Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KETENAGAKERJAAN

PERUBAHAN ATURAN TERHADAP TENAGA KERJA


ASING

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH HUKUM


KETENAGAKERJAAN

DISUSUN OLEH:

ANDREA LARASATI
E1A019246

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demi kemajuan perkembangan suatu negara atau perusahaan, terkadang dalam


prosesnya adanya kekosongan tenaga ahli yang berasal dari dalam negeri dalam proses
tersebut, khususnya negara berkembang yang sistem edukasi demi pemenuhan lapangan
kerja tersebut masih dalam perkembangan. Maka dari itu, demi mejalankan proses
infrastruktur negara yang baik dan tepat sesuai batas yang telah ditentukan, pemerintah
memperkerjakan tenaga ahli yang berasal dari luar yang sesuai dengan bidang yang masih
belum bisa diisi oleh tenaga ahli yang berasal dari negara mereka. Namun, dengan
diperbolehkannya tenaga asing dari luar, lapangan pekerjaan pun semakin sempit bagi
tenaga ahli atau pekerja dalam negeri dengan tidak adanya hukum yang membatasi
kontrak yang dilakukan perusahaan dengan tenaga asing. Terlepas dari semakin
sempitnya lapangan kerja, dengan dipekerjakannya tenaga ahli asing di suatu negara,
dibutuhkannya sebuah peraturan yang juga dapat mengatur dan melindungi para tenaga
ahli asing ketika mereka sedang bekerja di negara tersebut.

Pada tahun 2020, khususnya di tanggal 2 November 2020, Presiden Joko Widodo
telah meremiskan Undang-undang Cipta Kerja atau omnibus law. Omnibus law sendiri
merupakan sebuah UU yang dibuat untuk menyasar isu besar yang ada di suatu negara
dan omnibus law sendiri dimaksudkan untuk merampingkan regulasi dari segi jumlah dan
menyederhanakan peraturan agar lebih tepat sasaran. Hal tersebut tentunnya membuat
aturan mengenai tenaga kerja asing di dalam UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan ikut berubah. Ketentuan mengenai tenaga kerja asing yang berubah
karena adanya aturan baru ini tentunnya menimbulkan beberapa pro-kontra, banyak yang
mempertanyakan apakah dengan aturan yang dirubah tersebut akan membawa manfaat
yang baik atau tidak demi tenaga kerja dalam negeri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perubahan peraturan dan kebijakan setelah disahkannya UU Cipta Kerja
mengenai Tenaga Kerja Asing?
2. Apa saja keuntungan dan kelemahan bagi seluruh pihak yang bersangkutan yang
didapat mengenai Tenaga Kerja Asing dengan disahkannya UU Cipta Kerja?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan yang di dapat dan kebijakan yang ditaati
setelah disahkannya UU Cipta Kerja mengenai tenaga kerja asing.
2. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan yang didapat para pihak yang
bersangkutan mengenai tenaga kerja asing dengan disahkannya UU Cipta Kerja.
BAB II
ISI

2.1. Perubahan Peraturan Tenaga Kerja Asing

Tenaga kerja asing diatur di dalam Bab VIII UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan khususnya pada Pasal 42 hingga Pasal 49 diiringi dengan beberapa
peraturan pemerintah yang membantu jalannya undang-undang tersebut seperti
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.10 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang mencabut peraturan sebelumnya yaitu
Permenaker No.16 Tahun 2015 dan Permenaker No.35 Tahun 2015, Peraturan
Presiden No.20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, dan masih
banyak lagi peraturan yang mengatur mengenai tenaga kerja asing bedasarkan
perspektif yang berbeda.

Namun, dengan disahkannya UU Cipta Kerja pada bulan November tahun 2020,
terjadinya perubahan pada pasal yang mengatur mengenai tenaga kerja asing dan
dengan berubahnya beberapa pasal tersebut juga akan mempengaruhi aturan
pemerintah yang dikeluarkan untuk membantu mengenai tenaga kerja asing yang
sudah diatur dalam Pasal 42 hingga Pasal 49 UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.

Dalam Pasal 42 UU No.13 Tahun 2003, di ayat (1) dijelaskan bahwa tenaga kerja
asing diwajibkan memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat terkait dan dijelaskan
lebih lanjut lagi apa yang dimaksud dengan izin tertulis di dalam Peraturan Presiden
No.20 Tahun 2018 yang berupa vitas, rencana penggunaan TKA, dan izin
menggunakan TKA. Namun setelah disahkannya UU Cipta Kerja, ayat (1) diubah
sehingga tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Indonesia hanya perlu untuk
memiliki RPTKA atau Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Perubahan juga terjadi dalam Pasal 42 ayat (3) dimana pada UU No.13 Tahun
2003 bahwa izin tertulis tidak berlaku bagi perwakilan negara asing yang
mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler.
Peraturan tersebut dalam UU Cipta Kerja pun diperluas menjadi bukan hanya pegawai
diplomatik dan konsuler saja yang dipermudah tetapi bagi posisi seperti direksi,
komisaris, atau pemegang saham asing juga dipermudah perizinannya bedasarkan UU
Cipta Kerja.

Dalam UU Cipta Kerja, beberapa Pasal seperti Pasal 43 mengenai keterangan


RPTKA, Pasal 44 mengenai ketentuan jabatan dan standar kompetensi, Pasal 48
mengenai pemulangan tenaga kerja asing, dan Pasal 46 mengenai pelarangan tenaga
kerja asing menduduki jabatan personalia dihapus. Pasal 45 UU No.13 Tahun 2003
mengalami perubahan pada UU Cipta Kerja yaitu penambahan point (c) pada Pasal 45
ayat (1) dengan bunyi “memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah
hubungan kerjanya berakhir”.

Selain dengan beberapa Pasal yang membahas mengenai Tenaga Kerja Asing dari
UU No.13 Tahun 2003 adanya Peraturan Pemerintah yang membantu berjalannya UU
No.13 Tahun 2003 dan tidak dapat disingkirkan bahwa dengan berubahnya
pengaturan mengenai Tenaga Kerja Asing maka akan berubah juga peraturan dibawah
UU yang mengaturnya. Pemerintah kini tengah menyiapkan RPP untuk membantu
UU Cipta Kerja sehubung dengan keluarnya UU baru mengenai ketenagakerjaan
termasuk menganai Tenaga Kerja Asing yaitu UU Cipta Kerja. Dalam UU Cipta
Kerja, adanya beberapa hal menganai Tenaga Kerja Asing yang dilimpahkan
pembahasannya kedalam Peraturan Pemerintah dari mulai penggunanaan tenaga kerja
asing, jabatan dan waktu bagi tenaga kerja sing yang bekerja di Indonesia, dan
kompensasi yang didapatkan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.

Mengenai pengesahan dan penggunaan tenaga kerja asing sebelumnya diatur di


dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.10 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
Penggunaan dan Peraturan Presiden No.20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Asing. Pengesahan Tenaga Kerja Asing diatur di dalam Bab III Kemnaker
No.10 Tahun 2018 khususnya di Pasal 10 ayat (1) sebelumnya hanya mengecualikan
tenaga kerja asing yang tidak harus memiliki RPTKA adalah instansi pemerintah,
perwakilan negara asing, badan internasional atau tenaga kerja asing yang bekerja
sebagai anggota direksi atau anggota dewan komisaris dengan kepemilikan saham.
Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, RPP turunan UU Cipta Kerja mengenai
pengesahan tenaga kerja asing tentunya akan berubah sesuai dengan UU Cipta Kerja,
dimana pengecualian kepemilikan RPTKA diperluas dengan penambahan tenaga
kerja asing yang memiliki start up, vokasi, kunjungan bisnis, dan penelitian. RPP
mengenai Tenaga Kerja Aing selain mebahas perizinan menganai Tenaga Kerja Asing
juga membhas mengenai dana kompensasi penggunaaan Tenaga Kerja Asing atau
DKPTKA, peneribtan vitas untuk bekerja, dan kewajiban bagi yang memberi
pekerjaan kepada Tenaga Kerja Asing seperti pelaporan, pembinaan, pengawasan, dan
sanksi administratif bagi Tenaga Kerja Asing.

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Dari Perubahan Aturan Mengenai Tenaga Kerja
Asing

Dapat dilihat perbandingan dari UU No.13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan dengan UU Cipta Kerja adanya beberapa pasal yang diubah atau
diperluas yang menimbulkan dilema bagi para tenaga kerja Indonesia. Dalam Pasal 42
UU No.13 Tahun 2003 dapat dilihat dengan diperluasnya ayat (2) kemungkinan untuk
investor, pemegang saham dari luar mejadi lebih besar. Di satu sisi, dengan adanya
penanaman modal dari invenstor asing dapat dilihat hal yang paling nyata dari
masuknya investasi asing adalah meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.
Selain itu, menciptakan hubungan yang lebih stabil dalam lingkup perekenomian dua
negara. Namun, di sisi lainnya bagi investor dalam negeri apalagi bagi mereka yang
baru saja memulai, persaingan mereka dalam pasar modal menjadi jauh lebih rumit
dan sulit.

Kelebihan dan kekurangan dari UU Cipta Kerja dapat dirasakan secara


bersamaan, selain dari Pasal 42 ayat (2), perizinan yang dipermudahkan dan beberapa
pasal yang dihilangkan tentunnya memiliki resiko yang akan berdampak kepada
tenaga kerja Indonesia, seperti dengan perizinan tenaga kerja asing yang dipermudah
akan semakin menyulitkan tenaga kerja Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan
karena dengan dipermudahnya perizinan, kemungkinan perusahaan untuk lebih
memilih mempekerjakan tenaga kerja asing lebih besar dibandingkan dengan
sebelumnya dikarenakan dengan pengalaman dan kemajuan pendidikan tenaga kerja
asing yang jauh lebih banyak di dapat dibandingkan dengan kebanyakan tenaga kerja
Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada tahun 2020, Presiden Indonesia Joko Widodo resmi meresmikan


Omnibus Law atau UU Cipta Kerja, salah satu peraturan yang dibahas dan diubah
dalam UU Cipta Kerja adalah aturan mengenai tenaga kerja asing yang diatur pada
Pasal 42 hingga Pasal 49 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Dalam
Pasal 42 terjadi perubahan pada ayat (1),(2),dan (3), perizinan tenaga kerja asing
dipermudahkan dalam UU Cipta Kerja dan kemungkinan untuk investor asing masuk
menjadi lebih mudah dengan diperluasnya Pasal 42 ayat (2). Adanya beberapa pasal
dalam UU No.13 Tahun 2003 yang dihapus pada UU Cipta Kerja seperti pada Pasal
46, Pasal 44, dan Pasal 48. Berubahnya atau bergantinnya UU juga mengakibatkan
peraturan dibawah UU tersebut mengalami perubahan. Pemerintah kini telah
merancang RPP mengenai beberapa amanat yang datang dari UU Cipta Kerja, salah
satunya adalah mengenai Tenaga Kerja Asing yang di dalam RPP mengalami
beberapa penyesuaian sesuai dengan perubahan yang dialami di UU Cipta Kerja.

Dengan adanya perubahan dan dihapusnya beberapa pasal tersebut tentunnya


mengakibatkan adanya keuntungan dan kelebihan dengan perubahan tersebut. Dengan
dimudahkannya perizinan tenaga kerja asing, perusahaan tentunnya dapat memiliki
kualitas yang lebih baik dengan terisinya beberapa bidang yang memang belum bisa
dikuasai oleh tenaga kerja Indonesia namun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan
semakin mudahnya perizinan bagi tenaga kerja asing akan semakin mempersempit
lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia dengan beberapa perusahaan yang banyak
lebih memilih untuk memperkerjakan tenaga kerja asing dikarenakan kebanyakan dari
mereka yang mempunyai kualitas lebih bagus dibandingkan dengan tenaga kerja
Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

https://www.easybiz.id/pengurusan-izin-tenaga-kerja-asing-di-2019/
https://jdih.kemnaker.go.id/penggunaan-tenaga-kerja-asing.html
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16657&menu=2
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/03/08003731/uu-cipta-kerja-permudah-tenaga-
kerja-asing-bekerja-di-ri-ini-perubahannya?page=all
https://bphn.go.id/data/documents/
penelitian_terhadap_permasalahan_hukum_tenaga_kerja_asing_di_indonesia.pdf
https://ngada.org/uu13-2003pjl.htm
https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/penanaman-modal-asing-di-
indonesia#:~:text=Ada%20banyak%20manfaat%20yang%20bisa,masuknya%20investasi
%20asing%20ke%20Indonesia.&text=Manfaat%20yang%20paling%20nyata
%20dari,dalam%20lingkup%20perekenomian%20dua%20negara.

Anda mungkin juga menyukai