OLEH : DRA. TJUTJU SUNARTI, M.AP OUTLINE 1. Kontroversi dalam kebijakan; 2. Arti analisis kebijakan; 3. Peran analisis kebijakan; 4. Keahlian analisis kebijakan. PENGERTIAN KONTROVERSI DALAM KEBIJAKAN Kontroversi dalam kebijakan adalah pertentangan atau suatu perbedaan sikap yang berupa perdebatan terhadap sebuah masalah yang bertentangan yang memiliki dua sisi berlainan dan memicu konflik. Kontroversial adalah keadaan sengketa atau debat publik yang berkepanjangan, biasanya yang menyangkut masalah pendapat, atau sudut pandang yang saling bertentangan. Bisa terjadi pada individu dan kelompok. Kata kontroversial berasal dari bahasa latin yaitu Controversia yang berarti bahwa kontroversi sama dengan perdebatan sebagai pertikaian awam yang berkepanjangan. Umumnya tentang pendapat atau sudut pandang. Menurut leopol des Wiese dan Howard Becker, cara kontroversial mencakup 5 subproses, antara lain : 1. Proses umum dari kontroversial meliputi perbuatan, contohnya keengganan, penolakan, menghalang-halangi, protes, perbuatan mengacaukan plan pihak lain, kekerasan, dan perlawanan.
2. Bentuk kontroversial sederhana. Seperti memaki orang
lain, memfitnah, melempar pembuktian, kepada pihak lain, mencerca atau menyangkal pernyataan orang lain.
3. Bentuk kontroversial intensif, meliputi menyebar desas-
desus, mengecam pihak lain atau melakukan penghasutan 4. Kontroversial bersifat rahasia, semisal berkhianat atau menyebar rahasia orang lain;
5. Kontroversial bersifat taktis. Semisal
membingungkan atau mengganggu kubu lain. KONTROVERSIAL KELOMPOK Kontroversial kelompok merupakan konflik atau perdebatan yang terjadi dalam kelompok individu
Ada beberapa karakteristik dalam kontroversial kelompok,
adalah sebagai berikut: 1. Saling ketergantungan.
2. Interaksi interpersonal mutual influence.
3. Persepsi kekelompokan merasa sebagai satu entitas
(kesatuan yang tunggal). 4. Tujuan motivasi.
5. Struktur roles, norm, intermember relations.
Bila melihat kontroversial kelompok serta karakteristinya, dapat diambil garis lurus antara perdebatan dalam pengertian kontroversial kolompok dan tujuan dalam karakteristik kelompok. Dengan kumpulan individu tidak lebih satu maka akan semakin sulit dalam menentukan tujuan bersama agar disetujui semua orang.
Hal ini akan terjadi dalam menentukan dalam perdebatan atau
masalah kontroversial antar anggota kelompok dengan maksud menentukan tujuan. Disamping menentukan tujuan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadi kontroversial atau perdebatan dalam kelompok. Diantaranya persaingan antar anggota kelompok, kelangkaan sumber daya atau uang, dan kebutuhan kelompok tersebut. Disamping hal yang dapat menyebabkan kontroversial, terdapat beberapa cara untuk menanganinya, diantaranya yaitu: 1. Saling ketergantungan, dengan antar anggota kelompok yang memiliki rasa saling ketergantungan, maka kontroversi yang terjadi akan sangat minim untuk menghindari “gesekan” antar anggota kelompok. 2. Harus bisa bernegosiasi antar anggota kelompok, sehingga bisa meredam emosi antar anggota kelompok. 3. Kerjasama yang tinggi antar anggota kelompok.
Oleh sebab itu terjadinya kontroversial dalam kelompok
merupakan hal yang sangat wajar dalam proses perkembangan bagi kelompok tersebut. PERBEDAAN KONTROVERSIAL DAN KONTRAVENSI Kontroversial dan kontravensi merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan antara kontroversial dan kontravensi terletak pada pengertian (definisi), tingkat pertentangan dan implementasi nya dalam kehidupan ber masyarakat. Kontroversial dan kontravensi, kedua nya merupakan bentuk interaksi dissosiatif, yaitu interaksi sossial yang dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat. Kedua bentuk interaksi tersebut memiliki perbedaan Berdasarkan pengertian kontroversial adalah pertentangan atau perbedaan sikap yang berupa perdebatan yang dapat meicu timbulnya konflik. Sedangkan, kontravensi adalah interaksi disosiatif yang berada di antara persaingan dan konflik. Kontravensi dapat berupa pandangan khusus, pemikiran atau keyakinan seseorang untuk rencananya.
Kemudian berdasarkan tingkat intensitasnya,
kontroversial lebih tinggi tingkat intensitasnya, karena dalam kontroversial pertentangan sudah mengemuka dan berpotensi konflik. Kontravensi masih lebih rendah dari kontroversial karena dalam kontravensi, pertentangan masih belum mengemuka. Sedangkan berdasarkan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat, kontroversial adalah pertentangan sudah jelas terjadi, terdapat dua kubu yang bertentangan sehingga menimbulkan konflik. Namun kontravensi adalah pertentangan belum terjadi, akan tetapi suasana sudah tidak kondusif. KEAHLIAN DASAR ANALISIS KEBIJAKAN Fungsi analis kebijakan tidak sekedar mengusulkan solusi terhadap krisis yang muncul dari waktu ke waktu tetapi harus mampu mengantisipasi dan tidak pernah gagal menjadi sumberdaya intelektual dalam melihat masa depan.
Analis kebijakan merupakan radar yang memberi
petunjuk terhadap perjalanan publik, sehingga harus bekerja proaktif, sehingga dalam menjalankan tugasnya harus rational, client advice, argumentative, interactive, participative dan mampu mengendalikan process menuju arah dan hasil yang berorinetasi kepada kepentingan publik. Menurut Retno Astuti, Keahlian yang dibutuhkan dalam mendukung kompetensi analis kebijakan meliputi :
1) Metodologi analis kebijakan, maknanya seorang analis
kebijakan harus mampu menempatkan secara benar bahwa proses kebijakan di satu negara bisa berbeda dengan negara lain artinya sistem politik dan pemerintahan yang berbeda akan menghasilkan pola-pola pembuatan kebijakan publik yang berbeda;
2) Kemampuan analisis dan menyajikan data, maknanya
seorang analis kebijakan harus memahami bagaimana mencari data, menganalisis data, dan menyajikan secara sistematik dan menggunakannya sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan publik ; 3) Teknik Penulisan,maknanya seorang analis kebijakan harus mampu menulis secara sistematis, argumentative dan berbasis data. Terdapat dua produk utama yang dihasilkan oleh seorang analis kebijakan yaitu policy paper dan policy brief;
4) Teknik Presentasi, maknanya seorang analis kebijakan
harus mampu menyampaikan gagasan secara komprehensif kepada audiens yang berbeda ;
5) Teknik Advokasi Kebijakan, maknanya seorang analis
kebijakan harus mampu melakukan : a. legislasi dalam bentuk counter draft, judicial review dan legislation, b. lobi, negosiasi, mediasi dan kolaborasi,c. kampanye, unjuk rasa, protes, demonstrasi, boikot dan pendidikan politik; 6) Teknik Jejaring, maknanya efektivitas advokasi kebijakan memerlukan mobilisasi kekuatan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menekan para pengambil kebijakan. Seorang analisis tidak bisa bekerja sendirian, sehingga harus mampu membangun jaringan dengan para ahli yang sesuai dengan isu yang akan direkomendasikan;
7) Memahami substansi kebijakan, maknanya seorang analis
kebijakan harus memahami substansi masalah dan rekomendasi kebijakan yang diusulkan; dan
8) Teknik Menyusun strategi kebijakan, maknanya seorang
analis kebijakan harus memahami bagaimana sebuah kebijakan harus dijalankan secara efektif bukan hanya berhenti pada diterimanya sebuah usulan kebijakan oleh pengambil kebijakan dalam bentuk pengesahan kebijakan. Sejumlah kompetensi analis kebijakan di atas sejalan dengan salah satu tujuan penyelenggaraan program pendidikan Administrasi Publik yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara memecahkan permasalahan publik melalui pendekatan inter, multi atau transdisiplin. Tujuan ini bermakna lulusan administrasi publik harus mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berorientasi pada kepentingan publik melalui berbagai pendekatan yang sesuai dengan konteks masyarakatnya sebab kebijakan publik tidak berjalan di ruang hampa. Dengan kata lain kompetensi analis kebijakan sangat dibutuhkan oleh lulusan administrasi publik dalam menjalankan tugasnya baik di sektor privat maupun publik. TERIMA KASIH
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik