Sulastri (2219091038)
TAHUN 2023
LEMBARAN PENGESAHAN
Sulastri (2219091038)
Mengetahui,
Ketua Kelompok Dosen Pengampu
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini walaupun
secara sederhana,baik bentuknya maupun isinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Humaniora yang mungkin dapat
membantu teman -teman dalam mempelajari hal penting dalam pelajaran Humaniora.
Makalah ini dapat kami selesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Karena itu
pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan sasaran yang membangun demi sempurnanya
penelitian kami ini. Kami juga mengharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
A. Menjelaskan konflik dan interaksi sosial dalam pelayanan kesehatan
B. Mengetahui bidan sebagai change agent
C. Untuk mengetahui manjemen konflik individu dan sosial dalam pelayanan
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Deutsch ( 1969 ) didefinisikan sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang
timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang yang
terancam. Merupakan sebuah proses mengekspresikan ketidapuasan, ketidaksetujuan, atau
harapan yang tidak terealisasi antara dua orang atau lebih karena mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilainilai dan persepsi yang berbeda. Manajemen konflik merupakan
serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik.
Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak
luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.
Manajemen atau penatalaksanaan konflik dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:
Disiplin, Komunikasi, Pelatihan asertif, Tahap perkembangan wajar.
Teknik manajemen konflik :
Menetapkan tujuan
Memilih strategi
Menghindar
Akomodasi
Kompromi
Kompetisi
Kerja sama
a. Berkumpulnya beberapa orang mudah memicu terjadinya konflik, termasuk dalam
pelayanan keperawatan dan beresiko terhambatnya efektivitas kinerja.
b. Konflik dapat dicegah atau diatur dengan menerapkan disiplin, komunikasi efektif,
dan saling pengertian antara sesama rekan kerja.
c. Untuk mengembangkan alternatif solusi agar dapat mencapai satu kesepakatan dalam
pemecahan konflik, diperlukkan komitmen yang sungguh sungguh.
d. Diharapkan Manajer Perawat dapat memahami dan menggunakan keahliannya secara
khusus untuk mencegah dan mengatur konflik.
Berikut beberapa peran bidan sebagai agent of change dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak serta keluarga:
Menisbikan konflik dalam masyarakat tidaklah mungkin, oleh karena itu diperlukan
strategi transformasi dan manajemen konflik agar perubahan sosial dan konflik berjalan
secara terkendali, sehingga masyarakat bisa hidup secara sehat. Konflik harus dikelola, tidak
semata-mata agar konflik berdampak yang sekecil-kecilnya, tetapi yang lebih penting adalah
mengubah konflik ke arah suasana kedamaian lewat pemecahan konflik secara demokratis,
disertai dengan meniadakansumber-sumber konflik maupun pemberdayaan secara kultural
dan struktural. Dengan cara ini konflik bisa dikendalikan yang sekaligus berarti cita-cita
mewujudkan kedamaian yang berkelanggengan bisa diwujudkan. Pengelolaan konflik
sebagaimana dikemukakan Pruitt dan Rubin bisa ditempuh oleh pihak-pihak yang berkonflik,
yakni mengabaikan konflik, dan mengatasi konflik. Tindakan mengabaikan konflik bisa
berwujud menarik diri (withdrawing) yakni memilih meninggalkan situasi konflik secara fisik
dan psikologis, atau melakukan inaction, yakni diam tidak melakukan apa-apa. Dengan cara-
cara itu, konflik memang sementara dapat diatasi, namun karena sumber konflik masih ada
dan belum terpecahkan, yang kemungkinan akan terjadi lagi konflik susulan bahkan lebih
besar. Untuk itu, akar masalah harus dipecahkan dengan roblem solving yaitu masing-masing
yang berkonflik melibatkan beberapa usaha yang konsisten dan koheren untuk mengatasi
konflik.
3.1 KESIMPULAN
Terjadinya konflik dalam Pelayanan Kesehatan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat
dihindarkan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang-orang yang terlibat dalam organisasi
mempunyai karakter, tujuan, visi, maupun gaya yang berbeda-beda. Di sisi lain adanya saling
ketergantungan antara satu dengan yang lain yang menjadi karakter setiap organisasi. Konflik
yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat menguntungkan organisasi sebagai suatu
kesatuan. Dalam menata konflik dalam pelayanan Kesehtaan diperlukan keterbukaan,
kesabaran serta kesadaran semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan
konflik yang terjadi dalam pelayanan kesehatan.
3.2 SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar kami
bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami materi.
DAFTAR PUSTAKA
(Anjat astuti, ratih kumala dewi, ninik azizah, evita aurilia nardina, reni tri lestari, cahyaning
setyo hutomo, septerina purwandani wiranso, niken bayu, hanna sriyanti sarag, winarsih,
dyah noviawati setya arum, mina yumei santi), (2021), mutu pelayanan kebidanan standar,
indikator, dan penilaian, yayasan kita menulis
https://books.google.co.id/books?
id=FiQ5EAAAQBAJ&pg=PA205&dq=bidan+sebagai+change+agent&hl=id&newbks=1&ne
wbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjA0pLs78j9AhWeDbcAH
UftBUUQ6AF6BAgHEAM
https://scholar.archive.org/work/lsupn6numff6pigke3lcjyetai/access/wayback/https://
ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JNG/article/viewFile/191/182