Anda di halaman 1dari 24

Minggu ke 7

Perencanaan Pajak untuk Beban


Karyawan

Bahan Kajian:
• Status karyawan
• Pemberian dalam bentuk natura dan
kenikmatan
• Metode gross up dalam menghitung
beban pajak karyawan
Status Karyawan

PENERIMA PENGHASILAN YANG


DIPOTONG PPh PASAL 21/26
PEGAWAI TETAP*
PEGAWAI
PEGAWAI TIDAK TETAP

PENERIMA PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT


PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA TERMASUK AHLI WARISNYA

TENAGA AHLI, SENIMAN, ARTIS, PEMBAWA ACARA,


BUKAN PEGAWAI OLARAGAWAN, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
YANG MENERIMA PENGARANG, PENELITI, PENERJEMAH, AGEN IKLAN,
PENGHASILAN SEHUBUNGAN PENGAWAS/PENGELOLA PROYEK, PEMBAWA PESAN,
PEMBERIAN JASA PETUGAS PENJAJA BARANG DAGANGAN, PETUGAS
DINAS LUAR ASURANSI, DISTRIBUTOR PERUSAHAAN
MULTILEVEL MARKETING/DIRECT SELLING

MANTAN PEGAWAI

ANGGOTA DEKOM/DEWAS YANG TIDAK MERANGKAP SEBAGAI PEGAWAI TETAP

PESERTA KEGIATAN PERLOMBAAN, RAPAT, KEPANITIAAN, DIKLAT, KUNKER, DLL

*PEGAWAI TETAP : PEGAWAI YG MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DLM JUMLAH TERTENTU SECARA


TERATUR, TERMASUK ANGGOTA DEWAN KOMISARIS & ANGGOTA DEWAN PENGAWAS YG SECARA TERATUR
TERUS MENERUS IKUT MENGELOLA KEGIATAN PERUSAHAAN SECARA LANGSUNG, SERTA PEGAWAI YG
BEKERJA BERDASARKAN KONTRAK UTK SUATU JANGKA WAKTU TERTENTU SEPANJANG PEGAWAI YANG
Dit.P2Humas
BERSANGKUTAN BEKERJA PENUH (FULL TIME) DLM PEKERJAAN TERSEBUT.
3
3
Status PTKP
PTKP Pria/Wanita PTKP Pria Kawin PTKP Suami Iistri
Lajang Digabung
TK/0 Rp54.000.000,00 K/0 Rp58.500.000,00 K/I/0 Rp112.500.000,00

TK/1 Rp58.500.000,00 K/1 Rp63.000.000,00 K/I/1 Rp117.000.000,00

TK/2 Rp63.000.000,00 K/2 Rp67.500.000,00 K/I/2 Rp121.600.000,00

TK/3 Rp67.500.000,00 K/3 Rp72.000.000,00 K/I/3 Rp126.000.000,00


• Penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun
pajak atau awal bagian tahun pajak. Misalnya, pada
tanggal 1 Januari 2023 Wajib Pajak A berstatus kawin
dengan tanggungan 1 (satu) orang anak. Apabila anak yang
kedua lahir setelah tanggal 1 Januari 2023, besarnya PTKP
yang diberikan kepada Wajib Pajak A untuk tahun pajak
2023 tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan 1
(satu) anak (K/1)

• Khusus bagi wanita yang sudah kawin, status PTKPnya


adalah TK/0 karena tanggungan telah dibebankan ke suami
Seorang Wajib Pajak bernama Tn Sabar pada tanggal 1
Januari 2023 mempunyai data keluarga sebagai berikut :
- seorang istri yang bekerja pada PT Jaya,
- seorang anak kandung berumur 10 tahun,
- seorang adik kandung sebagai pelajar SMU,
- seorang mertua sebagai pensiunan PNS.
- seorang anak tiri berumur 12 tahun, dan
- seorang anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya
Bagaimana status PTKP bagi Tn Sabar dan Istrinya?
Pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan

- UU No. 7 Tahun 2021


- PP No. 55 Tahun 2022
Prinsip Taxable dan Deductible
• Mengubah biaya yang tidak boleh dikurangkan menjadi biaya
yang boleh dikurangkan atau sebaliknya mengubah penghasilan
yang merupakan objek pajak menjadi penghasilan yang tidak
objek pajak, dengan konsekuensi terjadinya perubahan pajak
terutang akibat pengubahan tersebut
• Pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan kepada para
pegawai berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf d UU HPP, bukan
merupakan objek pajak sehingga tidak dipajaki atas penghasilan
tersebut. Dari sudut pandang perusahaan yang mengeluarkan
biaya, secara komersial merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan perusahaan, juga berdasarkan UU
HPP pasal 6 ayat 1 huruf n merupakan biaya yang boleh
dikurangkan
• Apabila pemberian natura dan kenikmatan diubah menjadi
tunjangan kesehatan, maka berdasarkan pasal 4 ayat 1 (a) UU
HPP, biaya tunjangan kesehatan tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto perusahaan
Strategi Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan kepada pegawai.

Kesejahteraan pegawai dapat direkayasa


sebagai berikut:
a. PPh Pasal 21 pegawai:
1) PPh ditanggung pegawai yang bersangkutan.
2) Tunjangan PPh.
3) PPh ditanggung perusahaan.
b. Pengobatan/kesehatan pegawai:
1) Perusahaan mendirikan klinik sendiri atau bekerja
sama dengan pihak rumah sakit tertentu.
2) Pegawai diberi tunjangan kesehatan secara rutin,
baik sakit maupun tidak.
3) Pegawai diikutsertakan dalam asuransi kesehatan sehingga
apabila pegawai yang bersangkutan sakit, maka
klaim dapat dilakukan ke perusahaan asuransi.
c. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai:
1) Premi ditanggung perusahaan.
2) Premi ditanggung oleh pegawai yang bersangkutan.
3) Premi sebagian ditanggung perusahaan dan sebagian yang
lain ditanggung pegawai.
d. Iuran Pensiun dan iuran Jaminan Hari Tua:
1) Iuran ditanggung perusahaan.
2) Iuran ditanggung oleh pegawai yang
bersangkutan.
3) Iuran sebagian ditanggung perusahaan dan
sebagian yang lain ditanggung pegawai.

e. Rumah Dinas Pegawai:


1) Perusahaan menyediakan rumah dinas
2) Perusahaan memberikan tunjangan perumahan.
f. Transportasi untuk pegawai:
1) Perusahaan menyediakan mobil
dinas.
2) Perusahaan memberikan tunjangan
transportasi.

g. Pakaian kerja pegawai:


1) Pakaian kerja sehubungan dengan lingkungan
kerja (misalnya: satpam, seragam pegawai hotel,
pilot dan lain-lain)
2) Seragam pegawai pada umumnya.
h. Makanan dan natura lainnya:
1) Perusahaan memberikan beras atau
menyediakan catering untuk
pegawai.
2) Tunjangan beras atau uang makan.

i. Bonus dan jasa produksi:


1) Dibebankan dalam tahun berjalan.
2) Dibebankan pada laba yang ditahan
Metode gross up dalam menghitung beban pajak karyawan

• Setiap perusahaan yang diwajibkan


menghitung, menyetor, dan melaporkan PPh
Pasal 21 pegawainya, akan berbeda dalam
menerapkan metode penghitungan PPh Pasal
21 nya.
3 metode penghitungan PPh Pasal 21
pegawai:
1.Net Method
2.Gross Method.
3.Gross Up Method
Net Method yaitu metode pemotongan pajak di mana
perusahaan menanggung pajak pegawainya

Gross Method yaitu metode pemotongan pajak di mana


pegawai menanggung sendiri jumlah pajak
penghasilannya.

Gross Up Method yaitu metode pemotongan pajak di mana


perusahaan memberikan tunjangan pajak
yang sama besar dengan jumlah pajak yang
dipotong dari pegawai
Tarif PPh Pasal 21 Yang Digunakan mengacu
pada Pasal 17 ayat 1 huruf a UU No. 7 Tahun
2021 - Tarif Pajak Penghasilan Bagi WPOPDN
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

0 – 60.000.000 5%

> 60.000.000 – 250.000.000 15%

> 250.000.000 – 500.000.000 25%

> 500.000.000 – 5.000.000.000 30%

> 5.000.000.000 35%


Secara matematis untuk menghitung PPh Gross Up
(Contoh tarif pasal 17 ayat 1 huruf a UU No. 7 Tahun 2021)

Lapisan 1 : Untuk PKP 0 - 57.000.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun - 0) x 5/95 + 0

Lapisan 2 : Untuk PKP 57.000.000 - 218.500.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 57.000.000) x 15/85 + 3.000.000

Lapisan 3 : Untuk PKP 218.500.000 - 406.000.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 218.500.000) x 25/75 + 31.500.000

Lapisan 4 : Untuk PKP 406.000.000 – 3.556.000.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 406.000.000) x 30/70 + 94.000.000

Lapisan 5 : Untuk PKP > 3.556.000.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 3.556.000.000) x 35/65 + 1.444.000.000
Secara matematis untuk menghitung PPh Gross Up
(Contoh tarif pasal 17 ayat 1 huruf a UU No. 7 Tahun 2021)

60.000.000-3.000.000
Lapisan 1 : Untuk PKP 0 - 57.000.000
Tunjangan PPh = (PKP setahun - 0) x 5/95 + 0
250.000.000 –(3.000.000+28.500.000)
Lapisan 2 : Untuk PKP 57.000.000 - 218.500.000
Tunjangan PPh = (PKP setahun – 57.000.000) x 15/85 + 3.000.000
500.000.000-(3.000.000+28.500.000+62.500.000)
Lapisan 3 : Untuk PKP 218.500.000 - 406.000.000 3.000.000+28.500.000)
Tunjangan PPh = (PKP setahun – 218.500.000) x 25/75 + 31.500.000
5.000.000.000-(3.000.000+28.500.000+62.500.000+1.350.000.000)
Lapisan 4 : Untuk PKP 406.000.000 – 3.556.000.000 3.000.000+28.500.000+62.500.000
Tunjangan PPh = (PKP setahun – 406.000.000) x 30/70 + 94.000.000

Lapisan 5 : Untuk PKP > 3.556.000.000 3.000.000+28.500.000+62.500.000+1.350.000.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 3.556.000.000) x 35/65 + 1.444.000.000
Data tahun 2023 Tn Sabar mempunyai NPWP status K/2 pegawai pada PT Jaya sbb:
Gaji Rp 10.000.000
Tunjangan anak, masing-masing anak @ 200.000
Tunjangan istri 1.000.000
Tunjangan jabatan 2.500.000
Tunjangan perumahan 1.000.000
Makan siang (natura) senilai 150.000
Biaya pemeliharaan kendaraan dinas yg dibawa plg ke rumah 500.000
Iuran dibayar pembei kerja:
Premi jaminan kecelakaan kerja 50.000
Premi jaminan kematian 25.000
Iuran Jaminan Hari Tua 1,5% x gaji
Iuran Pensiun 1,0% x gaji
Iuran dibayar oleh Tn Sabar:
Iuran Jaminan Hari Tua 1,0% x gaji
Iuran Pensiun 1,0% x gaji
Buatlah alternafit jika:
1. PPh 21 ditanggung pegawai
2. PPh 21 ditanggung pemberi keja
3. PPh 21 diberikan dalam bentuk tunjangan pajak
4. PPh 21 di- gross up
Ditanggung Ditanggung Diberikan Di-Gross Up
Penghasilan Bruto Pegawai Pemberi Kerja Dalam Bentuk
Tunjangan
Pajak
Gaji 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Tunjangan anak 400.000 400.000 400.000 400.000
Tunjangan istri 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Tunjangan jabatan 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000
Tunjangan perumahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Tunjangan pajak - - 797.500 938.235
Iuran dibayar pembei kerja:
Premi jaminan Kec. Kerja 50.000 50.000 50.000 50.000
Premi jaminan kematian 25.000 25.000 25.000 25.000
Jumlah Penghasilan Bruto 14.975.000 14.975.000 15.772.500 15.913.235
Pengurangan:
Biaya jabatan Maks 500.000 500.000 500.000 500.000
Iuran dibayar oleh pegawai:
Iuran Jaminan Hari Tua 100.000 100.000 100.000 100.000
Iuran Pensiun 100.000 100.000 100.000 100.000
Jumlah Pengurangan 700.000 700.000 700.000 700.000
Penghasilan neto sebulan 14.275.000 14.275.000 15.072.500 15.213.236
Penghasilan meto setahun 171.300.000 171.300.000 180.870.000 182.958.820
PTKP 67.500.000 67.500.000 67.500.000 67.500.000
PKP 103.800.000 103.800.000 113.370.000 115.058.820
PPh 21 setahun 9.570.000 9.570.000 11.005.500 11.258.824
PPh 21 sebulan 797500 797.500 917.125 938.235
Tunjangan pajak 797.500 938.235
PPh 21 yang dipotong 797.500 797.500 119.625 -
PKP= Rp103.800.000
PPh pasal 21 terutang setahun:
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 185.620.000 = 6.570.000
= 9.570.000
PPh pasal 21 terutang sebulan: 9.570.000 : 12 = Rp 797.500

Gross up
PKP nya adalah Rp103.800.000 maka tunjangan PPh Pasal 21 masuk dalam
kelompok lapisan 2

Lapisan 2 : Untuk PKP 57.000.000 - 218.500.000


Tunjangan PPh = (PKP setahun – 57.000.000) x 15/85 + 3.000.000

Tunjangan PPh = (103.800.000– 57.000.000) x 15/85 + 3.000.000= Rp


11.258.824 setahun
Sebulan: 11.258.824 : 12 = Rp 938.235
Ditanggung Ditanggung Diberikan Dalam Di-Gross Up
URAIAN Pegawai Pemberi Kerja Bentuk Tunjangan
Pajak

Take Home Pay


Gaji dan tunjangan 14.900.000 14.900.000 15.697.500 15.838.235
Dikurangi:
Iuran JHT 100.000 100.000 100.000 100.000
Iuran Pensiun 100.000 100.000 100.000 100.000
PPh 21 797500 - 917.125 938.235
997.500 200.000 1.117.125 1.138.235
Jumlah 13.902.500 14.700.000 14.700.000 14.700.000

Biaya Fiskal
Penghasilan Bruto 14.975.000 14.975.000 15.772.500 15.913.235
Ditambah:
Iuran Pensiun 100.000 100.000 100.000 100.000
Makan siang 150.000 150.000 150.000 150.000
Biaya kendaraan dinas (50%) 250.000 250.000 250.000 250.000
500.000 500.000 500.000 500.000
Jumlah 15.475.000 15.475.000 16.272.500 16.413.235

Biaya Komersial
Biaya Fiskal 15.475.000 15.475.000 16.272.500 16.413.235
Ditambah:
Iuran JHT 150.000 150.000 150.000 150.000
Biaya kendaraan dinas 250.000 250.000 250.000 250.000
PPh 21 - 797.500 - -
400.000 1.197.500 400.000 400.000
Jumlah 15.875.000 16.672.500 16.672.500 16.813.235
Selisih Biaya Fiskal & Komersial 400.000 1.197.500 400.000 400.000
TAKE HOME BIAYA BIAYA SELISIH
URAIAN PAY FISKAL KOMERSIAL BIAYA
FISKAL &
KOMERSIAL

PPh 21:

Ditanggung pegawai 13.902.500 15.475.000 15.875.000 400.000

Ditanggung pemberi kerja 14.700.000 15.475.000 16.672.500 1.197.500

Diberikan dalam bentuk 14.700.000 16.272.500 16.672.500 400.000


tunjangan pajak

Di-gross up 14.700.000 16.413.235 16.813.235 400.000

Anda mungkin juga menyukai