Ketiga teori ini penting diketahui oleh bagian HRD (human resources management)
di setiap perusahaan untuk mengoptimalkan pengelolaan motivasi SDM atau pola
komunikasi dari manajemen kepada para karyawannya.
Ketiga teori ini menciptakan kerangka untuk paradigma berpikir para manajer
dalam mempersepsikan bagaimana para karyawan berperilaku dan bagaimana cara
meningkatkan motivasi karyawan yang mendorong perilaku tersebut.
Teori X
McGregor memaparkan teori X dengan asumsi awal bahwa karyawan itu secara
alamiah bersifat malas atau tidak menyukai pekerjaannya dan harus dimotivasi
dengan gaya kepemimpinan yang otoriter.Manajemen harus terus aktif dan
otoritatif dalam mengendalikan karyawan. Asumsi selain karyawan tidak suka
bekerja adalah karyawan tidak punya ambisi sehingga ingin selalu menghindari
tanggung jawab maka dari itu perlu diarahkan, dipaksa, bahkan diancam dengan
hukuman, dan dikontrol dalam pengawasan yang ketat.
Biasanya teori X ini kurang efektif dalam praktek manajemen modern, namun
hirarki kewenangan yang tersentralisasi tak bisa dihindari jika perusahaannya
memiliki karyawan yang sangat banyak dengan skala produksi yang besar dan
pekerjaan yang berulang-ulang tanpa keahlian tinggi seperti di pabrik-pabrik.Tapi
teori X ini tetap harus digunakan khususnya pada beberapa jenis karyawan yang
memiliki karakter yang lebih termotivasi secara efektif dan memberikan hasil
kinerja yang lebih baik dengan gaya kepemimpinan yang otoritatif.
Para pemimpin dan manajer perusahaan yang ingin mempraktekkan teori X harus
menyatakan dengan tegas aturan, arahan, ultimatum dengan pemberian imbalan dan
hukuman untuk para karyawannya. Teori ini mengutamakan kepatuhan sebagai
faktor pendorong kinerja karyawan.
Teori X berfokus pada pengawasan dalam pelaksanaan prosedur standar kerja,
pengendalian aktivitas, delegasi tugas dan perintah dengan deadline serta
memastikan hasil akhir yang diberikan karyawan harus sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah,
dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas
segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-
orang ini pada hakekatnya adalah :
2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah
5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi..
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan
alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan bahwa
orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang
diduga oleh teori X. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah
sbb :
1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan
lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan
mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama
menyenangkan.
2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Teori Y
Teori Z
Teori Z ini bukanlah ide dari McGregor dan merupakan pengembangan teori
manajemen yang meneliti kesuksesan perusahaan-perusahaan di Jepang yang
ditulis oleh William Ouchi seorang profesor terkemuka di bidang manajemen dan
bisnis. Namun teori Z mengkombinasikan teori XY dengan gaya kepemimpinan
bisnis ala Jepang dan mengharapkan karyawan selalu loyal atau memiliki kesetiaan
yang tinggi kepada organisasi. Teori Z bisa juga dibilang sebagai penyempurnaan
dari teori Y dalam memotivasi karyawan.
Sesuai struktur yang lebih tinggi dalam hirarki kebutuhan Maslow, teori Z
memperhatikan pemenuhan kebutuhan karyawan untuk bersosialisasi,
berkelompok, mempererat hubungan dengan sesama rekan kerja dan perusahaan,
serta menguatkan kepercayaan diri yang akhirnya mendukung aktualisasi diri sang
karyawan.
Menurut Ouchi, penerapan dari teori Z dalam perusahaan akan memberikan
stabilitas SDM (para karyawannya jarang yang berhenti, pindah kerja, atau berulah
minta dipecat), meningkatkan produktivitas dengan menaikkan level kepuasan
kerja dan moral dari para karyawan.
Karyawan menjadi sangat setia dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik
bagi perusahaannya. Kedisiplinan dan kerja keras menjadi nilai-nilai yang
membudaya di dalam perusahaan selama manajemen dipercaya untuk selalu
mendukung dan memberikan kesejahteraan.
RUJUKAN
http://www.scribd.com/doc/51450240/Teori-X-dan-Teori-Y-McGregor