Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahaya Psikososial


dan Stress Kerja
Dosen Pengampu : Wiwik Eko Pertiwi, MKM

1. Mia Lisdiani 2020031045


2. Nariyah Gustiara 2020031055
3. Robiyati Arini 2020031079

PRODI KESEHATAN MASAYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hanya dengan rahmat dan karunia-Nya makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih kami kepada seluruh pihak
yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada Dosen Mata Kuliah
Bahaya Psikososial dan Stress Kerja ibu Wiwik Eko Pertiwi, MKM.

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahaya Psikososial
dan Stress Kerja. Makalah ini membahas tentang “Pengaturan Jam Kerja”. Dengan
adanya makalah ini tentunya diharapkan dapat mempermudah kami dalam mengetahui,
memahami lebih jauh mengenai berbagai aspek dalam Bahaya Psikososial dan Stress Kerja.

Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk
media pembelajaran, makalah ini juga tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cilegon, 14 Maret 2023

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

A. Definisi Shift Kerja.........................................................................................................6

B. Pembagian Shift Kerja....................................................................................................6

C. Dampak Shift Kerja.........................................................................................................8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………10

A. Kesimpulan…………..………....…………………………………………………….10

B. Saran………………………………………………………………...………………..10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang
hari. Jam kerja dibagi menjadi dua, yaitu jam kerja normal dan sistem shift. Untuk
meningkatkan kualitas kerja karyawan ada beberapa perusahaan yang menetapkan
sistem shift. Suma’mur dalam Satrio (2015: 14) menunjukkan bahwa shift kerja
adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu
oleh perusahaan dan biasanya dibagi berdasarkan tiga shift, yaitu shift pagi, shift sore,
dan shift malam. Setiap perusahaan memiliki shift kerja yang berbeda sesuai dengan
pekerjaannya. Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan sistem shift kerja. Sistem
kerja shift biasanya digunakan dalam pekerjaan seperti pramuniaga, security, dan
perawat rumah sakit. Tenaga kerja yang tidak dapat beradaptasi dengan shift kerja
cenderung keluar dari pekerjaan. Tenaga kerja yang tidak bekerja, mengakibatkan
tingkat pengangguran yang bertambah dan mengakibatkan angka kemiskinan yang
juga semakin meningkat.

Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan.
Kelelahan bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rotasi shift kerja, faktor
individu (kesehatan/penyakit, jenis kelamin, umur, pendidikan, beban kerja, masa
kerja dan status gizi) dan faktor lingkungan fisik (kebisingan, penerangan, suhu dan
tekanan panas, vibrasi dan ventilasi). Upaya untuk meminimalisir dampak negative
dari shift kerja, pihak perusahaan melakukan perputaran shift setiap 1 minggu. Upaya
ini diharapkan dapat menurunkan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di bagian daily
check. Akan tetapi, upaya perusahaan ini belum optimal karena masih adanya
pengaruh negatif dari shift kerja. Meskipun perputaran jadwal dilakukan, tingkat
kelelahan pada pekerja masih sangat tinggi. Oleh karena itu peneliti mengadakan
penelitian mengenai hubungan shift kerja pagi, shift kerja siang, shift kerja malam
dengan tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja.

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Definisi Shift Kerja?


2. Apa yang dimaksud dengan Pembagian Shift Kerja?
3. Apa yang dimaksud dengan Dampak Shift Kerja?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami Definisi Shift Kerja


2. Untuk mengetahui dan memahami Pembagian Shift Kerja
3. Untuk mengetahui dan memahami Dampak Shift Kerja

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Shift Kerja

Ada banyak definisi mengenai shift kerja yang dinyatakan dalam literatur.
Tayari & Smith (1997, p. 350) berpendapat bahwa shift kerja merupakan periode
waktu 24 jam yang satu atau kelompok orang dijadwalkan atau diatur untuk
bekerja di tempat kerja. Sedangkan di dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary (2005, p. 1400) shift kerja didefinisikan sebagai suatu periode waktu
yang dikerjakan oleh sekelompok karyawan yang mulai bekerja ketika kelompok
yang lain selesai.

Menurut Muchinsky (1999), pengertian shift kerja adalah pembagian waktu


kerja berdasarkan waktu tertentu. Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan
kerja yang memberi peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang
tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai sebuah
cara yang paling memungkinkan untuk memenuhi tuntutan akan kecenderungan
semakin meningkatnya permintaan barang-barang produksi.

Di lain sisi, Bhattacharya & Glothlin (1996, p. 404), mendefinisikan shift kerja
yang mendasar adalah waktu dari sehari seorang karyawan harus berada di tempat
kerja. Dengan definisi ini, semua karyawan yang dijadwalkan berada di tempat
kerja secara teratur, termasuk karyawan harian, adalah karyawan shift.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa shift kerja adalah
sebuah periode waktu yang mengharuskan para karyawan berada di tempat kerja
secara teratur, dimana dilakukan bergantian secara kelompok dalam rentang waktu
24 jam.

B. Pembagian Shift Kerja

Sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun
biasanya menggunakan tiga shift setiap harinya dengan delapan jam kerja setiap
shift. Menurut William (1992) dikenal dua macam sistem shift kerja, yaitu :
1. Sistem Shift Permanen

7
Shift permanen adalah dimana para karyawan bekerja pada shift
yang tetap setiap harinya selama delapan jam. Karyawan yang bekerja
pada shift malam yang tetap adalah orang-orang yang bersedia bekerja
pada malam hari dan tidur pada siang hari.
2. Sistem Rotasi
Pada sistem rotasi, para karyawan tidak bekerja terus-menerus pada
shift yang tetap. Terdapat dua sistem rotasi, yaitu sistem rotasi shift cepat
dimana karyawan bekerja secara bergilir dengan periode rotasi kerja dan
hari libur (setelah shift malam) 2-3 hari; serta sistem rotasi shift lambat
dimana merupakan kombinasi antara sistem shift permanen dan sistem
rotasi shift cepat dengan bentuk mingguan, dua mingguan atau bulanan.
Shift rotasi adalah shift yang paling mengganggu irama circardian
dibandingkan dengan shift permanen bila berlangsung dalam jangka waktu
panjang.
Kuswadji (1997) membagi shift kerja secara umum menjadi shift
pagi, shift siang, dan shift malam dimana masing-masing karyawan akan
mengalami delapan jam kerja yang sama selama 24 jam.
1. Shift Pagi
Shift pagi adalah shift yang beroperasi mulai dari pukul 06.00 sampai
14.00. Namun, terdapat juga perusahaan yang mulai beroperasi pada
pukul 07.00, sehingga berakhir pada pukul 15.00. Bekerja pada shift
pagi memberikan dampak positif bagi karyawan karena dianggap dapat
memberikan waktu luang lebih dan waktu yang banyak bersama
keluarga.
2. Shift Siang
Shift siang mulai beroperasi dari pukul 14.00 sampai 22.00. Bagi
perusahaan yang shift paginya beroperasi pada pukul 07.00, shift siang
akan dimulai dari pukul 15.00 sampai 23.00. Karyawan yang bekerja
pada shift siang akan memiliki kehidupan sosial yang kurang baik.
Selain itu, kebiasaan pulang malam juga dapat membahayakan
keselamatan pribadi, terutama jika berada di kota-kota besar yang
memiliki angka kriminalitasnya cukup tinggi.
3. Shift Malam

8
Pada perusahaan yang shift siangnya berakhir pada pukul 22.00, shift
malam akan dimulai dari pukul 22.00 sampai 06.00, sedangkan shift
siang perusahaan yang berakhir pada pukul 23.00, shift malam akan
dimulai pada pukul 23.00 sampai 07.00. Para karyawan yang bekerja
pada shift malam akan memiliki masalah pada kehidupan sosial dan
keluarga, memiliki gangguan tidur karena bising pada siang hari, serta
waktu luang yang sering terbuang.
Perubahan kerja shift, dari shift pagi atau shift siang menjadi shift
malam, menurut Grandjean (1988) akan mengganggu circadian rhythm
yang akhirnya mengganggu semua fungsi organ tubuh. Menurut
National Transport Comission (2006) dalam Ariani (2009), circadian
rhythm adalah siklus alamiah tubuh yang mengatur pola tidur, suhu
tubuh, pencernaan, serta fungsi tubuh lainnya yang terus berulang
selama 24 jam.

Menurut Lee et al. (2014), pengaturan waktu kerja (work schedule)


sangatlah penting. Metode pengaturan kerja yang sering digunakan di industri
jasa adalah :

1. Shift Work
Shift kerja adalah metode tradisional dalam mengatur waktu kerja, yang
memungkinkan perusahaan untuk memperpanjang jam operasional
karyawan lebih dari jam kerja pada umumnya.
2. Night Work
Night Work merupakan bagian dari shift work, baik yang tetap maupun
yang bergilir, terutama digunakan dalam industri yang menerapkan shift
kerja.
3. Weekend Work
Sebagai industri yang beroperasi 24 jam setiap harinya, karyawan
diharuskan untuk bekerja pada akhir minggu.

C. Dampak Shift Kerja

1. Mengganggu jadwal tidur

9
Sebuah penelitian membuktikan, bekerja shift cenderung membuat
seseorang tidur hanya enam jam sehari. Bukan hanya itu, kualitas tidur juga
dapat menurun akibat jadwal kerja yang tidak beraturan.

2. Perubahan metabolisme
Bekerja shift di malam hari membuat kadar hormon leptin menurun.
Hormon tersebut berfungsi untuk mengontrol berat badan, gula darah, dan
kadar insulin.
Perubahan hormon tersebut bisa berdampak buruk bagi metabolisme, sehingga
berbagai macam penyakit kronis seperti flu lebih mudah menyerang.
3. Meningkatkan risiko kanker
Penelitian dalam International Journal of Cancer menyebutkan bahwa
bekerja di shift malam dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga
30% bagi wanita. Hal ini disebabkan, ketidakseimbangan hormon dalam
tubuh, salah satunya melatonin yang seharusnya diproduksi ketika seseorang
sedang tidur. Namun akibat bekerja, tubuh tidak memproduksi hormon
tersebut dan mengalami peningkatan risiko kanker.
4. Memicu obesitas dan diabetes
Tidur terlalu sebentar atau mengubah jam biologis dapat memicu
obesitas. Bukan hanya itu, hasil meta-analisis pada Occupational and
Environmental Medicine menyebutkan, bahwa kerja shift dengan jadwal yang
berubah-ubah mampu meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Peningkatan ini
mencapai 42%, sebab kinerja insulin ikut terganggu akibat jam biologis tubuh
yang diubah, sehingga mengakibatkan terjadinya resisten insulin.
5. Berisiko terkena penyakit jantung
Selain kanker, bekerja di shift malam juga meningkatkan risiko penyakit
jantung, demikian menurut penelitian dalam British Medical Journal.
Peningkatan risiko ini terjadi pada 7% pekerja yang berada pada shift malam
hari, sehingga tak jarang jika kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan ikut
memburuk.
6. Mudah cedera
Berdasarkan penelitian dari University of British Columbia, bekerja shift
di malam hari membuat seseorang mudah cedera. Hal itu disebabkan kerja

10
shift berdampak pada jam tidur yang tidak beraturan, sehingga seseorang akan
terasa selalu letih dan lemas serta berisiko cedera ketika kembali bekerja.

7. Menyebabkan depresi
Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa bekerja shift di malam hari
memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental, yaitu depresi. Bekerja
shift meningkatkan risiko perubahan suasana hati dan kondisi labil seseorang.
8. Mengganggu fungsi otak
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Occupational and Environmental
Medicine menunjukkan bahwa orang yang bekerja dalam rotasi shift selama
satu dekade akan memiliki usia otak yang lebih tua enam tahun.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stress kerja merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi
dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu tingkat
individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal
tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung
bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat
ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut.
Stres yang terjadi dapat berupa stres positif maupun negatif dimana stress itu akan
memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stres yang dialami
pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi dengan banyak metode sehingga
diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya
usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta adanya
tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah
bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.

B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan stress
yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal tersebut
mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam bekerja.
Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan (lembaga).

12
DAFTAR PUSTAKA

Amir, J, Wahyuni, I & Ekawati. 2019. Hubungan Kebisingan, Kelelahan Kerja


dan Beban Kerja Mental Terhadap Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Body
Rangka PT. X. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.7 No.1. Universitas
Diponegoro.
Andrian, Y, Kurniadi, A, Maja, J,P,S dan Warouw, F. 2018. Asosiasi Antara
Pengolahan Meditasi dan Kimpitan Kecepatan Pada Dewasa Muda di
Manado.Jurnal Sinaps. Vo.1 No. 1. Universitas Samratulangi.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo.
Anizar.2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Apladika, Denny, H, M & Wahyuni, I. 2016.Hubungan Paparan Kebisingan
Terhadap Stres Kerja Pada Porter Ground Handling di Kakapura Ahmad
Yani Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vo.4 No.4. Universitas
Diponegoro.
Asmarani, R. 2017. Hubungan Antara Kemampuan Adaptasi Terhadap
Kebisingan Dengan Stres Kerja Karyawan. Jurnal Studia Insania. Vol. 5
No.1. Dinas Pendidikan Kab. Banjar.
Bett, J, Mckay, J, Maruff, P & Anderson, V. 2006.The Development of Sustained
Attention in Children: The Effect of Age and Task Load. Child
Neuropsychology.

13
14

Anda mungkin juga menyukai