Anda di halaman 1dari 7

SURAT

EDARAN
NOMOR SE-47/PJ/2012

TENTANG

PEDOMAN DAN PENJELASAN MENGENAI JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK DIKENAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DIREKTUR JENDRAL PAJAK

A. Umum
Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012
tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan
Nilai, perlu disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Pedoman dan Penjelasan
Mengenai Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan penjelasan dalam
pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012 tentang Kriteria dan/atau
Rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
2. Tujuan
Surat Edaran ini bertujuan untuk memberi pedoman dan penjelasan atas beberapa hal
sebagai berikut:
a. kelompok jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai;
b. jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak termasuk dalam kelompok jasa tenaga kerja yang
tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai dan Dasar Pengenaan Pajak-nya; dan
c. perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lain

C. Ruang Lingkup
Ruang Iingkup Surat Edaran ini meliputi pengaturan mengenai kriteria dan/atau rincian jasa
tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, jasa penyediaan tenaga kerja yang
tidak termasuk dalam jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai dan Dasar
Pengenaan Pajak-nya, serta perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain.

D. Dasar
1. Peraturan di Bidang Pajak Pertambahan Nilai
a. Undang-Undang Nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 42 TAHUN 2009.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 1 TAHUN 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang
Nomor 42 TAHUN 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 TAHUN
1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012 tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa
Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

2. Peraturan di Bidang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

E. Pedoman dan Penjelasan
1. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4A ayat (3) huruf k Undang-Undang Nomor 8 TAHUN
1983 lenlang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan alas Barang
Mewah sebagaimana lelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42
TAHUN 2009, bahwa jasa tertentu dalam kelornpok jasa tenaga kerja merupakan jenis jasa
yang tlidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Jasa tenaga kerja melipuli:
a. jasa tenaga kerja;
b. jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak
bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan
c. jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012 tentang Kriteria dan/atau
Rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai, diatur mengenai jasa
tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut :
a. Jenis jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, meliputi :
1) Jasa Tenaga Kerja, yaitu jasa yang diserahkan oleh tenaga kerja kepada pengguna jasa
tenaga kerja.
2) Jasa penyediaan tenaga kerja, yaitu jasa untuk menyediakan tenaga kerja oleh
pengusaha penyedia tenaga kerja kepada pengguna jasa tenaga kerja. Jasa penyediaan
tenaga kerja dapat meliputi kegiatan perekrutan, pendidikan, pelatihan, pemagangan,
dan/atau penempatan tenaga kerja, yang kegiatannya dilakukan dalam satu kesatuan
dengan penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja.
3) Jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja, yaitu jasa penyelenggaraan
pelatihan tenaga kerja yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja yang telah
memperoleh izin atau terdaftar di instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan pemagangan yang dilakukan
dalam satu kesatuan dengan penyerahan jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga
kerja.
b. Kriteria jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, meliputi :
1) Kriteria jasa tenaga kerja, meliputi :
a. tenaga kerja tersebut menerima imbalan dalam bentuk gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan sejenisnya; dan
b. tenaga kerja tersebut bertanggung jawab langsung kepada pengguna jasa tenaga
kerja atas jasa tenaga kerja yang diserahkannya.
2) Kriteria jasa penyediaan tenaga kerja, meliputi:
a. pengusaha penyedia jasa tenaga kerja tersebut semata-mata hanya menyerahkan
jasa penyediaan tenaga kerja, yang tidak terkait dengan pemberian Jasa Kena Pajak
lainnya, seperti jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultasi, jasa pengurusan
perusahaan, jasa bongkar muat, dan/atau jasa lainnya;
b. pengusaha penyedia tenaga kerja tidak melakukan pembayaran gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan/atau sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan;
c. pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga
kerja yang disediakan setelah diserahkan kepada pengguna jasa tenaga kerja; dan
d. tenaga kerja yang disediakan masuk dalam struktur kepegawaian pengguna jasa
tenaga kerja.
3) Kriteria jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja adalah jasa tersebut
diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja yang telah memperoleh izin atau
terdaftar di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
c. Jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada
huruf b angka 2) merupakan Jasa Kena Pajak, sehingga atas penyerahannya dikenai Pajak
Pertambahan Nilai.
d. Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja sebagaimana
dimaksud pada huruf c, adalah:
1) Penggantian, meliputi seluruh tagihan yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pengusaha jasa atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja kepada pengguna jasa,
termasuk imbalan yang diterima tenaga kerja berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan sejenisnya; atau
2) Nilai lain, dalam hal tagihan atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja dirinci dalam
Faktur Pajak dengan memisahkan antara tagihan atas penyerahan jasa penyediaan
tenaga kerja yang diterima oleh pengusaha jasa dan imbalan yang diterima oleh tenaga
kerja.
Nilai lain adalah seluruh tagihan yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha
jasa atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja kepada pengguna jasa, tidak
termasuk imbalan yang diterima tenaga kerja berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan sejenisnya.
3. Sesuai dengan ketentuan dalarn Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66 UndangUndang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya rnelalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
4. Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, dengan ini disampaikan bahwa:
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, antara lain mengatur:
1) Pasal 64, bahwa perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan
jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
2) Pasal 65 ayat (1), bahwa penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
psrusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat
secara tertulis.
3) Pasal 66 ayat (1), bahwa pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh
tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau
kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan
jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi.
b. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1) tidak
termasuk dalam pengertian jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Pemborongan pekerjaan tersebut merupakan penyerahan jasa terkait dengan pekerjaan
yang diborongkan tersebut. Dalam hal pekerjaan tersebut termasuk Jasa Kena Pajak, Dasar
Pengenaan Pajak atas penyerahan Jasa Kena Pajak tersebut adalah penggantian, yaitu nilai
berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
yang dipungut menurut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan potongan harga
yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
c. Jasa penyediaan jasa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1) tidak
termasuk jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a angka 2).
d. Contoh jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, antara lain sebagai
berikut :
1) Jasa tenaga kerja
Andi adalah karyawan yang bekerja di sebuah bank swasta yang berkedudukan di
Jakarta. Sebagai karyawan Andi bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya dan
menerima gaji setiap bulannya dari perusahaan tempatnya bekerja. Jasa yang
diserahkan oleh Andi kepada perusahaan tempatnya bekerja tersebut merupakan jasa
tenaga kerja, yang termasuk dalam kelompok jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak
Pertambahan Nilai.
2) Jasa penyediaan tenaga kerja
PT Mitra merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga kerja.
PT Mitra bekerja sama dengan PT Prima, yang bergerak dalam bidang keuangan, untuk
menyediakan sejumlah tenaga sekretaris dengan kualifikasi tertentu untuk ditempatkan
di kantor pusat PT Prima di Surabaya. Tenaga sekretaris yang diserahkan oleh PT Mitra
tersebut kemudian menjadi karyawan dari PT Prima. Tenaga sekretaris tersebut
bertanggung jawab kepada PT Prima dan mendapatkan upah dari PT Prima. Atas jasa
yang diserahkan tersebut, PT Mitra menerima imbalan dari PT Prima.
Jasa yang diserahkan oleh PT Mitra kepada PT Prima merupakan jasa penyediaan tenaga
kerja, yang termasuk dalam kelompok jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak
Pertambahan Nilai.
3) Jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja
PT Daya Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan
pelatihan bagi tenaga kerja. Dalam usahanya, PT Daya Abadi mendirikan Lembaga
Pelatihan Tenaga Kerja Daya Abadi yang berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat dan telah
mendapatkan izin dari instansi ketenagakerjaan Kota Bekasi. Pada awal bulan Juni 2012,
Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja Daya Abadi membuka program pelatihan perbaikan
mesin mobil. Pemilik bengkel mobil "Teknik" mendaftarkan 2 (dua) karyawannya untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Pelatihan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu
dengan biaya pelatihan dikenakan untuk setiap peserta.
Jasa yang diserahkan oleh PT Daya Abadi kepada pegawai bengkel mobil "Teknik" dan
peserta pelatihan lainnya merupakan jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja,
yang termasuk dalam kelompok jasa tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan
Nilai.
e. Contoh jasa dibidang tenaga kerja yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai, antara lain
sebagai berikut :
1) Pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, sebagai berikut :
PT Adi Daya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Facility Management,
salah satu layanan jasa yang disediakan adalah jasa kebersihan atau cleaning service.
PT Adi Daya bekerja sama dengan PT Global, sebuah perusahaan konsultan keuangan,
untuk penyediaan jasa kebersihan. Berdasarkan perjanjian penyediaan jasa kebersihan,
PT Adi Daya bertanggung jawab menyediakan dan menjalankan sistem kebersihan di
kantor PT Adi Daya, meliputi :
a)tenaga kerja;
b)metode kerja;
c) chemical;
d)perlengkapan;dan
e)peralatan kerja.
Atas penyediaan jasa kebersihan tersebut, PT Adi Daya memperoleh imbalan dari PT
Global dengan jumlah dan tahap pembayaran sesuai dengan yang disepakati dalam
perjanjian penyediaan jasa kebersihan.
Jasa yang diserahkan oleh PT Adi Daya kepada PT Global adalah jasa kebersihan dan
tidak termasuk jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan
Nilai. Jasa kebersihan tersebut merupakan Jasa Kena Pajak, sehingga atas
penyerahannya dikenai Pajak Pertambahan Nilai dengan Dasar Pengenaan Pajak berupa
penggantian.
2) Jasa penyediaan jasa pekerja/buruh atau jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak
memenuhi kriteria sebagai jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak
Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada huruf c, sebagai berikut :
PT Bahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ketenagakerjaan. PT
Bahtera bekerja sama dengan PT Pratama Duta, sebuah perusahaan periklanan, untuk
penyediakan tenaga kebersihan. Berdasarkan perjanjian penyediaan kebersihan
tersebut, PT Bahtera hanya bertanggung jawab menyediakan 10 (sepuluh) tenaga
kebersihan untuk jangka waktu 1 (satu) bulan dengan kriteria tenaga kebersihan yang
ditentukan oleh PT Pratama Duta. Dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa PT
Bahtera hanya bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga kerja saja, sedangkan
metode kerja, chemical, perlengkapan, dan peralatan kerja disediakan oleh PT Pratama
Duta.
Tenaga kebersihan yang diserahkan oleh PT Bahtera kepada PT Pratama Duta tersebut
merupakan karyawan dari PT Bahtera. Tenaga kebersihan tersebut bertanggung jawab
kepada PT Bahtera dan mendapatkan upah dari PT Bahtera. Atas jasa yang diserahkan
tersebut, PT Bahtera menerima imbalan dari PT Pratama Duta sebesar Rp 30.000.000,00
(tiga puluh juta rupiah). Imbalan tersebut terdiri atas imbalan atas jasa penyediaan
tenaga kebersihan oleh PT Bahtera termasuk di dalamnya upah bagi para tenaga
kebersihan sebesar Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) untuk 10 (sepuluh) tenaga
kebersihan.
Jasa yang diserahkan oleh PT Bahtera kepada PT Pratama Duta merupakan jasa
penyediaan pekerja yang tidak memenuhi kriteria sebagai jasa penyediaan tenaga kerja
yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, sehingga atas penyerahan jasa tersebut
dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Berdasarkan contoh transaksi penyerahan jasa penyediaan jasa pekerja/buruh di atas,
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan jasa tersebut adalah :
a)Penggantian, yaitu sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah), dalam hal tagihan tidak
dirinci dalam Faktur Pajak antara yang diterima oleh PT Bahtera dan upah yang diterima oleh tenaga
kebersihan; atau
b)Nilai lain, yaitu berupa tagihan yang seharusnya diterima oleh PT Bahtera tidak termasuk upah bagi
tenaga kebersihan, yaitu sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), dalam hal tagihan atas
penyerahan jasa tersebut dirinci dalam Faktur Pajaknya dengan memisahkan antara imbalan yang
diterima oleh PT Bahtera dan upah yang diterima oleh tenaga kebersihan yaitu sebesar Rp
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
3) Jasa seleksi penerimaan pegawai
PT Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan
manajemen. PT Abadi bekerja sama dengan PT Elektrik, sebuah perusahaaan yang
bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik, untuk mengadakan seleksi
penerimaan pegawai. PT Elektrik membutuhkan penambahan sejumlah staf legal dan
engineer untuk ditempatkan di unit pembangkit listrik yang baru. Sesuai dengan
perjanjian seleksi penerimaan pegawai, PT Abadi berkewajiban untuk :
a)Melakukan seleksi administrasi meliputi :
(1)memasang iklan penerimaan pegawai melalui website dan media massa;
(2)melakukan pengolahan dan pengumpulan lamaran;
(3)melakukan menyaringan seluruh data pelamar; dan
(4)menentukan pelamar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi.
b)Melakukan seleksi potensi dan kompetensi, meliputi:
(1)tes bahasa Inggris;
(2)tes psikologi/psikotes;
(3)tes potensi kepemimpinan, pengetahuan akademik, dan pengetahuan umum; dan
(4)tes kesehatan.
c) Menyusun laporan hasil evaluasi terhadap peserta, dengan kesimpulan terdiri atas kategori :
(1)disarankan;
(2)masih dapat disarankan; dan
(3)tidak dapat disarankan.
d)Menyampaikan laporan dan seluruh berkas lamaran lengkap pelamar yang mengikuti serangkaian
tes yang telah dilakukan kepada PT Elektrik.
Setelah menerima laporan dan berkas lamaran sebagaimana dimaksud di atas, PT
Elektrik akan melakukan wawancara terhadap peserta seleksi yang disarankan oleh PT
Abadi sesuai hasil evaluasi yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, PT Elektrik akan menentukan pelamar yang dinyatakan lolos seleksi
penerimaan pagawai dan diterima sebagai pegawai PT Elektrik. Atas penyerahan jasa
seleksi pegawai yang diserahkan tersebut, PT Abadi menerima imbalan dari PT Elektrik.
Jasa yang diserahkan oleh PT Abadi kepada PT Elektrik merupakan jasa seleksi
penerimaan pegawai yang tidak memenuhi kriteria sebagai jasa penyediaan tenaga
kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai, sehingga atas penyerahan jasa
tersebut dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
4) Jasa penyelenggaraan program magang
PT Dinamika merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan
kendaraan bermotor. Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerjanya, PT
Dinamika berkerja sama dengan PT Techno, sebuah perusahaan otomotif, untuk
menyelenggarakan program magang bagi karyawan PT Dinamika. Dalam program
tersebut, PT Dinamika memagangkan 5 (lima) karyawannya di lokasi produksi milik PT
Techno.
Atas penyelenggaraan program magang tersebut, PT Techno mendapatkan imbalan dari
PT Dinamika dengan besaran sesuai yang telah disepakati dalam surat perjanjian.
Jasa yang diserahkan oleh PT Techno kepada PT Dinamika merupakan jasa
penyelenggaraan program magang yang tidak memenuhi kriteria sebagai jasa
penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja yang tidak dikenai Pajak Pertambahan
Nilai, sehingga atas penyerahan jasa tersebut dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

5. Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2012 tentang Kriteria


dan/atau Rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai, surat
penegasan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak terkait perlakuan Pajak Pertambahan
Nilai atas jasa tenaga kerja yang bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
83/PMK.03/2012 tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai dinyatakan tidak berlaku.

Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Kepala Biro Hukum Kemenlerian Keuangan;
4. Kepala Biro Hubungan Masyarakal Kementerian Keuangan;
5. Sekrelaris Direkloral Jenderal Pajak;
6. Para Direklur dan Tenaga Pengkaji di Iingkungan Direkloral Jenderal Pajak;
7. Kepala Pusal Pengolahan Dala dan Dokumen Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai