Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN UTS

HUKUM KELEMBAGANEGARAAN

 Pengertian

 Secara definitif alat-alat kelengkapan negara atau lazim disebut dengan


lembaga negara adalah institusi yang dibentuk guna melaksanakan fungsi
negara.
 Alat kelengkapan negara menurut teori klasik adalah Trias Politica

 Penafsiran

 Penafsiran luas
 Mencakup semua lembaga yang nama dan kewenangannya disebut di
UUD

 Penafsiran moderat
 Hanya membatasi pada apa yang dulu dikenal sebagai lembaga
tertinggi dan tinggi negara

 Penafsiran sempit
 Hanya menunujuk secara implisit pada keterangan Pasal 67 UU MK

 Lembaga negara utama (main state organ)


 Mengacu pada paham trias politika (MPR, DPR, DPD, Presiden, MA,
MK)

 Lembaga negara bantu (anxialiary state’s organ)

 Dalam penafsiran MK
 “lembaga negara” ditunjuk-kan untuk lembaga yang dibiyaia APBN dan
terbebad dari kekuasaan manapun
 “lembaga negara” tidak boleh melaksanakan secara sekaligus fungsi
legislatifm eksekutif, dan yustisi.

 Teori organ

 Negara merupakan suatu organisme yang mempunyai alat perlengkapan


dengan fungsi sendiri dan saling berganting satu sama lain
 Jellinek = Rakyat adalah organ primer tapi tidak bisa mengatakan
kehendaknya tanpa organ sekunder

 4 tipe hubungan (Gilbert Abcarian)

 Si wakil bertindak sebagai wali


 Bebas bertindak mengambil keputusan tanpa adanya konsultasi
terlebih dahulu

 Si wakil bertindak sebagai utusan


 Selalu mengikuti intruksi dari yang diwakili

 Si wakil bertindak sebagai “politico”


 Terkadang bertindak sebagai wali terkadang bertindak sebagai utusan

 Si wakil bertindak sebagai “partisan”


 Bergerak sesuai keinginan partai.

 Sifat perwakilan

 Political Representation
 Seorang duduk di lembaga perwakilan bedasarkan pemilihan
 Kelemahan: Biasanya yang terpilih adalah orang populer bukan
bedasarkan kapabilitasnya dalam bidang teknis pemerintahan
 Perwakilan Fungsional
 Anggota yang diangkat bedasarkan fungsi atau kehalian orang tersebut

 Fungsi lembaga perwakilan

 3 fungsi utama:
 Fungsi legislasi (legislative of law making fuction)
 Fungsi kontrol
 Fungsi perwakilan

 Bintan saragih
 Fungsi perundang-undangan
 Fungsi pengawasan
 Fungsi sarana pendidikan politik

 Fungsi lembaga perwakilan


 Fungsi legislasi
 Fungsi controlling
 Fungsi budgeting

 MPR

 Kedudukan

 Merupakan lembaga negara yang ter-tinggi dan pemegang kedaulatan


rakyat.
 UUD 1945, karena sebgai perwakilan rakyat, kekuasaan-nya tidak
terbatas.

 Fungsi
 Menetapkan UUD dan GBHN (Pasal 3 UUD 1945)
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 UUD 1945)
 Wewenang

 Menarik mandat dan memberhentikan seorang Presiden dalam masa


jabatannya jika menurut penilaian Majelis Presiden telah melanggar
UUD dan haluan negara
 Wewenang untuk menetapkan Wakil Presiden sebagai pengganti
Presiden dalam hal Presiden mangkat atau tidak dapat melakukan
kewajibannya (Pasal 8)
 Mengawasi pelaksanaan GBHN dengan DPR sebagai pelaksanaannya
 Menilai dan meminta pertanggung jawaban pelaksanaan GBHN
 Memberi penjelasan interpretatif mengenai makna dari pasal=pasal
UUD serta wewenang untuk mengadakan perubahan terhadap pasal-
pasal UUD

 Gagasan reformarsi

 Gagasan pemilihan Presiden secara langsung


 Gagasan pembentukan DPD yang akan melengkapi keberadaan DPR

 Alat kelengkapan MPR


 Pimpinan majelis
 Panitia Ad Hoc majelis

 Anggota MPR berhak:


 Mengajukan usul pengubahan pasal UUD 1945
 Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
 Memilih dan dpilih
 Membela diri
 Imunitas
 Protokoler
 Keuangan dan administratif

 Anggota MPR berkewajiban:


 Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
 Melaksanakan UUD 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan
 Memasyarakatkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika
 Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga
keutuhan NKRI
 Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan
 Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah

 Tugas dan wewenang

 Mengubah dan menetapkan UUD 1945


 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden hasil pemilu
 Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah adanya putusan MK
 Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
 Memilih wakil Presiden dari 2 calon yang diusulkan oleh Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduannya mangkat

 Pasal 57

 Anggota MPR mempunyai hak imunitas


 Anggota MPR tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena
pernyataan, pertanyaan, dan.atau pendapat yang dikemukakannya baik
secara lisan maupun tulis di dalam sidang atau rapat MPR ataupun
diluar sidang atau rapat MPR yang berkaitan dengan tugas dan
wewenang MPR
 Anggota MPR tidak dapat diganti antar waktu
 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam
hal anggota yang bersangkutan mengumumkan materi yang tekah
disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

 DPD

 Berhentinya anggota DPD

 Berhenti antar waktu karena:


o Meninggal dunia
o Mengundurkan diri atas permintaan sendiri

 Anggota DPD diberhentikan karena:


o Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagai anggota DPD
o Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota DPD
o Dinyatakan melanggar sumpah, kode etik DPD, dan/atau tidak
melaksanakan kewajiban sebagai anggota
o Melanggar ketentuan larangan rangkap jabatan
o Dinyatakan bersalah bedasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melanggar tindak
pidana dengan pidana serendahnya 5 tahun penjara

 Hak DPD
 Mengajukan RUU kepada DPR
 Ikut membahas RUU

 Hak anggota DPD


 Menyampaikan usul dan pendapat
 Memilih dan dipilih
 Membela diri
 Imunitas
 Protokoler
 Keuangan dan administratif

 Alat kelengkapan DPD


 Pimpinan
 Panitia musyawarah
 Panitia kerja
 Panitia perancang UU
 Panitia urusan rumah tangga
 Badan kehormatan
 Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat
paripurna

 Wewenang dan tugas

 Mengajukan rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah,


hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan SDE
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah kepada DPR
 Ikut membahas rancangan UU yang berkaitan dengan hal sebagaiman
dimaksud dalam huruf a
 Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah UU yang
berasal dari DPR atau Presiden yang berkaitan dengan No.1
 Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN,
pajak, pendidikan, dan agama
 Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi
daerah
 Menyampaikan hasil pengawasan
 Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan dari BPK
 Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK
 Menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan otonomi
daerah
 Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perda

 DPR

 Pasal 20
 DPR memgang kekuasaan membentuk UU
 Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama
 Jika RUU itu tidak mendapat persetujuan bersama RUU itu tidak boleh
diajukan lagi dalam persidangan DPR pada masa itu
 Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk
mnejadi UU
 Dalam hal RUU yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu 30 hari, RUU sah menjadi UU

 Fungsi legsilasi (Prof. Jimly)


 Prakarsa pembuatan UU
 Pembahasan UU
 Persetujuan atau pengesahan RUU
 Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifaksi atas perjanjian atau
persetujuan internasional yang mengikat lainnya

 Pasal 20A

 Alat kelengkapan DPR

 Pimpinan
 Badan musyawarah
 Komisi
 Badan legislasi
 Badan anggaran
 Badan akuntabilitas keuangan negara
 Badan ker sama antar parlemen
 MKD
 Badan urusan rumah tangga
 Panitia khusus
 Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat
paripurna

 Komisi
 Mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan
RUU yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya

Anda mungkin juga menyukai