Anda di halaman 1dari 4

9 Taxability dan Deductibility Objek PPh Pasal 21

Strategi memaksimalkan pengurangan (maximizing deduction)

Prinsip taxability deductibility : prinsip yang menjelaskan tentang pos yang dapat / tidak
dikenai pajak penghasilan (objek pajak dan bukan objek pajak penghasilan) dan pos yang dapat /
tidak dapat dibiayakan (pengurang penghasilan bruto).

Mekanismenya jika pemberi kerja, pemberian imbalan / penghasilan dapat dibiayakan


(pengurang penghasilan bruto), maka pada pihak karyawan merupakan penghasilan yang
dikenakan pajak. Sebaliknya, jika pada pihak karyawan, pemberian imbalan / penghasilan bukan
penghasilan maka pihak pemberi kerja tidak dapat dibiayakan (bukan pengurang penghasilan
bruto).

Prinsip Taxability – Deductability mengenai imbalan (natura / uang)

Jenis Imbalan Perlakuan Biaya Bagi Perlakuan PPh 21 Bagi


Perusahan / Pemberi Kerja Penerima
Imbalan dalam bentuk uang Deductable Taxable
Imbalan dalam bentuk Non Deductable Non Taxable
natura

10 Terapan Tax Planning Terkait dengan PPh Pasal 21

1. Klausul pajak dalam perjanjian atau kontrak kerja

Sebelum kontrak ditanda tangani harus dipastikan :

 Pemuatan klausal pajak dalam kontrak kerja yang mensyaratkan pajak terutang
dihitung berdasarkan nilai bruto kontrak dan untuk PPh 21 atau 26 pemberi kerja
wajib memotong dan pembayarannya
 Klausul pajak menyatakan siapa yang harus meanggung PPh 21 / 26 sehingga
terhutang dan pemotongannya didasarkan pada klausal tersebut
2. Pajak ditanggung pemberi kerja atau tunjangan pajak secara gross up
3. Pemberian uang saku secara Lump Sum atau Reimbursement
 Pembayaran lump sum mengakibatkan PPh 21 dihitung dari seluruh nilai buku yang
dibayarkan. Lump sum berati perusahaan memberikan jumlah tertentu yang meliputi
uang saku, transport, akomodasi, dan biaya lainnya tanpa disertai dengan tanggung
jawab bukti penggunannya
 Reimbursement pembayaran disertai dengan kewajban untuk mempertanggung
jawabkan penggunaan dana dengan meminta bukti pengeluaran. Jika terjadi kelebihan
maka harus dikembalikan ke perusahaan. Jika kekurangan maka dapat dimintakan
kembali.
4. Pemberian tunjungan makan atau menyiapkan makan bersama
Makanan dan minuman bagi karyawan boleh dibiayakan di PPh badan (deductable
expense). Dari sisi PPh Badan, pemberian tunjanga makan akan mengakibatkan
bertambahnya PPh 21. Dari sisi fiskal lebih menguntungkan jika menyiapkan makan
bersana untuk seluruh karyawan dengan menggunakan jasa catering yang akan
menimbulkan PPh 23 dengan tarif 2% dari penghasilan beruto.
5. Pemberian tunjangan kesehatan atau fasilitas pengobatan
 Bila perusahaan memberikan tunjangan kesehatan maka besifat taxable deductible
artinya tunjangan kesehatan merupakan objek PPh 21 karyawan dan biaya bagi
perusahaan
 Bila perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan maka bersifat non taxable –
non deductable artinya bukan penghasilan bagi karyawan dan bukan biaya bagi
perusahaan
 Bila menggunakan reimbursement maka
a. Bersifat non taxable – non deductable yaitu tidak boleh ada mark up, bukti
akan diserahkan ke perusahaan
b. Bersifat taxable – deductable yaitu karyawan menerima uang dari perusahaan
yang digunakan untuk membayar pengobatan
6. Meminimalkan tarif pajak PPh 21
 Pada PPh badan tidak dikenai pajak bersifat final diupayakan seminimal mungkin
memberikan kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura
 Pada PPh badan dikenai pajak bersifat final memberikan tunjangan karyawan
dalam bentuk natura.
 Pada PPh badan dikenai pajak bersifat final seperti jasa konsturks memberikan
semaksimal mungkin tunjangan karyawan dalam bentuk natura.

11 Alur Perencanaan Pajak PPh Pasal 21

Perencanaan PPh 21
Berdasarkan UU PPh

Mekanisme Taxability Metode


dan Deductability Pemotongan PPh 21

Metode Net

Metode Gross Up Metode Gross

Metode Groos Up

Upaya penghematan pajak dalam


mengefisensukan beban pajak teruang

Penghasilan kena pajak yang lebih


rendah

PPh Badan yang lebih efisien

SPT PPh Badan

12 Strategi Perencanaan Pajak untuk Mengefisiensikan Beban Pajak


Strategi penghematan pajak dilakukan harus bersifat legal (tax avoidance) agar terhindar dari
sanksi pajak di kemudian hari, contohnya :

 Memberi tunjangan dalam bentuk uang atau natura karena dapat dikurangkan pada PPh
21 karyawan yang menerimanya
 Memberikan tunjangan kesejahteraan pegawai dalam bentuk fasilitas pengobatan
 Memahami seluruh peraturan perhitungan pajak serta melaporkan SPT masa dan tahunan
tepat waktu

Dalam PPH 21 terdapat 3 metode yang dapat diaplikasikan sebagai berikut :

1. Net Method : pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung PPh 21 karyawan


2. Gross Method : pemotongan pajak dimana karyawan menanggung sendiri jumlah pajak
penghasilannya
3. Gross – up Method : pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak
untuk meningkatkan motivasi karyawan

Anda mungkin juga menyukai