Anda di halaman 1dari 12

Kajian Waktu Kerja dan

Upah Kerja Lembur /


Insentif Kelebihan Jam
Kerja (KJK)

[UU No. 13 Tahun 2013 dan Kep.102/Men/VI/2004


serta KP 287 Tahun 2015]

Bidang Penelitian dan Pengembangan


DPP SKYNAV
DAFTAR ISI
1. Acuan Dasar ........................................................................................................................ 2
1.1. Ketentuan Waktu Kerja dan Lembur Sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan .......................................................................................2
1.2. Kewajiban Pembayaran Upah Kerja Lembur Sesuai Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ............................................................................3
1.3. Aturan Turunan (Petunjuk Teknis dari Perundang-undangan) ...................................3
1.4. Tambahan Aturan Sektor Transportasi Udara ...............................................................3
2. Mekanisme Perhitungan Upah Lembur Berdasarkan pada Kep.102/Men/VI/2004 dan
KP 287 Tahun 2015 ............................................................................................................. 3
2.1. Aturan Main Sesuai Kep.102/Men/VI/2004..................................................................3
2.2. Aturan Main Sesuai KP. 287 Tahun 2015 .....................................................................4
2.3. Teknis Perhitungan Dengan Menggabungkan Konsep Dalam
Kep.102/Men/VI/2004 dan KP. 287 Tahun 2015 .........................................................6
2.4. Simulasi Perhitungan Tenaga Non-Pemandu Lalu Lintas Udara ...............................7
2.5. Simulasi Perhitungan Tenaga Pemandu Lalu Lintas Udara ........................................9
2.5.1. Skenario 1 Perhitungan dengan Upah 100% (Gaji Pokok+Tunjangan
Tetap) ......................................................................................................... 9
2.5.2. Skenario 2 Perhitungan dengan Upah 75% (Gaji Pokok+Tunjangan
Tetap+Tunjangan Tidak Tetap) ............................................................... 10
2.6. Ketentuan lain ................................................................................................................. 11
2.7. Kesimpulan ..................................................................................................................... 11

Hal | 1
1. Acuan Dasar

1.1. Ketentuan Waktu Kerja dan Lembur Sesuai Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan

a) Pasal 77 ayat (1) dan (2) diatur bahwa waktu kerja meliputi:
Ayat 1: “Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.”
Ayat 2: “Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.”

Berdasarkan ketentuan ini, maka waktu kerja yang dianut di Indonesia


menggunakan 2 (dua) sistem waktu kerja. Akan tetapi dalam praktiknya, waktu
kerja sehari biasanya ditambahkan dengan waktu istirahat sehingga kemudian
waktu kerja yang 7 (tujuh) jam menjadi 8 (delapan) jam atau untuk waktu kerja
yang 8 (delapan) jam menjadi 9 (sembilan) jam, tergantung berapa lama waktu
istirahat yang diberikan.

b) Pasal 78 ayat (1) diatur bahwa Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh


melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus
memenuhi syarat:
 ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan
 waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga)
jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
minggu.

c) Pasal 79 ayat (2) huruf (a) dikatakan dan diatur bahwa istirahat antara jam kerja,
sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus
menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;

d) Pasal 85 ayat (2) dikatakan dan diatur bahwa Pengusaha dapat mempekerjakan
pekerja/buruh untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus-menerus atau
pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh dengan
pengusaha.

Hal | 2
1.2. Kewajiban Pembayaran Upah Kerja Lembur Sesuai Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
a) Pasal 78 ayat (2) diatur bahwa Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar
upah kerja lembur.
b) Pasal 85 ayat (3) dikatakan dan diatur bahwa Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) wajib membayar upah kerja lembur.

1.3. Aturan Turunan (Petunjuk Teknis dari Perundang-undangan)


Sebagai bagian yang saling melengkapi dari aturan induknya yaitu:
a) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Kep.233/Men/2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara
Terus Menerus (Pelaksanaan Pasal 85 ayat (4) Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003);
b) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Kep.102/Men/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
(Pelaksanaan Pasal 78 ayat (4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003).

1.4. Tambahan Aturan Sektor Transportasi Udara


Sebagai pertimbangan khusus dalam menentukan upah per jam yang saling
mendukung pada aturan yang lainnya, yaitu:
a) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 1 Tahun 2014 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 69 (Civil Aviation Safety Regulation
Part 69) tentang Lisensi, Rating, Pelatihan dan Kecakapan Personel Navigasi
Penerbangan;
b) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 287 Tahun 2015
tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 69-01 (Advisory Circular
Part 69-01) tentang Lisensi, Rating, Pelatihan Dan Kecakapan Personel Pemandu
Lalu Lintas Penerbangan.

2. Mekanisme Perhitungan Upah Lembur Berdasarkan pada Kep.102/Men/VI/2004


dan KP. 287 Tahun 2015

2.1. Aturan Main Sesuai Kep.102/Men/VI/2004


Pengertian waktu kerja lembur mengacu pada Pasal 1 ayat (1), adalah:
a) Waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)
jam dalam seminggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
b) Waktu kerja 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dalam
1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
c) Waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan/atau pada hari libur resmi yang
ditetapkan Pemerintah.

Hal | 3
Pemerintah memberikan batasan maksimal bagi perusahaan dalam menginstruksikan
karyawan dalam melakukan kerja lembur pada pasal 3 ayat (1) dan (2), batasan ini
yaitu:
a) Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam
1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu;
b) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari
libur resmi.

Pemerintah memberikan penjelasan terkait golongan jabatan tertentu yang tidak


berhak atas upah kerja lembur pada pasal 4 ayat (3), golongan jabatan tersebut yaitu
mereka yang memiliki tanggung jawab sebagai:
a) Pemikir;
b) Perencana; dan
c) Pelaksana dan pengendalian jalannya perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat
dibatasi menurut waktu kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai denga peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah mewajibkan Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama


waktu kerja lembur berkewajiban pada pasal 7 ayat (1):
a) Membayar upah kerja lembur;
b) Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;
c) Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila
kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih. Pemberian makan dan
minum sebagaimana dimaksud tidak boleh diganti dengan uang.

2.2. Aturan Main KP 287 Tahun 2015

Dalam aturan pada Bab VIII mengenai pembatasan waktu bertugas, waktu bekerja,
waktu istiharat dan perhitungan kebutuhan personil operasional dan supervisor pasal
49 ayat (1), (2) dan (3) diatur bahwa:
a) Pemegang lisensi dan rating personel pemandu lalu lintas penerbangan dalam
menjalankan pemanduan lalu lintas penerbangan sesuai kewenangan yang
dimilikinya harus memenuhi ketentuan jumlah jam kerja;
b) Jumlah jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut :
 jumlah jam pemanduan dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari
24 (dua puluh empat) jam;
 jumlah jam pemanduan dalam satu hari tidak lebih dari 6 (enam) jam,
pemanduan paling banyak dilakukan selama 2 (dua) jam berturut-turut,
dan harus diberikan jeda waktu istirahat selama 1 jam;
 jumlah jam kerja dalam 1 (satu) hari tidak lebih dari 8 (delapan) jam;
 jumlah jam kerja dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari 32 (tiga puluh
dua) jam.

Hal | 4
c) Jumlah jam kerja untuk untuk asisstant controller sebagai berikut :
 jumlah jam assistant pemanduan dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari
24 (dua puluh empat) jam;
 jumlah jam assistant pemanduan dalam 1 (satu) hari tidak lebih dari
6 (enam) jam, kegiatan asistensi paling banyak selama 3 (tiga) jam
berturut-turut dan harus diberikan jeda waktu istirahat selama 1 (satu) jam;
 jumlah jam kerja dalam satu hari tidak lebih dari 8 (delapan) jam;
 jumlah jam kerja dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari 32 (tiga puluh
dua) jam.

Berdasarkan aturan di atas khusus untuk pemegang lisensi pemandu lalu lintas udara
memiliki aturan induk dalam hal pengaturan waktu kerja, dalam pengaturan tersebut
jam pemanduan untuk controller dan assistant controller dalam 1 hari tidak lebih dari
6 (enam) jam, dan dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam.
Hal ini agak berbeda dengan waktu kerja secara umum yang menerapkan 1 (satu) hari
tidak lebih dari 8 (delapan) jam dan dalam 1 (satu) minggu tidak lebih dari 40 (empat
puluh) jam.

Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh beban kerja, tanggung jawab, dan ruang lingkup
kerjanya, mengingat tujuan pelayanan lalulintas udara yang diberikan oleh Petugas
ATC berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 170 atau
sering disebut dengan istilah 5 Objective of ATS dalam ICAO Annex 11 tentang Air
Traffic Services antara lain :
(1)Mencegah tabrakan antar pesawat;
(2)Mencegah tabrakan antar pesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut;
(3)Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara;
(4)Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi
pengaturan lalu lintas udara;
(5)Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang
memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang
dipersyaratkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jam pemanduan dalam 1 (satu) hari tidak
lebih dari 6 (enam) jam itu memiliki makna yang sama dengan jam kerja dalam
1 (satu) hari tidak lebih dari 8 (delapan) jam.

Hal | 5
2.3. Teknis Perhitungan Menggabungkan Konsep Kep.102/Men/VI/2004 dan KP 287
Tahun 2015
Dari dasar pemahaman di atas maka waktu kerja lembur dan upah kerja lembur
memiliki ketentuan sebagai berikut:
a) Perhitungan Upah Lembur didasarkan pada upah bulanan;
b) Cara Menghitung upah sejam adalah konstanta x upah sebulan;

 Perolehan nilai konstanta non-pemandu lalu lintas udara sebagai berikut:

Uraian Nilai Unit


Jumlah jam kerja dalam 1 minggu 40 Jam
Jumlah minggu dalam 1 tahun 52 Minggu
Jumlah bulan dalam 1 tahun 12 Bulan
Jumlah minggu dalam 1 bulan 4,333333333 Minggu
Jumlah jam kerja dalam 1 bulan 173,3333333 Jam
Jumlah upah dalam 1 jam 1/173.33 x upah sebulan Rupiah

 Perolehan nilai konstanta pemandu lalu lintas udara sebagai berikut:


Uraian Nilai Unit
Jumlah jam kerja dalam 1 minggu 32 Jam
Jumlah minggu dalam 1 tahun 52 Minggu
Jumlah bulan dalam 1 tahun 12 Bulan
Jumlah minggu dalam 1 bulan 4,333333333 Minggu
Jumlah jam kerja dalam 1 bulan 138,6666667 Jam
Jumlah upah dalam 1 jam 1/138.67 x upah sebulan Rupiah

c) Yang dimaksud dengan upah sebulan adalah:


 Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar
perhitungan upah lembur adalah 100% (seratus perseratus) dari upah;
 Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan
tidak tetap, apabila upah pokok tambah tunjangan tetap lebih kecil dari
75% (tujuh puluh lima perseratus) keseluruhan upah, maka dasar
perhitungan upah lembur 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari
keseluruhan upah.

Hal | 6
d) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja:
 untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu
setengah) kali upah sejam;
 untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar
2 (dua) kali upah sejam.

e) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu,
maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar
2 (dua) kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam
kesepuluh dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.

2.4. Simulasi Perhitungan Tenaga Non-Pemandu Lalu Lintas Udara


Skenario 1: Waktu kerja 8 jam sehari dan kerja lembur dilakukan pada hari kerja

Jam Kerja Wajib Kelebihan Jam Kerja


Aktual
Berdasarkan
No Hari Jam Keterangan
Aturan yang
Kerja 1
st
2
nd
3
rd
4
th
berlaku
1 Senin 11 8 1,5 2 2
2 Selasa 11 8 1,5 2 2
3 Rabu 11 8 1,5 2 2
4 Kamis 11 8 1,5 2 2
5 Jumat 10 8 1,5 2
6 Sabtu Libur
7 Minggu Libur
Total 7,5 10 8 0
Grand Total 54 40 25,5

Berdasarkan data di atas maka perhitungan kelebihan jam kerja sebagai berikut:
Upah Sebulan* = 6.393.870 Rumus : Gaji dasar + intensif

Upah lembur/jam = 36.958,79 Rumus : 1/173*upah sebulan

Upah lembur = 942.449,05 Rumus : kelebihan jam kerja *


/minggu upah lembur per jam

*sampel gaji berdasarkan golongan C, kelas jabatan C3 Per Remunerasi Perum LPPNPI

Hal | 7
Skenario 2: Waktu kerja 8 jam sehari dan kerja lembur dilakukan pada hari istirahat
mingguan dan/atau hari libur

Jam Kerja Wajib Kelebihan Jam Kerja


Aktual
Berdasarkan
No Hari Jam Keterangan
Aturan yang
Kerja 1st 2nd 3rd 4th
berlaku

1 Senin 11 8 1,5 2 2
2 Selasa 11 8 1,5 2 2
3 Rabu 11 8 1,5 2 2
4 Kamis 11 8 1,5 2 2
5 Jumat 10 8 1,5 2
6 Sabtu Libur
7 Minggu 8 16 Libur Kalender
Total 23,5 10 8 0
Grand Total 62 40 41,5

Berdasarkan data di atas maka perhitungan kelebihan jam kerja sebagai berikut:
Upah Sebulan* = 6.393.870 Rumus : Gaji dasar + intensif

Upah lembur/jam = 36.958,79 Rumus : 1/173*upah sebulan

Upah lembur = 1.533.789,62 Rumus : kelebihan jam kerja *


/minggu upah lembur per jam

*sampel gaji berdasarkan golongan C, kelas jabatan C3 Per Remunerasi Perum LPPNPI

Hal | 8
2.5. Simulasi Perhitungan Tenaga Pemandu Lalu Lintas Udara
2.5.1. Skenario 1 Perhitungan dengan Upah 100% (Gaji pokok+Tunjangan Tetap)
 Waktu kerja 8 jam sehari dan kerja lembur dilakukan pada hari kerja
 Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar
perhitungan upah lembur adalah 100 % (seratus perseratus) dari upah;
 Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila
kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih. Pemberian makan dan
minum sebagaimana dimaksud tidak boleh diganti dengan uang.

Jam Kerja Wajib Kelebihan Jam Kerja


Aktual
Berdasarkan
No Hari Jam Keterangan
Aturan yang
Kerja st nd rd th
berlaku 1 2 3 4

1 Senin 8 8 0 0 0 0 Dinas Pagi


2 Selasa 6 8 0 0 0 0 Dinas Siang
3 Rabu 10 8 1,5 2 0 0 Dinas Malam
4 Kamis 0 0 0 0 0 0 Libur Dinas
5 Jumat 0 0 0 0 0 0 Libur Dinas
6 Sabtu 8 8 16 0 0 0 Dinas Pagi
Libur
7 Minggu 6 0 12 0 0 0 Kalender,
Dinas Siang
Total 29,5 2 0 0
Grand Total 38 32 31,5

Berdasarkan data di atas maka perhitungan kelebihan jam kerja sebagai berikut:
Upah Sebulan* = 9.014.755 Rumus : Gaji dasar + intensif

Upah lembur/jam = 65.008,69 Rumus : 1/138.67*upah


sebulan
Upah lembur = 2.047.773,73 Rumus : kelebihan jam kerja *
/minggu upah lembur per jam

*sampel gaji berdasarkan golongan C, kelas jabatan C1 dengan minimal 1 tahun kerja Per
Remunerasi Perum LPPNPI

Hal | 9
2.5.2. Skenario 2 Perhitungan dengan Upah 75% (Gaji Pokok + Tunjangan Tetap +
Tunjangan Tidak Tetap)

 Waktu kerja 8 jam sehari dan kerja lembur dilakukan pada hari kerja
 Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak
tetap, apabila upah pokok tambah tunjangan tetap lebih kecil dari 75 % (tujuh
puluh lima perseratus) keseluruhan upah, maka dasar perhitungan upah lembur
75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari keseluruhan upah;
 Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila
kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih. Pemberian makan dan
minum sebagaimana dimaksud tidak boleh diganti dengan uang.

Jam Kerja Wajib Kelebihan Jam Kerja


Aktual
Berdasarkan
No Hari Jam Keterangan
Aturan yang st nd rd th
Kerja 1 2 3 4
berlaku

1 Senin 0 0 0 0 0 0 Libur Dinas


2 Selasa 8 8 0 0 0 0 Dinas Pagi
3 Rabu 6 8 0 0 0 0 Dinas Siang
4 Kamis 10 8 1,5 2 0 0 Dinas Malam
5 Jumat 0 0 0 0 0 0 Libur Dinas
6 Sabtu 0 0 0 0 0 0 Libur Dinas
Libur Kalender, Dinas
7 Minggu 8 8 16 0 0 0
Pagi
Total 17,5 2 0 0
Grand Total 32 32 19,5

Berdasarkan data di atas maka perhitungan kelebihan jam kerja sebagai berikut:
Upah Sebulan* = 10.048.190 Rumus : Gaji dasar + Tunjangan
Tetap+Tunjangan Tdk Tetap

Upah lembur/jam = 72.461,17 Rumus : 1/138.67*upah sebulan

Upah lembur = 1.412.992,79 Rumus : kelebihan jam kerja * upah


/minggu lembur per jam

Keterangan *: Studi Kasus Cabang JATSC


1. sampel gaji berdasarkan golongan C, kelas jabatan C1 dengan masa kerja minimal 1 tahun Per
Remunerasi Perum LPPNPI;
2. sampel Lisensi Junior ATC
3. sampel Rating Tower
4. sampel TLR sebesar Rp 4,382,832 mengacu pada Peraturan perusahaan yang baru

Hal | 10
2.6. Ketentuan lain
Pada Pasal 12 Kep.102/Men/VI/2004 diatur bahwa :
“Bagi perusahaan yang telah melaksanakan dasar perhitungan upah lembur yang
nilainya lebih baik dari Keputusan Menteri ini, maka perhitungan upah lembur
tersebut tetap berlaku.”

2.7. Kesimpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari analisa di atas yaitu:
1. Perlunya mendefinisikan hal-hal yang memiliki potensi ambigu atau bermakna
ganda;
2. Ketentuan waktu kerja dan lembur telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dari Pasal 77 sampai dengan Pasal 85;
3. Pengusaha memiliki kewajiban membayarkan upah lembur;
4. Adanya aturan hukum dalam memformulasikan besaran upah lembur per jamnya;
 Untuk Tenaga Non Pemandu Lalu Lintas Udara, nilai konstanta yang
digunakan dalam perhitungan upah lembur per jamnya adalah 1/173.33.
 Untuk Tenaga Pemandu Lalu Lintas Udara, nilai konstanta yang digunakan
dalam perhitungan upah lembur per jamnya adalah 1/138.67.
5. Adanya aturan hukum dalam penentuan makna upah sebulan;
6. Berdasarkan hasil simulasi bahwa besaran nilai upah lembur per jam memiliki
nilai yang berbeda-beda hal ini didasarkan pada penentun besaran upah sebulan.

Hal | 11

Anda mungkin juga menyukai