UU KETENEGAKERJAAN NO.13 UU CIPTA KERJA PERPU NO.2 TAHUN 2022
Pasal 79: Pasal 79: Pasal 79:
(1) Pengusaha wajib memberi (1) Pengusaha wajib memberi: a- (1) Pengusaha wajib memberi: a- waktu istirahaat dan cuti kepada waktu istirahat; dan b. cuti. waktu istirahat; dan b. cuti. (2) pekerja/buruh. (2)Waktu istirahat sebagaimana Waktu istirahat sebagaimana (2) Waktu istirahat dan cuti dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagaimana dimaksud dalam wajib diberikan kepada wajib diberikan kepada ayat (1), meliputi : Pekerja/Buruh paling sedikit pekerja/buruh paling sedikit a. istirahat antara jam kerja, meliputi: meliputi: sekurang-kurangnya setengah a.istirahat antara jam kerja, paling a. istirahat antara jam kerja, jam setelah bekerja selama 4 sedikit setengah jam setelah bekerja paling sedikit setengah jam (empat) jam terus menerus dan selama 4 (empat) jam terus- setelah bekerja selama 4 (empat) waktu istirahaata tersebut tidak menerus, dan waktu istirahat jam terus menerus, dan waktu termasuk jam kerja; tersebut tidak termasuk jam kerja; istirahat tersebut tidak termasuk b. istirahat mingguan 1 (satu) dan jam kerja; dan hari untuk 6 (enam) hari kerja b. istirahat mingguan I (satu) hari b. istirahat mingguan 1 (satu) hari dalam 1 (satu) minggu atau 2 untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (dua) hari untuk 5 (lima) hari (satu) minggu. (satu) minggu. (3) Cuti kerja dalam 1 (satu) minggu. (3) Cuti sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat c. cuti tahunan, sekurang- pada ayat (1) huruf b yang wajib (1) huruf b yang wajib diberikan kurangnya 12 (dua belas) hari diberikan kepada Pekerja/Buruh, kepada pekerja/buruh, yaitu cuti kerja setelah pekerja/buruh yang yaitu cuti tahunan, paling sedikit 12 tahunan, paling sedikit 12 (dua bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) hari kerja setelah belas) hari kerja setelah (dua belas) bulan secara terus Pekerja/Buruh yang bersangkutan pekerja/buruh yang bersangkutan menerus; dan d. istirahat panjang bekerja selama 12 (dua belas) bulan bekerja selama 12 (dua belas) sekurang-kurangnya 2 (dua) secara terus menerus. bulan secara terus menerus. bulan dan dilaksanakan pada (4) Pelaksanaan cuti tahunan (4) Pelaksanaan cuti tahunan tahun ketujuh dan kedelapan sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat masing-masing 1 (satu) bulan (3) diatur dalam Perjanjian (3) diatur dalam perjanjian kerja, bagi pekerja/buruh yang telah Kerja, Peraturan Perusahaan, atau peraturan perusahaan, atau bekerja selama 6 (enam) tahun Perjanjian Kerja Bersama. perjanjian kerja bersama. secara terus-menerus pada (5) Selain waktu istirahat dan cuti perusahaan yang sama dengan sebagaimana dimaksud pada ayat ketentuan pekerja/buruh tersebut (1), ayat (2)l, dan ayat (3), tidak berhak lagi atas istirahata perusahaan tertentu dapat tahunannya dalam 2 (dua) tahun memberikan istirahat panjang berjalan dan selanjutnya berlaku yang diatur dalam perjanjian untuk setiap kelipanan masa kerja, peraturan perusahaan, atau kerja 6 (enam) tahun. perjanjian kerja bersama. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 92 : Pasal 92: Pasal 92: (1) Pengusaha menyusun struktur (l) Pengusaha wajib menyusun (1) Pengusaha wajib menyusun dan skala upah dengan struktur dan skala Upah di struktur dan skala upah di memperhatikan golongan, Perusahaan dengan memperhatikan perusahaan dengan jabatan, masa kerja, pendidikan kemampuan Perusahaan dan memperhatikan kemampuan dan kompetensi. produktivitas. (2)Struktur dan skala perusahaan dan produktivitas. (2) Pengusaha melakukan Upah digunakan sebagai pedoman (2) Struktur dan skala upah meninjauan upah secara berkala Pengusaha dalam menetapkan digunakan sebagai pedoman dengan memperhatikan Upah bagi Pekerja/Buruh yang pengusaha dalam menetapkan kemampuan perusahaan dan memiliki masa kerja 1 (satu) tahun upah. produktivitas. atau lebih. (3) Ketentuan lebih lanjut (3) Ketentuan mengenai struktur (3)Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan skala upah dan skala upah sebagaimana mengenai struktur dan skala Upah diatur dalam Peraturan dimaksud dalam ayat (1) diatur diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pemerintah. dengan Keputusan Menteri. Pasal 57: Pasal 57: Pasal 57: (1) Perjanjian kerja untuk waktu (1) Perjanjian kerja waktu tertentu (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tertulis dibuat secara tertulis serta harus tertentu dibuat secara tertulis serta serta harus menggunakan bahasa menggunakan bahasa Indonesia dan harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin. huruf latin. Indonesia dan huruf latin. (2) Perjanjian kerja untuk waktu (2) Dalam hal perjanjian kerja (2) Dalam hal perjanjian kerja tertentu yang dibuat tidak tertulis waktu tertentu dibuat dalam bahasa waktu tertentu dibuat dalam bertentangan dengan ketentuan Indonesia dan bahasa asing, apabila bahasa Indonesia dan bahasa sebagaimana dimaksud dalam kemudian terdapat perbedaan asing, apabila kemudian terdapat ayat (1) dinyatakan sebagai penafsiran antara keduanya, yang perbedaan penafsiran antara perjanjian kerja untuk waktu berlaku perjanjian kerja waktu keduanya, yang berlaku perjanjian tisak tertentu. (3) Dalam hal tertentu yang dibuat dalam bahasa kerja waktu tertentu yang dibuat perjanjian kerja dibuat dalam Indonesia. dalam bahasa Indonesia bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila kemudahan terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, maka yang berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Pasal 58: Pasal 58: Pasal 58: (1) Perjanjian kerja untuk waktu (1) Perjanjian kerja waktu tertentu (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat tidak dapat mensyaratkan adanya tertentu tidak dapat mensyaratkan mensyaratkan adanya masa masa percobaan kerja. adanya masa percobaan kerja. (2) percobaan kerja. (2) Dalam hal disyaratkan masa Dalam hal disyaratkan masa (2) Dalam hal diisyaratkan masa percobaan kerja sebagaimana percobaan kerja sebagaimana percobaan kerja dalam perjanjian dimaksud pada ayat (1), masa dimaksud pada ayat (1), masa kerja sebagaimana dimaksud percobaan kerja yang disyaratkan percobaan kerja yang disyaratkan dalam ayat (1), masa percobaan tersebut batal demi hukum dan tersebut batal demi hukum dan kerja yang diisyaratkan batal masa kerja tetap dihitung. masa kerja tetap dihitung. demi hukum. Pasal 13: Pasal 13: Pasal 13: (1) Pelatihan kerja (1) Pelatihan Kerja diselenggarakan (1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga oleh: a. lembaga Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh: a. lembaga pelatihan kerja pemerintah pemerintah; pelatihan kerja pemerintah; dan/atau lembaga pelatihan kerja b. lembaga Pelatihan Kerja swasta; b. lembaga pelatihan kerja swasta (2) Pelatihan kerja dapat atau swasta; atau diselenggarakan di tempat c. lembaga Pelatihan Kerja c. lembaga pelatihan kerja pelatihan atau tempat kerja. Perusahaan. perusahaan. (3) Lembaga pelatihan kerja (2) Pelatihan Kerja dapat (2) Pelatihan kerja dapat pemerintah sebagaimana diselenggarakan di tempat pelatihan diselenggarakan di tempat dimaksud dalam ayat (1) dalam atau tempat kerja. pelatihan atau tempat kerja. menyelenggarakan pelatihan (3) kmbaga Pelatihan Kerja (3) Lembaga pelatihan kerja kerja dapat bekerja sama dengan pemerintah sebagaimana dimaksud pemerintah sebagaimana swasta. pada ayat (1) huruf a dalam dimaksud pada ayat (1) huruf a menyelenggarakan Pelatihan Kerja dalam menyelenggarakan dapat bekerja sama dengan swasta. pelatihan kerja dapat bekerja sama (41 Lembaga Pelatihan Kerja dengan swasta. (41 Lembaga pemerintah sebagaimana dimaksud pelatihan kerja pemerintah pada ayat (1) huruf a dan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat Pelatihan Kerja Perusahaan (1) huruf a dan lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat kerja perusahaan sebagaimana (1) huruf c mendaftarkan dimaksud pada ayat (1) huruf c kegiatannya kepada instansi yang mendaftarkan kegiatannya kepada bertanggung jawab di bidang instansi yang bertanggung jawab Ketenagakerjaan di kabupaten/kota. di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/ kota. Pasal 14: Pasal 14: Pasal 14: (1) Lembaga pelatihan kerja (1) Lembaga Pelatihan Keda swasta (1) Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal swasta sebagaimana dimaksud hukum Indonesia atau 13 ayat (l) huruf b wajib memenuhi dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b perorangan. Peizinar, Berusaha yang diterbitkan wajib memenuhi Pertzinan (2) Lembaga pelatihan kerja oleh Pemerintah Daerah kabupaten/ Berusaha yang diterbitkan oleh swasta sebagaimana dimaksud kota Pemerintah Daerah dalam ayat (1) wajib (2) Bagi lembaga Pelatihan Kerja kabupaten/kota. memperoleh izin atau mendaftar swasta yang terdapat penyertaan (2) Bagi lembaga pelatihan kerja ke instansi yang bertanggung modal asing, Perizinan Berusaha swasta yang terdapat penyertaan jawab dibidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat modal asing, Perizinan Berusaha di kabupaten/kota. (1) diterbitkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Lembaga pelatihan kerja Pusat. (1) diterbitkan oleh Pemerintah yang diselenggarakan oleh (3) Perizinan Berusaha Pusat. instansi pemerintah sebagaimana dimalsud pada ayat (3) Perizinan Berusaha mendaftarkan kegiatannya (1) dan ayat (2) harus memenuhi sebagaimana dimaksud pada ayat kepada instansi yang norna, standar, prosedur, dan (1) dan ayat (2) harus memenuhi bertanggung jawab di bidang kriteria yang ditetapkan oleh norma, standar, prosedur, dan ketenagakerjaan di Pemerintah Pusat. kriteria yang ditetapkan oleh kabupaten/kota. Pemerintah Pusat. (4) Ketentuan mengenai tata cara perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri. Pasal 78: Pasal 78: Pasal 78: (1) Setiap pengusaha wajib (1) Setiap Pengusaha wajib (1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu melaksanakan ketentuan waktu melaksanakan ketentuan waktu kerja. kerja. kerja. (2) Waktu kerja sebagaimana (2) Waktu kerja sebagaimana (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimaksud pada ayat (1) meliputi: dimaksud pada ayat (1) meliputi: meliputi : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan (empat puluh) jam 1 (satu) minggu 40 (empat puluh) jam 1 (satu) 40 (empat puluh) jam 1 (satu) untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 minggu untuk 6 (enam) hari kerja minggu untuk 6 (enam) hari (satu) minggu; atau dalam 1 (satu) minggu; atau kerja dalam 1 (satu) minggu; b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam 1 (satu) dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) b. 8 (delapan) jan 1 (satu) hari minggu untuk 5 (lima) hari kerja minggu untuk 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jan 1 (satu) dalam 1 (satu) minggu. dalam 1 (satu) minggu. minggu untuk 5 (lima) hari kerja (3) Ketentuan waktu kerja (3) Ketentuan waktu kerja dalam 1 (satu) minggu. sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Ketentuan waktu kerja (2) tidak berlaku bagi sektor usaha (2)tidak berlaku bagi sektor usaha sebagaimana dimaksud dalam atau pekerjaan tertentu. (4) atau pekerjaan tertentu. ayat (2) tidak berlaku bagi sektor Pelaksanaan jam kerja bagi (4)Pelaksanaan jam kerja bagi usaha atau pekerjaan tertentu. (4) Pekerja/Buruh di Perusahaan diatur pekerja/buruh di perusahaan Ketentuan mengenai waktu kerja dalam Perjanjian Kerja, Peraturan diatur dalam perjanjian kerja, pada sektor usaha atau pekerjaan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja peraturan perusahaan, atau tertentu sebaimana dimaksud Bersama. perjanjian kerja bersama. dalam ayaat (3) diatur dengan (5) Ketentuan lebih lanjut (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Keputusan Menteri. mengenai waktu kerja pada sektor waktu kerja pada sektor usaha atau usaha atau pekerjaan tertentu pekerjaan tertentu sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (3) diatur dalam (3) diatur dalam Peraturan Peraturan Pemerintah. Pemerintah. Pasal 94: Pasal 94: Pasal 94: Dalam hal komponen upah Dalam hal komponen Upah terdiri Dalam hal komponen upah terdiri terdiri dari upah pokok dan atas Upah pokok dan tunjangan atas upah pokok dan tunjangan tunjangan tetap muka besarnya tetap, besarnya Upah pokok paling tetap, besarnya upah pokok paling upah pokok sedikit-dikitnya 75% sedikit 75% (tujuh puluh lima sedikit 75% (tujuh puluh lima (tujuh puluh lima perseratus) dari persen) dari jumlah Upah pokok persen) dari jumlah upah pokok jumlah upah pokok dan dan tunjangan tetap. dan tunjangan tetap. tunjangan tetap. Pasal 95: Pasal 95: Pasal 95: (1) Pelanggaran yang dilakukan (1) Dalam hal Perusahaan (1)Dalam hal perusahaan oleh pekerja/buruh karena dinyatakan pailit atau dilikuidasi dinyatakan pailit atau dilikuidasi kesenjangan atau kelalaiannya berdasarkan ketentuan peraturan berdasarkan ketentuan peraturan dapat dikenakan denda. perundang-undangan, Upah dan perundang-undangan, upah dan (2) Pengusaha yang karena hak lainnya yang belum diterima hak lainnya yang belum diterima kesengajaan atau kelalaiannya oleh Pekerja/ Buruh merupakan oleh pekerja/buruh merupakan mengakibatkan keterlambatan utang yang didahulukan utang yang didahulukan penbayaran upah, dikenakan pembayarannya. pembayarannya. denda sesuai dengan persentase (2) Upah Pekerja/Buruh (2) Upah pekerja/buruh tertentu dari upah pekerja/buruh. sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pemerintah mengatur (1) didahulukan pembayarannya (1) didahulukan pembayarannya pengenaan denda kepada sebelum pembayaran kepada semua sebelum pembayaran kepada pengusaha dan/atau kreditur. (3) Hak lainnya dari semua kreditur. Hak lainnya dari pekerja/buruh, dalam Pekerja/ Buruh sebagaimana pekerja/buruh sebagaimana pembayaran upah. dimaksud pada ayat (1) dimaksud pada ayat (1) (4) Dalam hal perusahaan didahulukan pembayarannya atas didahulukan pembayarannya atas dinyatakan pailit atau dilikuidasi semua kreditur kecuali para semua kreditur kecuali para berdasarkan peraturan kreditur pemegang hak jaminan kreditur pemegang hak jaminan perundang-undangan yang kebendaan. kebendaan berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Pasal 151 A : Pasal 151 A : Pemberitahuan sebagaimana Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2) dimaksud dalam Pasal 151 ayat tidak perlu dilakukan oleh (2) tidak perlu dilakukan oleh Pengusaha dalam hal: a. pengusaha dalam hal: a. Pekerja/Buruh mengundurkan diri pekerja/buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri; b. atas kemauan sendiri; b. Pekerja/Buruh dan Pengusaha pekerja/buruh dan pengusaha berakhir Hubungan Kerjanya sesuai berakhir hubungan kerjanya dengan perjanjian kerja waktu sesuai dengan perjanjian kerja tertentu; waktu tertentu; c. Pekerja/Buruh mencapai usia c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan Perjanjian pensiun sesuai dengan perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau kerja, peraturan perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama; atau perjanjian kerja bersama; atau d. Pekerja/Buruh meninggal dunia. d. pekerja/buruh meninggal dunia. Pasal 43: Pasal 43 dihapus Pasal 43 dihapus (1) Pemberi kerja yang menggunakan tenaga kerja asing harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Menteri atau pejaba yang ditunjuk. (2) Rencana penggunaan tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat keterangan : a. alasan penggunaan tenaga kerja asing; b. jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing dalam struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan; c. jangka waktu penggunaan tenaga kerja asing; dan d. penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi instansi pemerintah, badan-badan internasional dan perwakilan negara asing. (4) Ketentuan mengenai tata cara pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing diatur dengan Keputusan Menteri.