Anda di halaman 1dari 18

Menyerahkan Sebagian Pelaksanaan

Pekerjaan Keperusahaan Lain


PENYEGARAN MATERI SERTIFIKASI PENYELIAAN MSDM
• Kode Unit : N. 784000.019.02
• Deskripsi Unit :
• Unit kompetensi ini mendeskripsikan kemampuan yang didasari
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyerahkan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi jenis jenis pekerjaan yang dapat 1.1 Pekerjaan utama dan penunjang ditetapkan sesuai alur proses pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh asosias
diserahkan pada perusahaan lain sektor usaha
1.2 Jenis pekerjaan yang akan diborongkan dilaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan
1.3 Kegiatan usaha penunjang yang akan diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa ditetapkan

2. Membuat perjanjian penyerahan sebagian pelaksanaan 2.1 Persyaratan perusahaan penerima pemborongan pekerjaan diverfikasi
pekerjaan kepada perusahaan lain 2.2 Perjanjian pemborongan pekerjaan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
2.3 Persyaratan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh diverifikasi
2.4 Perjanjian penyedia jasa pekerja/buruh dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
2.5 Perjanjian penyedia jasa pekerja/buruh didaftarkan kepada instansi yang membidangi ketenagakerjaan
DASAR
• SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SE.04/MEN/VIII/2013
• UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomer : Kep.-
100/Men/VI/2004 tanggal 21 Juni 2004 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
• Permen Nakertrans Nomor 19 Tahun 2012, Tentang Syarat-Syarat
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
Kenapa Diserahkan Keperusahaan Lain?
1. Fokus pada kompetensi jalur bisnis utama
2. Penghematan dan pengendalian biaya operasional
3. Memanfaatkan kompetensi vendor outsourcing
4. Perusahaan menjadi lebih ramping dan gesit dalam merespon pasar
5. Mengurangi resiko
6. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pada pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya non-core business
Kelemahan Outsourcing
1. Perusahaan dapat kehilangan keterampilan kritikal atau
mengembangkan ketrampilan yang salah, tidak sesuai dengan
dengan kompetensi inti
2. Perusahaan dapat kehilangan keterampilan lintas fungsional, karena
adanya penugasan kepada pihak lain
3. Perusahaan dapat kehilangan kendali atau pengawasan pada
pemasok
4. Organisasi perusahaan menjadi sangat tergantung pada pihak
vendor atas bentuk kegiatan dan sejumlah harga yang ditawarkan
kepada perusahaan
Pemborongan Pekerjaan & Penyediaan Jasa
Pekerja/Buruh
Perusahaan Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh Pemborongan Pekerjaan
Disediakan sejumlah sumber daya manusia untuk satu Yang diborongkan adalah satu pekerjaan tertentu yang
pekerjaan tertentu yang harga atau nilainya nilainya berdasarkan jenis pekerjaannya, ruang
berdasarkan gaji pekerja itu sendiri yang ditambah lingkup pekerja, objek yang mau dipekerjakan.
dengan komisi/fee dari perusahaan Penyediaan Jasa
Pekerja/Buruh.
Hasilnya dinilai dari komisi/fee yang didapat pekerja Hasilnya bukan dari komisi yang didapat pekerja,
dari perusahaan Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh. melainkan sisa hasil proyek yang diborongkan itu
Dilakukan dengan perintah langsung dari Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak
user (perusahaan yang menggunakan jasa pekerja). langsung dari pemberi pekerjaan
Pekerja bekerja langsung di tempat user dan Pekerja dan pekerjaannya tidak di tempat user.
kualifikasi pekerja ditentukan oleh user.
Persyaratan Perusahaan Penerima
Pemborongan
1. Berbadan hukum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku yaitu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas,
Yayasan atau Koperasi.
2. Memiliki tanda daftar perusahaan sesuai peraturan perundang-
undangan.
3. Memiliki izin usaha sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
Persyaratan Pemborongan Pekerjaan
1. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen
maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
2. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari
perusahaan pemberi pekerjaan
3. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan pemberi pekerjaan
secara keseluruhan
4. Tidak menghambat proses produksi secara langsung
Tahapan Pembuatan Alur Kegiatan Proses
Pelaksanaan Pekerjaan:
1. Masing-masing perusahaan yang tergabung dalam asosiasi sektor usaha
mengajukan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan kepada asosiasi sektor
usaha.
2. Berdasarkan pengajuan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan dari masing-
masing perusahaan tersebut, asosiasi sektor usaha membahas secara bersama-
sama dengan para anggotanya.
3. Hasil pembahasan dijadikan bahan masukan asosiasi sektor usaha dalam
menetapkan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan untuk sektor usaha
yang bersangkutan.
4. Alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan ditetapkan oleh asosiasi sektor
usaha. Dalam menetapkan alur tersebut, asosiasi sektor usaha dapat membuat
lebih dari satu alur sesuai dengan kondisi bidang usaha
Pelaporan Jenis Pekerjaan Yang Akan
Diserahkan
1. Perusahaan pemberi pekerjaan melaporkan jenis pekerjaan penunjang yang
akan diserahkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan
2. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
memeriksa pelaporan tersebut dan mengeluarkan bukti pelaporan
3. Perusahaan pemberi pekerjaan harus melaporkan secara tertulis setiap
perubahan jenis pekerjaan penunjang yang akan diserahkan melalui
pemborongan pekerjaan, kepada instansi
4. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
memeriksa pelaporan perubahan jenis pekerjaan penunjang tersebut dan
mengeluarkan bukti pelaporan perubahan
Pendaftaran perjanjian pemborongan
pekerjaan
1. Perusahaan penerima pemborongan mendaftarkan perjanjian pemborongan
pekerjaan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan
2. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
meneliti isi perjanjian pemborongan pekerjaan, yang sekurang-kurangnya
harus memuat: 1. Hak dan kewajiban masing-masing pihak, 2. Menjamin
terpenuhinya perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja/buruh
sesuai peraturan perundang-undangan, 3.Memiliki tenaga kerja yang
mempunyai kompetensi di bidangnya.
3. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
tempat pemborongan pekerjaan dilaksanakan mengeluarkan bukti pendaftaran
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Melalui Perjanjian Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh
Persyaratan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh
1. Berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2. Memiliki tanda daftar perusahaan sesuai peraturan perundang- undangan.
3. Memiliki surat izin usaha sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.
5. Memiliki izin operasional yang dikeluarkan oleh instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan provinsi.
6. Mempunyai kantor dan alamat tetap.
7. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama perusahaan.
Persyaratan Perjanjian Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh

• Perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis.


• Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus merupakan kegiatan jasa penunjang atau
yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, meliputi:
• A. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service)
• B. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering)
• C. Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan)
• D. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan
• E. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh.
• Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh di larang menyerahkan pelaksanaan sebagian atau seluruh pekerjaan yang diperjanjikannya
kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh lain.
• Memuat jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
• Memuat penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh bersedia menerima pekerja/buruh dari perusahaan penyedia
jasa
• Pekerja/buruh sebelumnya untuk jenis pekerjaan yang terus menerus ada di perusahaan pemberi pekerjaan dalam hal terjadi
penggantian perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
• Memuat penjelasan mengenai hubungan kerja antara perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu (pkwt) atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu (pkwtt).
Pendaftaran perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh.

1. Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh mendaftarkan perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat pekerjaan dilaksanakan
2. Berdasarkan pengajuan tersebut, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota meneliti isi perjanjian penyedia jasa pekerja/buruh, meliputi:1. Kelengkapan persyaratan
perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas (PT) 2. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh
pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh 3. Penegasan bahwa perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh bersedia menerima pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh
sebelumnya untuk jenis pekerjaan yang terus menerus ada di perusahaan pemberi pekerjaan dalam hal
terjadi penggantian perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; dan 4. Hubungan kerja antara perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruh yang dipekerjakannya berdasarkan perjanjian kerja
waktu tertentu atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
3. Apabila telah memenuhi persyaratan, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan menerbitkan bukti pendaftaran perjanjian
penyedia jasa pekerja/buruh
4. Apabila tidak memenuhi persyaratan, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota tempat pekerjaan dilaksanakan dapat menolak pendaftaran
Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT)
Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota meneliti isi perjanjian kerja, meliputi:
1. Jaminan kelangsungan bekerja;
2. Jaminan terpenuhinya hak-hak pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan yang
diperjanjikan, yaitu:
A) hak atas cuti apabila telah memenuhi syarat masa kerja;
B) hak atas jaminan sosial;
C) hak atas tunjangan hari raya;
D) hak istirahat paling singkat 1 (satu) hari dalam 1 (satu) minggu;
E) hak menerima ganti rugi dalam hal hubungan kerja diakhiri oleh perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh
sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir bukan karena kesalahan pekerja;
F) hak atas penyesuaian upah yang diperhitungkan dari akumulasi masa kerja yang telah dilalui; dan
G) hak-hak lain yang telah diatur dalam peraturan perundang- undangan dan/atau perjanjian kerja sebelumnya.
H) Jaminan perhitungan masa kerja apabila terjadi pergantian perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh untuk
menetapkan upah.
Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, dikenakan
sanksi berupa:
1. Beralihnya hubungan kerja pekerja/buruh dari perusahaan
penerima pemborongan kepada perusahaan pemberi pekerjaan
2. Pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan provinsi berdasarkan rekomendasi dari
kabupaten/kota
3. Perubahan hubungan kerja dari PKWT menjadi PKWTT antara
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruh

Anda mungkin juga menyukai