Para pakar menyebut ilmu politik sebagai ratunya ilmu-ilmu sosial (the
queen of the social science) diantara ilmu-ilmu sosial kemasyrakatan. Hal
demikian, ada dua alasan yang bisa dikemukakan. Pertama, ilmu politik di
anggap dan diposisikan sebagai ilmu yang tertua. Kedua, ilmu politik
mengkaji masalah yang paling hakiki dalam kehidupan masyarakat
manusia. Misalnya saja, dalam kehidupan manusia, mulai awal sejarah
peradaban manusia sampai sekarang, tidak bisa dilepaskan dari upaya
perjuangan mempertahankan hidup (struggle for life), atau perjuangan
untuk meraih kekuasaan (struggle for power). Kedua gejala tersebut di
atas, merupakan gejala sosial yang dijadikan sebagai bagian dari objek
kajian ilmu politik. Dengan demikian, masuk akal jika ilmu politik
dikatakan sebagai ratunya ilmu di lingkungan ilmu sosial lainnya.
Dalam kasus tersebut, terdapat sejumlah konsep dasar yang erat kaitannya
dengan ilmu politik. Diantaranya, kekuasaan, kekerasan, paksaan,
hubungan antara rakyat dan pemerintah. Dan hal yang relevan
pembicaraannya dengan konteks ini adalah adanya relasi kepentingan atau
perbedaan kepentingan antara rakyat dan pemerintah. Si A memiliki
kepentingan untuk mempertahankan haknya (tanah dan rumah),
sedangkan si aparatur pemerintah memiliki kepentingan untuk
melancarkan program pembangunan yang dicanangkan oleh atasannya.
Hak yang melekat pada pelaku politik itulah itu yang merupakan kristal
dari kebutuhan, keinginan atau kepentingan seseorang. Dan ilmu politik,
tidak bisa dilepaskan dari masalah kepentingan tersebut di atas.
Dari contoh pendefinisian ilmu politik tersebut, terang sudah bagi kita
bahwa ilmu politik, adalah ilmu yang mempelajarai bentuk negara,
struktur organisasi kenegeraan, alat-alat negara atau perangkat
kenegaraan dalam menjalan roda pemerintahan guna mencapai tujuan
kenegaraan itu sendiri. dalam batasan tertentu, pada sisi inilah, definisi
ilmu politik bersinggungan erat dengan ilmu negara atau ilmu tata negara.
Perbedaan definisi ketiga ilmu tersebut adalah pada titik tekan kajian.
Ilmu negara, merupakan ilmu yang bersifat general dan abstrak di dalam
mempelajari sebuah negara, misalnya hakikat negara, tujuan negara dan
sejarah terbentuk negara. sedangkan ilmu tata negara, adalah ilmu negara
yang lebih spesifik, terfokus pada sebuah sistem ketatanegaraan sebuah
negara. Dalam ilmu tata negara ini, dipelajari sebuah susunan
keorganisasian. Sementara pada konteks aktivitas pelaksanaan fungsi
keorganisasian dari alat-alat negara itu, lebih banyak dikaji oleh politik.
Sehingga tidak menggerankan, jika Laski , pada bagian awal kajiannya di
buku “An Introduction to Politics’, mengkaji masalah negara.
Pandangan lain, yang sejalan dengan pemikiran ini, yaitu Roger F. Soltau
dalam bukunya Introduction to Politics menyatakan: ‘Political science is
the study of the state, its aims and purposes… the institutions by which
these are going to be realized, its relations with its individual members and
other states’. J. Barent mengungkapkan bahwa ilmu politik adalah ilmu
yang mempelajari kehidupan negara, yang merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat. Ilmu Politik mempelajari negara-negara itu
melaksanakan tugas-tugasnya’,
Dalam konteks ini, salah satu definisi dikemukakan oleh Delair Noer yang
mengatakan bahwa, secara definitif dikatakan bahwa ilmu politik
memusatkan perhatiannya pada masalah kekuasaaan dalam kehidupan
bersama atau masyarakat. Pemikiran ini sejalan dengan pandangan Iwa
Kusumasumantri, yang berpendapat bahwa ilmu politik ialah ilmu yang
memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu kearah usaha
penguasaan negara dan alat-alatnya atau untuk mempertahankan
kedudukan/penguasaannya atau negara dan alat-alatnya itu, dan/atau
untuk melaksanakan hubungan-hubungan tertentu dengan negara-negara
lain atau rakyatnya. Valkenburg (1968:5-9) dalam bukunya Inleiding tot
de Politicologie: Problemen van Maatschappij en Macht, mengemukakan
bahwa politik pada hakekatnya tiada lain merupakan pertarungan untuk
kekuasaan.
Ilmu politik adalah ‘ the science which is concerned with the state in its
conditions, in its essential nature, its various form or manifestation (and)
its development’. (Blunctshil, 1921.)
Ilmu politik adalah ‘is correctly designed the science of State” : Objectively
gathering and classifying fact about the State is the main purpose of the
branch of learning’. (Jacobsen and Lipman, ).
c.Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala kekuasaan. Salah satu
diantara tokoh yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok ini adalah :
Ilmu politik adalah, ‘the science of political power and political purpose in
their interaction and interdependence’ (Felctheim,).
Ilmu politik ditempatkan ‘ as one of the police science- that which study
indulgency and power as instruments of such integrations’ dan bahwa ‘
political science is concerned with power in general with all the form in
which is accurse’. (Klaswell dan Abraham Kaplan,).