ERGONOMI INDUSRTI
JAM KERJA DAN SHIFT KERJA
DOSEN PENGAMPU:
Ir.Suliawati,MT
DISUSUN OLEH :
TEKNIK
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan pekembangan teknologi yang cukup pesat, teknologi
informasi telah menjelma menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat
dielakkan lagi. Penjadwalan kerja shift sangat penting buat kinerja pegawai,
Selain itu kerja shift dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam berbagai
cara. Namun demikian pengaruh sekunder tidak penting dibandingkan
pengaruh lain dari kerja shift. Pengaruh utama adalah psikologis, sosial dan
pribadi. Pengaruh dari kerja shift pada kinerja pegawai secara umum, kinerja
kerja shift dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut, diantaranya
pekerjaan yang menuntut secara mental (seperti inspeksi dan kontrol
kualitas) memerlukan kesabaran dan kehati- hatian. Pekerja shift mungkin
akan kekurangan dua hal tersebut.Gangguan irama tubuh (circadian rhythms)
dapat menimbulkan kerugian terhadap kemampuan fisik dan mental pekerja
shift, khususnya ketika perubahan shift kerja dan shift malam.Untuk contoh,
pekerja yang telah berusia tua memiliki kemampuan yang minimal untuk
untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan shift kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jam kerja dan shift kerja dalam suatu perusahaan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jam kerja dan shift kerja dalam suatu perusahaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ketentuan waktu kerja diatas juga hanya mengatur batas waktu
kerja untuk 7 atau 8 sehari dan 40 jam seminggu dan tidak mengatur
kapan waktu atau jam kerja dimulai dan berakhir. Pengaturan mulai dan
berakhirnya waktu atau jam kerja setiap hari dan selama kurun waktu
seminggu, harus diatur secara jelas sesuai dengan kebutuhan oleh para
pihak dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian
Kerja Bersama (PKB).
Namun, peraturan tersebut tentu tidak berlaku untuk beberapa
sektor dan beberapa jenis pekerjaan. Dan dalam penerapannya tentu
pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan
pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Berdasarkan Keputusan
Menteri, Kepmenakertrans No. 233 tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan
Yang Dijalankan Secara Terus Menerus, tanpa mengikuti ketentuan jam
kerja sebagaimana tercantum dalam UU No. 13 tahun 2003. dimana pada
pasal 3 ayat (1) mengatur bahwa pekerjaan yang berlangsung terus
menerus tersebut adalah:
- pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;
- pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;
- pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;
- pekerjaan di bidang usaha pariwisata;
- pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
- pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan
air bersih (PAM), dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas
bumi;
- pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya;
- pekerjaan di bidang media masa;
- pekerjaan di bidang pengamanan;
- pekerjaan di lembaga konservasi;
- pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu
proses produksi, merusak bahan, dan termasuk
pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
3
Berdasarkan peraturan tersebut, maka jenis-jenis pekerjaan diatas
tidak mengikuti jam kerja sesuai UU No 13 tahun 2003, Namun
demikian, setiap kelebihan jam kerja yang dilakukan oleh buruh atau
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan diatas, harus dihitung sebagai
lembur yang harus dibayarkan karena merupakan hak buruh atau pekerja
yang dilindungi oleh Undang-Undang.
4
meningkatnya permintaan barang-barang produksi. Sistem inidipandang akan
mampu meningkatkan produktifitas suatu perusahaan yang menggunakannya.
Menurut Landy 1997), jadwal kerja shift adalah adanyapengalihan tugas atau
pekerjaan dari satu kelompok karyawan pada kelompokkaryawan yang lain.
Sedangkan Riggio (1990) mendefinisikan shift kerja sebagaisuatu jadwal kerja
dimana setiap karyawan secara bergantian datang ke tempatkerja agar kegiatan
operasional tetap berjalan.Gordon dan Henifin (dalam Muchinsky, 1997),
mengatakan bahwa shift kerja adalah jadwal kerja yang menggunakan jam kerja
yang tidak seperti biasanya, akan tetapi jam kerja tetap dimulai dari pukul 07.00
– 09.00 pagi.
Pelaksanaan dari shift itu sendiri adalah dengan cara bergantian,
yaknikaryawan pada periode tertentu bergantian dengan karyawan pada
periodeberikutnya untuk melakukan pekerjaan yang sama. Karyawan yang
bekerja padawaktu normal digunakan istilah diurnal, yaitu individu atau
karyawan yang selaluaktif pada waktu siang hari atau setiap hari. Sedangkan
karyawan yang bekerjapada waktu malam hari digunakan istilah nocturnal, yaitu
individu atau karyawanyang bekerja atau aktif pada malam hari dan istirahat
pada siang hari (Riggio,1990). Adapun pengertian yang digunakan dalam tulisan
ini adalah, bahwa shiftkerja merupakan sistem pengaturan waktu kerja yang
memungkinkan karyawanberpindah dari satu waktu ke waktu yang lain setelah
periode tertentu, yaitudengan cara bergantian antar kelompok kerja satu dengan
kelompok kerja yanglain sehingga memberi peluang untuk memanfaatkan
keseluruhan waktu yangtersedia untuk mengoperasikan pekerjaan.
5
2. Prosedur shif kerja yang baik
Berikut ini beberapa cara membuat jadwal kerja shift kerja yang
baik yang bisa kita terapkan. Kenali bisnis dan karyawan Anda dengan baik
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah benar-benar memahami
bisnis Anda dan bagaimana karyawan Anda dengan baik. Mengetahui
bisnis sendiri artinya ketahui terlebih dahulu hari dan jam tersibuk pada
bisnis Anda. Kemudian, ketahui pula siapa saja pegawai yang layak untuk
dijadwalkan pada shift tertentu. Dengan demikian, pembagian jadwal kerja
shift karyawan akan terasa lebih seimbang bagi Anda selaku pengusaha dan
para karyawan.
- Buatlah waktu kerja sesuai perundang-undangan Setelah mengetahui
dengan betul kapan jam tersibuk dan siapa saja karyawan yang
berkompeten, maka Anda perlu menetapkan waktu kerja dengan tetap
mengikuti peraturan perundang-undangan. Itu artinya, maksimal waktu kerja
adalah 8 jam di luar lembur. perhatikan dengan betul kapan waktu shift kerja
dimulai dan kapan waktu shift kerja berakhir. Tuangkan dalam sebuah
peraturan tertulis supaya semua pihak bisa sama-sama mengetahui.
- Bagi karyawan ke dalam beberapa kelompok Untuk memastikan setiap
karyawan mendapatkan waktu istirahat yang cukup, sebaiknya dibagi ke
dalam beberapa kelompok. Bagi perusahaan yang harus beroperasi selama
24 jam tanpa henti, maka bisa membagi karyawan ke dalam tiga atau empat
kelompok untuk tiga shift. Sementara itu, jika Anda hanya memberlakukan
dua shift saja, maka membagi karyawan ke dalam tiga atau dua kelompok
saja sudah cukup.
6
yang diberikan tetap prima. Merupakan hal yang mustahil bukan untuk
mempekerjakan karyawan yang sama pada satu shift kerja selama 24 jam?
Selain secara biologis tidak memungkinkan, hal ini juga akan melanggar
berbagai hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Wajarnya,
satu karyawan akan memiliki jam kerja kurang lebih 40 jam setiap
minggunya, di luar lembur. Namun untuk perusahaan atau bidang usaha
yang menerapkan layanan 24 jam, sistem kerja dengan pembagian shift
menjadi solusi utamanya. Penggunaan sistem kerja ini memiliki banyak
manfaat, yang idealnya bisa dirasakan oleh karyawan dan perusahaan
secara langsung.
4. Dampak yang ditimbulkan dari shif kerja secara fisik dan psikologi
Adnan (2002) mengemukakan bahwa sistem shift kerja terdapat dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah memaksimalkan
sumberdaya yang ada, memberikan lingkungan kerja yang sepi khususnya
shift malam dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan dampak
negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah
kesehatan.Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem shift
kerja karena membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu
tidur,waktu makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Secara umum,
semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari.
Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan
sumber energi. Monk mengatakan, individu yang tergolong tipe siang
mengalami kesulitandalam menyesuaikan diri dengan kerja shift malam.
Individu dengan tipe siang adalah individu yang bangun tidur lebih pagi dan
tidur malam lebih awal dari rata-rata populasi. Shift kerja dan kerja malam
hari merupakan kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi
pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial.
7
Shift kerja malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik,
mental,menganggu irama sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi
kemampuankerja dan meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja,
menghambat hubungan sosial dan keluarga.Irama sirkadian adalah
proses-proses yang saling berhubungan yangdialami tubuh untuk
menyesuaikan perubahan waktu selama 24 jam, sehingga seseorang akan
terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti pada shift kerja
karena jam biologis tubuh tidak mampu mengatasi perubahan situasi
yang ada.Tomei dkk (2006) menyatakan bahwa ada kecenderungan
meningkatnyakecemasan dan agresivitas pada akhir suatu shift. Berger
dkk(2006) menyatakan bahwa tambahan durasi shift (extended-duration
shift), yang didefinisikan bekerja lebih dari 24 jam terus menerus, akan
meningkatkan tingkat kesalahan. Lima kali tambahan durasi shift per
bulan akan meningkatkan kelelahan sampai 300% dan berakibat fatal.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem shift kerja dan jam kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
Produktivitas pekerja shift pagi lebih tinggi dari pada shift malam, hal ini
disebabkan circadian ritmemeningkat pada siang hari dan menurun pada malam
hari. Untuk mengurangi tingkatkelelahan pekerja pihak perusahaan dapat
melakukan beberapa hal seperti: (a).memberikan perhatian dalam hal pemberian
gizi yang seimbang terutama untuk shiftmalam, (b). melakukan sistem rotasi
cepat terutama untuk shift malam, (c) mengatur jam shift kerja sesuai dengan jam
kerja normal per shift sesuai UU No. 13 tahun 2003,d)melakukan perbaikan
lingkungan kerja agar lebih kondusif dan nyaman dalammeningkatkan prestasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://sleekr.co/blog/manfaat-shifting-karyawan-untuk-kedua-pihak/
Diakses 06 juni 2021
10