Anda di halaman 1dari 17

KEMNAKER

WAKTU KERJA WAKTU ISTIRAHAT SESUAI DENGAN


UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA
KERJA BESERTA PERATURAN PELAKSANAANNYA

OLEH :
DIREKTORAT BINA PEMERIKSAAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DITJEN PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN K3
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

8
Nama : Robertus Bramantyo, S.Sos, M.Si

Alamat : Komp. Sejahtera , Jln. Sejahtera III


No. 36 Rt. 05 / Rw. 03 Jatiwaringin,
Pondok Gede, Bekasi 17411

Tmp/Tgl lhr : Jakarta, 18 September 1981


• PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
HP : 081325193300 HRD Planning, Recruitment, Tranining
(Mei 2006 – Maret 2009)
• Kementerian Ketenagakerjaan
Balai Besar Pengembangan Latihan Ketransmigrasian
• S1 : Ilmu Administrasi Niaga Jakarta
Univ. Diponegoro (April 2009 – Maret 2011)
• S2 : Administrasi & Pengembangan Pengawasan Ketenagakerjaan
Sumber Daya Manusia (Maret 2011 – April 2017)
Univ. Indonesia Kepala Seksi Pengawasan Norma Waktu Kerja Waktu
Istirahat
(April 2017 – Desember 2020)
Subkoordinator Pengawasan Norma Waktu Kerja
Waktu Istirahat
(Desember 2020 - Sekarang)
LATAR BELAKANG

Th 1848 Th 1886
• 16 • 11 • 8 jam
jam • 12 jam • 10
jam jam
Th 1800 Th 1860 Th 1890

✔ Perubahan pola 8 jam bekerja pada saat Revolusi Industri


✔ fokus pikiran manusia pada pekerjaan : 90-120 menit
✔ Perusahaan Ford yang pertama menerapkan 8 jam waktu kerja
TUJUAN
• Energi sehat
1

• kesehatan
kualitas
• keselamatan
2
Produktifitas
• Kualitas kerja
3

• Keseimbangan
4
DASAR HUKUM

• UU No. 13 Thn 2003 ttg Ketenagakerjaan.


• UU No. 11 Thn 2020 ttg Cipta Kerja.
• PP No. 35 Thn 2021 ttg Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan
Pemutusan Hubungan Kerja
PERUBAHAN PASAL UU 13/03 KETENAGAKERJAAN DENGAN
UU 11/20 CK

UU 13/03 UU 11/20

Pasal 77 Pasal 77

1. Setiap pengusaha wajib melaksanakan kertentuan waktu kerja 1. Setiap pengusaha wajib melaksanakan kertentuan waktu kerja

2. Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 2. Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi : meliputi :
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)
jam 1 (satu) menggu untuk 6 (enam) hari kerja jam 1 (satu) menggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu; atau dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) menggu untuk 5 (lima) hari puluh) jam 1 (satu) menggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu. kerja dalam 1 (satu) minggu.
3. Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak 3. Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertantu.
4. Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan 4. Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur
tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
Keputusan Menteri kerja Bersama.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada sektor usaha
atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dalam Peraturan Pemerintah
UU 13/03 UU 11/20

Pasal 78 Pasal 78

1. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja 1. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat : kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus
a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang berasangkutan; memenuhi syarat :
b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu. b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 4 (empat)
jam dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1
(satu) minggu.
2. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja 2. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah kerja
lembur.
3. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf 3. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat
b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan
tertentu
4. Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur sebagaiman 4. Ketentuan lebih lanjut menenai waktu kerja lembur dan upah
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri. kerja lembur diatur dalam Peraturan Pemerintah.
UU 13/03 UU 11/20

Pasal 79 Pasal 79

1. Pengusaha wajib memeberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh 1. Pengusaha wajib memberi :
a. Waktu istirahat; dan
b. Cuti.
2. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi: 2. Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam wajib diberikan kepada pekerja/buruh paling sedikit meliputi :
setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu a. Istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam
istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus, dan
b. Isitirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; dan
1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja
1 (satu) minggu; dalam 1 (satu) minggu.
c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja
setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12
(dua belas) bulan secara terus menerus; dan
d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksa-
nakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu)
bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam)
tahun secara terus menerus pada perusahan yang sama dengan
ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjut-
nya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.
UU 13/03 UU 11/20

Pasal 79 Pasal 79

3. Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam 3. Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang wajib
ayat (2) huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusa- diberikan kepada pekerja/buruh, yaitu cuti tahunan, paling
haan, atau perjanjian kerja bersama. sedikit 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus menerus.
4. Hak istirahat panjang sebagaiman dimaksud dalam ayat (2) huruf d 4. Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
tertentu. perjanjian kerja bersama
5. Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur 5. Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud pada
dengan Keputusan Menteri ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) perusahaan tertentu dapat
memberikan istirahat Panjang yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan tertentu sebagai-
mana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
WAKTU KERJA
Waktu lembur
7 jam/hr
• 40 x6
Waktu kerja jam/minggu
8 jam/hr
1 minggu • 7 hari x5

1 hari • 24 jam WAKTU ISTIRAHAT


Istirahat
Haid

reproduksi
Panjang
Melahirkan

ibadah
1 tahun • 12 hari
Gugur kandungan
1 minggu • 1/2 hari Menyusui

Antar jam kerja • 30 mnt /4 jam


FORMULASI KEBIJAKAN PENGATURAN WKWI
BERDASARKAN UU NO 11 TAHUN 2020 TTG CIPTA KERJA
DAN PP 35 TAHUN 2021 TENTANG PKWT, ALIH DAYA, WKWI
DAN PHK :
A. WAKTU KERJA

Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu


kerja yaitu, melaksanakan batas maksimal mempekerjakan pekerja/buruh sbb :

UU CK 11/20 Pasal 77 ayat (2)


- 7 jam/sehari dan 40 jam seminggu, untuk 6 hari kerja
seminggu.
- 8 jam/sehari dan 40 jam seminggu, untuk 5 hari kerja
seminggu.

Ketentuan waktu kerja tersebut diatas tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan
tertentu
Pelaksanaan waktu kerja bagi pekerja diatur dalam PK, PP atau PKB
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja yang
bersifat umum harus memenuhi syarat :
UU CK 11/20 Pasal 78 ayat (1) huruf a dan b
- Ada persetujuan dari pekerja yang bersangkutan
- Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 4
(empat) jam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1
(satu) minggu
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja yang
bersifat umum wajib membayar upah kerja lembur
UU CK 11/20 Pasal 78 ayat (3)
waktu kerja lembur 4 (empat) jam 1 (satu) hari dan 18 (delapan
belas) jam dalam 1 (satu) minggu tidak berlaku bagi sektor usaha
atau pekerjaan tertentu
PP 35/2021 Pasal 27

• Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja


yang bersifat umum, wajib membayar upah kerja lembur
• Kewajiban membayar upah kerja lembur dikecualikan bagi
pekerja dalam golongan jabatan tertentu yang mempunyai
tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan/atau
pengendali jalannya perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat
dibatasi dan mendapat upah lebih tinggi,
• pengaturan golongan jabatan tertentu diatur dalam PK,
PP, atau PKB
• Dalam hal golongan jabatan tertentu tidak diatur dalam PK, PP
atau PKB, maka pengusaha wajib membayar upah kerja lembur
PP 35/2021 Pasal 28, 29 dan 30
Syarat melaksanakan kerja lembur :
- Ada perintah dari pengusaha
- Ada persetujuan dari pekerja secara tertulis dan/ atau digital
- Membayar upah kerja lembur
- Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya
- Memberi makan dan minum paling sedikit 1.400 kilo kalori
bila kerja lembur dilakukan selama 4 (empat) jam atau lebih
- Pemberian makan dan minum tidak boleh diganti dengan
uang
Ketentuan waktu kerja lembur berlaku untuk semua
perusahaan kecuali bagi perusahaan pada sektor usaha atau
pekerjaan tertentu
UU CK 11/20 Pasal 79

B. WAKTU ISTIRAHAT dan CUTI


Pengusaha wajib memberi :
a. Waktu istirahat; dan
- Istirahat antara jam kerja paling sedikit setengah jam setelah bekerja selama
4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jam kerja
- Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dan/atau 2 (dua)
hari untuk 5 (lima) hari kerja
b. Cuti
- Wajib diberikan kepada pekerja yaitu cuti tahunan paling sedikit 12 (dua
belas) hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua
belas) bulan secara terus menerus
Selain waktu istirahat dan cuti seperti tersebut diatas, perusahaan tertentu
dapat memberikan istirahat panjang yang diatur dalam PK, PP atau PKB
UPAH PEKERJA/BURUH SELAMA
MENJALANI ISTIRAHAT DAN CUTI
WAKTU ISTIRAHAT DAN CUTI YANG DIATUR DALAM
UU NO 13 TAHUN 2003

Pasal 80 :
Kesempatan yang secukupnya bagi pekerja/buruh untuk melaksanakan
ibadah yang diwajibkan agamanya.

Pasal 82 ayat (1) dan ayat (2) :


* Cuti hamil selama 1,5 bulan.
* Cuti melahirhan selama 1,5 bulan
* Cuti karena gugur kandungan selama 1,5 bulan.

Pasal 84 :
Setiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 79 ayat (2) huruf b, c dan d, pasal 80, dan pasal 82
berhak mendapat upah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai