“PT Sai Apparel Industries Terbukti Bersalah, Kemenaker: Perusahaan Akan Bayar
Upah Lembur”
Dosen Pengampu:
Dr. Hendro Widjanarko, M.M
Disusun Oleh:
Kelompok 6 (EM-A)
1. Visensia Gerosa Putri A. 141210280
2. Annisa Amanda P.H 141210347
3. Faiz Arqam Mufid 141210349
4. Triska Damawiyanti 141210361
5. Nadya Michelle A 141210363
6. Rana Yustri Anisa 141210366
7. Marcellino Faisal Ronald 141210373
Namun, apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi, maka perhitungannya berbeda, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk waktu kerja 6 hari kerja dan 40 jam seminggu:
1.) Perhitungan upah kerja lembur dilaksanakan sebagai berikut:
a) jam pertama sampai dengan jam ketujuh, dibayar 2 kali upah sejam
b) jam kedelapan, dibayar 3 kali upah sejam
c) jam kesembilan, jam kesepuluh, dan jam kesebelas dibayar 4 kali
upah sejam
2.) Jika hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan upah
kerja lembur dilaksanakan sebagai berikut:
a) jam pertama sampai dengan jam kelima, dibayar 2 kali upah sejam
b) jam keenam, dibayar 3 kali upah sejam; dan
c) jam tujuh, jam delapan, dan jam kesembilan, dibayar 4 kali upah
sejam.
b. Untuk waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu:
1) jam pertama sampai dengan jam kedelapan, dibayar 2 kali upah sejam
2) jam kesembilan, dibayar 3 kali upah sejam; dan
3) jam kesepuluh, jam kesebelas, dan jam kedua belas, dibayar 4 kali
upah sejam.
PT Sai Apparel Industries dinyatakan bersalah karena hasil pemeriksaan oleh tim
pengawas ketenagakerjaan menemukan adanya pelanggaran terhadap pembayaran upah
lembur yang terjadi sejak September 2022. Hal ini tentu bertentangan dengan Pasal 78 ayat
(1) UU Ketenagakerjaan, yang berbunyi:
PT Sai Apparel Industries sudah melanggar ketentuan waktu kerja lembur dalam
Pasal 78 ayat (1) UU Ketenagakerjaan sebagaimana telah disebutkan di atas, maka PT Sai
Apparel Industries dapat dijerat sanksi pidana denda minimal Rp5 juta dan maksimal Rp50
juta.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus PT Sai Apparel Industries yang terbukti bersalah oleh Kementerian
Ketenagakerjaan, di mana perusahaan diwajibkan untuk membayar upah lembur
kepada pekerjanya, memberikan pembelajaran yang penting dalam konteks hubungan
industrial. Sehingga yang dapat ditarik dari kasus ini menyoroti pentingnya
perlindungan hak-hak pekerja dan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi
ketenagakerjaan.
Pertama, Keputusan Kementerian Ketenagakerjaan menegaskan bahwa
perlindungan hak-hak pekerja merupakan aspek yang tak terpisahkan dari hubungan
industrial yang sehat. Pembayaran upah lembur yang telah diatur dalam
undang-undang merupakan hak yang harus dijamin bagi setiap pekerja. Ketika
hak-hak ini dilanggar, konflik antara perusahaan dan pekerja dapat terjadi,
mengganggu stabilitas hubungan industrial dan produktivitas perusahaan.
Kedua, kepatuhan perusahaan terhadap regulasi ketenagakerjaan adalah
prasyarat bagi hubungan industrial yang berkelanjutan. Ketika perusahaan melanggar
aturan terkait upah dan jam kerja, hal ini tidak hanya merugikan pekerja secara
langsung, tetapi juga merusak kepercayaan dan citra perusahaan. Kepatuhan terhadap
hukum akan membantu membangun hubungan yang lebih harmonis antara
manajemen dan pekerja, serta memperkuat kestabilan lingkungan kerja.
Dalam konteks ini, kasus PT Sai Apparel Industries menunjukkan perlunya
perusahaan untuk memprioritaskan kepatuhan hukum dan perlindungan hak-hak
pekerja dalam strategi manajemen sumber daya manusia mereka. Dengan memastikan
ketaatan terhadap regulasi ketenagakerjaan dan memberikan perlindungan yang
memadai bagi pekerja, perusahaan dapat membangun hubungan industrial yang kuat,
berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.