Anda di halaman 1dari 24

By;

SAHRUL SABIR BAHARUDIN


NIM. 44319039

K3 & HUKUM KETENAGAKERJAAN


(Waktu Kerja dan Pengupahan)
Defenisi Waktu Kerja

Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat


dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Merencanakan
pekerjaan-pekerjaan yang akan datang merupakan langkah-
langkah memperbaiki pengurusan waktu. Apabila perencanaan
pekerjaan belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat
dijadikan panduan untuk menentukan bahwa usaha yang
dijalankan adalah selaras dengan sasaran yang ingin dicapai.
Defenisi Waktu Kerja
jam kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam
Komaruddin(2006 : 235) kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk
merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.

Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang
hari dan/atau malam hari. Merencanakan pekerjaan-pekerjaan yang akan datang
merupakan langkah-langkah memperbaiki pengurusan waktu. Apabila perencanaan
pekerjaan belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat dijadikan panduan untuk
menentukan bahwa usaha yang dijalankan adalah selaras dengan sasaran yang ingin
dicapai.Dengan adanya pengurusan kegiatan-kegiatan yang hendak dibuat, sesorang itu
dapat menghemat waktu dan kerjanya Su’ud, (2007:132).
Defenisi Waktu Kerja

Menurut Su’ud
(2007:134) Mendukung pandangan ini dengan
mengaitkannya dengan aplikasi administrasi
bahwa sistem file yang baik dan mempunyai
tempat penyimpanan semua hal-hal yang ada
sangkut paut dengan keperluannya adalah suatu
cara untuk menjadi lebih teratur. Susunan
kegiatan yang teratur adalah kunci pengurusan
waktu kerja yang baik.
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Ketentuan Jam Kerja

Menurut Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan 85.Pasal
77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha
untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam
kerja ini telah diatur pasal 77 ayat 2, UU No. 13/2003 yaitu:

• 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu


untuk 6 hari kerja dalam satu minggu.
• 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Ketentuan Jam Kerja

Pasal 78 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan


pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 ayat 2 harus memenuhi syarat:

• Ada persetujuan perkerja/buruh yang bersangkutan


• Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1
minggu.
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Ketentuan Jam Kerja

Pasal 79 ayat 1 dan 2, UU No.13/2003 pengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan
cuti kepada pekerja atau buruh, meliputi:

• Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama
4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.
• Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
• Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh
yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
• Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah
bekerja selama 6 (enam) tahun secara terusmenerus pada perusahaan yang sama
dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya
dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
kerja 6 (enam) tahun.
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Waktu Mengaso, Hari libur dan Istirahat

Waktu mengaso mempunyai hubungan


dengan waktu kerja dan waktu istirahat, waktu
kerja selama paling lama tujuh jam, tidak boleh
dipergunakan terus menerus. Setelah pekerja
menjalankan empat jam terus menerus, harus
diadakan waktu mengaso. Waktu mengaso ini
sedikit-dikitnya harus setengah jam lamanya dan
tidak termasuk waktu kerja seperti yang
dimaksud tersebut di atas.
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Waktu Mengaso, Hari libur dan Istirahat

Hari libur dimaksudkan agar buruh mendapat


kesempatan untuk ikut merayakan hari raya tertentu,
sehingga materinya lebih pada aspek kesejahteraan buruh.
Sedangkan istirahat mingguan dimaksudkan agar buruh
dapat memulihkan tenaganya setelah bekerja terus
menerus selama beberapa hari dalam seminggu. Mengenai
istirahat tahunan bagi buruh, ditetapkan bahwa akan gugur
bilamana dalam 6 bulan setelah timbulnya hak itu buruh
tidak menggunakannya, sedangkan ketentuan tentang
istirahat panjang belum sepenuhnya dilaksanakan dalam
praktek.
Sistem Pengaturan Jam Kerja
=> Waktu Mengaso, Hari libur dan Istirahat

Istirahat yang berlaku umum pada Pasal 79


(1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, menetapkan bahwa
pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan
cuti kepada buruh/pekerja.
Sistem Sift

Shift kerja adalah pergeseran atau penetapan jam kerja (dari


jam kerja pada umumnya) yang terjadi satu kali dalam 24 jam.
Biasanya perusahaan menerapkan shift kerja dengan tujuan
mengoptimalkan hasil kerja dan produktivitas. Misalnya saja
ditetapkan 3 shift dalam 24 jam yang masing-masing terdiri dari
8 jam kerja setiap shiftnya. Atau 12 jam kerja selama 4 hari
berturut-turut yang dilanjutkan dengan 4 hari libur.
Waktu Kerja Lembur
=> Tata Cara Kerja Lembur

Ada tata cara atau prosedur yang harus diikuti oleh para
pengusaha apabila hendak melakukan permintaan lembur wajib.
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah
dengan wujud Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun
2003 mengatur mekanisme tersebut. Ada 2 (dua) hal pokok yang
menjadi pedoman dalam menerapkan kerja lembur, yaitu pada
ketentuan pasal 78 ayat 1 (satu)
Waktu Kerja Lembur
=> Hak yang Diterima Karyawan Lembur

Lembur atau yang biasa disebut sebagai kerja lembur timbul


setelah adanya consensus dari kedua belah pihak yaitu pengusaha
dan buruh atau pekerja. Akan timbul hak dan kewajiban diantara
para pihak, pengusaha sebagai pihak yang mempekerjakan dan
pekerja atau buruh sebagai pihak yang dibebani kewajiban.
Masing-masing harus mematuhi dan melaksanakan apa yang
menjadi hak dan kewajibannya. Ada pula kewajiban-kewajiban
pengusaha apabila mempekerjakan pekerja selama waktu kerja
lembur.
Waktu Kerja Lembur
=> Hak yang Diterima Karyawan Lembur

Perusahaan adalah berkewajiban untuk :

• Membayar upah lembur


• Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya
• Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya
1400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga)
jam atau lebih, yang tidak boleh diganti dengan uang.
Pengaruh Sektor Industri Terhadap
Waktu Kerja

Perusahaan di bidang energi dan sumber daya mineral termasuk


perusahaan jasa penunjang yang melakukan kegiatan di daerah operasi
tertentu dapat memilih dan menetapkan salah satu atau beberapa
ketentuan waktu kerja sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan
seperti yang telah diatur dalam Keputusan Menteri ini termasuk
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan waktu istirahat selama 1
jam yang tidak termasuk dalam perhitungan waktu kerja, juga
ketentuan-ketentuan jam kerja lembur, upah lembur yang tetap mengacu
kepada Undang-undang No. 13 Tahun 2003 sebagai pedoman dasarnya.
Defenisi Pengupahan
Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah
didefinisikan sebagai hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang- undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan pasal 1 ayat (1), upah didefinisikan sebagai hak pekerja/buruh yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan termasuk
tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
Komponen Upah
Hal-hal yang termasuk ke dalam komponen upah
adalah:
• Upah Pokok
• Tunjangan Tetap
• Tunjangan Tidak Tetap
Pembagian Upah Minimum Di Indonesia
UMR

UMR adalah upah minimum yang berlaku untuk satu


daerah, yaitu satu provinsi atau satu kabupaten/kota.
Perusahaan yang beroperasi di suatu daerah wajib
menyesuaikan upah terendahnya dengan UMR di daerah
tersebut. Berikut adalah data UMP tahun 2020.
Pembagian Upah Minimum Di Indonesia
UMK

UMK merupakan upah bulanan terendah yang terdiri atas


upah pokok termasuk tunjangan tetap, yang berlaku di sebuah
wilayah kabupaten/kota setelah ditetapkan oleh gubernur.
Komponen UMK bisa terdiri atas upah pokok (gaji pokok) saja,
atau upah pokok (gaji pokok) + tunjangan tetap. Dengan kata
lain, UMK bisa saja sama dengan gaji pokok, tetapi bisa juga
tidak.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Menurut Moekijat terdapat beberapa faktor yang berpengaruh


dalam penentuan tingkat upah, yang antara lain:

• Gaji atau upah yang • Kondisi kerja


diberikan oleh pihak • Jam Kerja
swasta • Perbedaan geografis
• Kondisi keuangan negara • Inflasi
• Biaya hidup • Pendapatan nasional
• Peraturan Pemerintah • Harga pasar
• Kekayaan negara • Nilai sosial dan etika
• Produktivitas pegawai
• Persediaan tenaga kerja
Sekian dan
Terima kasih…
Video Waktu Kerja

Next
Video Pengupahan

Next
Data UMP Tahun 2020

Next

Anda mungkin juga menyukai