut prinsip no harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu pihak dengan pihak
lain dalam pasar.
D. Teori Keadilan John Rowls
Pasar memberi kebebasan dan peluang yang sama bagi semua pelaku ekonomi.
Kebebasan adalah nilai dan salah satu hak asasi paling penting yang dimiliki oleh manusia, dan
ini dijamin oleh sistem ekonomi pasar. Pasar memberi peluang bagi penentuan diri manusia
sebagai makhluk yang bebas. Ekonomi pasar menjamin kebebasan yang sama dan kesempatan
yang fair
Prinsip-prinsip keadilan John Rowls yaitu prinsip kebebasan yang sama dan prinsip perbedaan
Contoh keadilan dalam bisnis yaitu :
Perlakuan yang adil oleh manajemen perusahaan terhadap karyawan akan menumbuhkan
sikap positif dalam perusahaan maupun bekerja. Semakin adil perusahaan memperlakukan
karyawan, komitmen dan kinerja karyawan semakin tinggi. Karyawan menghendaki perlakuan
adil baik dari sisi distribusi dan prosedur atau dikenal keadilan distributif dan keadilan
prosedural. Ketika para karyawan merasa diperlakukan adil, dalam jiwa mereka akan tumbuh
dua jenis outcomes berupa kepuasaan dan komitmen kerja.
Apabila para karyawan menilai perlakuan yang mereka terima adil, maka hal ini akan
berpengaruh pada dua jenis hasil, yaitu kepuasan karyawan dan komitmen karyawan. Semakin
tinggi mereka mempersepsikan keadilan suatu kebijakan atau praktik manajemen, maka ini akan
berdampak pada peningkatan kepuasan dan komitmen karyawan (Heru Kurnianto Tjahjono:
Pikiran Rakyat, 14 Juli 2009).
Perusahaan atau organisasi yang baik akan mengeluarkan kebijakan yang mendorong
karyawan berkomitmen dan merasa dalam lingkungan yang diperlakukan secara adil oleh
manajemen perusahaan atau organisasi tersebut. Heru Kurnianto menyatakan, karyawan
menghendaki perlakuan adil, baik dari sisi distribusi dan prosedur atau dikenal keadilan
distributif dan keadilan prosedural. Ketika para karyawan merasa diperlakukan adil, dalam jiwa
mereka akan tumbuh dua jenis outcome berupa kepuasan dan komitmen kerja.
Keadilan terhadap karyawan bukan berarti tidak boleh menurunkan gaji karyawan. Hal itu
boleh saja dilakukan asal dilakukan dengan seadil-adilnya. Pemimpin perusahaan KLA
Instrumen, Ken Levy menggunakan prinsip keadilan yang saya maksud, ketika perusahaan
tersebut mengalami kesulitan. Ia mengatakan dalam suatu rapat Pada hari ini saya menghendaki
gaji karyawan dipotong 10 %, tetapi karena saya mendapat gaji myang paling besar, maka saya
mohon dipotong 20 %. Diluar dugaan, orang yang menghadiri rapat tersebut bukannya menjadi
kesal karena pemotongan itu, tetapi mereka sepakat dan karyawan tetap bekerja keras. Moral
karyawan bukan menurun, tetapi justru meningkat tajam, karena pemimpinnya menggunakan
prinsip keadilan.
Berdirinya perusahaan apalagi yang berupa manufaktur tentu akan memberikan dampak
terhadap kepada masyarakat sekitar. Baik itu positif atau negatif. Contohnya lalu larang
kendaraan perusahaan dan bahan baku tentu akan mengganggu masyarakat yang biasa tenang
dan nyaman. Tentu masyarakat merasa tidak adil terhadap hal ini.
Disinilah fungsi perusahaan sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab sosial diharapkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan sarana kesehatan bagi masyarakat sekitar,
menyediakan kuota karyawan yang berasal dari daerah sekitar perusahaan, dan terlibat dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Dengan begini tanpa disadari umpan balik dari perlakuan ini tentu juga akan dirasakan oleh
perusahaan. Keadilan terhadap Pesaing Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pesaing
kita akan terhambat dalam melakukan kegiatan bisnis. Tapi disisi lain dengan adanya pesaing
perusahaan kita akan tumbuh menjadi perusahaan yang kreatif dan selalu menciptakan inovasi
agar menang dalam persaingan merebut pelanggan. Persaingan adalah adrenalin -nya bisnis. Ia
menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik. Namun
persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang.
Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan saingan atau pesaing. Dengan demikian
persaingan harus diatur agar selalu ada, dan dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang kurang
lebih seimbang.
Dapat ditunjukkan dengan layanan purna jual yang baik, kualitas produk yang terjamin, dan
adanya perlindungan terhadap hak-hak pelanggan. Banyak kasus yang terjadi yang termasuk
tindakan yang tidak menunjukkan keadilan terhadap pelanggan.
Kasus Tylenol Johnson & Johnson salah satunya, kasus penarikan Tylenol oleh Johnson &
Johnson dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan
konsumen di atas segalanya, termasuk keuntungan perusahaan. Johnson & Johnson segera
mengambil tindakan intuk mengatasi masalahnya. Dengan bertindak cepat dan melindungi
kepentingan konsumennya, berarti perusahaan telah menjaga trustnya.
Berbeda dengan kasus obat anti nyamuk Hit. Pada kasus Hit, meskipun perusahaan telah
meminta maaf dan berjanji untuk menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise.
Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker tersebut terkesan tidak
sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
Hit merupakan contoh yang kurang baik dalam menangani masalahnya. Paradigma yang
benar yaitu seharusnya perusahaan memperhatikan adanya hubungan sinergi antara etika dan
laba. Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan sebuah manfaat kompetitif yang
harus dipertahankan. Dalam jangka panjang, apabila perusahaan meletakkan keselamatan
konsumen di atas kepentingan perusahaan maka akan berbuah keuntungan yang lebih besar bagi
perusahaan.