Anda di halaman 1dari 4

Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor

Teori X adalah mencerminkan pandangan yang sangat negatif terhadap manusia. pekerja
memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan namun menginginkan balas jasa yang
tinggi.

Keuntungan Teori X : Karyawab bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi.

Kelemahan Teori X : Karyawan malas, irrasional, tidak mampu mengendalikan diri

Teori Y adalah Memiliki kesadaran akan kewakibannya sebagai pekerja sehingga mereka
melaksanakan tanggung jawab pada pekerjaannya dengan senag hati dan tidak perlu paksaan.

Keuntungan Teori Y : Tanggung jawab, inisiatif tinggi

Kelemahan teori Y : Apresiasi diri terhambat berkembang karena karyawan tidak selalu
menuntut pada perusahaan.

https://oktavya.wordpress.com/2011/01/03/teori-kepemimpinan-partisipatif-teori-x-dan-y/

Teori X dan Teori Y Douglas McGregor : dilihat dari persepsi seseorang terhadap
pekerjaan tersebut.

TEORI X
Pada tahun 1960, Douglas MC Gregor mengidentifikasikan dua sudut pandang
tentang manajemen, yang dianut dalam tingkatan manajemen. Dua sudut pandang
itu, disebut dengan Teori X dan juga Teori Y.
Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan
secara detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab serta
memilki sedikit ambisi. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia menginginkan rasa
aman (security) dan mengharapkan imbalan serta balas jasa yang tinggi. Dari sini
bisa disimpulkan pada Teori X “bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan
tingkat rendahnya (fisik dan keamanan)”.

Manajer yang memandang karyawannya seperti itu berkeyakinan bahwa, supaya


pekerjaan bisa tuntas, karyawan harus dikontrol, dipaksa, diancam dengan disiplin
dan dihukum.

Teori ini berkembang dari pendekatan “ Scientific Management”, yang


dikembangkan oleh Frederick Taylor. Menurut Taylor (1974), sebagian besar orang
menganggap kerja pada dasarnya tidak menyenangkan. Oleh karena itu, uang yang
akan mereka peroleh adalah motivasi utama karyawan berkenan menghabiskan
waktunya berjam-jam untuk bekerja.

Asumsi – Asumsi pada Teori X:

1. Hanya membutuhkan lotivasi fisiologis dan keamanan saja.


2. Orang tidak suka bekerja, sehingga para manajer harus mengontrol,
mengarahkan, memaksa dan mengancam karyawan supaya mereka
bekerja ke arah tujuan-tujuan organisasi.
3. Orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab, untuk
memperoleh rasa aman. Mereka hanya mempunyai sedikit ambisi.
4. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan
organisasi.

Kelebihan Teori X:

 Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi

Kelemahan Teori X:

 Karyawan malas
 Berperasaan irasional
 Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin

Tipe kepemimpinan pada Teori X ini adalah otoriter, sedangkan gaya


kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Sebagai contoh teori X ini adalah sebuah fenomena pemikiran yang terjadi pada
masyarakat pribumi di sekitar pertambangan batubara di Kalimantan. Mereka
mempunyai etos kerja yang kurang bagus karena latar belakang kekayaan alam
yang mereka miliki. Dalam pandangan mereka tidak perlu bersusah payah dalam
bekerja, karena bumi yang mereka pijak sudah menyediakan uang bagi mereka.
Apabila mereka butuh uang lebih, mereka tinggal menggali tanah di halaman rumah
mereka yang kaya akan batubara. Mereka bekerja hanya untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari. Istilahnya kerja hari ini untuk makan hari ini. Dalam mereka
bekerja pun mereka memilki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan,
namun mengingink`n balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi karena mahalnya
biaya hidup di sana.

TEORI Y

Teori Y memandang karyawan dari sudut pandang yang berbeda. Teori ini
beranggapan bahwa upaya fisik dan mental sebagai bagian yang penting dan
alamiah (natural) dari aktivitas manusia. Teori Y memandang, orang akan
melakukan control diri (self control) dan mengarahkan dirinya sendiri (self direction),
jika mereka berkomitmen pada tujuan–tujuan pekerjaan mereka.

Bagi para pimpinan ataupun manajer yang menerima Teori Y, pengembangan


dan pemeliharaan lingkungan kerja yang memuaskan adalah sangat penting untuk
meraih kinerja karyawan yang maksimal. Teori Y muncul dengan di latar belakangi
karya Elton Mayo, dkk (1953) yang sering disebut dengan “ Pendekatan Hubungan
Manusia” (Human Relation Approach). Pendekatan ini menekankan akan pentingnya
peran proses social di tempat kerja.
Beliau berpendapat bahwa karyawan ingin merasa berguna dan penting serta
menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial. Selain itu imbalan yang bersifat non
finansial sering lebih penting daripada uang dalam memotivasi karyawan untuk
jangka panjang.

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa pada Teori Y “bahwa manusia bekerja
untuk memenuhi kebutuhan tingkat tingginya (harga diri dan aktualiasasi diri).
Asumsi-asumsi pada Teori Y:

1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada
seseorang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktivitas-aktivitas fisik dan
mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama
menyenangkan.
2. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
3. Orang secara internal termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah
menjadi bagian dari komitmen mereka.
4. Orang berkomitmen terhadap tujuan-tujuan sampai pada tahap dimana mereka
menerima imbalan personal ketika mereka mencapai tujuan-tujuan tersebut.
5. Orang akan mencari dan menerima tanggung jawab di bawah kondisi-kondisi yang
menguntungkan (favorable).
6. Orang memilki kapasitas untuk menjadi inovatif dalam memecahkan masalah-
masalah dalam organisasi.
7. Orang itu potensial, namun di bawah sebagian besar kondisi perusahaan, potensi
mereka menjadi tidak termanfaatkan.

Menurut Teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan


cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan ketertarikan pada keputusan.
Singkatnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.
Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe
kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.

Kelebihan Teori Y:

 Pekerja menunjukkan kemampuan mengatur diri


 Tanggung jawab
 Inisiatif tinggi
 Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan

Kelemahan Teori Y:

 Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak


selalu menuntut pada perusahaan

Teori ini beranggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia. Contohnya yang
terjadi pada masyarakat perkotaan di Pulau Jawa, khususnya yang bekerja di
perusahaan go public. Mayoritas mereka mempunyai etos kerja yang tinggi karena
ketatnya persaingan di dunia kerja. Mereka akan bekerja dengan sebaik baiknya,
untuk memperoleh kehidupan yang layak dalam persaingan yang semakin
kompleks. Mereka berasumsi jikalau mereka tidak bekerja dengan baik di
perusahaan yang mereka tempati, di luar mereka banyak orang mengantri untuk
menempati posisi mereka saat ini. Sehingga mereka menyadari bahwa bekerja
merupakan bagian dari hidup yang harus mereka jalani dan berbuat semaksimal
mungkin untuk diri mereka.
Contoh lain penerapan teori Y ini terjadi pada para reporter di media cetak,
copywriter di perusahaan periklanan, atau broadcaster di media televisi. Pada teori
Y, kegairahan dan tantangan dalam pekerjaan, semangat yang mereka bagi dengan
rekan kerjanya serta tentang standart dan hasrat untuk melakukan pekerjaan secara
baik. Semua itu dipandang sebagai pendorong utama yang memotivasi para
karyawan. Dalam teori ini, kemenangan atas sebuah penghargaan atau
mendapatkan penugasan yang dipilihnya lebih berarti daripada kenaikan gaji.

http://dityariza22.blogspot.com/2012/12/teknik-motivasi-douglas-mcgregor-teori_13.html

Anda mungkin juga menyukai