Anda di halaman 1dari 17

1

PERATURAN PERUSAHAAN
PT. HOLIFULL ABADI MAKMUR
“ BOUJEE BAR & RESTO “

APARTEMEN RASUNA, KUNINGAN


JAKARTA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pasal 1 HUBUNGAN KERJA DAN MASA PERCOBAAN
Pasal 2 HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
Pasal 3 KERJA LEMBUR
Pasal 4 SISTEM PENGUPAHAN
Pasal 5 KOPERASI KARYAWAN
Pasal 6 TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
Pasal 7 PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Pasal 8 UPAH/GAJI SELAMA SAKIT
Pasal 9 TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA
Pasal 10 TUNJANGAN KEMATIAN BUKAN KARENA KECELAKAAN KERJA
Pasa|11 ISTIRAHAT MINGGUAN DAN HARI LIBUR
Pasal 12 ISTIRAHAT TAHUNAN / CUTI
Pasal 13 ISTIRAHAT HAMIL / KEGUGURAN / HAID
Pasal 14 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH/
TANPA UPAH
Pasal 15 BANTUAN UNTUK KELUARGA KARYAWAN YANG DITAHAN
Pasal 16 KESELAMATAN KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
Pasal 17 TATA TERTIB KERJA PERUSAHAAN DAN KEWAJIBAN-
KEWAJIBAN KARYAWAN
Pasal 18 LARANGAN-LARANGAN BAGI KARYAWAN
Pasal 19 PELANGGARAN TATA TERTIB YANG DAPAT MENGAKIBATKAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 20 PEMBERIAN SURAT PERINGATAN
Pasal 21 TERLAMBAT
Pasal 22 MANGKIR
Pasal 23 SKORSING
Pasal 24 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 25 PENYELESAIAN KELUH KESAH KARYAWAN
Pasal 26 PENUTUP
PERATURAN PERUSAHAAN
PENDAHULUAN
Peraturan Perusahaan ini dibuat untuk menjadi pegangan bagi Perusahaan maupun Karyawan
yang berisikan tentang hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tujuan memelihara
hubungan kerja yang baik dan harmonis antara Perusahaan dan Karyawan, dalam usaha bersama
meningkatkan kesejahteraan Karyawan dan kelangsungan usaha Perusahaan.
Peraturan Perusahaan ini merupakan pedoman bagi kedua belah pihak (Pengusaha dan
Karyawan) dalam melaksanakan tugas sehari-harinya dan merupakan dasar dalam setiap penyelesaian
permasalahan/persoalan yang timbul antara perusahaan dan karyawan.
Bahwa dengan diberlakukannya Peraturan Perusahaan ini, Perusahaan dan Karyawan akan
selalu patuh dan taat dalam melaksanakan segala kegiatan di Perusahaan dengan memperhatikan
segala ketentuan-ketentuan yang tertera dalam Peraturan Perusahaan ini.

Pasal 1
HUBUNGAN KERJA DAN MASA PERCOBAAN
1. Penerimaan pekerja baru di Perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan untuk
dapat diterima menjadi Karyawan harus memanuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan.
2. Di samping tersebut di atas, calon Karyawan harus Iulus test yang disalenggarakan oIeh Perusahaan.
3. Calon yang telah memenuhi parsyaratan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan, diterima sebagai
Karyawan dengan masa percobaan paling lama 3 (tiga ) bulan terhitung sejak Karyawan yang
barsangkutan mulai bekerja di Perusahaan. Dan adanya masa percobaan harus diberitahukan
kepada calon karyawan yang bersangkutan secara tertulis.
4. Selama dalam masa percobaan masing-masing pihak dapat memutuskan hubungan kerja setiap saat
tanpa syarat.
5. Seorang pakerja yang telah menyelesaikan masa percobaan dengan baik diangkat sebagai Karyawan
tetap sesuai dengan Golongan Jabatan yang ditetapkan Perusahaan.
6. Prosedur penerimaan karyawan dapat di terima setelah proses seleksi yang di tetapkan perusahaan
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Berusia minimal 18 tahun, memiliki fisik dan jiwa yang sehat.
- Memenuhi persyaratan jabatan baik pendidikan maupun pengalaman.
- Tidak memiliki hubungan pernikahan dan keluarga dengan karyawan yan terdaftar pada
bagian yang terkait.
- Menyerahkan pas photo terakhir 4x6 cm, foto copy KTP yang masih berlaku, ijazah terakhir,
SKCK dari kepolisian dan surat keterangan lainnya yang di anggap perlu oleh perusahaan.
- Mengisi formulir identitas diri yang telah di sediakan oleh perusahaan.
- Bersedia menanda tangani surat perjanjian kerja.
PasaI 2
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
1. Dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku, hari kerja di Perusahaan adalah 6
( enam ) hari kerja dalam seminggu dan 1 hari libur.
2. Jam kerja di Perusahaan adalah 8 ( delapan ) jam sehari, dan dalam 40 (empat puluh) jam seminggu,
dengan ketentuan bahwa apabila Perusahaan memerlukan kerja shift maka Karyawan harus
bersedia untuk melaksanakan waktu kerja tersebut.
3. Waktu kerja di Perusahaan diatur sebagai berikut :
1. Hari Minggu s/d Kamis : Shift 1 : Jam 9.00 s/d 18.00 WIB Jum’at – Sabtu
Shift 2 : Jam 11.00 s/d 20.00 WIB 13.00 – 22.00
Shift 3 : Jam 13.00 s/d 22.00 15.00 – 24.00
Note : * Untuk hari Sabtu dan Minggu back office departemen libur, tapi untuk operational
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
* Apabila karyawan bekerja pada hari libur nasional maka karyawan akan mendapatkan 1
hari libur ( PH ).
4. Jam Istirahat : Akan di tentukan oleh departemennya masing masing dan lamanya hanya 60 menit
( 1 Jam ).
Pasal 3
KERJA LEMBUR
1. Apabila Perusahaan memerlukan maka Karyawan bersedia untuk malakukan kerja lembur yang
telah mengisi form lembur dan di syahkan / di setujui oleh pimpinan / atasannya.
2. Perhitungan kerja Lembur dihitung sesuai dengan ketentuan Perundangan yang berlaku ( Kep Men
pasal 8 dan pasal 11 ayat a.1 & a.2) yaitu ditentukan sebagai berikut :
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa :
Untuk jam Iembur pertama dibayar : 1 ½ x upah sejam.
Untuk jam lembur selebihnya dibayar :2 x upah sejam.
b. Apabila kerja Lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari raya resmi sesuai dengan
pasal 11 ayat b.1 & b. 2, ditentukan sebagai berikut :
- Untuk setiap jam dalam 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam apabila hari raya tersebut jatuh pada
hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus dibayar
upah sedikit-dikitnya 2 (dua) kali upah sejam.
- Untuk jam kerja Iembur pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam apabila pada hari
raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja
seminggu, harus dibayar upah sebesar 3 (tiga) kali upah sejam.
- Untuk jam kerja kedua setelah 7 (tujuh) jam atau 6 (enam) jam apabila hari Iibur tersebut jatuh
pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu dan
seterusnya harus dibayar upah sebesar 4 (empat) kali upah sejam.

c. Perhitungan upah biasa sejam :


Perhitungan upah sejam = 1/173 x upah sebulan.

Pasal 4
SISTEM PENGUPAHAN
1. Sistem pengupahan diatur menurut cara pembayaran upah karyawan, yaitu : Harian dan Bulanan
dengan susunan upah sebagai berikut :
- Upah pokok
- Tunjangan-tunjangan
2. Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan bardasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi
kerja, kondisi dan Iain sebagainya dari Karyawan bersangkutan dan besarnya sekurang-kurangnya
sesuai dengan ketentuan Upah Minimum yang ditetapkan Pamerintah.
3. Pajak atas upah adalah menjadi tanggungan Karyawan sesuai denga pasal 88 ayat 3.
4. Paninjauan upah perorangan tidak diiakukan secara otomatis, tetapi bardasarkan pertimbangan
pertimbangan atas dasar prestasi dan kinerja masing-masing Karyawan serta kemampuan
Perusahaan dalam hai ini akan dilakukan peninjauan setiap tahun sekali.
5. Pembayaran upah terendah tidak akan kurang dari Upah Minimum yang ditetapkan oIeh
pemerintah.
6. Pelaksanaan pembayaran upah untuk Karyawan harian Iepas diiakukan pada setiap akhir minggu,
sedangkan untuk Karyawan bulanan setiap akhir bulan.
Pasal 5
KOPERASI KARYAWAN
1. Dalam rangka untuk maningkatkan produktivitas kerja perlu ditunjang dengan adanya peningkatan
kesejahteraan Karyawan.
2. Bahwa salah satu sarana penunjang ke arah peningkatan kesejahtaraan tersebut tidak saja
tergantung pada keadaan upah, namun dengan sebagian upah masing - masing Karyawan dapat
dikembangkan untuk usaha bersama melalui pembentukan Koperasi Karyawan.

Pasal 6
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
Menjelang Hari Raya, Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya ( THR ) Karyawan sebesar
1 ( satu ) bulan gaji bagi Karyawan yang sudah bekerja pada Perusahaan selama 12 ( dua belas ) bulan
atau lebih secara terus menerus, dan bagi Karyawan yang masa kerjanya belum mencapai 12 ( dua belas
) bulan tetapi sudah 3 (tiga) bulan atau Iebih secara terus menerus maka THR diberikan secara
Proporsional. Adapun pembayarannya dilakukan selambat-Iambatnya 2 (dua) minggu sebelum Hari
Raya masing-masing (PERMEN No.04 Tahun 1994).

Pasal 7
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
1. Guna mamelihara kesehatan para Karyawan dan keluarganya, Perusahaan menyediakan fasilitas
pengobatan yang ditentukan oleh Perusahaan atau penggantian biaya pengobatan akan ditanggung
olah Perusahaan sekurang - kurangnya 85% ( minimal sesuai dengan ketentuan UU No.3 Tahun
1992 ).
2. Bagi Karyawan yang akan menggunakan fasilitas tersebut harus memberitahukan kepada
Perusahaan.
3. Bagi Karyawan yang dalam keadaan mendesak memerlukan perawatan diluar ketentuan yang telah
ditetapkan Perusahaan, Perusahaan akan memberikan bantuan (minimal sesuai dengan UU No.3
Tahun 1992 Jo PP No.14 Tahun 1993).
Pasal 8
UPAH/GAJI SELAMA SAKIT
1. Apabila Karyawan sakit dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang
ditunjuk/diketahui olah Perusahaan, maka upahnya akan dibayar.
2. Apabiia Karyawan sakit dalam jangka waktu lama yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan
dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan ( pasal 93 ayat 3 no.13 th 2004 ) sebagai
berikut :
• Empat bulan pertama dibayar sebesar : 100% dari upah sebulan
• Empat bulan kedua dibayar sebesar : 75% dari upah sebulan
• Empat bulan ketiga dibayar sabesar : 50% dari upah sebulan
• Untuk bulan selanjutnya dibayar sebesar : 25% dari upah sebulan sebelum
PHK dilakukan oleh perusahaan
3. Dan apabila setelah Iewat 12 ( dua belas ) bulan ternyata Karyawan yang bersangkutan belum
mampu untuk bekerja kembali, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya dan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur Perundang - undangan Nomor 13 Tahun 2003 ( pasal 172 ).
Pasal 9
TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA
1. Apabila Karyawan mendapat kecelakaan kerja sesuai dengan yang dimaksud dalam Undang-
Undang JAMSOSTEK, maka Perusahaan memberikan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No.3 tahun 1992 Joy PP No.141 tahun 1993, PP No.64 Tahun 2005 maka
Perusahaan memberikan ganti kerugian yang dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui program
JAMSOSTEK.
2. Macamnya ganti kerugian seperti yang dimaksud dalam ayat 1 diatas berupa :
a) Biaya pengangkutan karyawan dari tempat kecelakaan ke rumah atau ke rumah sakit.
b) Biaya perawatan dan pengobatan.
c) Tunjangan kecelakaan.
d) Biaya penguburan apabila meninggal dunia.
Pasal 10
TUNJANGAN KEMATIAN BUKAN OLEH KARENA KECELAKAAN KERJA
1. Apabila Karyawan meninggal bukan karena kacelakaan kerja, maka Perusahaan akan memberikan
sumbangan kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Upah dalam bulan yang sedang barjalan.
b) Uang duka atau uang pengabdian Karyawan yang besarnya serendah-rendahnya sesuai dengan
ketentuan UU No.13 Tahun 2003 Pasal 166.
c) Santunan dari JAMSOSTEK (Persero) sesuai dengan UU No.3 Tahun 1992.
2. Apabila keluarga Karyawan meninggal dunia, maka Perusahaan akan memberikan sumbangan
sesuai dengan kebijaksanaan Perusahaan.
Pasal 11
ISTIRAHAT MINGGUAN DAN HARI LIBUR
1. Setelah bekerja selama 6 (enam) hari berturut-turut kepada Karyawan diberikan istirahat salama 1
(satu) hari.
2. Pada hari-hari Iibur resmi / hari raya yang ditetapkan oIeh pemerintah, Karyawan tetap
menjalankan pekerjaannya dengan mendapat upah penuh dan mendapatkan Ektra Libur yang akan
di atur oleh atasan masing – masing department untuk pengambilannya.

Pasal 12
ISTIRAHAT TAHUNAN
1. Setiap Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas)bulan berturut-turut berhak atas istirahat
tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat upah penuh.
2. Perusahaan dapat menunda permohonan istirahat tahunan, 6 (enam) bulan terhitung sejak
Iahirnya hak istirahat tahunan. Istirahat tahunan tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian
asalkan satu bagian terdapat sekurang-kurangnya 6 (enam) hari kerja terus-menerus.
3. Bagi Karyawan yang akan menggunakan istirahat tahunannya., Karyawan harus seminggu
sebelumnya harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Pimpinan Perusahaan.
4. Perusahaan akan memberitahukan kepada Karyawan apabila istirahat tahunannya timbul.
5. Hak akan istirahat tahunan gugur apabila setelah waktu 6 (enam) bulan sejak Iahirnya hak tersebut
Karyawan ternyata tidak menggunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oIeh
Perusahaan.
Pasal 13
ISTIRAHAT HAMIL / KEGUGURAN HAID
1. Bagi Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak atas istirahat hamil selama 1 ½ bulan sebelum
saatnya melahirkan dan 1 ½ bulan sesudah melahirkan atau gugur kandungan, dengan mendapat
upah penuh.
2. Bagi Karyawan yang akan manggunakan istirahat hamil tersebut harus mangajukan permohonan
terlebih dahulu kepada Pimpinan Perusahaan dengan disertai surat keterangan dokter atau bidan
yang merawatnya.
Pasal 14
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPAT UPAH/TANPA UPAH
1. Perusahaan dapat memberikan ijin kepada Karyawan meninggalkan pekerjaan dengan mendapat
upah sesuai dengan pasal 93 ayat 4 apabila :
a) Pernikahan Karyawan sendiri 3 hari
b) Pernikahan anak Karyawan 2 hari
c) Khitanan/pembastisan anak Karyawan 2 hari
d) Isteri Karyawan melahirkan 2 hari
e) Suami/Isteri/Anak/Orang Tua/Mertua Karyawan meninggal dunia 2 hari
f) Keluarga Karyawan yang meninggal dunia dalam satu rumah 1 hari
2. Ijin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh terlebih dahulu dari Perusahaan, kecuali
dalam keadaan mendesak dengan menunjukkan bukti-bukti yang dapat diajukan kemudian.
3. Atas pertimbangan-pertimbangan Perusahaan ijin meninggaIkan pekerjaan dlluar ketentuan-
ketentuan tersebut diatas dapat diberikan tanpa upah, kecuali untuk hal- hal yang sudah diatur
dalam Peraturan perundang-undangan.
4. Setiap Karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa ljin Perusahaan atau surat-surat keterangan /
alasan yang dapat dlterima oleh Perusahaan dianggap mangklr ( upahnya tidak di bayar dengan
berpedoman pada PP. No.8 tahun 1981 ).

Pasal 15
KARYAWAN YANG DITAHAN
1. Karyawan yang ditahan oleh yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana tidak
mendapatkan upah dan otomatis di PHK oleh perusahaan.

Pasal 16
KESELAMATAN KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
1. Setiap Karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya dan Karyawan lainnya dan wajib memakai alat-
alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh Perusahaan serta mengikuti/mematuhi
ketentuan-ketentuan menganai keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang berlaku.
2. Apabila Karyawan menemui hal-hal yang dapat mambahayakan terhadap késalamatan Karyawan
dan Perusahaan, harus segera malaporkan kepada Pimpinan/Atasannya.
3. Diluar waktu kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan setiap karyawan tldak dlperbolehkan
memakai/menggunakan alat- alat atau perlengkapan kerja milik Perusahaan untuk keperluan
pribadi.
4. Setiap Karyawan wajib memellhara alat-alat / perlengkapan dengan baik atau teliti.
Pasal 17
TATA TERTIB KERJA PERUSAHAAN DAN
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN KARYAWAN
1. Setiap Karyawan harus telah berada / hadir sebelum 15 menit ditempat tugas masing-masing yang
ditetapkan dan demikian pula pada waktu pulang maninggalkan pekerjaan harus tepat pada
waktunya.
2. Setiap Karyawan wajib mengisi daftar absensi/menyerahkan kartu kerja pada tempat yang telah
ditetapkan baik pada waktu masuk/pulang kerja dan harus diserahkan/diisi olah Karyawan sendiri.
3. Setiap Karyawan wajib mengikuti dan mematuhi seluruh petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi
yang diberikan oleh atasannya atau Pimpinan Perusahaan yang berwenang memberikan petunjuk
atau instruksi tersebut.
4. Setiap Karyawan wajib melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya oIeh
Perusahaan.
5. Setiap Karyawan wajib menjaga serta mamelihara dengan baik semua milik Perusahaan dan segara
melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan / Atasannya, apabila mengetahui hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian Perusahaan.
6. Setiap Karyawan wajib memelihara dan memegang teguh rahasia Perusahaan terhadap siapapun
mengenai segala hal yang diketahuinya mengenai Perusahaan.
7. Setiap Karyawan wajib melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan apabila ada perubahan-
perubahan akan status dirinya, susunan keluarga, perubahan alamat, dan Iain-Iainnya.
8. Setiap Karyawan wajib memeriksa semua alat-alat kerja masing-masing sebelum mulai bekerja atau
akan meninggalkan pekerjaannya sahingga banar-benar tidak akan menimbulkan kerusakan/bahaya
yang akan mengganggu pekerjaan.
9. Setiap Karyawan wajib memelihara kerjasama yang baik antara sesama karyawan/atasannya.
10. Baik di dalam maupun diluar Perusahaan, Karyawan diwajibkan menjaga nama baik Perusahaan.
11. Setiap Karyawan wajib memelihara kebersihan dan mengatur rapih tempat kerja.
12. Setiap Karyawan bersedia dimutasi jabatan dari lokasi tempat kerja.
13. Setaip karyawan wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan atau atasannya apabila
mengetahui hal-hal/kondisi/perbuatan rencana yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian
perusahaan.
14. Setiap masalah, pertanyaan atau permintaan mengenai pekerjaan, kewajiban atau perintah yang
yang diberitakan kepadanya harus dibicarakan oleh seorang karyawan dengan kepala bagiannya,
kecuali dia hendak mengemukakan bahwa kepala bagiannya telah memerintahkannya
melaksanakan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan atau undang-undang. Dalam hal
demikian ia harus membuat laporan tertulis yang di tanda tangani kepada pimpinan perusahaan.
15. Setiap karyawan/pekerja yang melakukan kelalaian/kecerobohan dalam bekerja dapat di
kualifikasikan sebagai kesalahan berat.
16. Setiap karyawan wajib memelihara kerjasama yang baik antara sesama karyawan/atasan.
17. Baik di dalam maupun di luar perusahaan, karyawan di wajibkan menjaga nama baik perusahaan.
18. Setiap karyawan wajib memelihara kebersihan dan mengatur rapih tempat kerja.
19. Setiap karyawan bersedia dimutasi/dipindahkan ke tempat lain dan atau jabatan dari lokasi tempat
kerja.
20. Setiap karyawan wajib membersihkan tempat lingkungan kerja sebelum meninggalkan lokasi kerja.
21. Setiap karyawan harus berloyalitas tinggi, berfikir dan bersikap membela serta mendukung
perusahaan dalam segala hal dan kondisi demi memajukan dan mempertahankan nama baik
perusahaan. Tidak tnduk/bertoleransi/berkompromi dengan hal-hal yang merugikan perusahaan.
Tidak menghianati/memfitnah. Mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan
individu.
22. Jujur dan berintegritas tinggi di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Tidak melakukan/terlibat
dalam penyelewengan. Menyatakan yang salah adalah salah. Tidak mau berkompromi dengan
kesalahan-kesalahan atau tekanan-tekanan untuk menurunkan integritas diri. Mengawasi,
mengatasi dan membasmi unsur-unsur penyelewengan/penyimpangan/kesalahan baik disengaja
maupun tidak. Melapor secepatnya kepada atasan/pimpinan perusahaan bila diketahui adanya
unsur-unsur ketidakjujuran/penyelewengan.
23. Harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pimpinan kerja/pimpinan
perusahaan/tuntutan perusahaan. Berfikir dan melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan
tuntutan perusahaan, ketentuan-ketentuan, sistem dan prosedur yang ada, petunjuk dan instruksi
pimpinan. Tidak semaunya sendiri untuk melaksanakan tugas. Bertanya kembali kepda pimpinan
apabila ada hal yang kurang jelas.
24. Konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan. Melaksanakan pekerjaan dengan teliti, cepat dan
rapih. Dalam waktu kerja, tidak ngobrol/tidak membicarakan hal-hal yang tidak ada sangkut
pautnya dengan pekerjaan.

Pasal 18
LARANGAN-LARANGAN BAGI KARYAWAN ·
1. Setiap Karyawan dilarang membawa/menggunakan barang-barang/alat-alat milik Perusahaan
keluar dari lingkungan Perusahaam tanpa ijin dari Pimpinan Perusahaan 2 atau yang berwenang.
2. Setiap Karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak diperkenankan
memasuki ruangan Iain yang bukan bagiannya kecuali atas permimtaan/ijin atasannya.
3. Setiap Karyawan dilarang menjual/memperdagangkan barang-barang berupa apapun atau
mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau mengedarkan poster yang tidak ada hubungan
dengan pekerjaannya tanpa ijin dari Pimpinan Perusahaan.
4. Setiap Karyawan dilarang minum minuman keras, mabuk ditempat kerja, membawa, menyimpan,
dan menyalahgunakan bahan narkotika, melakukan segala macam perjudian dan bertengkar atau
berkelahi dengan sesama Karyawan/pimpinan didalam Iingkungan Perusahaan.
5. Setiap Karyawan dilarang membawa senjata api / tajam ke dalam lingkungan perusahaan.
6. Setiap Karyawan dilarang melakukan tindakan asusila di dalam lingkungan Perusahaan.
7. Setiap Karyawan dilarang merokok atau membawa api ke dalam ruangan kerja, gedung, atau
tempat-tempat lain yang mudah menimbulkan kabakaran.
8. Setiap Karyawan dilarang meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atasan.
9. Setiap Karyawan tidak diperkenankan menggunakan nama Perusahaan untuk transaksi dan surat-
surat pribadi.
10. Setiap Karyawan dilarang/tanpa ijin atasan bekerja atau menjadi Karyawan pada Perusahaan Iain.
11. Setiap Karyawan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan diluar tugas pekerjaan-pekerjaannya,
kecuali atas perintah atasan yang berwenang.
12. Setiap Karyawan dilarang menutupi kesalahan hasil pekerjaan sesama Karyawan yang dapat
merugikan Parusahaan.
13. Setiap karyawan dilarang memasukan kartu hadir orang lain juga meminta orang lain mengerjakan
hal yang sama.
14. Setiap karyawan dilarang meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atasan secara tertulis yang disetujui
atasannya.
15. Setiap karyawan tanpa ijin atasan dilarang bekerja atau menjadi karyawan pada perusahaan lain
(tidak melakukan kerja rangkap).
16. Setiap karyawan dilarang memberikan keterangan palsu.
17. Setiap karyawan tidak diperkenankan menggunakan nama perusahaan untuk transaksi dan surat-
surat pribadi.
18. Setiap karyawan dilarang menutupi kesalahn hasil pekerjaan sesama karyawan atau perbuatan
curang yang dilakukan karyawan lain yang dapat merugikan perusahaan.
19. Setiap karyawan dilarang membocorkan atau membicarakan nilai/rupiah gaji atau rahasia
perusahaan lainnya dengan karyawan lain atau dengan orang lain diluar perusahaan.
20. Tidak menyampaikan kepihak lain hasil diskusi, strategi, rencana, kebijaksanaan perusahaan kecuali
pihak-pihak atau orang-orang sekelompok kerja yang berpartisipasi untuk pelaksanaan hasil diskusi,
strategi, rencana, kebijakan tersebut atau orang-orang tertentu yang ditunjuk/disetujui perusahaan
untuk mengetahui/berpartisipasi.
21. Patuh kepada pimpinan kerja/pimpinan perusahaan. Menerima dan melaksanakan dengan baik
setiap tugas pekerjaan yang dilimpahkan dengan penuh semangat dan tanggung jawab penuh.
Bicarakan secepatnya masalah atau kesulitan yang dihadapinya kepada pimpinan kerja untuk
diselesaikan bersama. Bersikap stabil dan dewasa, senantiasa bekerja dan menghadapi masalah
dengan pikiran terbuka, tidak mengadu atau mengeluh kepada rekan-rekan kerja lainnya.
22. Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang bukan ditugaskan oleh pimpinan kerja atau
pimpinan perusahaan baik ditempat kerjanya maupun ditempat lain dalam lingkungan perusahaan
kecuali ada izin dari pimpinan kerja/pimpinan perusahaan.
23. Dilarang menempel/menyebarkan selebaran, kabar issue atau sejenisnya di dalam lingkungan
perusahaan tanpa izin dari perusahaan.
24. Dilarang menyalahkan api/merokok di area bekerja.
25. Dilarang menggunakan telephone perusahaan untuk keperluan pribadi dan menggunakan
handphone di area kerja kecuali Head Of Department (HOD).
26. Dilarang membuang sampah disembarang tempat.
Pasal 19
PELANGGARAN TATA TERTIB
YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Setiap Karyawan yang melakukan perbuatan-perbuatan atau melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib Perusahaan, pelanggaran yang merugikan Perusahaan dapat dikenakan sanksi pemutusan
hubungan kerja karena alasan mendesak, tanpa memperoleh uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja tetapi memperoleh penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003. Alasan mandesak tersebut adalah sebagai berikut :
A 1. Mengambil atau membawa atau uang milik Perusahaan tanpa ijin dan/atau tanpa prosedur
. yang berlaku di Perusahaan
2. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan.
3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, mamakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan adiktif lainnya di Iingkungan kerja.
4. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di
Iingkungan kerja.
6. Membujuk teman sekerja atau pangusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan Peraturan perundang-undangan.

7. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
Perusahaan yang menimbulkan kerugian Perusahaan
8. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya di tempat kerja
9. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan Negara

B Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan mandesak tersebut di atas dilakukan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 20
PEMBERIAN SURAT PERINGATAN
1. Perusahaan dapat memberikan surat peringatan tertulis kepada setiap karyawannya yang
melakukan pelanggaran tata tertib Perusahaan antara lain sebagai berikut :
a) Sering datang terlambat atau pulang mendahului waktu yang sudah di tentukan.
b) Tidak mematuhi ketentuan kesalamatan kerja, petunjuk atasan dan sebagainya.
c) Menolak perintah yang Iayak.
d) Melalaikan kewajiban secara serampangan.
e) Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun telah dicoba pada posisi Iain.
2. Kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib Perusahaan akan diberikan surat
peringatan sacara tertults yaitu :
 Surat Peringatan l
• Surat Peringatan II
• Surat Peringatan III
3. Masing-masing surat Peringatan mempunyat masa Berlaku 6 (enam) bulan dan apabila setelah
mendapat surat Peringatan ketiga (terakhir) ternyata yang barsangkutan masih melakukan
pelanggaran Iagi maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan sesuai
dengan prosedur Undang-Undang no.13 tahun 2003.
4. Surat Peringatan tidak perlu diberikan menurut urut-urutannya, tetapi dapat dinilai dari besar
kecilnya kesalahan yang dilakukan olesh Karyawan.
Pasal 21
TERLAMBAT
1. Kebijakan datang terlambat hanya 2 ( dua ) kali dalam sebulan.
2. Apabila Karyawan melebihi dari kebijakan yang di berikan oleh perusahaan, maka di kenakan
potongan gaji, yang besarnya sebagai berikut :
 HOD : Rp 15.000,- ( Lima Belas ribu rupiah) / Hari, dan seterusnya.
 Staff : Rp 10.000,- ( Sepuluh ribu rupiah ) / Hari, dan seterusnya.
Pasal 22
MANGKIR
3. Apabila Karyawan tidak masuk kerja tanpa atasan yang dapat dterima oleh Perusahaan maka
Karyawan tersebut dianggap mangkir, dan upahnya tidak dapat dibayar.
4. Apabila Karyawan mangkir selama 5 (Iima ) hari kerja berturut-turut tanpa disertai dengan bukti-
bukti yang sah, dan telah dipanggil Perusahaan secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali, namun yang
bersangkutan tidak mengindahkan panggilan tersebut maka Karyawan tersabut dikualifikasikan
mengundurkan diri dan diberikan uang dan uang penggantian hak sesuai dengan kebijakan
perusahaan.
PasaI 23
SKORSING
1. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap Karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau melakukan tindakan
yang merugikan Perusahaan.
2. Jangka waktu skorsing yang sifatnya mendidik paling lama 1 (satu) bulan kecuali menunggu
keputusan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan selama putusan PHK belum
diberikan masa skorsing dapat diperpanjang. Selama dalam skorsing upah dan hak-hak lainnya
dlbayar sebagaimana biasa diterima oleh Karyawan setiap bulan sesuai UU No.13 Tahun 2003.
PasaI24
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Bagi Karyawan yang telah melakukan pelanggaran berat atau telah diberikan surat peringatan
ketiga/terakhir masih melakukan pelanggaran Iagi, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerjanya dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
2. Bagi Karyawan yang akan mengundurkan diri dari Perusahaan harus mengajukan permohonan
secara tertulis sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelumnya kepada Pimpinan Perusahaan
dan tetap melaksanakan kewajlbannya sampai tanggal mulai mengundurkan dlri, dalam hal ini
Karyawan tidak berhak atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja.
3. Bahwa dalam hal Karyawan mengajukan pengunduran diri, Perusahaan akan memberikan uang
penggantian hak dan uang pisah pengunduran diri yang besarnya 100% dari UPMK dan dilaksanakan
sesuai pasal 156 ayat (4) UU No.13 Tahun 2003.
4. Ketentuan pemberian uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja dan penggantian hak
sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 pasal 155 ayat (2), (3), dan (4) adalah sebagai berikut :
a) Masa kerja kurang 1 tahun 1 bulan upah
b) Masa kerja 1 tahun atau Ieblh tetapi kurang dari 2 tahun 2 bulan upah
c) Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan upah
d) Masa kerja 3 tahun atau Ieblh tetapi kurang dan 4 tahun 4 bulan upah
e) Masa kerja 4 tahun atau Ieblh tetapi kurang dan 5 tahun 5 bulan upah
f) Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan upah
g) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun 7 bulan upah
h) Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun 8 bulan upah
i) Masa kerja 8 tahun atau Ieblh 9 bulan upah
Besarnya uang Penghargaan masa kerja ditetagkan sebagai berikut :
a) Masa kerja 3 tahun atau Iebih tetapi kurang dari 6 tahun 2 bulan upah
b) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 3 bulan upah
c) Masa kerja 9 tahun atau Iebih tetapi kurang dari 12 tahun 4 bulan upah
d) Masa kerja 12 tahun atau Iebih tetapi kurang dari 15 tahun 5 bulan upah
e) Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 6 bulan upah
f) Masa kerja 18 tahun atau Iebih tetapi kurang dar} 21 tahun 7 bulan upah
g) Masa kerja 21 tahun atau Iabih tetapi kurang dari 24 tahun 8 bulan upah
h) Masa kerja 24 tahun atau Iebih 10bulan upah
Uang penggantian hak meliputi
- Cuti tahunan yang balum diambil dan masih berlaku. H
- Ongkos pulang di tempat dimana Karyawan tersebut diterima bakerja.
- Penggantian fasilitas perumahan, perawatan, dan pangobatan yang diberikan Perusahaan secara
cuma-cuma besarnya ditetapkan 15% dari uang pesangon dan PNIK apabila masa kerjanya
memenuhi syarat untuk mendapatkan uang PMK (Panghargaan Masa Kerja).
5. Dengan upah yang digantikan sebagai dasar parhitungan Uang Pasangon, Uang Penggantian Hak
yang seharusnya diterima terdiri atas :
a) Upah pokok
b) Segala macam tunjangan yang barsifat tetap kepada Karyawan dan keluarganya.
c) Upah sebulan adalah sama dengan 30 kali upah sehari.
Pasal 25
PENYELESAIAN KELUH KESAH KARYAWAN
1. Apabila terjadi keluh kesah/kekurangpuasan dari Karyawan atas hubungan kerja, syarat-syarat kerja
dan keadaan ketenagakerjaan akan diselesaikan secara musyawarah dengan atasannya Iangsung.
Dan apabila belum dapat diselesaikan, maka diteruskan kepada Pimpinan yang Iebih tinggi.
2. Apabila telah ada serikat pekerja (SP) agar diselesaikan melalui musyawarah antara Pimpinan
Serikat Pekerja dengan Pimpinan Perusahaan dan apabila benar-benar tidak dapat diselesaikan
secara internal di Perusahaan, baru dimintakan bantuan ke Instansi yang berwenang di bidang
ketenagakerjaan setempat untuk dapat diselesaikan lebih Ianjut.
Pasal 26

PENUTUP
1. Hal-hal yang belum tercantum atau kurang di dalam Peraturan Perusahaan ini dari ketentuan
Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku maka akan diatur kemudian hari, dengan
memperhatikan ketentuan Perundangan.
2. Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku seteIah disyahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta, untuk paling lama selama 2 (dua) tahun.
3. Buku Peraturan Perusahaan ini dibagikan kepada masing-masing Karyawan secara cuma-cuma
untuk diketahui dan dilaksanakan.
4. Persyaratan kerja Iainnya yang perlu dan belum tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini tunduk
kepada Peraturan Perundangan yang berlaku.

Jakarta, , 2021

Di Buat oleh : Menyetujui :

OKIE HADIWIJAYA IBU CANNY PAK DELVIN


OPERATIONAL MANAGER GENERAL MANAGER

Anda mungkin juga menyukai