Anda di halaman 1dari 33

Melakukan Administrasi

Pengupahan
PENYEGARAN MATERI SERTIFIKASI PENYELIAAN MSDM
• Kode Unit : M.701001.094.01
• Deskripsi Unit :
• Unit ini menggambarkan kegiatan membuat kebijakan, prosedur dan
melaksanakan administrasi pengupahan
Dasar
• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN
2015 TENTANG PENGUPAHAN
• PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR DAN SKALA UPAH
• Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur
dan Upah Lembur
• Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional
• UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Membuat prosedur 1.1 Ketentuan tentang pengupahan dan kesejahteraan


administrasi pengupahan dikumpulkan sesuai dengan peraturan perundangan
dan kebijakan dan/atau peraturan organisasi.

1.2 Prosedur administrasi pengupahan dan


kesejahteraan dirumuskan sesuai dengan kebijakan
dan/atau peraturan organisasi, yang mencakup
prosedur kerja, perhitungan dan cara pembayaran.

2. Melaksanakan 2.1 Upah dan kesejahteraan bruto dihitung sesuai nilai upah dan
adminstrasi pemberian kesejahteraan kepada pekerja sesuai
pengupahan dan dengan ketentuan perundangan.
kesejahteraan
2.2 Pajak pekerja dipotong dari penghasilan bruto sesuai
dengan ketentuan Perundangan

2.3 Adminstrasi pembayaran dilakukan secara akurat dan tepat


waktu sesuai dengan kebijakan dan/atau peraturan
organisasi yang berlaku
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Kebijakan Pengupahan Sebagaimana Dimaksud Meliputi:

1. Upah Minimum
2. Upah Kerja Lembur
3. Upah Tidak Masuk Kerja Karena Berhalangan
4. Upah Tidak Masuk Kerja Karena Melakukan Kegiatan Lain Di Luar Pekerjaannya
5. Upah Karena Menjalankan Hak Waktu Istirahat Kerjanya
6. Bentuk Dan Cara Pembayaran Upah
7. Denda Dan Potongan Upah
8. Hal-hal Yang Dapat Diperhitungkan Dengan Upah
9. Struktur Dan Skala Pengupahan Yang Proporsional
10. Upah Untuk Pembayaran Pesangon
11. Upah Untuk Perhitungan Pajak Penghasilan
Administrasi pengupahan sebagai penunjukan bidang kegiatan yang
berhubungan dengan pembuatan dan penerapan kebijaksanaan –
kebijaksanaan dan metode-metode pemberian imbalan jasa kepada
pegawai yang baik dan benar.
Sistem Dalam Pengupahan
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
2. Prosedur pencatatan waktu kerja
3. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah
4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah
5. Prosedur pembayaran gaji dan upah
Pengertian upah minimum menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Permenakertrans) No 7 Tahun 2013 tentang Upah
Minimum adalah, upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok
termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring
pengaman.
Dalam Permenakertrans maupun UU Pengupahan No 78 Tahun 2015, disebutkan
ada empat jenis upah minimum:

1. Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu upah minimum yang berlaku


untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
2. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), yaitu upah minimum yang
berlaku di wilayah kabupaten/kota.
3. Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP), yaitu upah minimum yang
berlaku secara sektoral di satu provinsi. Sektoral artinya kelompok
lapangan usaha beserta pembagiannya menurut Klasifikasi Baku
Lapangan usaha Indonesia (KBLI).
4. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK), yang berlaku
untuk sektor tertentu di satu wilayah kabupaten/kota.
Upah Minimum & Komponen Upah
1. Upah minimum berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja
kurang dari 1 (satu) tahun pada Perusahaan yang bersangkutan.
2. Upah bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau
lebih dirundingkan secara bipartit antara Pekerja/Buruh dengan
Pengusaha di Perusahaan yang bersangkutan atau menggunakan
Struktur dan Skala Upah
3. Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok, tunjangan
tetap, dan tunjangan tidak tetap, besarnya Upah pokok paling
sedikit 75% dari jumlah Upah pokok dan tunjangan tetap.
Struktur Skala Upah
1. Struktur dan Skala Upah adalah Susunan Tingkat Upah dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi atau dari yang tertinggi
sampai dengan yang terendah yang memuat kisaran nominal upah
dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar untuk setiap
golongan jabatan.
1. Apakah perusahaan wajib menyusun dan memberitahukan struktur
skala upah?
2. Ya, wajib. Berdasarkan pasal 2 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1)
Permenaker nomor 1 tahun 2017, Perusahaan wajib menyusun dan
memberitahukan struktur skala upah kepada pekerja, dan dilakukan
secara perorangan
Tahapan Dalam Penyusunan Struktur Skala
Upah
1. Analisa Jabatan, Adalah Proses Memperoleh Dan Mengolah Data
Jabatan Menjadi Informasi Jabatan Yang Dituangkan Dalam Bentuk
Uraian Jabatan
2. Evaluasi Jabatan, Merupakan Proses Menilai, Membandingkan, Dan
Memeringat Jabatan
3. Penentuan Struktur Dan Skala Upah, Dilakukan Oleh Pengusaha
Berdasarkan Kemampuan Perusahaan Dan Harus
Mempertimbangkan Upah Minimum Yang Berlaku
Upah Berdasarkan Satuan Waktu
1. Ditetapkan secara harian, mingguan, atau bulanan.
2. Dalam hal upah ditetapkan secara harian, perhitungan upah sehari
sebagai berikut:
A. Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 (enam) hari dalam
seminggu, upah sebulan dibagi 25 (dua puluh lima); atau
B. Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 (lima) hari dalam
seminggu, upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu).
3. Penetapan besarnya upah berdasarkan satuan dilakukan dengan
berpedoman pada struktur dan skala upah.
Upah Berdasarkan Satuan Hasil
1. Upah berdasarkan satuan hasil sebagaimana ditetapkan sesuai
dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati.
2. Penetapan besarnya Upah sebagaimana dilakukan oleh Pengusaha
berdasarkan hasil kesepakatan antara Pekerja/Buruh dengan
Pengusaha.
3. Penetapan Upah sebulan berdasarkan satuan hasil ditetapkan
berdasarkan Upah rata-rata 3 (tiga) bulan terakhir yang diterima
oleh Pekerja/Buruh.
Upah Pekerja/Buruh Tidak Masuk Kerja Dan/Atau Tidak Melakukan Pekerjaan
Tetapi Tetap Dibayar

• Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;


1. Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan
2. Menikah;
3. Menikahkan anaknya;
4. Mengkhitankan anaknya;
5. Membaptiskan anaknya;
6. Isteri melahirkan atau keguguran kandungan;
7. Suami, isteri, orang tua, mertua, anak, dan/atau menantu meninggal dunia; atau
8. Anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6) yang tinggal dalam satu rumah meninggal dunia.
9. Menjalankan kewajiban terhadap negara;
10. Menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya;
11. Melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha dan dapat dibuktikan dengan adanya pemberitahuan tertulis; atau
12. Melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
13. Hak istirahat mingguan;
14. Cuti tahunan;
15. Istirahat panjang;
16. Cuti sebelum dan sesudah melahirkan; atau
17. Cuti keguguran kandungan.
Upah Kerja Lembur
1. Upah kerja lembur adalah upah yang diterima pekerja atas pekerjaannya
sesuai dengan jumlah waktu kerja lembur yang dilakukannya.
2. Waktu kerja lembur adalah
3. Bekerja lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja
4. Bekerja lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja
5. Bekerja pada hari istirahat mingguan dan hari libur nasional
6. Harus ada persetujuan tertulis antara anda dan karyawan dalam bentuk
SPL (surat penugasan lembur) yang ditandatangani.
8. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
dasar perhitungan upah lembur adalah 100% (seratus perseratus)
dari upah.
9. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan
tunjangan tidak tetap, apabila upah pokok tambah tunjangan tetap
lebih kecil dari 75% (tujuh puluh lima perseratus) keseluruhan upah,
maka dasar perhitungan upah lembur 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari keseluruhan upah.
Perhitungan upah lembur 
1. Untuk lembur pada hari kerja, rate upah lembur adalah 1,5x upah sejam pada jam
pertama lembur dan 2x upah sejam pada jam seterusnya
2. Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari libur nasional:
a. Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja, rate adalah 2x upah sejam untuk 8 jam
pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-9, dan 4x upah sejam untuk jam ke-10 dan ke-
11
b. Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja, rate adalah 2x upah sejam untuk 7 jam
pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-8, dan 4x upah sejam untuk jam ke-9 dan ke-10
c.  Untuk hari libur yang jatuh pada hari kerja terpendek (misalnya Jumat), rate adalah
2x upah sejam untuk 5 jam pertama, 3x upah sejam pada jam ke-6, dan 4x upah sejam
pada jam ke-7 dan ke-8
Syarat Lembur
1. Harus ada perintah tertulis dari pengusaha dan persetujuan tertulis
dari pekerja yang bersangkutan.
2. Harus ada rincian pelaksanaan kerja lembur seperti daftar nama
pekerja, waktu dan lain sebagainya.
3. Adanya bukti tanda-tangan kedua belah pihak (Peraturan
Kemenakertrans No. KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal 6)
Contoh Soal
1. Anda memiliki satu karyawan yang bekerja lembur selama 3 jam
pada hari Kamis (hari kerja). Gaji bulanan karyawan tersebut
termasuk tunjangan tetap adalah Rp3.000.000. Berapa uang lembur
yang harus Anda bayar?
Penyelesaian
1. Pertama, Anda harus menghitung upah sejam dulu. Upah sejam:
Rp3.000.000 x 1/173 = Rp17.341
2. Kedua, karena lembur dilakukan pada hari kerja, maka rate yang
berlaku adalah 1,5x upah sejam pada jam pertama dan 2x upah
sejam pada jam-jam berikutnya.
3. Uang lembur jam pertama: 1,5 x Rp17.341 = Rp26.011
4. Uang lembur jam kedua: 2 x Rp17.341 = Rp34.682
5. Uang lembur jam ketiga: 2 x Rp17.341 = Rp34.682
6. Total upah lembur = Rp26.011 + Rp34.682 + Rp34.682 = Rp95.375
Upah untuk Pembayaran Pesangon
1. Uang pesangon adalah uang yang dibayarkan oleh pemberi kerja
kepada pegawai, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan
hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak.
2. Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK)
3. Uang Penggantian Hak (UPH)
Contoh Soal
1. Obito bekerja di PT Mubin selama 17 bulan dengan Upah Rp
3.300.000/bulan dan di PHK secara sepihak oleh PT Mubin,
berdasarkan kesepakatan bipartit Obito memperoleh uang
pesangon dan UPH, berapakah nominal yang di dapat oleh Obito?
Penyelesaian
1. UP = Rp 3.300.000 x 2 x 2 = Rp 13.200.000
2. UPH = 15% x Rp 13.200.000 = 1.980.000
3. Total = Rp 13.200.000 + 1.980.000 = 15.180.000
Pajak Penghasilan (PPh 21)
1. Sesuai ketentuan perpajakan, hanya karyawan yang memiliki
penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) saja yang
dikenai PPh 21. PTKP merupakan penghasilan bebas pajak karena
diasumsikan untuk memenuhi kebutuhan dasar wajib pajak selama
setahun.
2. Besaran PTKP selalu diperbarui oleh pemerintah. PTKP yang berlaku
saat ini masih sama dengan PTKP 2016 sesuai Peraturan Menteri
Keuangan No 101/PMK.010/2016, yakni sebesar Rp 54.000.000
setahun untuk wajib pajak tidak kawin. Artinya, jika karyawan Anda
menerima penghasilan teratur setiap bulan Rp 4.500.000 atau kurang,
maka potongan PPh 21-nya nol alias tidak dikenai pajak penghasilan.
Metode Hitung PPh 21
1. Nett, merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan
menanggung pajak karyawannya.
2. Gross, merupakan metode pemotongan pajak dimana karyawan
menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya.
Perhitungan BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan
Jenis program jaminan sosial meliputi :
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan hari tua
4. Jaminan pensiun
5. Jaminan kematian
Acuan Pembayaran Upah

1. Upah wajib dibayarkan kepada Pekerja/Buruh yang bersangkutan.


2. Pengusaha wajib memberikan bukti pembayaran Upah yang memuat rincian Upah yang diterima oleh Pekerja/Buruh pada saat Upah
dibayarkan.
3. Upah dapat dibayarkan kepada pihak ketiga dengan surat kuasa dari Pekerja/Buruh yang bersangkutan berlaku untuk 1 (satu) kali pembayaran
Upah.
4. Pengusaha wajib membayar Upah pada waktu yang telah diperjanjikan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh.
5. Dalam hal hari atau tanggal yang telah disepakati jatuh pada hari libur atau hari yang diliburkan, atau hari istirahat mingguan, pelaksanaan
pembayaran Upah diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
6. Pembayaran Upah oleh Pengusaha dilakukan dalam jangka waktu paling cepat seminggu 1 (satu) kali atau paling lambat sebulan 1 (satu) kali
kecuali bila Perjanjian Kerja untuk waktu kurang dari satu minggu.
7. Upah Pekerja/Buruh harus dibayarkan seluruhnya pada setiap periode dan per tanggal pembayaran Upah.
8. Pembayaran Upah harus dilakukan dengan mata uang rupiah Negara Republik Indonesia.
9. Pembayaran Upah sebagaimana dimaksud pada ayat dilakukan pada tempat yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau
Perjanjian Kerja Bersama.
10. Dalam hal tempat pembayaran Upah tidak diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama, maka
pembayaran Upah dilakukan di tempat Pekerja/Buruh biasanya bekerja.
11. Upah dapat dibayarkan secara langsung atau melalui bank.
12. Dalam hal Upah dibayarkan melalui bank, maka Upah harus sudah dapat diuangkan oleh Pekerja/Buruh pada tanggal pembayaran Upah yang
disepakati kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai