Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mulyani

NIM : 20108040094

Tugas : Resume Materi Seminar

PERPAJAKAN JASA KONSTRUKSI

SESUAI PP NO 9 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PP 51 TAHUN


2008 TENTANG PPH ATAS JASA KONSTRUKSI

Pemateri : Harisman Isa Mohamad

LATAR BELAKANG PP 9 TAHUN 2022

 Untuk memberikan kepastian hukum

 Untuk memberikan kemudahan dalam pengenaan Pajak Penghasilan atas


penghasilan dari usaha jasa konstruksi

 Untuk menjaga agar iklim usaha sektor Jasa Konstruksi tetap kondusif

 Perlu dilakukan penyesuaian pengaturan mengenai Pajak Penghasilan atas


penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi

DEFINISI-DEFINISI

 Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan


konstruksi.

 Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap
sebagai pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa
Konstruksi.
 Penyedia Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap
sebagai pemberi layanan Jasa Konstruksi.

 Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum atau seharusnya
tercantum dalam kontrak Jasa Kohstruksi secara keseluruhan.

PPH ATAS JASA KONSTRUKSI

1. Konsultansi Konstruksi : mencakup layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan


yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan
manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.

2. Pekerjaan Konstruksi : mencakup kegiatan yang meliputi pembangunan,


pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan.

3. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi : mencakup gabungan pekerjaan konstruksi


dan jasa konsultansi konstruksi, termasuk di dalamnya penggabungan fungsi
layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan
pembangunan serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan.

KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

a. Jasa Konsultansi Konstruksi untuk sifat umum

b. Jasa Konsultansi Konstruksi untuk sifat spesialis

c. Pekerjaan Konstruksi untuk sifat umum

d. Pekerjaan Konstruksi untuk sifat spesialis

e. Pekerjaan Konstruksi terintegrasi

TARIF PPH FINAL JASA KONSTRUKSI

 Pekerjaan Konstruksi
1. Memiliki sertifikat badan usaha kualifikasi kecil atau sertifikat kompetensi
kerja untuk usaha orang perseorangan sebesar 1,75%.

2. Tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk
usaha orang perseorangan sebesar 4%.

3. Penyedia Jasa selain tersebut diatas, antara lain Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha menengah atau kualifikasi usaha besar atau spesialis
sebesar 2,65%.

 Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi

1. Memiliki sertifikat badan usaha sebesar 2,65%.

2. Tidak memiliki sertifikat badan usaha sebesar 4%.

 Jasa Konsultansi Konstruksi

1. Memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha
orang perseorangan sebesar 3,5%.

2. Tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk
usaha orang perseorangan sebesar 6%.

KEWAJIBAN MEMILIKI SERTIFIKAT

Pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final terhadap Penyedia Jasa yang tidak
memiliki sertifikat tidak meniadakan kewajiban untuk memiliki sertilikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Jasa Konstruksi.Yang dimaksud
dengan "sertifikat badan usaha" adalah tanda bukti pengakuan terhadap klasifikasi dan
kualifikasi atas kemampuan usaha Jasa Konstruksi termasuk hasil penyetaraan
kemampuan Jasa Konstruksi asing yang dikeluarkan oleh:

a. lembaga sertifikasi badan usaha yang dibentuk oleh asosiasi badan usaha yang
terakreditasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan
dicatat oleh lembaga pengembangan jasa konstruksi;

b. lembaga sertifikasi badan usaha yang telah diakreditasi oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang energi dan sumber daya
mineral; atau

c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang energi dan


sumber daya mineral.

Yang dimaksud dengan "sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan"
adalah tanda bukti pengakuan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang dikeluarkan
oleh lembaga sertifikasi profesi dan dicatat oleh lembaga pengembangan jasa
konstruksi.

7 TUGAS DAN FUNGSI LPJK

1. Akreditasi (Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Rantai Pasok).

2. Lisensi (Lisensi LSBU dan Rekomendasi Lisensi LSP).

3. Penilaian Ahli (Pelatihan, Uji Kompetensi, dan Sertifikasi dan Penetapan Penilaian
Ahli).

4. Registrasi (LSBU Terlisensi, LSP Terlisensi, BUJK (Pengalaman BUJK), TKK


(Pengalaman Profesional TKK), LPPK Bidang Jakon, dan Penilaian Ahli).

5. Penyetaraan Tenaga Kerja Konstruksi Asing.

6. Pembentukan LSP (Melaksanakan tugas sertifikasi kompetensi kerja yang belum


dapat dilakukan oleh LSP.

7. Tugas Lain yang Diberikan oleh Menteri.

BUT SEBAGAI PENYEDIA JASA

Dalam hal Penyedia Jasa adalah bentuk usaha tetap, tarif Pajak Penghasilan bersifat
final, tidak termasuk Pajak Penghasilan atas sisa laba bentuk usaha tetap setelah Pajak
Penghasilan yang bersifat final. Sisa laba dari bentuk usaha tetap setelah Pajak
Penghasilan yang bersifat final, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) Undang-Undang PPh atau sesuai dengan ketentuan
dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda.

PAJAK YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri tidak dapat dikreditkan. (Ketentuan Pasal
7 ayat (1) dihapus).

PENGHASILAN DARI LUAR USAHA JASA KONSTRUKSI

Penghasilan lain yang diterima atau diperoleh Penyedia Jasa dari luar usaha Jasa
Konstruksi dikenakan tarif berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang PPh.

KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN SELISIH KURS

Keuntungan atau kerugian selisih kurs dari kegiatan usaha Jasa Konstruksi termasuk
dalam perhitungan Nilai Kontrak Jasa Konstruksi yang dikenakan Pajak Penghasilan
yang bersifat final.

MEKANISME PEMOTONGAN ATAU PENYETORAN

 PPh Final dipotong oleh Pengguna Jasa pada saat pembayaran dalam hal
Pengguna Jasa adalah Pemotong Pajak

PPh Final= tarif x jumlah pembayaran (tidak termasuk PPN)

 PPh Final disetor sendiri oleh Penyedia Jasa dalam hal Pengguna Jasa bukan
merupakan Pemotong Pajak

PPh Final= tarif x jumlah penerimaan pembayaran (tidak termasuk PPN)

TERDAPAT SELISIH KEKURANGAN PPH


Dalam hal terdapat selisih kekurangan Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan
Nilai Kontrak Jasa Konstruksi dengan Pajak Penghasilan berdasarkan pembayaran yang
telah dipotong atau disetor sendiri, selisih kekurangan tersebut disetor sendiri oleh
Penyedia Jasa.

NILAI KONTRAK TIDAK DIBAYAR SEPENUHNYA OLEH PENGGUNA JASA

Dalam hal Nilai Kontrak Jasa Konstruksi tidak dibayar sepenuhnya oleh Pengguna Jasa,
atas Nilai Kontrak Jasa Konstruksi yang tidak dibayar tersebut tidak terutang Pajak
Penghasilan yang bersifat final, dengan syarat Nilai Kontrak Jasa Konstruksi yang tidak
dibayar tersebut dicatat sebagai piutang yang tidak dapat ditagih.

Piutang yang tidak dapat ditagih merupakan piutang yang nyatanyata tidak dapat
ditagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang PPh.

Dalam hal piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat ditagih kembali, tetap
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.

KEWAJIBAN PENCATATAN

Penyedia Jasa wajib melakukan pencatatan yang terpisah atas biaya yang timbul dari
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha selain usaha Jasa
Konstruksi.

EVALUASI PELAKSANAAN KETENTUAN

 Pelaksanaan ketentuan Pajak Penghasilan yang bersifat final akan dievaluasi


setelah 3 (tiga) Tahun Pajak terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini
diundangkan.

 Evaluasi dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang keuangan.

 Berdasarkan evaluasi, penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dapat dikenakan


Pajak Penghasilan sesuai ketentuan umum Pasal 17 Undang-Undang PPh.
KETENTUAN PERALIHAN

 Terhadap kontrak yang ditandatangani sebelum peraturan Pemerintah ini


diundangkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. untuk pembayaran kontrak atau bagian dari kontrak sebelum berlakunya


Peraturan pemerintah ini, pengenaan Pajak Penghasilan dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nornor 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan atas penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang pajak
penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.

b. untuk pembayaran kontrak atau bagian dari kontrak terhitung sejak Peraturan
pemerintah ini berlaku, pengenaan Pajak penghasilan dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

 Pada saat Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan
pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak penghasilan atas penghasilan
dari Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan
pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak penghasilan atas penghasilan
dari Usaha Jasa Konstruksi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan pemerintah ini.

 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu tanggal
21 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai