Anda di halaman 1dari 15

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

SHIFT KERJA

DISUSUN OLEH :

VERONA YULITA SAMBETA

PO. 717134071011058

POLTEKKES KEMENKES MANADO


ANALIS KESEHATAN
SHIFT KERJA

PENGERTIAN SHIFT KERJA

Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat dilepaskan dari masalah kerja sebagai salah satu perwujudan
aktivitas baik yang menyangkut aktivitas fisik maupun aktivitas psikis dan berfungsi sebagai sarana dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis, dan sangat tergantung atas beberapa kondisi baik yang terdapat didalam
dirinya maupun kondisi yang ada diluar dirinya.
Dunia kerja adalah dunia yang saat ini sangat marak diperbincangakan dalam masyarakat. Entah itu para
pebisnis maupun masyarakat biasa juga sudah mulai banyak memperbincangkan mengenai dunia kerja ini.
Kerja merupakan suatu proses dalam hidup kita yang selalu terjadi bahkan setiap saat kita lakukan. Dalam
bekerja secara umum, kita sering mengenal yang disebut pembagian waktu kerja atau yang sering djuga disebut
shift kerja. Para karyawan di sebuah perusahaan juga sudah memiliki jadwal pembagian kerja yang teratur. Bukan
hanya para pekerja yang bekerja di sebuah rumah sakit, tapi saat ini berbagai instansi perusahaan juga
menggunakan sistem pembagian kerja.
Shift kerja adalah pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi kerja pagi, sore dan malam yang
dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan produksi,
kepentingan masyarakat (pelayanan/jasa). Produktivitas tenaga kerja tinggi apabila terdapat keseimbangan antara
beban kerja, kapasitas kerja, dan lingkungan kerja (Riyadina, 1995, Sumamur, 1993). Beban kerja yang dimaksud
adalah beban fisik, mental maupun sosial.
Tayari and Smith (1997) menjelaskan tentang definisi shift kerja sebagai periode waktu 24 jam yang satu
atau kelompok orang dijadwalkan atau diatur untuk bekerja di tempat kerja. Selanjutnya Oxord Advanced Learners
Dictionary (2005) mendefinisikan shift kerja sebagai suatu periode waktu yang dikerjakan oleh sekompok pekerja
yang mulai bekerja ketika kelompok yang lain selesai.
Menurut Bhattacharya dan McGlothlin (1996) definisi shift kerja yang mendasar adalah waktu dari sehari
seorang pekerja harus berada di tempat kerja. Dengan definisi ini, semua pekerja yang dijadwalkan berada di tempat
kerja secara teratur, termasuk pekerja siang hari, adalah pekerja shift.
JENIS DAN PEMBAGIAN SHIFT KERJA

Monk dan Folkard (dalam Kyla, 2008) mengkategorikan tiga jenis sistem shift kerja, yaitu shift permanen,
sistem rotasi cepat, dan sistem rotasi shift lambat. Dalam hal sistem shift rotasi, pengertian shift kerja adalah kerja
yang dibagi secara bergilir dalam waktu 24 jam. Pekerja yang terlibat dalam sistem shift rotasi akan berubah-ubah
waktu kerjanya, pagi, sore dan malam hari, sesuai dengan sistem kerja shift rotasi yang ditentukan. Di Indonesia,
sistem shift yang banyak digunakan adalah sistem shift dengan pengaturan jam kerja secara bergilir mengikuti pola
5-5-5 yaitu lima hari shift pagi (08.00-16.00), lima hari shift sore (16.00-24.00) dan lima hari shift malam (24.00-
08.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir shift.
Sistem kerja shift rotasi ada yang bersifat lambat, ada yang bersifat cepat. Dalam sistem kerja shift rotasi
yang bersifat lambat, pertukaran shift berlangsung setiap bulan atau setiap minggu, misalnya seminggu kerja malam,
seminggu kerja sore dan seminggu kerja pagi. Sedangkan dalam sistem kerja shift rotasi yang cepat, pertukaran
shift terjadi setiap satu, dua, atau tiga hari.
ILO (1983) menyatakan pergantian shift yang normal 8 jam/shift. Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam
termasuk hari minggu dan hari libur memerlukan 4 regu kerja. Regu kerja ini dikenal dengan regu kerja terus
menerus (4X8), dan diperlukan sedikitnya 3 regu yang disebut dengan regu kerja semi terus menerus (3X8).
Inggris menggunakan sistem 2-2-2, sistem ini disebut dengan sistem rotasi pendek. Masing-masing shift
lamanya 2 hari dan pada akhir shift diberikan libur 2 hari. Selain itu sistem 2-2-3 juga merupakan sistem rotasi
pendek dimana salah satu shift dilaksanakan 3 hari, untuk 2 shift lainnya dilaksanakan 2 hari, dan pada akhir periode
shift diberikan libur 2 hari siklus ini bergiliran untuk setiap shift.
Pada akhir shift malam diperlukan istirahat sekurang kurangnya 24 jam. Sistem rotasi ini dianjurkan oleh
pakar yang berpandangan modern dengan mempertimbangkan faktor sosial dan psikologis untuk industri yang
bererak pada bidang manufaktur yang kontinyu (Grandjean, 1993).
Pengukuran kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia dikontribusikan
dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku diperlukan terutama untuk perencanaan kebutuhan tertentu tenaga
kerja (man power planning), perhitungan upah, penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem,
pemberian bonus (insentif) bagi karyawan yang berprestasi, indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh seorang
pekerja.
Teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi 2 :
Pengukuran waktu secara langsung, yaitu ; pengukuran yang dilaksanakan ditempat dimana pekerja yang
diukur dilaksanakan
Pengukuran secara tidak langsung, yaitu cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stop
watch)

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch), Pertama kali diperkenalkan oleh F. Taylor, metode ini
baik sekali digunakan untuk pekerjaan2 langsung, singkat dan berulang ulang. Hasil pengukuran waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan digunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang
sama.
Dalam pembagian kerja harus didasarkan pada kemampuan masing-masing individu yaitu benar-benar
berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.Sebelum abad ke-20, terjadi dua
peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orangmasing-masing melakukan pekerjaan khusus
perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang
bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan
sepuluh peniti sehari.

Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:


(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Jam kerja terbagi menjadi jam kerja normal dan sistem shift. Menurut Sumamur (1994), shift kerja merupakan
pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi
atas kerja pagi, sore dan malam.
DAMPAK KERJA SHIFT PADA KINERJA KARYAWAN

Kabaj, 1978; Tilley et al., 1982; Schultz and Schultz, 1986, dalam . Tayari and Smith (1997) mengungkapkan
bahwa kerja shift dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam berbagai cara. Namun demikian pengaruh
sekunder tidak penting dibandingkan pengaruh lain dari kerja shift. Pengaruh utama adalah psikologis, sosial dan
pribadi. Pengaruh dari kerja shift pada kinerja karyawan dapat diringkas sebagai berikut.
1) Secara umum, kinerja kerja shift dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut:
a) Tipe pekerjaan. Pekerjaaan yang menuntut secara mental (seperti inspeksi dan kontrol kualitas)
memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Pekerja shift mungkin akan kekurangan dua hal tersebut.
b) Tipe sistem shift. Gangguan irama tubuh (circadian rhythms) dapat menimbulkan kerugian terhadap
kemampuan fisik dan mental pekerja shift, khususnya ketika perubahan shift kerja dan shift malam.
c) Tipe pekerja. Untuk contoh, pekerja yang telah berusia tua memiliki kemampuan yang minimal untuk
untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan shift kerja.
2) Kinerja shift malam yang rendah dapat dikaitkan dengan;
a) Ritme tubuh yang terganggu
b) Adaptasi yang lambat terhadap kerja shift malam
c) Pekerja lebih produktif pada shift siang daripada shift malam
d) Pekerja membuat sedikit kesalahan dan kecelakaan pada shift siang daripada shift malam.
e) Kehati-hatian pekerja menurun selama kerja shift malam, khususnya ketika pagi-pagi sekali. Hal ini
mungkin penting diperhatikan terutama untuk tugas-tugas yang memerlukan pengawasan yang terus-
menerus (seperti operator mesin)
f) Jika pekerja tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk shift kerja, kinerja dapat dipengaruhi secara
buruk khususnya pekerjaan yang memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi.
EFEK PENYAKIT (DAMPAK) YANG DITIMBULKAN DARI SHIFT KERJA YANG KURANG BAIK

Seperti kita ketahui bahwa tubuh kita memiliki irama dan ritmenya sendiri, yang disebut dengan circadian
rhythm. Kebanyakan sistem metabolisme tubuh kita sangat aktif pada waktu tertentu dan tidak aktif pada saat yang
lain. Sebagai contoh, denyut jantung dan temperature badan kita berubah-ubah selama 24 jam; biasanya berada
pada titik terendah pada jam 4.00 dan mencapai puncak pada siang hari. Aktivitas metabolisme (kemampuan tubuh
menghasilkan energi dari makanan) paling tinggi pada siang sampai sore hari. Secara alamiah, tubuh kita diciptakan
untuk aktif pada siang hari dan butuh beristirahat pada malam hari untuk penyegaran dan recovery. Fluktuasi
circadian rhythm menjadi sebab yang mempengaruhi perubahan kinerja mental dan fisik.
Tuntutan bekerja shift menyebabkan gangguan pada circadian rhythm dan pada metabolisme tubuh kita.
Itulah sebabnya mengapa orang yang bekerja pada shift malam sering merasa mengantuk dan kelelahan saat
bekerja. Kondisi seperti ini pada titik tertentu sangat melelahkan. Penelitian membuktikan bahwa kebanyakan
pekerja malam tidak pernah bisa beradaptasi dengan jadwal kerjanya secara sempurna disebabkan karena fungsi
fisiologi tubuh manusia menurun pada malam hari.
Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Persoalan yang segera dapat
dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan menurunnya kualitas hubungan hubungan dengan keluarga atau
teman. Seperti diketahui, tidur siang dan tidur malam walaupun dilakukan dalam waktu yang sama, kualitasnya
berbeda. Persoalan jangka panjang yang muncul akibat shiftwork ini dapat berupa gangguan fungsi pencernaan dan
gangguan fungsi jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi kudapan ringan di kalangan para pekerja shift lebih tinggi
dari pekerja normal. Selain itu, kualitas dietnya lebih rendah dan cenderung tidak memenuhi syarat gizi yang
seimbang. Keluhan yang sering muncul adalah mual, konstipasi, diare, atau menurunnya nafsu makan. Untuk
menghindari persoalan gangguan pencernaan ini disarankan pada para pekerja shift untuk mengurangi konsumsi
garam dan makanan berlemak, menghindari junk food, dan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
dan baik.
Pembagian shift kerja yang kurang baik juga dapat memberi efek yang kurang baik terhadap kesehatan tubuh
baik secara fisiologis maupun psikologis seseorang.
a. Secara fisiologis:
Sebuah riset terbaru yang dirilis akhir November lalu menyebutkan bekerja shift malam memberikan peluang
pada tubuh untuk memproduksi karsinogen (zat penyebab kanker). Bekerja malam tak hanya mengacaukan ritme
sirkadian (jam biologis tubuh).
Banyak sekali konsekuensi-konsekuensi yang akan dialami jika kita tidak memberikan waktu istirahat yang
tepat bagi tubuh kita. Ketika tubuh anda tidak mendapatkan waktu tidur yang diperlukannya, peluang untuk
mengalami penyakit jantung koroner menjadi 2x lipat dibanding dengan orang-orang yang memiliki waktu tidur yang
cukup.
Dan khusus bagi seorang lelaki, ditemukan bahwa laki-laki yang kurang tidur berisiko untuk mengalami
disfungsi ereksi. Ini terjadi pada saat kadar testosteron menurun akibat waktu tidur yang sangat sedikit, sehingga
lebih sulit untnuk mempertahankan sebuah ereksi.
Studi yang dilakukan International Agency for Research on Cancer (IARC), divisi kanker dari WHO,
menegaskan terjaga di malam hari memicu sel kanker payudara bagi perempuan dan kanker prostat bagi pria.
Karena kerja shift malam menjadi faktor karsionen. Para peneliti menduga kerja malam ini menganggu ritme
sirkadian. Selain itu hormon melatonin yang berperan menghambat pertumbuhan tumor, normalnya diproduksi saat
malam. Sehingga kurang tidur membuat sistem kekebalan tubuh mudah diserang sel kanker dan tidak memiliki
kekuatan untuk menyerang balik. Indikasi tersebut positif, ujar Vincent Cogliano, salah satu anggota IARC bagian
unit pengklasifikasian bahan karsionogen. Cogliano juga mengatakan terjadi kenaikan angka penderita kanker pada
para pekerja malam, meski pihaknya belum memperhitungkan kemungkinan adanya faktor lain.
Bagi anda yang sudah tua, berumur antara 53 sampai 93 tahun, ada risiko untuk mengalami diabetes. Ini
diklaim dalam sebuah penelitian di Boston University. Seperti yang diterbitkan dalam Archives of Internal Medicine,
temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa orang lanjut usia yang tidur kurang dari 5 jam memiliki risiko yang 2,5 kali
lebih tinggi untuk mengalami penyakit kencing manis dibanding yang tidur 6 jam, yang peluang risikonya 1,7 kali
lebih rendah. Tetapi jangan berpikir bahwa terlalu banyak tidur akan mengatasi masalah. Penelitian menunjukkan
bahwa orang lanjut usia yang tidur terlalu lama mereka yang memiliki waktu tidur lebih dari 9 jam memiliki
peluang 1,7 kali lebih tinggi untuk mengalami diabetes.
Terakhir, kurang tidur menyebabkan seseorang mengalami pembelajaran spasial yang terganggu, seperti
ketika akan menuju ke sebuah tujuan baru. Temuan ini, yang muncul dalam Journal of Neurophysiology,
menganjurkan bahwa selama proses pembelajaran spasial, sel-sel otak yang baru diproduksi di sebuah area otak
yang disebut Hippokampus. Tidur sangat penting untuk membantu sel-sel otak ini tetap bertahan.
Disamping ada risiko kesehatan yang ditimbulkan ketika anda kurang tidur setiap malam disebabkan oleh
shift kerja yg kurang baik. kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa ini juga akan memberikan dampak social dan
ekonomi terhadap perekonomian negara pula. Menurut sebuah laporan dari Institute Pf Medicine, salah satu cabang
Nasional Academy of Science, sekitar 50-70 juta warga Amerika mengalami masalah tidur kronis, dengan sebanyak
30 juta yang mengalami insomnia kronis. Akibatnya, kecelakaan kenderaan bermotor akibat pengemudi yang
kecapean memakan biaya sekurang-kurangnya $48 milyar per tahun, sedangkan biaya akibat kelelahan $150 milyar
setiap tahun dalam bentuk hilangnya produktivitas dan kerugian kecelakaan.
Sebuah penelitian di Health Economics Research di Perancis membuktikan bahwa para pekerja yang
kesulitan untuk mendapatkan waktu tidur cukup kehilangan rata-rata 5,8 hari kerja setiap tahun, dibanding dengan
mereka yang tidur secara reguler (rata-rata kehilangan hari kerja hanya 2,4 hari). Tim peneliti ini menelusuri riwayat-
riwayat kerja 369 karyawan yang mengalami insomnia dan 369 karyawan yang memiliki waktu tidur cukup. Penelitian
ini mengatakan bahwa 50% dari kelompok insomnia memiliki waktu alpa kerja sekurang-kurangnya 2 tahun,
dibanding hanya 34% pada kelompok yang lain.
b. Secara Psikologis:
Dalam arti harus diupayakan agar terjadi interaksi yang berimbang antara tuntutan tugas, lingkungan kerja
dan kemampuan pekerja sehingga terjadinya overstres dan understress dapat dihindari (Granjean, 1993). Oleh
karena itu, pembagian kerja yang tidak teratur juga bisa memberi dampak psikologis contohnya stres dan akan
memberi dampak juga terhadap kinerja karyawan perusahaan itu sendiri.
Sebagaimana kita ketahui, sejak dini tubuh kita sudah terpola mengikuti siklus alam. Pada siang hari tubuh
seluruh bagian tubuh kita aktif bekerja dan pada malam hari dalam keadaan istirahat. Untuk mengatur pola kerja dan
istirahat ini, secara alamiah tubuh kita memiliki pengatur waktu (internal timekeeper) yang sering disebut dengan
istilah a body clock atau cyrcardian rhytm. Internal timekeepr inilah yang mengatur berbagai aktivitas tubuh kita
seperti bekerja, tidur dan proses pencernaan makanan. Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah mendorong
adanya peningkatan aktivitas pada siang hari. Pada malam hari, semua fungsi tubuh akan menurun dan timbullah
rasa kantuk. Hal ini didukung oleh kondisi alam seperti adanya siang dan malam. Kondisi tubuh yang sudah terpola
ini tentunya sulit untuk diubah. Oleh karena itu apabila tubuh dituntut untuk bekerja pada malam hari, tentunya perlu
penyesuaian dan pengaturan jadwal kerja yang tepat sehingga para pekerja tetap dapat berprestasi secara optimal
(Grandjean, 1993). Kemudian, di dalam meletakkan pengaturan waktu kerja harus benar benar diupayakan untuk
dapat menciptakan keseimbangan antara tuntutan tugas, lingkungan kerja dan kemampuan kerja (Grandjean, 1993
dan Manuaba, 2000).
Dengan adanya penerapan periode 2 shift kerja (pagi dan malam) banyak menimbulkan keluhan pada tenaga
kerja. Karena periode shift kerja malam tersebut menyebabkan terbatasnya waktu luang untuk kehidupan keluarga
dan sosial, kurang tidur, dan timbulnya kelelahan kerja.
Shift kerja berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Fungsi tubuh seperti suhu tubuh,
kemampuan mental denyut nadi dan lain-lain pada siang hari meningkat dan pada malam hari untuk pemulihan.
Tingkat sejauh mana irama circadian tenaga kerja menyesuaikan diri mempengaruhi penampilan kerja tenaga kerja.
Penampilan kerja menyebabkan menurunnya produktivitas khususnya pada shift malam.

Dari penjelasan di atas, Adapun akibat dari shift kerja tersebut adalah (Tayyari, 1997) :
1. Fisiologis.
a. Kuantitas dan kualitas tidur terganggu, (McCormick dan Ilgen, 1985) menyatakan kuantitas dan kualitas tidur
terganggu terutama tenaga kerja shift malam. Pulat (1992) menyatakan bahwa tenaga kerja shift malam pada
umumnya kurang tidur, shift sore mengalami tidur paling lama sedangkan shift pagi tidur diantara shift sore
dan malam diduga tenaga kerja bangun lebih awal dari pada tenaga kerja pada shift sore.
b. Terganggunya nafsu makan dan saluran pencernaan sebab kualitas makan berubah dan waktu makan yang
tidak teratur, (LaDou, 1990, Pulat, 1992).
c. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat kurang tidur dan lelah sebab adanya penyesuaian terhadap irama
circadian (Pulat, 1992).
d. Terganggunya kegiatan sosial yaitu waktu luang dan aktivitas keluarga (Pulat, 1992).
2. Kinerja.
Penurunan penampilan kerja terlihat pada shift malam, (McCormick dan Ilgen, 1985). Pulat (1992) menyatakan
sebagian besar penurunan penampilan kerja karena rendahnya kesiagaan pada shift malam seperti :
a. Operator switch board teleprinter menjawab panggilan telpon menunjukkan keterlambatan yang meningkat
secara drastis (Bjerner et al, 1985).
b. Meningkatnya kesalahan petugas pembaca meteran pompa bensin (Pulat, 1992).
c. Meningkatnya kesalahan dengan nyata 80 % 180 % dengan bertambahnya waktu shift (Kelly dan
Sceneider, 1982).

3. Psikososial.
Menunjukkan adanya gangguan kehidupan berkeluarga, hilangnya waktu luang dan mengganggu aktivitas
kelompok (Pulat, 1992 ; ILO, 1983b).

4. Keselamatan kerja.
ILO 1983 menyatakan tingkat kecelakaan menurun tetapi tingkat keparahan kecelakaan naik 35% pada shift
malam dibandingkan shift pagi dan sore. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Carpenter dan Camazian
(1978), pada 11.000 kecelakaan yang terjadi pada industri metal, tingkat keparahan terjadi pada malam hari.
Oleh karena itu,, pembagian shift kerja yang baik harus mendapat perhatian lebih untuk dipertimbangkan oleh
sebuh perusahaan agar para karyawannya bisa bekerja dengan baik, yang pada akhirnya kualitas produksi
perusahaan tersebut dapat meningkat pula
ISTIRAHAT DAN EFEK ISTIRAHAT DALAM BEKERJA

Penelitian pengaruh istirahat terhadap kinerja karyawan, dalam besarnya beban karyawan sehingga
menyebabkan kinerja karyawan yang disebabkan keadaan biologis maupun psikologis karyawan. Dalam satu hari,
jantung kita berdetak sebanyak 100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus dan juga
pembuluh-pembuluh darah. Kita berbicara sebanyak 4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-
otot besar sebanyak 750 kali, dan mengoperasikan 14 milyar sel otak.
Manusia membutuhkan istirahat. Istirahat memberikan dampak pemulihan. Tidur merupakan merupakan
salah satu bentuk istirahat yang umum untukk dilakukan, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi
diperbaharui lagi. Bentuk istirahat tidak hanya tidur, tetapi juga dapa melakukan bersantai sejenak, perubahan
aktifitas dapat menenangkan otot-otot serta menghilangkan tekanan dalam bekerja. Studi menunjukkan tidur yang
cukup, membuat otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik serta membawa dampak pengertian /pemahaman
segala jenis masalah biasanya dapat diselesaikan.
Bentuk istirahat yang dapat dilakukan Pertama, istirahat dalam keadaan sadar yakni menghentikan pekerjaan
yang tengah dilakukan dan menggantinya dengan rehat sejenak Kedua, istirahat dengan tidur di malam hari yakni
menghentikan sistem syaraf dan otot dari aktivitasnya.
Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas, ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan
pengangkutan asam amino dari darah ke otak, yang memungkinkan sel urat syaraf untuk dapat memiliki
pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan hormon diproduksi pada saat kita itdur
dengan tenang (tanpa beban).
Salah satu hormon yang penting lainnya adolah Kortisol, dimana waktu produksi terfingginya adalah dari
waktu tengah malam hingga di waktu pagi (pagi-pagi sekali). Kortisol memainkan peranan yang besar dalam
membantu kita menghadapi stress/tekanan yang kita hadapi setiap hari, mengurangi rasa penat dan peradangan.
Bila manusia tidur terlambat, mereka membatasi kemampuan tubuh untuk menangani segala kegiatan dan
mengurangi tenaga dan vitalitas pada keesokan harinya.
Waktu yang tepat untuk bekerja adalah jam 8:00 17:00, Dalam organisasi perkantoran tempat sehat dengan
reiki bekerja telah diatur jam istirahat kerja dimana didalamnya tercakup jam istirahat misalnya untuk makan siang
dan kegiatan ibadah. Selanjutnya istirahat ini pun telah menjadi aturan bagi setiap pekerja dimana ia dapat
memanfaatkan waktu istirahat kerja untuk tujuan mengistirahatkan fisik dan pikiran dari beban kerja yang
menumpuk. Dengan istirahat kerja maka ia dapat mengendorkan pikiran dari kegiatan berpikir dan kegiatan fisik.
MANAJEMEN KERJA SHIFT

Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk manajemen kerja
shift adalah sebagai berikut.
a) Jika memungkinkan lamanya kerja shift malam dikurangi tanpa mengurangi kompensasi dan benefit
lainnya.
b) Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya dikurangi untuk mengurangi jumlah hari kerja
pekerja shift malam.
c) Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.
d) Tiap shift siang atau malam seharusnya diikuti dengan paling sedikit 24 jam libur dan tiap shift malam
dengan paling sedikit 2 hari libur, sehingga pekerja dapat mengatur kebiasaaan tidur mereka.
e) Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.
f) Menyediakan fasilitas kegiatan olah raga seperti permainan bola baskket, khususnya untuk pekerja shift
malam.
g) Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam sangat berguna.
REGULASI

a) Pada sidang ke-77 di Jenewa tanggal 26 Juni 1990 dibahas mengenai standar Internasional bagi pekerja
malam. Standar yang dimaksud adalah The Night Work Convention and Recommendation. The Night Work
Conventionmembahas mengenai kesehatan dan keselamatan, transfer kerja siang hari, perlindungan bagi
kaum wanita, kompensasi dan pelayanan sosial.Recommendation membahas mengenai batas waktu kerja
normal, waktu istirahat yang minimum antar shift, transfer kerja siang pada situasi khusus, kesempatan
pelatihan
b) Menurut pasal 76 Undang-Undang No. 13 tahun 2003, pekerja perempuan yang berumur kurang dari 18
(delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00, yang artinya
pekerja perempuan diatas 18 (delapan belas) tahun diperbolehkan bekerja shift malam (23.00 sampai 07.00).
Perusahaan juga dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut keterangan dokter
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 07.00.
c) Perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan Undang-Undang No.13/2003
yang lebih lanjutnya diatur dalam Kep.224/Men/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan
Pekerja Perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00
wajib :
- Memberikan makanan dan minuman bergizi
Makanan dan minuman yang bergizi harus sekurang-kurangnya memenuhi 1.400 kalori, harus
bervariasi, bersih dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja. Makanan dan minuman tidak
dapat diganti dengan uang.
- Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja
Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja perempuan dengan menyediakan
petugas keamanan di tempat kerja dan menyediakan kamar mandi yang layak dengan penerangan
yang memadai serta terpisah antara pekerja perempuan dan laki-laki. Pengusaha juga diharuskan
menyediakan antar jemput mulai dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya. Lokasi
tempat penjemputan harus mudah dijangkau dan aman bagi pekerja perempuan.
Pelaksanaan pemberian makanan dan minuman bergizi, penjagaan kesusilaan, dan keamanan
selama di tempat kerja serta penyediaan angkutan antar jemput diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Jadi ingat, sebelum menandatangani Perjanjian Kerja,
harap dibaca dahulu dengan seksama apa yang tertulis di Perjanjian Kerja.
d) Waktu Kerja Normal menurut Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi, No. Kep. 102/MEN/VI/2004.
Untuk 6 hari kerja : Waktu Kerja 7 jam/hari (hari ke1-5), 5 jam/hari (hari ke-6) , 40 jam/minggu
Untuk 5 hari kerja : Waktu Kerja 8 jam/hari, 40 jam/minggu
Lebih dari waktu ini dihitung waktu kerja lembur
SIMULASI PENGATURAN JADWAL KERJA SHIFT

Pengaturan Jadwal kerja shift di Industri manufacture Indonesia terdapat beberapa model yang disesuaikan
dengan kondisi perusahaan itu sendiri. Penjadwalan Kerja Shift yang biasa digunakan antara lain :
a. Empat (4) Grup Tiga (3) Shift
Penjadwalan model ini digunakan untuk aktivitas manufacture selama 24 jam sehari dan beroperasi penuh
selama sepanjang tahun, terhenti pada hari besar Idul fitri dan Tahun Baru . Besarnya output produksi yang
ditetapkan dan aktivitas engineering yang menuntut aktivitas ini berlangsung terus. Karyawan terbagi kedalam 4
Grup, Bekerja selama 5 hari kerja dengan working hours 7 + 1. Pergantian Shift dari 3 ke 1, karyawan mendapat
libur 2 hari. Model ini menyebabkan Hari Libur karyawan tidak menentu.
Berikut Contoh simulasi penjadwalan 4 Grup 3 Shift

Keterangan :
1. Shift 1 : Pk. 07.00 15.00 , Shift 2 : Pk.15.00 23.00 , Shift 3 : Pk. 23.00 07.00
2. Urutan Putaran shift Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 ( 3-2-1 ) , Pergesaran Shift menuju dan setelah Shift 3 ada
perlakuan khusus. Setelah Shift 3 karyawan mendapat libur lebih banyak ( 2 hari ) sebelum memasuki jadwal shift 1.
Dua hari sebelum libur sebelum shift 3, aktual libur adalah 1 hari. Satu harinya lagi merupakan hari pertengahan,
tapi karyawan harus mulai masuk pada malam harinya (Pk. 23.00)
b. Tiga (3) Grup Tiga (3) Shift
Penjadwalan shift model ini, memberikan peluang istirahat / Libur secara Teratur. Karyawan bekerja dari
Senin Sabtu, minggu istirahat. Dibanding model 4 Grup, Total karyawan yang dibutuhkan pastinya lebih sedikit,
begitu pula untuk out put volume Produksinya.
Jam kerja perhari 7 + 1 ( 7 jam kerja, 1 jam istirahat ), kecuali hari sabtu 5 Jam kerja dengan Total jam
kerja 40 jam Seminggu. Jam kerja ini fleksibel, jika diperlukan pada hari terakhir bisa dibuat overtime (otomatis)
selama 2 Jam. Berikut contoh simulasi Penjadwalan 3 grup 3 Shift

Keterangan :
1. Jam Kerja Shift fleksibel, untuk Shift 1, bisa dimulai di Pk.
06.00 atau 07.00, Shift berikutnya menyesuaikan.
2. Putaran Shift Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 (3-2-1).
3. Jadwal ini bisa diterapkan untuk putaran 2 Grup, 2 Shift
4. Berdasarkan Keputusan Menteri, Kep.102/MEN/2004, Pasal
3 ayat 1, waktu Kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.
Khusus shift 1 bisa diberlakukan Long Shift ( Pk.07.00
19.00 ), dengan istirahat, selama maksimal 15 Jam/orang
perminggu.
c. Non Shift
Non Shift, pada umumnya diperuntukkan bagi departemen yang memerlukan koordinasi internal dan
eksternal saat jam-jam kerja pagi siang. Jam Kerja normal fleksible, Pk.08.00-16.00
Jadwal kerja Non Shift ada 2 model, 6 hari kerja dan 5 hari kerja. Meski beda Lama jam kerja sehari
namun tetap total jam kerja seminggu 40 Jam.

SUMBER

http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/penjadwalan-shift-kerja.html

http://irene-blogqw.blogspot.com/2010/04/shift-kerja-yang-baik-yang-di-sesuaikan_08.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/shift-kerja-yang-baik-di-sesuaikan-dengan-kondisi-dan-lingkungan-
kerjanya-3/

http://blog.trisakti.ac.id/dianmardi/2011/03/01/jika-bekerja-shift-menjadi-pilihan/

http://wendikurniadirjas.blogspot.com/2010/04/shift-kerja-yang-baik-di-sesuaikan.html

Anda mungkin juga menyukai