Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAGEMEN KEPERAWATAN
TEORI KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMEN DOUGLAS MC GREGOR
Dosen Pengampu : Slamet Widodo, S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
DYAH NUR FITRIA DEWI

K.007.011.007

FRISKA APRILIA KARTIKASARI

K.007.011.010

KRISWILANI

K.007.011.013

LINA INDRIASTUTI

K.007.011.014

ZAENAL ALWI

K.007.011.031

PRODI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DUTA GAMA KLATEN

2015KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Teori kepemimpinan dan manajemen Douglas Mc Gregor dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan

Klaten, 5 Juni 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu
dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep
teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side
Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi perusahaan memiliki
dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori
y. McGregor memperluas keyakinanya bahwa di balik setiap keputusan manajerial
atau tindakan manajerial terdapat asumsi-asumsi tentang sifat manusia dan
perilaku manusia yang penting dalam menentukan gaya operasi setiap manajer.
Dia membagi asumsi-asumsi tersebut menjadi dua kategori luas, yang dia
sebut sebagai Teori X (berdasarkan pada asumsi-asumsi petunjuk dan kontrol)
dan Teori Y (berdasakan asumsi-asumsi integrasi dan dukungan) Teori X adalah
gaya manajemen otoriter yang didasarkan pada persepsi bahwa manajemen harus
menangani sifat dasar manusia yang cenderung menghindari pekerjaan. Di sisi
lain, Teori Y adalah gaya manajemen partisipatif yang didasarkan pada persepsi
bahwa tiap orang akan menerapkan kendali dalam pencapaian tujuan organisasi
sesuai dengan derajat komitmen mereka terhadap tujuan tersebut.Gagasan
McGregor ini sejalan dengan konsep hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow.
Teori X mengasumsikan bahwa manusia bekerja untuk memenuhi
kebutuhan

tingkat

rendah

(fisik

dan

keamanan),

sedangkan

Teori

mengasumsikan bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat


tinggi (harga diri dan aktualisasi diri). McGregor berpendapat bahwa perusahaan
perlu menerapkan Teori Y agar para pekerja dapat mencapai produktivitas
tertinggi dengan memberikan motivasi yang besar. Implikasi dari Teori X dan
Teori Y McGregor terhadap organisasi adalah bahwa asumsi-asumsi Teori Y lebih
dapat diterima dan dapat menuntun manajer dalam mendesain organisasi dan

memotivasi para pegawai. Tahun 1960-an antusiasme pekerja cukup tinggi untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan organisasi, penciptaan tanggung
jawab dan tantangan pekerjaan, termasuk pembangunan hubungan kelompokkelompok kerja yang lebih baik. Antusiasme ini, sebagian besar, diakibatkan oleh
Teori Y dari McGregor.

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Teori X dan Teori Y adalah teori tentang motivasi manusia yang dicetuskan
oleh Douglas McGregor pada tahun 1960 dalam bukunya The Human Side of
Enterprise. Teori ini membagi dua gaya manajemen berdasarkan persepsi
manajemen terhadap pekerja. Douglas MC Gregor mengidentifikasikan dua sudut
pandang tentang manajemen, yang dianut dalam tingkatan manajemen. Dua sudut
pandang itu, disebut dengan Teori X dan juga Teori Y.
B. DUA SUDUT PANDANG TEORI X DAN Y
1. Teori X
Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka
diberi arahan secara detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari
tanggung jawab serta memilki sedikit ambisi. Teori ini mengungkapkan
bahwa manusia menginginkan rasa aman (security) dan mengharapkan
imbalan serta balas jasa yang tinggi. Dari sini bisa disimpulkan pada Teori
X bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya
(fisik dan keamanan). Manajer yang memandang karyawannya seperti
itu berkeyakinan bahwa, supaya pekerjaan bisa tuntas, karyawan harus
dikontrol,

dipaksa,

diancam

dengan

disiplin

dan

dihukum.

Teori ini berkembang dari pendekatan Scientific Management, yang


dikembangkan oleh Frederick Taylor. Menurut Taylor (1974), sebagian
besar orang menganggap kerja pada dasarnya tidak menyenangkan. Oleh
karena itu, uang yang akan mereka peroleh adalah motivasi utama
karyawan berkenan menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bekerja.

a. Asumsi Asumsi pada Teori X:


1) Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

2) Orang tidak suka bekerja, sehingga para manajer harus


mengontrol, mengarahkan, memaksa dan mengancam karyawan
supaya mereka bekerja ke arah tujuan-tujuan organisasi.
3) Orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab,
untuk memperoleh rasa aman. Mereka hanya mempunyai sedikit
ambisi.
4) Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai
tujuan organisasi.
b. Kelebihan Teori X:
1) Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi
c. Kelemahan Teori X:
2) Karyawan malas
3) Berperasaan irasional
4) Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin
5) Tipe kepemimpinan pada Teori X ini adalah otoriter, sedangkan
gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Sebagai contoh teori X ini adalah sebuah fenomena pemikiran yang terjadi
pada masyarakat pribumi di sekitar pertambangan batubara di Kalimantan.
Mereka mempunyai etos kerja yang kurang bagus karena latar belakang kekayaan
alam yang mereka miliki. Dalam pandangan mereka tidak perlu bersusah payah
dalam bekerja, karena bumi yang mereka pijak sudah menyediakan uang bagi
mereka. Apabila mereka butuh uang lebih, mereka tinggal menggali tanah di
halaman rumah mereka yang kaya akan batubara. Mereka bekerja hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari. Istilahnya kerja hari ini untuk makan hari ini.
Dalam mereka bekerja pun mereka memilki ambisi yang kecil untuk mencapai
tujuan perusahaan, namun mengingink`n balas jasa serta jaminan hidup yang
tinggi karena mahalnya biaya hidup disana.

2. Teori Y
Teori Y memandang karyawan dari sudut pandang yang berbeda. Teori
ini beranggapan bahwa upaya fisik dan mental sebagai bagian yang
penting dan alamiah (natural) dari aktivitas manusia. Teori Y memandang,

orang akan melakukan control diri (self control) dan mengarahkan dirinya
sendiri (self direction), jika mereka berkomitmen pada tujuantujuan
pekerjaan mereka. Bagi para pimpinan ataupun manajer yang menerima
Teori Y, pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang
memuaskan adalah sangat penting untuk meraih kinerja karyawan yang
maksimal. Teori Y muncul dengan di latar belakangi karya Elton Mayo,
dkk (1953) yang sering disebut dengan Pendekatan Hubungan Manusia
(Human Relation Approach). Pendekatan ini menekankan akan
pentingnya peran proses social di tempat kerja. Beliau berpendapat bahwa
karyawan ingin merasa berguna dan penting serta menjadi bagian dari
sebuah kelompok sosial. Selain itu imbalan yang bersifat non finansial
sering lebih penting daripada uang dalam memotivasi karyawan untuk
jangka panjang. Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa pada Teori Y
bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat tingginya
(harga diri dan aktualiasasi diri).
a. Asumsi-asumsi pada Teori Y:
1) Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan
kepuasan kepada seseorang. Keduanya bekerja dan bermain
merupakan aktivitas-aktivitas fisik dan mental. Sehingga di antara
keduanya

tidak

ada

perbedaan,

jika

keadaan

sama-sama

menyenangkan.
2) Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalanpersoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
3) Orang secara internal termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang sudah menjadi bagian dari komitmen mereka.
4) Orang berkomitmen terhadap tujuan-tujuan sampai pada tahap
dimana mereka menerima imbalan personal ketika mereka
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
5) Orang akan mencari dan menerima tanggung jawab di bawah
kondisi-kondisi yang menguntungkan (favorable).

6) Orang

memilki

kapasitas

untuk

menjadi

inovatif

dalam

memecahkan masalah-masalah dalam organisasi.


7) Orang itu potensial, namun di bawah sebagian besar kondisi
perusahaan, potensi mereka menjadi tidak termanfaatkan.
Menurut Teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan
dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan ketertarikan pada
keputusan. Singkatnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya
sasaran. Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe
kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.
b. Kelebihan Teori Y:
1) Pekerja menunjukkan kemampuan mengatur diri
2) Tanggung jawab
3) Inisiatif tinggi
4) Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan
c. Kelemahan Teori Y:
1) Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak
selalu menuntut pada perusahaan
Teori ini beranggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia. Contohnya
yang terjadi pada masyarakat perkotaan di Pulau Jawa, khususnya yang bekerja di
perusahaan go public. Mayoritas mereka mempunyai etos kerja yang tinggi karena
ketatnya persaingan di dunia kerja. Mereka akan bekerja dengan sebaik baiknya,
untuk memperoleh kehidupan yang layak dalam persaingan yang semakin
kompleks. Mereka berasumsi jikalau mereka tidak bekerja dengan baik di
perusahaan yang mereka tempati, di luar mereka banyak orang mengantri untuk
menempati posisi mereka saat ini. Sehingga mereka menyadari bahwa bekerja
merupakan bagian dari hidup yang harus mereka jalani dan berbuat semaksimal
mungkin untuk diri mereka. Contoh lain penerapan teori Y ini terjadi pada para
reporter di media cetak, copywriter di perusahaan periklanan, atau broadcaster di
media televisi. Pada teori Y, kegairahan dan tantangan dalam pekerjaan, semangat
yang mereka bagi dengan rekan kerjanya serta tentang standart dan hasrat untuk
melakukan pekerjaan secara baik. Semua itu dipandang sebagai pendorong utama
yang memotivasi para karyawan. Dalam teori ini, kemenangan atas sebuah

penghargaan atau mendapatkan penugasan yang dipilihnya lebih berarti daripada


kenaikan gaji.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Douglas McGregor terkenal karena rumusannya tentang dua kelompok
asumsi mengenai sifat manusia: Teori X dan Teori Y. Teori X pada dasarnya
menyajikan pandangan negatif tentang orang. Teori X berasumsi bahwa para
pekerja mempunyai sedikit ambisi untuk maju, tidak menyukai pekerjaan,
ingin menghindari tanggung jawab, dan perlu diawasi dengan ketat agar
dapat efektif bekerja. Teori Y menawarkan pandangan positif. Teori Y
berasumsi bahwa para pekerja dapat berlatih mengarahkan diri, menerima
dan secara nyata mencari tanggung jawab, dan menganggap bekerja sebagai
kegiatan alami. McGregor yakin bahwa asumsi Teori Y lebih menekankan
sifat pekerja sebenarnya dan harus menjadi pedoman bagi praktik
manajemen.
B. SARAN
Dari uraian teori diatas sebagai seorang pemimpin ataupun seorang leader
akan lebih baik jika menerapkan teori Y yang lebih menekankan sifat pekerja
sebenarnya, tidak memaksa seperti teori X.

DAFTAR PUSTAKA
Hindle, T. (2008). Guide to Management Ideas and Gurus, pp. 187188. Profile
Books.
http://niladwipsikologi.wordpress.com/2010/12/24/teori-teori-kepemimpinanpartisipatif/,.
McGregor, D. (1960). The Human Side of Enterprise. McGraw-Hill.
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-teori-perilaku-teori-x-danteori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mcgregor.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32881/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai