Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan Pajak PPh Pasal

21/26
Aris Nurherwening
Pendahuluan
 PPh psal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
subyek pajak dalam negeri.
 Bila penerima penghasilan tersebut adalah orang
pribadi dengan status sebagai subyek pajak luar
negeri selain bentuk usaha tetap, akan dikenai PPh
pasal 26
 Dasar hukum lihat: Manajemen Perpajakan, Strategi
perencanaan pajak dan bisnis, hal. 70, Drs. Chairil
Anwar Pohan, M.si., MBA
Pemotong PPh Pasal 21
1. Pemberi kerja
a. Orang pribadi dan badan
b. Cabang perwakilan yang melakukan administrasi
pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain
2. Bendaharawan atau pemegang kas pemerintah.
3. Dana pensiun badan penyelenggara jamsos tenga
kerja dan badan lain yang mebayar uangpensiun
dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas, serta badan yang
membayar honorarium, komis, fee, dsb
5. Penyelenggara kegiatan.
Subyek Pemotongan PPh Pasal 21
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.
3. Bukan pegawai
a. Tenaga ahli
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, dll
c. Olahragawan
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, dll
e. Pengarang, peneliti, dan penerjemah
f. Pemberi jasa dalam segala bidang
g. Agen iklan
h. Pengawas atau pengelola proyek
i. Pembawa pesanan atau yang menemukan pelanggan
j. Petgas penjaja barang dagangan
4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai
perusahaan yang sama.
5. Mantan pegawai
6. Pesetta kegiatan
Obyek PPh Pasal 21
Lihat:
Manajemen Perpajakan, Strategi
perencanaan pajak dan bisnis, hal. 73, Drs.
Chairil Anwar Pohan, M.si., MBA
Obyek PPh Pasal 21
Lihat:
Manajemen Perpajakan, Strategi
perencanaan pajak dan bisnis, hal. 75, Drs.
Chairil Anwar Pohan, M.si., MBA
Metode Pemotongan PPh Pasal 21
1. PPh Pasal 21 ditaggung oleh karyawan (potong gaji): Metode gross
(gaji karyawan dipotong PPh pasal 21)
2. PPh Pasal 21 ditaggung oleh perusahaan: metode net (gaji
karyawan tidak dikurangi PPh pasal 21)
 PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan tersebut tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan, karena tidak
dimasukkan sebagai faktor penambah pendapatan dalam SPT PPh 21.
3. PPh pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan (metode gross up)
 Jumlah tunjangan akan menambah penghasilan dan dikenakan PPh
pasal 21
 Besarnya tunjangan bisa sama atau berbeda dengan jumlah PPh Pasal
21 terutang untuk karyawan yang bersangkutan
 Jika PPH terutang lebih besar maka kekurangannya dapat ditanggung
oleh karyawan atau perusahaan. Jika ditanggung perusahaan maka
perlakuan pajak menjadi non deductible expenses.
 Beban gaji jadi besar tapi tereliminasi namun akan tereliminasi karena
PPh Pasal 21 tersebut dapat dibiayakan.
Cara Penghitungan PPh pasal 21 dan
Taripnya
 Pelajari materi perpajakan sebelumnya dan
 Lihat:
Manajemen Perpajakan, Strategi
perencanaan pajak dan bisnis, hal. 77-83,
Drs. Chairil Anwar Pohan, M.si., MBA
Rekonsiliasi Obyek PPH Pasal 21
 Untuk memastikan bahwa seluruh obyek PPh Psal 21
telah dipotong PPh pasal 21.
 Rekonsiliasi dilakukan antara alporan keuangan (akun
neraca dan akun beban). Termasuk data di bagian SDM
(rincian daftar gaji dan upah) dengan data di bagian
keuangan (ledger/buku besar)
 Hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan
berlaku prinsip: taxability-deductability
 Penanggung pajak: apakah karyawan (dalam bentuk
PPh pasal 21) atau perusahaan (dalam bentuk PPH
badan).
 Perlu dicermati bahwa, terdapat beberapa
penyimpangan terkait hubungan taxability-deductability.
Taxability dan Deductability PPh 21
 Prinsip Taxability dan Deductability adalah prinsip
yang menjelaskan tentang pos-pos yang
dapat/tidak dapat dikenai PPh (obyek dan bukan
obyek PPh) dan pos-pos yang dapat/tidak dapat
dibebankan (pengurang penghasilan bruto).
 Mekanismenya: Jika bagi perusahaan imbalan dapat
dibebankan (pengurang penghasilan bruto) maka
bagi karyawan merupakan penghasilan yang
dikenakan pajak. Dan sebaliknya.
 Yang dipilih: mana yang menguntungkan
perusahaan
Terapan Tax Planning PPh 21
1. Klausul penanggung pajak dalam kontrak kerja.
a. Nilai kontrak tdk termasuk pajak, atau
b. Nilai kontrak termasuk pajak
2. Pajak ditanggun pemberi kerja atau sebagai
komponen tunjangan pajak secara groos-up (kasus
dalam kontrak kerja)
a. Nilai kontrak tdk termasuk pajak (metode non-
gross-up), atau
b. Nilai kontrak termasuk pajak (metode gross-up)
3. Pemberian uang saku secara lump-sum atau
reimbursement
a. Jika lump-sum: PPh 21 tinggi
b. Jika reimbursement: PPh 21 lebih rendah
Terapan Tax Planning PPh 21
(lanjutan)
4. Pemberian tunjangan makan atau menyiapkan makan
bersama?
a. Dari sisi PPh badan: Tunjangan makan atau makan bersama dpt
dibebankan.
b. Dari sisi PPh 21: Tunjangan makan menyebblkan PPs 21 naik
c. Jika jasa penyedia makan menggunakan catering maka akan
kena PPh 23 (2% dari penghasilan bruto pihak catering)
5. Pemberian tunjangan kesehatan atau fasilitas pengobatan?
a. Fasilitas kesehatan: non-taxable- non deductable
b. Metode reimbursement:
 non-taxable- non deductable: tidak boleh ada mark-up
 Taxable-deductabel: karyawan menerima uang dari perusahaan untuk
membayar biaya pengobatan
Meminimalkan PPh21
1. Apabila PPh badan tidak dikenai pajak final: imbalan
seminimal mungkin diberikan dalam bentuk natura
atau kenikmatan (benefit in kinds). Tapi diberikan
dalam bentuk tunjangan
2. Apabila PPh badan dikenai pajak final: imbalan
diberika dalam bentuk natura atau kenikmatan
(benefit in kinds).
3. Apabila PPh badan dikenai pajak final: efisiensi PPH
21 dilakukan dengan memberikan natura atau
kenikmatan yang bukan obyek pajak, seperti (dapat
dibiayakan tetapi tidak menambah pendapatan
karyawan):
a. Penyediaan makan dan minum
b. Kendaraan antar jemput
Alur Perencanaan PPh 21
 Lihat :
Manajemen Perpajakan, Strategi
perencanaan pajak dan bisnis, hal. 105, Drs.
Chairil Anwar Pohan, M.si., MBA
Strategi Perencanaan Pajak Untuk
Mengefisienkan Beban Pajak
1. Net Method:
Perusahaan menanggun PPh 21 karyawan
2. Gross Method:
Karyawan menanggung sendiri PPh 21
3. Gross-Up Method
Perusahaan memberi tunjangan:
jumlahnya sama dengan jumlah PPh
terutang (yang akan dipotong).
PTKP
PTKP - Gabungan
Rumus Tunjangan Pajak Metode
Gross-Up
PKP: 0 S/D 50.000.000
Pajak = 1/0,95 (PKP x 5%)

PKP: 50.000.000 s/d 250.000.000


Pajak = 1/0,85 ((PKP x 15%)- 5.000.000)

PKP: 250.000.000 s/d 500.000.000


Pajak = 1/0,75 ((PKP x 25%) – 30.000.000)

PKP: Di atas 500.000.000


Pajak = 1/0,70 ((PKP x 35%) – 55.000.000)

Anda mungkin juga menyukai