Anda di halaman 1dari 12

LEGALITAS TANDATANGAN ELEKTRONIK

DR. FENNIEKA KRISTIANTO


DIREKTUR HUKUM/DOSEN UNIVERSITAS PERESIDEN

15 OKTOBER 2020, WEBINAR REFRESHING & UP GRADING


KERJA SAMA ANTARA PENGDA KAB BEKASI IPPAT-JABABEKA RESIDENCE-BPN KAB BEKASI
Tanda Tangan
KBBI→ Tanda tangan adalah tanda sebagai lambang nama yang dituliskan dengan
tangan oleh orang itu sendiri sebagai penanda pribadi (telah menerima dan sebagainya).

Tan Thong Kie → dalam bukunya Studi Notariat dan Serba-serbi Praktek Notaris,
menyebutkan:

Suatu pernyataan kemauan pembuat tanda tangan (penandatanganan), bahwa ia


dengan membubuhkan tanda tangannya di bawah suatu tulisan menghendaki agar
tulisan itu dalam hukum dianggap sebagai tulisannya sendiri (pembuat tanda tangan).
• Pasal 1875 KUH Perdata menjelaskan suatu keabsahan tanda tangan
sebagai berikut:

• Suatu tulisan di bawah tangan yang diakui kebenarannya oleh orang


yang dihadapkan kepadanya atau secara hukum dianggap telah
dibenarkan olehnya, menimbulkan bukti lengkap seperti suatu akta
otentik bagi orang-orang yang menandatanganinya, ahli warisnya serta
orang-orang yang mendapat hak dari mereka.
Keabsahan Tanda Tangan Elektronik
Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU 19/2016”) dan Pasal 1 angka
22 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP PSTE”):

Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas


Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan
Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan
autentikasi.
Macam Tanda Tangan Elektronik

a. Tanda tangan elektronik tersertifikasi, yang harus memenuhi persyaratan:


• memenuhi keabsahan kekuatan hukum dan akibat hukum tanda tangan
elektronik;
• menggunakan sertifikat elektronik yang dibuat oleh jasa penyelenggara sertifikasi
elektronik Indonesia; dan
• dibuat dengan menggunakan perangkat pembuat tanda tangan elektronik
tersertifikasi.
b. Tanda tangan elektronik tidak tersertifikasi, dibuat tanpa menggunakan jasa
penyelenggara sertifikasi elektronik Indonesia.
• Tanda tangan elektronik berfungsi sebagai alat autentikasi dan verifikasi atas:
a. identitas penanda tangan; dan
b. keutuhan dan keautentikan informasi elektronik.

• Persetujuan penanda tangan terhadap informasi elektronik yang akan ditandatangani


dengan tanda tangan elektronik harus menggunakan mekanisme afirmasi dan/atau
mekanisme lain yang memperlihatkan maksud dan tujuan penanda tangan untuk terikat
dalam suatu transaksi elektronik.

• Jadi, tanda tangan elektronik tersebut lazimnya dilakukan pada transaksi elektronik,
yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer,
dan/atau media elektronik lainnya.
Keabsahan Tanda Tangan Elektronik, Ps. 11 ayat (1) UU
No. 11/ 2008 (“UU ITE”) & Ps. 59 ayat (3) PP PSTE:
Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan;
b. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya
berada dalam kuasa Penanda Tangan;
c. segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
d. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik
tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penanda tangannya; dan
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait
Sesuai dengan UU ITE , maka beberapa poin
syarat sahnya tanda tangan-el adalah:
• Data pembuatan bersifat privat dan hanya bisa diketahui oleh pemilik tanda
tangan.
• Dalam pembuatan tanda tangan, pemilik aslinya saja yang memiliki kuasa
menggunakannya.
• Apabila terjadi perubahan tentang informasi yang berkaitan dengan tanda tangan,
bisa diketahui dan dilacak.
• Memiliki cara khusus untuk mengetahui pemilik tanda tangan tersebut.
• Memiliki cara khusus untuk membuktikan bahwa pemilik tanda tangan
memberikan persetujuan yang sah tentang informasi elektronik.
Penggunaan Tanda Tangan Elektronik oleh Notaris

1. Apabila tanda tangan notaris yang dimaksud adalah atas nama


pribadi dan tidak ada hubungan dengan jabatan notarisnya, tentu dapat
dikatakan sah selama memenuhi ketentuan Pasal 11 ayat (1) UU ITE
dan Pasal 59 ayat (3) PP PSTE.
2. Tetapi jika notaris menggunakan tanda tangan elektronik terkait
dengan jabatannya sebagai notaris, secara eksplisit memang belum ada
aturan yang mengatur hal ini.
Apakah Ps 15 ayat (3) UU No. 2/2014 (“UUJN”)
memberi peluang adanya cyber notary?

→ Pasal 15 ayat (3) UU 2/2014:


• Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

→ Penjelasan Pasal 15 ayat (3) UU 2/2014:


• Yang dimaksud dengan “kewenangan lain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan”, antara lain, kewenangan mensertifikasi transaksi
yang dilakukan secara elektronik (cyber notary), membuat Akta ikrar wakaf,
dan hipotek pesawat terbang.
Penggunaan Tanda Tangan-El pada Akta Partij dan Akta Relaas

• Ada dua jenis akta notaris, yaitu:

1. Akta partij (para pihak langsung berhadapan dengan notaris dan pihak tersebut
yang menandatangani akta) dan;
2. Akta relaas (menceritakan suatu kejadian dan notaris yang
menandatanganinya).

Cat: Khusus akta partij, perlu dipikirkan lagi penerapan tanda tangan elektronik, meskipun
ada suatu digital signature yang dibuktikan dengan digital certificate yang terpercaya, namun
masih terhalang masalah kepastian waktu dan tempat pembuatan akta, serta masalah tempat
pelaksanaan.
Pembuktian Keabsahan Tanda Tangan
Elektronik
→ Untuk memverifikasi tanda tangan digital yang digunakan dalam transaksi elektronik,
hanya tanda tangan digital bersertifikat yang bisa memenuhi proses verifikasi di pengadilan.
Apabila tanda tangan itu tersertifikasi, maka statusnya bisa disamakan dengan akta otentik.
Untuk mendapatkan keterangan tanda tangan tersebut valid atau tidak, diperlukan kehadiran
penyelenggara sertifikat elektronik yang menerbitkan tanda tangan digital tersebut untuk
turut melakukan uji forensik digital.
→ Hasil uji forensik digital tersebut yang akan menentukan sah-tidaknya isi dokumen
elektronik dan tanda tangan digital yang menyertainya. Misalnya jika terdapat isi dokumen
yang berubah, tanda tangan digital bersertifikasi memungkinkan penegak hukum untuk
memastikan keabsahan isi dokumen sekaligus identitas penandatangannya

Anda mungkin juga menyukai